Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Aku masih ingat pada
waktu itu tanggal 2 Maret
1998, aku mengantarkan
adik iparku mengikuti test
di sebuah perusahaan di
Surabaya. Pada saat adik
iparku sebut saja Novi
memasuki ruangan test di
perusahaan tersebut, aku
dengan setia menunggu di
ruang lobi perusahaan
tersebut. Satu setengah
jam sudah aku menunggu
selesainya Novi
mengerjakan test tersebut
hingga jam menunjukkan
pukul 11 siang, Novi mulai
keluar dari ruangan dan
menuju lobi. Aku tanya
apakah Novi bisa
menjawab semua
pertanyaan, dia menjawab,
"Bisa Mas..."
"Kalau begitu mari kita
pulang" pintaku. "E...
sebelum pulang kita
makan dulu, kamu kan
lapar Novi." Kemudian
Novi menggangguk.
Setelah beberapa saat
Novi merasa badannya
agak lemas, dia bilang,
"Mas mungkin aku masuk
angin nich, habis aku
kecapekan belajar sih tadi
malam." Aku bingung
harus berbuat apa, lantas
aku tanya biasanya
diapakan atau minum
obat apa, lantas dia bilang,
"Biasanya dikerokin Mas..."
"Wah... gimana yach..."
kataku. "Oke kalau begitu
sekarang kita cari losmen
yach untuk ngerokin
kamu..." Novi hanya
mengangguk saja.
Lantas aku dan Novi
mencari losmen sambil
membeli minyak kayu
putih untuk kerokan.
Kebetulan ada losmen
sederhana, itulah yang
kupilih. Setelah pesan
kamar, aku dan Novi
masuk ke kamar 11 di
ruang atas. "Terus gimana
cara Mas untuk ngerokin
kamu Nov," tanyaku.
Tanpa malu-malu dia
lantas tiduran di kasur,
sebab si Novi sudah
menganggapku seperti
kakak kandungnya. Aku
pun segera
menghampirinya. "Sini
dong Mas kerokin..." Dan
astaga si Novi buka
bajunya, yang kelihatan
BH-nya saja, jelas kelihatan
putih dan payudaranya
padat berisi. Lantas si Novi
tengkurap dan aku mulai
untuk menggosokkan
minyak kayu puih ke
punggungnya dan mulai
mengeroki punggungnya.
Hanya beberapa kerokan
saja... Novi bilang, "Entar
Mas... BH-ku aku lepas
sekalian yach... entar
mengganggu Mas ngerokin
aku." Dan aku terbelalak...
betapa besar payudaranya
dan putingnya masih
memerah, sebab dia kan
masih perawan. Tanpa
malu-malu aku lanjutkan
untuk mengeroki
punggungnya. Setelah
selesai semua aku bilang,
"Sudah Nov... sudah
selesai." Tanpa kusadari
Novi membalikkan
badannya dengan
telentang. "Sekarang
bagian dadaku Mas tolong
dikerik sekalian." Aku
senang bukan main. Jelas
buah dadanya yang ranum
padat itu tersentuh
tanganku. Aku berkali-kali
berkata, "Maaf dik yach...
aku nggak sengaja kok..."
"Nggak apa-apa Mas...
teruskan saja."
Hampir selesai kerokan
dadanya, aku sudah
kehilangan akal sehatku.
Aku pegang payudaranya,
aku elus-elus. Si Novi
hanya diam dan
memejamkan matanya...
lantas aku ciumi buah
dadanya dan kumainkan
pentilnya. Novi mendesis,
"Mas... Mas... ahh..., ah ah
ahh..." Terus aku kulum
putingnya, tanganku pun
nggak mau ketinggalan
bergerilnya di vaginanya.
Pertama dia mengibaskan
tanganku dia bilang,
"Jangan Mas... jangan
Mas..." Tapi aku nggak
peduli... terus saja aku
masukkan tanganku ke CD-
nya, ternyata vaginanya
sudah basah sekali. Lantas
tanpa diperintah oleh Novi
aku buka rok dan CD-nya,
dia hanya memejamkan
matanya dan berkata
pelan, "Yach Mas..." Kini
Novi sudah telanjang bulat
tak pakai apa-apa lagi,
wah... putih mulus,
bulunya masih jarang
maklum dia baru umur 20
tahun tamat SMA. Lantas
aku mulai menciumi
vaginanya yang basah dan
menjilati vaginanya sampai
aku mainkan kelentitnya,
dia mengerang keenakan,
"Mas... ahh... uaa... uaa...
Mas..."
Dan mendesis-desis
kegirangan, tangan Novi
sudah gatal ingin pegang
penisku saja. Lantas aku
berdiri, kubuka baju dan
celanaku kemudian
langsung saja Novi
memegang penisku dan
mengocok penisku. Aku
suruh dia untuk
mengulum, dia nggak
mau, "Nggak Mas jijik...
tuh, nggak ah... Novi nggak
mau." Lantas kupegang
dan kuarahkan penisku ke
mulutnya. "Jilatin saja
coba..." pintaku. Lantas
Novi menjilati penisku,
lama-kelamaan dia mau
untuk mengulum penisku,
tapi pas pertama dia
kulum penisku, dia mau
muntah "Huk.. huk... aku
mau muntah Mas, habis
penisnya besar dan
panjang... nggak muat tuh
mulutku." katanya. "Isep
lagi saja Nov..." Lantas dia
mulai mengulum lagi dan
aku menggerayangi
vaginanya yang basah.
Lantas aku rentangkan
badan Novi.
Rasanya penisku sudah
nggak tahan ingin
merenggut keperawanan
Novi. "Novi... Mas
masukkan yah.. penis Mas
ke vaginamu," kataku.
Novi bilang, "Jangan Mas...
aku kan masih perawan."
katanya. Aku turuti saja
kemauannya, aku tidurin
dia dan kugesek-gesekkan
penisku ke vaginanya. Dia
merasakan ada benda
tumpul menempel di
vaginanya, "Mas... Mas...
jangan..." Aku nggak
peduli, terus kugesekkan
penisku ke vaginanya,
lama-kelamaan aku
mencoba untuk
memasukkan penisku ke
vaginanya. Slep... Novi
menjerit, "Ahk... Mas...
jangan..."
Aku tetap saja
meneruskan makin
kusodok dan slep... bles...
Novi menggeliat-geliat dan
meringis menahan
sakitnya, "Mas... Mas... sakit
tuh... Mas... jangan..." Lalu
Novi menangis, "Mas...
jangan dong..." Aku sudah
nggak mempedulikan lagi,
sudah terlanjur masuk
penisku itu.
Lantas aku mulai
menggerakkan penisku
maju mundur. "Ah... Mas...
ah.. Mas..." Rupanya Novi
sudah merasakan nikmat
dan meringis-ringis
kesenangan. "Mas..." Aku
terus dengan cepatnya
menggenjot penisku maju
mundur. "Mas.. Mas..." Dan
aku merasakan vagina
Novi mengeluarkan cairan.
Rupanya dia sudah
klimaks, tapi aku belum.
Aku mempercepat
genjotanku. "Terus Mas...
terus Mas... lebih cepat
lagi..." pinta Novi. Tak
lama aku merasakan
penisku hampir
mengeluarkan mani, aku
cabut penisku (takut hamil
sih) dan aku suruh untuk
Novi mengisapnya. Novi
mengulum lagi dan terus
mengulum ke atas ke
bawah. "Hem... hem...
nikmat... Mas..." Aku
bilang, "Terus Nov... aku
mau keluar nich..." Novi
mempercepat kulumnya
dan... cret... cret... maniku
muncrat ke mulut Novi.
Novi segera mencabut
penisku dari mulutnya dan
maniku menyemprot ke
pipi dan rambutnya. "Ah...
ah... Novi... maafkan Mas...
yach... aku khilaf Nov...
maaf... yach!" "Nggak apa-
apa Mas... semuanya sudah
terlanjur kok Mas..." Lantas
Novi bersandar di
pangkuanku. Kuciumi lagi
Novi dengan penuh
kesayangan hingga
akhirnya aku dan Novi
pulang dan setelah itu aku
pun masih menanam cinta
diam-diam dengan Novi
kalau istriku pas tidak ada
di rumah.
Novi... Novi... Novi
sayangku, terima kasih.