Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Namaku Ani, mahasiswi tingkat
tiga di sebuah perguruan tinggi
negeri di Bandung. Aku dan
saudaraku empat bersaudara, aku
anak nomor tiga. Kakakku yang
paling besar, Mbak Ine sudah
menikah dan tinggal bersama
suaminya di Jakarta. Kakakku
nomor dua, Mas Doni bekerja di
Batam, dan adikku Toni yang
paling bungsu masih kelas satu
SMU negeri di Bandung.
Pertama kali aku melakukan
hubungan seks dengan kakakku
nomor dua saat aku masih kelas
dua SMU. Saat itu kakakku sedang
cuti dan pulang ke Bandung, aku
sangat senang sekali. Kami bertiga
pergi ke Cipanas dan kami
menyewa sebuah pondokan di
sana. Malam harinya saat aku
sedang tertidur lelap di kamarku,
aku merasa ada sesuatu di
kemaluanku. Mula-mula rasanya
enak sekali seperti ada yang
membelai dan menghisapnya,
tetapi tiba-tiba rasanya sangat
sakit seperti ada yang menekan
dan berusaha masuk, dan
kurasakan juga seperti ada yang
sedang menindihku.
Saat aku membuka mataku, aku
melihat kakakku sedang
menindihku dan berusaha
memasukkan batang
kemaluannya, aku mencoba
berontak tapi tenagaku kalah kuat.
"Mas Doni jangan, aduh sakit
Mas.., sakit..!"
"Ah diem aja dan jangan coba
teriak..!" kata kakakku.
Malam itu kegadisanku diambil
oleh kakakku sendiri. Tidak ada
rasa nikmat seperti yang kubaca
di buku, melainkan rasanya sakit
sekali. Aku hanya bisa pasrah dan
menahan sakit di bagian liang
kewanitaanku saat kakakku
bergerak di atas tubuhku.
Gerakannya kasar seperti ingin
mencabik-cabik tubuhku. Aku
hanya bisa menangis tersedu-
sedu. Saat kulihat tubuh kakakku
mengejang dan kurasakan ada
sesuatu yang hangat
menyemprot ke dalam liang
senggamaku, semakin hancurlah
perasaan hatiku.
Pagi harinya aku hanya terdiam di
kamar, karena tubuhku rasanya
lemas dan sakit. Saat kakakku
mengajakku pergi, aku hanya
memalingkan wajahku dan
menangis. Sore harinya kakakku
masuk ke kamarku, dia minta
maaf atas kejadian semalam dan
berusaha untuk memperbaikinya,
tapi aku hanya diam saja. Malam
harinya kakakku datang lagi ke
kamarku. Aku sangat ketakutan,
tapi dia hanya tersenyum dan
mencoba mencium bibirku, aku
kembali berontak. Aku memaki-
maki kakakku, tapi dia tidak peduli
dan kembali mencium bibirku
sambil meremas payudaraku,
lama-lama aku menjadi
terangsang karenanya. Dan
malam itu kembali aku dan
kakakku melakukannya, tapi lain
dari malam yang kemarin, malam
ini aku merasakan kenikmatan
yang luar biasa dan kami
melakukannya dua sampai kali.
Sebelum kakakku kembali bekerja
di Batam, saat mengantar kakakku
di Bandara, aku meminta hadiah
perpisahan darinya.
Di kamar mandi Bandara kami
melakukannya lagi, "Ah Mas
Doni.., terus Mas.. akh.."
"Akh Ani, kamu cantik sekali, akh..
Ani, Mas Doni mau keluar, akh..!"
"Ani juga Mas.., akh.. Mas, Ani
keluar Mas.., akhh..!"
Mas Doni memelukku erat-erat,
begitu juga diriku. Setelah
beberapa saat kami berciuman
dan kembali lagi ke ruang tunggu
dengan alasan habis dari kantin
beli makanan. Aku hanya bisa
menangis saat Mas Doni pergi,
tapi aku juga sangat bahagia
dengan hadiah yang
diberikannya.
Sejak saat itu aku seperti
ketagihan dengan seks, dan untuk
melampiaskannya aku hanya
dapat melakukan masturbasi di
kamar mandi. Aku sudah punya
pacar dan kami melakukannya
sampai sekarang, tapi aku jarang
merasakan kenikmatan seperti
yang kudapatkan dari kakakku.
Dan saat adikku mulai beranjak
dewasa, aku melihat sosok
kakakku, tapi adikku lebih tampan
dan gagah bila dibandingkan
dengan kakakku. Aku sering
merasa terangsang, tapi hanya
bisa kutahan dan lagi-lagi hanya
bisa kulampiaskan dengan jalan
masturbasi. Entah berapa lama
aku bisa menahan keinginan
untuk melakukannya dengan
adikku.
Sampai suatu hari, saat orang
tuaku sedang tidak ada di rumah,
adikku baru pulang sekolah dan
aku menyiapkan makan siang
untuknya. Karena hari itu terasa
panas, aku hanya menggunakan
celana pendek dan t-shirt tanpa
memakai BH. Saat adikku kusuruh
makan, Toni menolak karena
sudah makan di luar bersama
teman-temannya, dan akhirnya
aku makan sendiri, sedangkan
adikku asyik berenang. Selesai
makan aku buatkan jus jeruk dan
kuantarkan ke kolam renang.
Sambil meminum jus jeruk, aku
melihat adikku berenang. Saat
Toni keluar dari kolam renang dan
duduk di sebelahku sambil
meminum jus jeruk dan
berjemur, jantungku berdetak
semakin cepat dan aku sangat
tidak tahan untuk memeluknya.
Tidak kusangka adikku yang
dulunya polos, sekarang sudah
berubah menjadi seorang cowok
yang gagah dan tampan terlebih
lagi hobinya adalah berenang.
Dadanya terlihat bidang dengan
bentuk yang menggairahkan,
tubuhnya atletis dan bisa kutebak
kalau batangnya juga lumayan
besar. Aku hanya dapat
memandangnya, wajahnya
ditutupi oleh handuk kecil yang
digunakannya untuk
mengeringkan tubuhnya. Aku
sudah tidak tahan lagi dan aku
tidak peduli apa yang akan terjadi.
Aku membelai dada adikku dan
Toni hanya menggelinjang
kegelian.
"Mbak Ani.., apaan sih..? Geli tau..!
Kurang kerjaan, mendingan
bikinin aku roti bakar.."
Aku sedikit terkejut dan kucubit
perutnya, Toni hanya tertawa.
"Emang aku pembantumu, enak
aja." kataku agak jengkel.
Aku sudah benar-benar tidak
tahan, tanpa pikir panjang lagi
kutindih tubuh adikku dan
kulempar handuk dari wajahnya.
"Mbak Ani mau ngapain sih..?"
tanyanya.
Tanpa sepatah kata pun langsung
kucium mulutnya dan kuremas-
remas dadanya yang bidang itu.
Adikku sangat terkejut dengan
apa yang kulakukan dan
mendorong tubuhku. Aku tidak
peduli, kucium lagi bibirnya dan
kali ini adikku tidak bereaksi apa-
apa dan mencoba untuk
menikmatinya. Aku tahu kalau
Toni mulai terangsang, karena
kurasakan diantara kedua
pahanya ada sesuatu yang
bertambah besar.
Kuciumi terus bibir dan lehernya,
adikku sedikit kewalahan tapi Toni
selalu mencoba membalas
ciumanku walau terasa agak kaku.
"Baru pertama dicium cewek
ya..?" tanyaku.
"Ah Mbak banyak omong, terusin
aja Mbak..!" katanya tidak sabar
lagi.
Mendengar ucapannya aku jadi
semakin bersemangat, langsung
kubuka kaosku, dan adikku hanya
bisa melotot melihat payudaraku
yang cukup besar.
"Wah susu Mbak bagus sekali,
baru kali ini Toni melihat susu
cewek." katanya.
Kusuruh Toni memegang dan
meremasnya, "Aduh jangan
keras-keras, sakit.. Coba sekarang
kamu isep susu Mbak.."
Lalu kusodorkan payudaraku ke
mulutnya, Toni mengulum dan
menghisap puting payudaraku,
"Akh enak sekali Ton, sshs.. akhh
terus Ton.., enak sekali.."
Kusuruh Toni berhenti, lalu
kuciumi lagi bibir dan lehernya,
kemudian kuturun ke dadanya
dan kuciumi serta kugigit pelan
putingnya, Toni hanya bisa
mendesah lirih, "Akh.. enak Mbak,
akhh.."
Dengan tergesa aku turun
kebawah, kulihat batang
kejantanannya yang gagah sudah
sedikit tercetak dan
memperlihatkan kepalanya di
celana renang adikku. Dengan
penuh nafsu langsung kutarik
celana renang adikku sampai ke
lututnya.
"Wah.., Ton punya kamu Oke
juga nih, lebih bagus dari punya
Mas Doni.."
Adikku hanya tersenyum dan
sepertinya tidak sabar dengan apa
yang akan kulakukan. Aku pun
lalu membuka celanaku dan
sekarang aku telanjang. Toni
bangun dari kursi dan duduk, lalu
Toni meraba bibir kemaluanku,
kemudian kusuruh Toni menjilati
bibir kemaluanku. Toni
kelihatannya kaget tapi langsung
kutarik kepalanya ke arah
kemaluanku, dan Toni mulai
menjilati permukaan lubang
senggamaku.
"Akh.., Ton enak sekali terus akh..
yaa disitu Ton, enak.., akhh..
terus Ton terus akkhh.." desahku.
Aku menggelinjang keenakan
dibuatnya, rasanya enak sekali
dan aku sangat suka jika ada yang
menjilati kemaluanku. Aku sudah
tidak tahan, kudorong tubuh
adikku ke kursi lagi, kemudian
kupegang batang kejantanannya
dan kuarahkan ke liang
senggamaku. Toni kelihatannya
sedikit tegang saat kepala
kejantanannya menyentuh
permukaan bibir kemaluanku.
Toni menahan nafas dan
mengerang saat aku menekan
tubuhku ke bawah, dan batang
kejantanannya masuk seluruhnya
ke liang kewanitaanku.
"Akh.. Mbak.. enak sekali..
hangat.. yeah.. ayo Mbak
terusin..!"
Aku lalu bergerak,
menggoyangkan pantatku ke atas
dan ke bawah, dan kadang
kuputar-putar, tangan adikku
kusuruh meremas-remas
payudaraku dan Toni sangat
bernafsu sekali. Aku bergerak
semakin lama semaki cepat,
tanganku memegang paha adikku
untuk tumpuan. Beberapa saat
kemudian, nafas adikku mulau
memburu dan gerakannya mulai
tidak karuan, kadang memegang
pantatku, kadang meremas
payudaraku, dan aku tahu kalau
Toni sudah hampir sampai dan
berusaha menahannya.
"Akh.. Mbak.., aduh.. Toni mau
keluar Mbak..!"
"Tahan Ton.., Mbak sebentar lagi
akhh..!"
Semakin kupercepat gerakanku,
aku mulai liar. Kuremas dadanya
dan saat kurasa kenikmatan itu,
aku menekan tubuh adikku, dan
tubuhku menjadi tegang sambil
kuremas paha adikku.
"Toni nggak tahan lagi Mbak..
akh.. Mbak, Toni keluar Mbak
akhh..!"
Pantatnya terangkat ke atas
seperti ingin menusuk
kewanitaanku dan kurasakan
semprotannya yang cukup keras
beberapa kali di dalam rahimku.
Begitu juga denganku, otot
kemaluanku menekan batangnya
dan kurasakan liangku semakin
basah, baik oleh cairanku
ditambah mani adikku yang
menyemprot sangat banyak di
lubang senggamaku.
Tubuh kami basah oleh keringat,
dan kemudian kupeluk tubuh
adikku menikmati sisa-sisa
kenikmatan tadi. Nafas adikku
mulai teratur dan kurasakan
batang kemaluannya mulai
mengecil di liang kewanitaanku,
namun pantatku masih tetap
bergoyang di atas tubuhnya.
"Mbak, enak sekali.., makasih ya
Mbak, baru pertama kali ini Toni
merasakan nikmatnya tubuh
perempuan dan nikmatnya
melakukan hubungan badan."
"Mbak yang harusnya makasih
sama kamu, ternyata adik Mbak
cukup hebat walau baru pertama
kali, tapi Mbak sangat puas sekali
dan Mbak pengen sekali lagi,
bolehkan Ton..?"
"Wah.., Toni juga mau Mbak..!"
Kucabut batang kejantanannya
dari lubang kewanitaanku dan
kembali kurasakan orgasme saat
mencabutnya. Batang kemaluan
adikku sudah mengecil sekarang,
tapi tetap telihat gagah. Toni lalu
duduk di pinggir kursi dan aku
kemudian menjilati batang
kejantanannya, Toni kembali
mendesah, "Ssshh.., enak
Mbak..!"
Tangannya membelai rambutku
dan kadang meremas
payudaraku. Aku kembali
terangsang dan batang kemaluan
Toni dengan cepatnya kembali
tegak dan kokoh. Aku lalu lari dan
menceburkan diriku di kolam
renang, Toni menyusul setelah
membuka celana renang yang
masih tertinggal di lututnya. Di
kolam kembali kami berciuman,
tapi sekarang Toni kubiarkan lebih
agresif. Sambil duduk di tangga
kolam, diciuminya bibir dan
leherku, kemudian dihisapnya
puting payudaraku.
Kemudian kurasakan Toni
berusaha memasukkan batang
keperkasaannya, tapi selalu
meleset. Aku hanya tertawa kecil,
lalu kubantu dia. Kupegang
batangnya dan kuarahkan ke
kemaluanku. Toni hanya tertawa
kecil dan kemudian dia menekan
rudalnya ke sarangku. Toni lalu
menggerakkan pantatnya dan
memompa senjatannya keluar
masuk liang surgaku, nafasnya
juga mulai memburu. Aku
menikmati tekanan yang diberikan
Toni dan rasanya nikmat sekali.
"Akh.., enak sekali Ton, yang
keras Ton..! Akh..!"
"Akhh Mbak.., kita pindah di kursi
ya..? Di sini nggak enak."
Toni lalu mengangkat tubuhku,
kulingkarkan kakiku di
pinggangnya sehingga aku masih
bisa bergerak walaupun Toni
berdiri dan berjalan ke arah kursi
tempat kami tadi.
Di baringkannya tubuhku, lalu
Toni mulai memompa batang
kejantanannya lagi, semakin lama
semaki cepat. Aku mengimbangi
gerakakn Toni dengan
mengerakkan pantatku ke kiri dan
ke kanan, kadang kuremas-remas
pantat adikku yang kenyal. Nafas
Toni mulai tidak teratur.
"Lebih cepat Ton.. akh..!"
"Mbak.., Toni mau keluar Mbak,
akh..!"
Gerakan Toni semakin cepat, dan
saat kulihat tubuh Toni mulai
mengejang, kulingkarkan kakiku
di pinggangnya. Toni menekan
dan memasukan batang
kemaluannya lebih dalam lagi.
"Akh.., Mbak, Toni keluar Mbak,
akhh.., Mbak.. ngeakhh.."
Tubuhnya lalu rubuh di atas
tubuhku. Tanpa mengeluarkan
burungnya, kusuruh Toni berbalik
dan aku mulai menggerakkan
pantatku di atas tubuhnya. Batang
kemaluan Toni memang
mengecil, tapi lama-lama mulai
mengembang lagi. Aku bergerak
tidak karuan di atas tubuhnya,
sampai beberapa saat kemudian
aku orgasme, kupeluk erat-erat
tubuh Toni. Setelah agak tenang,
karena aku tahu kalau Toni belum
keluar, kemudian aku turun dan
mengulum batang
keperkasaannya. Toni
menggerakkan pantatnya ke kiri
dan ke kanan dan kadang
menusuk ke dalam mulutku.
Selang beberapa waktu
kemudian, batang kemaluannya
seperti mengembang di dalam
mulutku.
"Akh.., Toni keluar Mbak.. akhh..!"
Maninya menyembur di dalam
mulutku dan kutelan semuanya,
kemudian kami berpelukan dan
berciuman. Tanpa sadar kami
tertidur di kursi, kepalaku
kurebahkan di dadanya dan
tubuhku di atas tubuhnya.
Sore hari kami dikejutkan oleh
suara klakson mobil dan kami
buru-buru bangun. Aku memakai
bajuku yang berserakan di pingir
kolam dan Toni buru-buru
mengambil celana renangnya dan
berlari ke kamarnya. Saat makan
malam, kakiku mengeranyangi
kakinya dan jari kakiku menekan
batangnya yang mulai
mengembang. Kedua orang
tuaku sedikit keheranan dengan
kelakuan kami, tapi mereka tidak
pernah tahu dengan apa yang
telah terjadi di antara kami.
Malamnya seusai makan malam
aku langsung masuk kamar,
begitu juga Toni. Tengah malam
aku terbangun karena Toni
menciumi bibirku dan malam itu
kami melakukannya lagi.
Sejak saat itu, secara sembunyi-
sembunyi kami melakukannya,
bahkan setelah aku menikah
dengan pacarku, kami pun masih
sering melakukannya, terutama
saat suamiku sedang dinas keluar
kota. Rahasia ini sampai sekarang
masih kami pegang dan bahkan
cinta gelap kami ini membuahkan
putra pertamaku yang sekarang
sudah berusia 9 tahun.
Saat pernikahan Toni aku
memberikan sebuah hadiah.
Setelah malam pengantinnya,
kami melakukannya di gudang
belakang rumah saat semua
orang sudah terlelap. Toni bilang
walaupun istrinya sekarang masih
gadis, tapi tidak ada yang
menyaingi aku. Makanya suamiku
sangat betah di rumah karena
servisku yang sangat
memuaskan, tanpa tahu kalau aku
selingkuh dengan adik kandungku
sendiri.