Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
Minggu,16Maret2025 | Jam:04:59:18WIB
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Namaku Iwan (nama samaran). Aku
itu sudah kuliah semester dua di
salah satu perguruan tinggi di
Bandung. Aku tinggal masih bareng
orangtua dan adikku yang masih
SMP, Dina namanya (juga samaran).
Orangtuaku dua-duanya kerja. Jadi
rumah sering tinggal adikku dan aku
saja, sama pembantu.
Pada waktu sore rumah sedang
kosong, orangtua sedang pergi dan
kebetulan pembantu juga sedang
tidak ada. Adikku sedang pergi. Aku
menyewa VCD BF XX dan X2. Aku
senang sekali, karena tidak ada
gangguan pas sedang nonton.
Cerita X2 di VCD itu kebetulan
bercerita tentang seks antara adik
dan kakak. Gila sekali deh
adegannya. Kupikir kok bisa ya. Eh,
aku berani tidak ya melakukan itu
sama adikku yang masih SMP? tapi
kan adikku masih polos sekali, kalau
di film ini mah sudah jago dan pro,
pikirku dalam hati. Sedang nonton
plus mikir gimana caranya
melakukan sama adikku, eh, bel
berbunyi. Wah, teryata adikku, si
Dina sama temannya datang. Sial,
mana filmnya belum selesai lagi.
Langsung kusimpan saja tuh VCD,
terus kubukakan pintu. Dina sama
temannya masuk. Eh, temannya
manis juga loh.
"Dari mana lo?" tanyaku.
"Dari jalan dong. Emang kayak
kakak, ngedekem mulu di rumah,"
jawabnya sambil manyun.
"Aku juga sering jalan tau, emang
elo doang. Cuman sekarang lagi
males," kataku.
"Oh iya, Kak. Kenalin nih temenku,
namanya Anti, temen sekelasku,"
katanya.
Akhirnya aku kenalan sama itu anak.
Tiba-tiba si Dina tanya, "lihat VCD
Boyzone aku tidak?"
"Tau, cari saja di laci," kataku.
Eh, dia membuka tempat aku
menaruh VCD BF. Aku langsung
gelagapan.
"Eh, bukan di situ.." kataku panik.
"Kali saja ada," katanya.
Telat. Belum sempat kutahan dia
sudah melihat VCD XX yang
covernya lumayan hot itu, kalau
yang X2 sih tidak pakai gambar.
"Idih.. Kak. Kok nonton film kayak
begini?" katanya sambil
memandang jijik ke VCD itu.
Temannya sih senyam-senyum
saja.
"Enggak kok, aku tadi dititipin sama
temanku," jawabku bohong.
"Bohong banget. Ngapain juga kalo
dititipin nyasar sampe di laci ini,"
katanya.
"Kak, ini film jorok kan? Nnngg..
kayak apa sih?" tanyanya lagi.
Aku tertawa saja dalam hati. Tadi
jijik, kok sekarang malah penasaran.
"Elo mao nonton juga?" tanyaku.
"Mmm.. jijik sih.. tapi.. penasaran
Kak.." katanya sambil malu-malu.
"Anti, elo mao nonton juga tidak?"
tanyanya ke temannya.
"Aku mah asyik saja. Lagian aku
udah pernah kok nonton film kayak
begitu," jawab temannya.
"Gimana.. jadi tidak? keburu mama
sama papa pulang nih," desakku.
"Ayo deh. Tapi kalo aku jijik,
dimatiin ya?" katanya.
"Enak saja lo, elo kabur saja ke
kamar," jawabku.
Lalu VCD itu aku nyalakan. Jreng..
dimulailah film tersebut. Aku
nontonnya sambil sesekali
memandangi adikku dan temannya.
Si Anti sih kelihatannya tenang
nontonnya, sudah "expert" kali ya?
Kalau adikku kelihatan begitu baru
pertama kali nonton film seperti
begitu. Dia kelihatan takut-takut.
Apalagi pas adegan rudalnya cowok
dihisap. Mana itu rudal besarnya
minta ampun. "Ih, jijik banget.." kata
Dina. Pas adegan ML sepertinya si
Dina sudah tidak tahan. Dia
langsung kabur ke kamar.
"Yee, malah kabur," kata Anti.
"Elo masih mao nonton tidak?"
tanyaku ke si Anti.
"Ya, terus saja," jawabnya.
Wah, boleh juga nih anak.
Sepertinya, bisa nih aku main sama
dia. Tapi kalau dia marah gimana?
pikirku dalam hati. Ah, tidak apa-apa
kok, tidak sampai ML ini. Sambil
nonton, aku duduknya mendekat
sama dia. Dia masih terus serius
nonton. Lalu kucoba pegang
tangannya. Pertama dia kaget tapi
dia tidak berusaha melepas
tangannya dari tanganku.
Kesempatan besar, pikirku. Kuelus
saja lehernya. Dia malah
memejamkan matanya. Sepertinya
dia menikmati begitu. Wow,
tampangnya itu lho, manis! Aku jadi
ingin nekat. Waktu dia masih
merem, kudekati bibirku ke bibir dia.
Akhirnya bersentuhanlah bibir kami.
Karena mungkin memang sudah
jago, si Anti malah mengajak French
Kiss. Lidah dia masuk ke mulutku
dan bermain-main di dalam mulut.
Sial, jagoan dia daripada aku. Masa
aku dikalahin sama anak SMP sih.
Sambil kami ber-French Kiss, aku
berusaha masukkan tanganku ke
balik bajunya. Mencari sebongkah
buah dada imut. Ukuran dadanya
tidak begitu besar, tapi sepertinya
sih seksi. Soalnya badan si Anti itu
tidak besar tapi tidak kurus, dan
tubuhnya itu putih.
Begitu ketemu buah dadanya,
langsung kupegang dan kuraba-
raba. Tapi masih terbungkus sama
bra-nya. "Baju elo gue buka ya?"
tanyaku. Dia ngangguk saja sambil
mengangkat tangannya ke atas.
Kubuka bajunya. Sekarang dia
tinggal pakai bra warna pink dan
celana panjang yang masih dipakai.
Shit! kataku dalam hati. Mulus sekali!
Kubuka saja bra-nya. Payudaranya
bagus, runcing dan putingnya
berwarna pink. Langsung kujilati
payudaranya, dia mendesah, aku
jadi makin terangsang. Aku jadi
pingin menyetubuhi dia. Tapi aku
belum pernah ML, jadi aku tidak
berani. Tapi kalau sekitar dada saja
sih aku lumayan tahu. Gimana ya?
Tiba-tiba pas aku lagi menjilati
payudara si Anti, adikku keluar dari
kamar. Kami sama-sama kaget. Dia
kaget melihat apa yang kakak dan
temannya perbuat. Aku dan Anti
kaget pas melihat Dina keluar dari
kamar. Si Anti buru-buru pakai bra
dan bajunya lagi. Si Dina langsung
masuk ke kamarnya lagi. Sepertinya
dia shock melihat apa yang kami
berdua lakukan. Si Anti langsung
pamit mau pulang. "Bilang sama
Dina ya.. sorry," kata Anti. "Tidak
apa-apa kok," jawabku. Akhirnya dia
pulang.
Aku ketuk kamarnya Dina. Aku ingin
menjelaskan. Eh, dianya diam saja.
Masih kaget kali ya, pikirku. Aku
tidur saja, dan ternyata aku
ketiduran sampai malam. Pas
kebangun, aku tidak bisa tidur lagi,
aku keluar kamar. Nonton TV ah,
pikirku. Pas sampai di depan TV
ternyata adikku lagi tidur di kursi
depan TV. Pasti ketiduran lagi nih
anak, kataku dalam hati. Gara-gara
melihat dia tidur dengan agak
"terbuka" tiba-tiba aku jadi keingat
sama film X2 yang belum selesai
kutonton, yang ceritanya tentang
hubungan seks antara adik dan
kakak, ditambah hasrat aku yang
tidak kesampaian pas sama Anti
tadi. Ketika adikku menggerakan
kakinya membuat roknya
tersingkap, dan terlihatlah CD-nya.
Begitu melihat CD-nya aku jadi
semakin nafsu. Tapi aku takut. Ini
kan adikku sendiri masa aku
setubuhi sih. Tapi dorongan nafsu
semakin menggila. Ah, aku peloroti
saja CD-nya. Eh, nanti kalau dia
bangun bagaimana? Ah, cuek saja.
Begitu CD-nya turun semua, wow,
belahan kemaluannya terlihat masih
amat rapat dan dihiasi bulu-bulu
halus yang baru tumbuh. Kucoba
sentuh, hmm.. halus sekali.
Kusentuh garis kemaluannya. Tiba-
tiba dia menggumam, aku jadi
kaget. Aku merasa di ruang TV
terlalu terbuka. Kurapikan lagi
pakaian adikku, terus kugendong ke
kamarnya.
Sampai di kamar dia, it's show time,
pikirku. Kutiduri dia di kasurnya.
Kubukakan bajunya. Ternyata dia
tidak pakai bra. Wah, payah juga nih
adikku. Nanti kalau payudaranya jadi
turun bagaimana. Begitu bajunya
terbuka, buah dada mungilnya
menyembul. Ih, lucu bentuknya.
Masih kecil buah dadanya tapi
lumayan ada. Kucoba hisap
putingnya, hmm.. nikmat! Buah
dada dan putingnya begitu lembut.
Eh, tiba-tiba dia bangun! "Kak..
ngapain lo!" teriaknya sambil
mendorongku. Aku kaget sekali,
"Ngg.. ngg.. tidak kok, aku cuma
pengen nerusin tadi pas sama si
Anti, tidak papa kan?" jawabku
ketakutan. Aku berharap orangtua
aku tidak mendengar teriakan adikku
yang agak keras tadi. Dia menangis.
"Sorry ya Din, gue salah, habis elo
juga sih ngapain tidur di ruang TV
dengan keadaan seperti itu, tidak
pake bra lagi," kataku.
"Jangan bilang sama mama dan
papa ya, please.." kataku.
Dia masih nangis. Akhirnya
kutinggali dia. Aduh, aku takut nanti
dia ngadu.
Sejak saat itu aku kalau ketemu dia
suka canggung. Kalau ngomong
paling seadanya saja. Tapi aku
masih penasaran. Aku masih ingin
mencoba lagi untuk "ngegituin"
Dina. Sampai pada suatu hari,
adikku sedang sendiri di kamar. Aku
coba masuk,
"Din, lagi ngapain elo," aku mencoba
untuk beramah-tamah.
"Lagi dengerin kaset," jawabnya.
"Yang waktu itu, elo masih marah
ya.." tanyaku.
".." dia diam saja.
"Sebenernya gue.. gue.. pengen
nyoba lagi.." gila ya aku nekat sekali.
Dia kaget dan pas dia mau
ngomong sesuatu langsung aku
dekati mukanya dan langsung
kucium bibirnya.
"MmhHPp.. Kakk.. mmHPh.." dia
seperti mau ngomong sesuatu.
Tapi akhirnya dia diam dan
mengikuti permainanku untuk
ciuman. Sambil ciuman itu tanganku
mencoba meraba-raba dadanya dari
luar. Pertama merasakan
payudaranya diraba, dia menepis
tanganku. Tapi aku terus berusaha
sambil tetap berciuman. Setelah
beberapa menit berciuman sambil
meraba-raba payudaranya, aku
mencoba membuka bajunya. Eh,
kok dia langsung mau saja dibuka
ya? Mungkin dia lagi merasakan
kenikmatan yang amat sangat dan
pertama kali dirasakannya. Begitu
dibuka, langsung kubuka bra-nya.
Kujilati putingnya dan sambil
mengusap dan mneremas-remas
buah dada yang satunya. Walaupun
payudara adikku itu masih agak
kecil, tapi dapat memberikan sensasi
yang tak kalah dengan payudara
yang besar. Ketika sedang dihisap-
hisap, dia mendesah, "Sshh.. sshh..
ahh, enak, Kak.." Setelah kuhisap,
putingnya menjadi tegang dan agak
keras. Terus kubuka celanaku dan
aku keluarkan "adik"-ku yang sudah
lumayan tegang. Pas dia melihat, dia
agak kaget. Soalnya dulu kami
pernah mandi bareng pas "punya"-
ku masih kecil. Sekarang kan sudah
besar dong.
Aku tanya sama dia, "Berani untuk
ngisep punya gue tidak? Entar
punya elo juga gue isepin deh, kita
pake posisi 69."
"69.. apa'an tuh?" tanyanya.
"Posisi dimana kita saling mengisap
dan ngejilatin punyanya partner kita
pada saat berhubungan," jelasku.
"Ooo.."
Langsung aku membuka celana dia
dan CD-nya. Kami langsung
mengambil posisi 69. Aku buka
belahan kemaluannya dan terlihatlah
klitorisnya seperti bentuk kacang di
dalam kemaluannya itu. Ketika
kusentuh pakai lidah, dia
mengerang,
"Ahh.. Kakak nyentuh apanya sih
kok enak banget.." tanyanya.
"Elo mestinya ngejilatin dan ngisep
punya gue dong. Masa elo doang
yang enak," kataku.
"Iya Kak, habis takut dan geli sih.."
jawabnya.
"Jangan bayangin yang bukan-
bukan dong. Bayangin saja
keenakan elo," kataku lagi.
Saat itu juga dia langsung menjilat
punyaku. Dia menjilati kepala anu-ku
dengan perlahan. Uuhh, enak benar.
Terus dia mulai menjilati seluruh
dari batanganku. Lalu dia masukkan
punyaku ke mulutnya dan mulai
menghisapnya. Oohh.. gila benar.
Dia ternyata berbakat. Hisapannya
membuatku jadi hampir keluar.
"Stop.. eh, Din, stop dulu," kataku.
"Lho kenapa?" tanyanya.
"Tahan dulu entar aku keluar,"
jawabku.
"Lho emang kenapa kalau keluar?"
tanyanya lagi.
"Entar game over," kataku.
Ternyata adikku memang belum
mengerti masalah seks. Benar-benar
polos. Akhirnya kujelaskan kenapa
kalau cowok sudah keluar tidak bisa
terus pemainannya. Akhirnya dia
mulai mengerti. Posisi kami sudah
tidak 69 lagi, jadi aku saja yang
bekerja. Kemudian aku teruskan
menghisapi kemaluannya dan
klitorisnya. Dia terus menerus
mendesah dan mengerang.
"Kak Iwan.. terus Kak.. di situ.. iya di
situ.. oohh.. sshh.."
Aku terus menghisap dan
menjilatinya. Dia menjambak
rambutku. Sambil matanya merem-
melek. Akhirnya aku sudah dalam
kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya
sudah mau keluar). Kutanya sama
adikku,
"Elo berani ML tidak?"
".." dia diam.
"Gue pengen ML, tapi terserah elo..
gue tidak maksa," kataku.
"Sebenerya gue takut. Tapi sudah
kepalang tanggung nih.. gue lagi 'on
air'," kata dia.
"OK.. jadi elo mau ya?" tanyaku lagi.
".." dia diam lagi.
"Ya udah deh, kayanya elo mau,"
kataku.
"Tapi tahan sedikit. Nanti agak sakit
awalnya. Soalnya elo baru pertama
kali," kataku.
".." dia diam saja sambil menatap
kosong ke langit-langit.
Kubuka kedua belah pahanya lebar-
lebar. Kelihatan bibir kemaluannya
yang masih sempit itu. Kuarahkan
ke lubang kemaluannya. Begitu aku
sentuhkan kepala "anu"-ku ke liang
kemaluannya, Dina menarik nafas
panjang, dan kelihatan sedikit
mengeluarkan air mata. "Tahan ya
Din.." Langsung kudorong anu-ku
masuk ke dalam lubang
kemaluannya. Tapi masih susah,
soalnya masih sempit sekali. Aku
terus mencoba mendorong anu-ku,
dan.. "Bleess.." masuk juga kepala
kemaluanku. Dina agak berteriak,
"Akhh sakit Kak.."
"Tahan ya Din.." kataku.
Aku terus mendorong agar masuk
semua. Akhirnya masuk semua
kemaluanku ke dalam selangkangan
adikku sendiri.
"Ahh.. Kak.. sakit Kak.. ahh.."
Setelah masuk, langsung kugoyang
maju-mundur, keluar masuk liang
kemaluannya.
"Ssshh.. sakitt Kak.. ahh.. enak.. Kak,
teruss.. goyang Kak.."
Dia jadi mengerang tidak karuan.
Setelah beberapa menit dengan
posisi itu, kami ganti dengan posisi
"dog style". Dina kusuruh
menungging dan aku masukkan ke
lubang kemaluannya lewat
belakang. Setelah masuk, terus
kugenjot. Tapi dengan keadaan "dog
style" itu ternyata Dina langsung
mengalami orgasme. Terasa sekali
otot-otot di dalam kemaluannya itu
seperti menarik batang kemaluanku
untuk lebih masuk.
"Ahh.. ahha.. aku lemess banget..
Kak," rintihnya dan dia jatuh
telungkup. Tapi aku belum
orgasme. Jadi kuteruskan saja.
Kubalikkan badannya untuk tidur
terlentang. Terus kubuka lagi
belahan pahanya. Kumasukkan
kemaluanku ke dalam lubang
kemaluannya. Padahal dia sudah
kecapaian.
"Kak, udah dong! Gue udah lemes.."
pintanya.
"Sebentar lagi ya.." jawabku.
Tapi setelah beberapa menit
kugenjot, eh, dianya segar lagi.
"Kak, yang agak cepet lagi dong.."
katanya.
Kupercepat dorongan dan
genjotanku.
"Ya.. kayak gitu dong.. sshh.. ahh..
uhuuh," desahannya makin maut
saja.
Sambil menggenjot, tanganku
meraba-raba dan meremas
payudaranya yang mungil itu. Tiba-
tiba aku seakan mau meledak,
ternyata aku mau orgasme. "Ahh,
Din aku mau keluar.. ahh.." Ternyata
saat yang bersamaan dia orgasme
juga. Kemaluanku seperti dipijat-
pijat di dalam. Karena masih enak,
kukeluarkan di dalam kemaluannya.
Nanti kusuruh minum pil KB saja
supaya tidak hamil, pikirku dalam
hati.
Setelah orgasme bareng itu kucium
bibirnya sebentar. Setelah itu aku
dan dia akhirnya ketiduran dan
masih dalam keadaan bugil dan
berkeringat di kamar gara-gara
kecapaian. Ketika bangun, aku
dengsr dia lagi merintih sambil
menangis.
"Kak, gimana nih. Punyaku berdarah
banyak," tangisnya.
Kulihat ternyata di kasurnya ada
bercak darah yang cukup banyak.
Dan kemaluannya agak sedikit
melebar. Aku kaget melihatnya.
Gimana nih jadinya?
"Kak, aku udah tidak perawan lagi
ya?" tanyanya.
".." aku diam saja.
Habis mau jawab apa. Gila! aku
sudah merenggut keperawanan
adikku sendiri.
"Kak, punyaku tidak apa-apakan?"
tanyanya lagi.
"Berdarah begini wajar untuk
pertama kali," kataku.
Tiba-tiba, gara-gara melihat dia tidak
pakai CD dan memperlihatkan
kemaluannya yang agak melebar itu
ke aku, anu-ku "On" lagi!