Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Ini adalah salah satu pengalaman
nyata dari kehidupan sex-ku
selama ini. Aku Roy, 32 tahun.
Menikah, punya 2 anak. Istriku
sangat cantik. Banyak yang bilang
mirip bintang sinetron ternama
saat ini. Kami tinggal di Bandung.
Yang akan aku ceritakan adalah
hubunganku dengan mertua aku
sendiri.
Mertua aku tinggal di kota P,
masih wilayah Jawa Barat. Suatu
waktu aku ada tugas kerja ke kota
P tersebut. Aku pergi naik motor.
Sesampainya di kota P, aku
langsung menyelesaikan tugas
dari kantor. Setelah selesai, aku
sengaja singgah dulu ke rumah
mertua untuk istirahat. Sesampai
di rumah, mertua perempuanku
datang menyambut.
"Kok sendirian Roy? Mana anak
istrimu?" tanya mertuaku.
"Saya ada tugas kantor disini, Ma.
Jadi mereka tidak saya ajak.
Lagian saya cuma sebentar kok,
Ma. Hanya mau numpang mandi
dan istirahat sebentar," jawabku.
"O begitu.. Akan mama siapkan
makanan buat kamu," ujar
mertuaku.
Lalu aku mandi. Setelah itu aku
segera ke meja makan karena
sudah sangat lapar.
"Papa mana, Ma?" tanyaku.
"Papa lagi ke rumah temannya
ngurusin obyekan," jawan
mertuaku.
"Kamu mau pulang jam berapa,
Roy?" tanya mertuaku.
"Agak sorean, Ma. Saya akan tidur
sebentar. Badan pegal hampir 3
jam naik motor dari Bandung,"
kataku.
"Kalau begitu ganti baju dulu
dong. Nanti kusut kemeja kamu,"
ujar mertuaku sambil bangkit
menuju kamarnya. Lalu dia
datang lagi membawa kaos dan
kain sarung.
"Ini punya Papa, pakailah nanti,"
kata mertuaku.
"Iya, Ma," kataku sambil terus
melanjutkan makan.
Mertuaku berumur 42 tahun.
Sangat cantik mirip istriku. Badan
ramping, buah dada besar walau
agak turun karena usia. Pantatnya
sangat padat. Setelah berganti
pakaian, aku duduk di ruang tamu
sambil nonton TV.
"Loh katanya mau tidur?" tanya
mertuaku sambil duduk di kursi
yang sama tapi agak berjauhan.
"Sebentar lagi. Ma. Masih
kenyang," ujarku. Lalu kami
nonton TV tanpa banyak bicara.
"Tahukah kamu, Roy.. Bahwa
mama sangat senang dengan
kamu?" tanya mertuaku kepadaku
memecah kesunyian.
"Kenapa, Ma?" tanyaku.
"Dulu sejak pertama kali datang
kesini mengantar istrimu pulang,
mama langsung suka kamu.
Ganteng, tinggi, sopan, dan
ramah," kata mertuaku. Aku
hanya tersenyum.
"Sekarang kamu sudah menikahi
anak mama dan sudah punya
anak 2, tapi kamu tetap sama
seperti yang dulu..," kata
mertuaku lagi.
"Mama sangat sayang kamu,
Roy," kata mertuaku lagi.
"Saya juga sayang mama,"
ujarku.
"Ada satu hal yang ingin mama
lakukan, tapi tidak pernah berani
karena takut jadi masalah..," kata
mertuaku.
"Apa itu, Ma?" kataku.
"Mama ingin memeluk kamu
walau sebentar..," ujar mertuaku
sambil menatapku dengan mata
sejuk.
"Kenapa begitu, Ma?" tanyaku lagi.
"Karena dulu mama sangat suka
kamu. Sekarang ditambah lagi
rasa sayang," kata mertuaku.
Aku tatap mata mertuaku.
Kemudian aku tersenyum.
"Saya yang akan peluk mama
sebagai rasa sayang saya ke
mama," ujarku sambil beringsut
mendekati mertuaku sampai
badan kami bersentuhan.
Kemudian aku peluk mertuaku
erat. Mertuakupun balas memeluk
aku dengan erat sepertinya tidak
mau melepas lagi.
"Boleh mama cium kamu Roy?
Sebagai tanda sayang?" tanya
mertuaku.
Aku agak kaget. Aku lepaskan
pelukanku, lalu tersenyum dan
mengangguk. Mertuaku
tersenyum, lalu mencium pipi kiri,
pipi kanan, kening. Lalu..
Mertuaku menatap mataku sesaat
kemudian mengecup bibirku. Aku
sangat kaget. Tapi aku tetap diam,
dan ada sedikit rasa senang akan
hal itu. Selang beberapa detik
mertuaku kembali mengecup
bibirku.. Dan melumatnya sambil
merangkulkan tangannya ke
pundakku. Secara spontan aku
membalas ciuman mertuaku.
Kami saling hisap, mainkan lidah..
Nafas mertuaku terdengar agak
cepat. Tangan mertuaku masuk
ke dalam kain sarung, lalu
menyentuh kontolku dari luar CD.
Tangannya lalu mengusap pelan
lalu mulai meremas kontolku.
Kontolku langsung tegang.
Tiba-tiba.. Kringg! Krinngg! Bunyi
telepon mengagetkan kami. Kami
langsung memisahkan diri.
Mertuaku langsung bangkit
menuju telepon. Entah apa yang
dibicarakan. Karena merasa agak
bersalah, aku segera masuk ke
kamar, menutup pintu, lalu
merebahkan diri di kasur.
Terbayang terus peristiwa tadi
berciuman dengan mama mertua
sambil merasakan nikmatnya
diremas kontol. Tiba-tiba
terdengar pintu diketuk.
Kemudian pintu terbuka.
Mertuaku masuk.
"Sudah mau tidur, Roy?" tanya
mertuaku.
"Belum, Ma," ujarku sambil
bangkit lalu duduk di tepi ranjang.
Mertuaku juga ikut duduk di
sampingku.
"Kamu marah tidak atas kejadian
tadi," tanya mertuaku sambil
menatap mataku. Aku
tersenyum.
"Tidak, Ma. Justru saya senang
karena ternyata mama sangat
sayang dengan saya," jawabku.
Mertuaku tersenyum lalu
memegang tanganku.
"Sebetulnya dari dulu mama
memimpikan hal seperti ini, Roy,"
ujar mertuaku.
"Tapi karena istrimu dan papamu
selalu ada, ya mama hanya bisa
menahan perasaan saja..," ujar
mertuaku sambil mencium
bibirku.
Akupun segera mebalas
ciumannya. Dan sekarang aku
mulai berani. Tanganku mulai
meraba buah dada mertuaku dari
luar dasternya. Aku meremasnya
perlahanan. Tangan mertuakupun
segera melepas kain sarung yang
aku pakai. Tangannya langsung
meraba dan meremas kontolku
dari luar CD-ku. Kontolku makin
mengeras. Mertuaku merogoh
kontolku hingga berdiri tegak.
Sambil tetap berciuman
tangannya terus mengocok dan
meremas kontolku. Akupun terus
meremas buah dada mertuaku.
Tak lama, mertuaku bangkit lalu
melucuti semua pakaiannya.
Akupun melakukan hal yang
sama. Mertuaku segera naik ke
tempat tidur, dan aku segera
menaiki tubuhnya. Aku kecup
bibirnya.
"Mama senang kamu datang hari
ini, Roy.. Lebih senang lagi karena
ternyata kamu bisa menerima
rasa sayang mama kepada
kamu..." ujar mertuaku sambil
menciumku.
"Saya juga senang karena mama
sangat menyayangi saya. Saua
akan menyayangi mama..."
kataku sambil memagut leher
mertuaku.
Mertuaku mendesah dan
menggelinjang merasakan
desiran nikmat. Pagutanku
kemudian turun ke buahdada
mertuaku. Kujilati dan gigit-gigit
kecil puting susu mertuaku sambil
tangan yang satu meremas buah
dada yang lain.
"Ohh.. Mmhh.. Mmhh.. Ohh..."
desah mertuaku semakin
merangsang gairahku.
Tapi ketika lidahku mulai turun ke
perut, tiba-tiba mertuaku
memegang kepalaku.
"Jangan ke bawah, Roy.. Mama
malu. Segera masukkin saja..
Mama sudah tidak tahan..." ujar
mertuaku.
Aku tersenyum dan maklum
karena mertuaku termasuk orang
yang konvensional dalam
masalah sex. Aku buka lebar paha
mertuaku, lalu aku arahkan
kontolku ke memek mertua yang
sudah basah dan licin. Tangan
mertuaku segera memegang
kontolku lalu mengarahkannya ke
lubang memeknya. Tak lama..
Bless.. Kontolku langsung
memompa memek mertuaku.
Terasa tidak seret, tapi masih enak
rasanya menjepit kontolku..
"Ohh.. Sshh.. Oh, Roy.. Mmhh..."
desah mertuku ketika aku
memompa kontolku agak cepat.
Mertuaku mengimbangi
gerakanku dengan goyangan
pinggulnya. Tak lama, tiba-tiba
mertuaku bergetar lalu tubuhnya
agak mengejang.
"Oh, Roy.. Mama mau keluarr..
Mmhh..." jerit kecil mertuaku.
"Terus setubuhi mama..."
desahnya lagi.
Beberapa saat kemudian tubuh
mertuaku melemas. Dia telah
mencapai orgasme.. Akupun
berhenti sejenak memompa
kontolku tanpa mencabutnya dari
memek mertuaku. Memeknya
terasa makin licin oleh air
maninya.
"Mama belum pernah merasakan
nikmat seperti ini, Roy," ujar
mertuaku sambil mengecup
bibirku.
"Terima kasih, Roy..." ujarnya lagi
sambil tersenyum. Akupun
segera mengerakan kontolku
menyetubuhi lagi mertuaku.
"Boleh Roy minta sesuatu, Ma?"
tanyaku sambil terus memompa
kontolku.
"Apa?" ujar mertuaku.
"Saya mau setubuhi mama dari
belakang. Boleh?" tanyaku.
Mertuaku tersenyum.
"Boleh tapi mama tidak mau
nungging. Mama tengkurap saja
ya?" ujar mertuaku.
"Iya, Ma," ujarku sambil
mencabut kontolku. Mertuaku
segera tengkurap sambil sedikit
melebarkan kakinya.
"Ayo, Roy," ujar mertuaku.
Aku segera masukkan kontolku ke
memek mertuaku dari belakang.
Terasa lebih nikmat daripada
masuk lewat depan. Mata
mertuaku terpejam, dan sesekali
terdengar desahannya. Akupun
terus menikmati rasa nikmat
sambil terus memompa kontolku.
Kemudian terasa ada sesuatu rasa
yang sangat kuat ingin keluar dari
kontolku. Kupercepat gerakanku
menyetubuhi mertuaku. Ketika
hampir mencapai klimaks, aku
cabut kontolku, lalu.. Crott! Crott..!
Crott! Air maniku keluar banyak di
punggung dan pantat mertuaku.
"Ohh.. Enak, Ma..." kataku.
Kugesekkan kontolku ke belahan
pantat mertuaku. Selang beberapa
menit setelah kelelahan agak
hilang, mertuaku berkata, "
Tolong bersihkan punggung
mama, Roy..".
"Iya, Ma," ujarku. Lalu aku
bersihkan air maniku di tubuh
mertuaku.
Setelah berpakaian, lalu kami
keluar kamar. Terlihat wajah
mertuaku sangat ceria. Menjelang
sore, mertua lelaki pulang. Aku
dan mertua perempuanku
bertindak biasa seolah tidak
pernah terjadi apa-apa di antara
kami.
Setelah makan malam, aku
diminta mertua perempuanku
utnuk membawakan semua
piring kotor ke dapur. Aku
menurut. Mertua lelaki aku setelah
makan malam langsung menuju
ruang televisi dan segera
menonton acara kesukaannya. Di
dapur, mertuaku perempuanku
langsung menarik tanganku ke
sudut dapur lalu menciumku. Aku
membalasnya sambil tanganku
langsung memegang
selangkangannya kemudian
meraba memeknya.
"Nakal kamu. Tapi mama suka,"
ujar mertuaku sambil tersenyum.
"Nanti Papa kesini, Ma.. Udah, ah
Roy takut," ujarku.
"Tidak akan kesini kok, Roy,"
ujarnya.
"Sebelum kamu pulang, mama
mau sekali lagi bersetubuh
dengan kamu disini..." ujar
mertuaku sambil tangannya
segera meremas kontolku dari
luar celana.
"Saya juga mau, tapi jangan
disini, Ma.. Bahaya," ujarku.
"Ayo dong, Roy.. Mama sudah
tidak tahan," ujarnya lagi.
Tangannya terus meremas
kontolku.
"Kita ke hotel yuk, Roy?" ajak
mertuaku. Aku mengangguk.
Kemudian dengan alasan akan ke
rumah temannya, mertuaku
perempuanku meminta ijin pergi
diantar olehku.
"Jangan lama-lama ngobrol
disana, Ma.. Si Roy kan malam ini
mau pulang. Kasihan nanti dia
capek," ujar mertua lelaki.
"Iya dong, Pa..." ujar mertua
perempuanku.
Kemudian kami naik motor
segera pergi mencari hotel.
Setelah selesai registrasi, kami
segera masuk ke kamar. Tanpa
banyak cakap, mertuaku
langsung memeluk dan
menciumku dengan liar. Aku
balas ciumannya..
"Cepat kita lakukan, Roy.. Waktu
kita hanya sedikit," ujar mertuaku
sambil melucuti semua
pakaiannya.
Aku juga demikian. Mertuaku
langsung naik ke kasur, lalu aku
menyusul. Tangan mertuaku
langsung menggenggam
kontolku dan diarahkan ke
memeknya.
"Mama kok buru-buru sih?"
tanyaku sambil tersenyum ketika
kontolku sudah masuk
memeknya. Lalu aku pompa
kontolku perlahan menikmati
enaknya memek mertuaku.
"Habisnya mama sudah tidak
tahan sejak tadi di rumah, pengen
merasakan kontol kamu lagi," kata
mertuaku sambil menggoyang
pinggulnya mengimbangi
gerakanku.
Selang beberapa belas menit tiba-
tiba mertuaku mendekap aku erat
sambil mengerakkan pinggulnya
cepat. Kemudian.. "Ahh.. Mmhh..
Enak sayang..." desah mertuaku
mencapai puncak orgasmenya.
Badannya melemas. Aku terus
memompa kontolku lebih cepat.
Terasa lebih nikmat. Sampai
beberapa lama kemudian aku
tekan kontolku ke lubang memek
mertuaku dalam-dalam, dan..
Crott.. Crott.. Crott.. Air maniku
keluar di dalam memek
mertuaku.
"Maaf, Ma.. Roy tidak bisa
menahan.. Sehingga keluar di
dalam," ujarku sambil memeluk
tubuh mertuaku.
"Tidak apa-apa, Roy," jawab
mertuaku.
"Mama sudah minum obat kok,"
ujarnya lagi.
"Kalo mama berkunjung ke
rumah kamu, bisa tidak ya kita
melakukan lagi?" tanya mertuaku.
"Bisa saja, Ma.. Kita jalan berdua
saja dengan alasan pergi
kemana..." jawabku. Mertuaku
tersenyum.
"Kita pulang Roy," ujar mertuaku.
Sesampai di rumah, aku langsung
bersiap untuk pulang ke Bandung.
Ketika aku memanaskan motorku,
mertua perempuan mendekatiku.
Sementara mertua lelaki duduk di
beranda.
"Hati-hati di jalan ya, Roy," ujar
mertuaku.
"Iya, Ma. Terima kasih," ujarku
sambil tersenyum.
"Tengokin mama dong sesering
mungkin, Roy," ujar mertuaku
sambil tersenyum penuh arti.
"Iya, Ma," ujarku sambil
tersenyum pula.
Lalu aku pulang. Sejak saat itu
hingga kini aku selalu
menyempatkan diri sebulan sekali
untuk datang ke rumah
mertuaku, tentu saja setelah aku
di-SMS dahulu oleh mertua
perempuanku.
Ini adalah kisah nyata kehidupan
aku.
E N D