Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Dengan wajah yang manis,
rambut sebahu, kulit putih
bersih, mata bening dan
ukuran payudara 34B, tak
heran Mitha selalu menjadi
incaran para lelaki, baik
yang sekedar iseng
menggoda atau yang serius
ingin memacarinya. Tetapi
sampai hari ini Mitha
belum menjatuhkan
pilihannya.
Alasannya cukup klasik,
“Maaf ya.., kita temenan
aja dulu.., soalnya saya
belum berani pacaran..,
khan masih kecil, ntar
dimarahin ortu kalau
ketahuan…” begitu selalu
kilahnya kepada setiap
lelaki yang mendekatinya.
Begitulah Mitha, gadis
manis yang belum
terjamah bebasnya
pergaulan metropolis
seperti Jakarta tempatnya
tinggal. Mitha mungkin
akan cukup lama bertahan
dalam keluguannya kalau
saja peristiwa itu tidak
terjadi.
Pagi itu selesai menyiapkan
diri untuk berangkat, Mitha
sedikit tergesa-gesa
menjalankan Honda Supra-
nya. Tanpa disadarinya dari
kejauhan tiga pasang mata
mulai mengintainya. Anton
(25 tahun) mahasiswa salah
satu PTS yang pernah
ditolak cintanya oleh Mita,
hari itu mengajak dua
rekannya (Iwan dan Tejo)
yang terkenal bejat untuk
memberi pelajaran buat
Mitha, karena Anton yang
playboy paling pantang
untuk ditolak, apalagi oleh
gadis ingusan macam
Mitha.
Tepat di jalan sempit yang
hampir jarang dilewati
orang, Anton dan kawan-
kawan memalangkan
Toyota Land Cruser-nya,
karena mereka tahu persis
Mitha akan melewati jalan
pintas ini menuju
sekolahnya. Sedikit kaget
melihat mobil
menghadang jalannya,
Mitha gugup dan terjatuh
dari motornya. Anton yang
berada di dalam mobil
beranjak keluar.
“Hai Mit.., jatuh ya..?” kata
Anton dengan santainya.
“Apa-apaan sih kamu..?
Mau bunuh aku ya..?”
hardik Mitha dengan wajah
kesal.
“Nggak.., cuman aku mau
kamu jadi pacarku, jangan
nolak lagi lho..! Ntar…”
kata Anton yang belum
sempat menyelesaikan
kata-katanya.
“Ntar apa..?” potong Mitha
yang masih dengan wajah
kesal.
“Ntar gue perkosa lo..!”
“Sialan dasar usil, cepetan
minggir aku udah telat
nih..!” bentak Mitha.
Air mata di pipinya mulai
menetes karena Anton
tetap menghalangi
jalannya.
“Anton please.., minggir
dong..!” pintanya sudah
tidak sabaran lagi.
Anton mulai mendekati
Mitha yang gemetar tidak
tahu harus bagaimana lagi
menghadapi bajingan ini.
Tiba-tiba dari arah
belakang sebuah pukulan
telak mendarat di tengkuk
Mitha yang membuatnya
pingsan seketika. Rupanya
Iwan yang sedari tadi
bersembunyi di balik
pohon bersama delapan
orang lainnya sudah tidak
sabar lagi.
“Ayo kita angkut dia..!”
perintah Anton kepada
teman-temannya.
Singkat cerita, Mitha
dibawa ke sebuah rumah
kosong di pinggir kota.
Letak rumah itu
menyendiri, jauh dari
rumah-rumah yang lainnya,
sehingga apapun yang
terjadi di dalamnya tidak
akan diketahui siapapun.
Sebuah tamparan di
pipinya membuat gadis ini
mulai siuman. Dengan
tatapan nafsu dari dua
lelaki yang sama sekali
tidak dikenalnya kecuali
satu orang, yaitu Anton.
Mitha mulai ketakutan
memandang sekelilingnya.
Apa yang akan terjadi
samar-samar mulai
terbayang di matanya. Jelas
sekali dia akan diperkosa
oleh 3 orang. Rupanya
mereka sudah tidak
sabaran lagi untuk segera
memperkosa Mitha.
Tangan-tangan mereka
mulai merobek-robek
pakaian gadis itu dengan
sangat kasar tanpa perduli
teriakan ampum maupun
tangisan Mitha.
Setelah menelanjangi
Mitha sehingga Mitha
benar-benar bugil. Sekali
sentak Iwan menjambak
rambut Mitha dan
menariknya, sehingga
tubuh Mitha yang tekulai
di lantai terangkat ke atas
dalam posisi berlutut
menghadap Iwan.
“An.., lo mau gue apain nih
cewek..?” kata Iwan sambil
melirik ke arah Anton.
“Terserah deh.., emang gue
pikirin..!”
Iwan menatap sebentar ke
arah Mitha yang sudah
sangat ketakutan, air
matanya nampak mengalir
dan, “PLAK..!” tamparan
Iwan melayang ke pipinya.
Anton dan yang lainnya
mulai membuka pakaian
masing-masing, sehingga
sekejap orang-orang yang
berada dalam ruangan itu
semuanya telanjang bulat.
Mitha yang terduduk di
lantai karena dicampakkan
Iwan kembali menerima
perlakuan serupa dari
Anton yang kembali
menjambak rambutnya,
hanya saja tidak
menariknya ke atas, tetapi
ke bawah, sehingga
sekarang Mitha dalam
posisi telentang. Teman-
teman Anton memegangi
kedua tangan dan kaki
Mitha, sedangkan Anton
duduk tepat di atas kedua
payudara Mitha. Penis
Anton yang sudah
mengeras dengan panjang
18 cm ditempelkan ke bibir
Mitha.
“Ayo isep kontol gue..!”
bentak Anton tidak
sabaran.
Karena Mitha tidak juga
membuka mulutnya,
Anton menampar Mitha
berkali-kali. Karena tidak
tahan, akhirnya mulut
mungil Mitha mulai
terbuka. Tanpa ampun
Anton yang sudah tidak
sabaran memasukkan
penisnya sampai habis,
tonjolan kepala penis
Anton nampak di
tenggorokan Mitha. Anton
mulai memaju-mundurkan
penisnya di mulut Mitha
selama 5 menit tanpa
memberi kesempatan
Mitha untuk bernafas.
Mitha kesakitan dan mulai
kehabisan nafas, Anton
bukannya kasihan tetapi
malah semakin brutal
menancapkan penisnya.
Selang beberapa saat,
Anton mengeluarkan
penisnya dari mulut Mitha,
dan segera diganti oleh
Penis Iwan yang panjangnya
hampir 20 cm. Tejo yang
sedari tadi memegang kaki
Mitha mulai menjalankan
aksinya. Paha Mitha ditarik
ke atas dan mengarahkan
penisnya ke vagina Mitha.
Penis Tejo yang paling
besar di antara kedua
rekannya tidak terlalu
gampang menembus
vagina Mitha yang memang
sangat sempit, karena
masih perawan. Tetapi Tejo
tidak perduli, penisnya
terus ditekan ke dalam
vagina Mitha dan tidak
berapa lama Mitha tampak
meringis kesakitan, tetapi
tidak mampu bersuara
karena mulutnya
tersumbat penis Iwan yang
dengan kasarnya
menembus hingga
tenggorokannya.
Tejo memaju-mundurkan
penisnya ke dalam vagina
Mitha dan nampak darah
mulai menetes dari vagina
Mitha. Keperawanan Mitha
telah dikoyak Tejo. Iwan
yang tidak puas akan
“pelayanan” Mitha nampak
kesal.
“Ayo isep atau gue cekik
lo..!” bentaknya ke arah
Mitha yang sudah dingin
pandangannya.
Mitha yang sudah putus
asa hanya dapat menuruti
keinginan Iwan. Mulutnya
dimaju-mundurkan sambil
menghisap penis Iwan.
“Ayo cepat..!” kata Iwan
lagi.
Karena dalam posisinya
yang telentang, agak sulit
bagi Mitha menaik-
turunkan kepalanya untuk
mengulum penis Iwan,
tetapi Iwan rupanya tidak
mau perduli. Mitha
melingkarkan tangannya ke
pinggang Iwan, sehingga
dia dapat sedikit
mempercepat gerakannya
sesuai keinginan Iwan.
Hampir 30 menit berlalu,
Iwan hampir ejakulasi,
rambut Mitha ditarik ke
bawah sehingga wajahnya
menengadah ke atas. Iwan
mencabut penisnya dari
mulut Mitha.
“Buka yang lebar dan
keluarin lidah lo..!”
bentaknya lagi.
Mitha membuka mulutnya
lebar-lebar dan
menjulurkan lidahnya
keluar. Iwan memasukkan
kembali setengah penisnya
ke mulut Mitha dan, “Ah..,
crot… crot… crot..!” sperma
Iwan yang banyak masuk
ke mulut Mitha.
“Telan semuanya..!”
Mitha terpaksa menelan
semua sperma Iwan yang
masuk ke mulutnya, walau
sebagian ada yang mengalir
di sela-sela bibirnya.
Tejo yang juga hampir
ejakulasi mencabut
penisnya dari vagina Mitha
dan merangkat ke atas
dada Mitha dan bersamaan
dengan Iwan mencabut
penisnya dari mulut Mitha.
Tejo memasukkan penisnya
ke mulut Mitha sampai
habis masuk hingga ke
tenggorokan mitha.
Dan, “Crot.. crot.. crot..!”
kali ini sperma Tejo
langsung masuk melewati
tenggorokan Mitha.
Anton yang sedari tadi
menonton perbuatan
kedua rekannya melakukan
hal serupa yang dilakukan
Tejo, hanya saja Anton
menyemprotkan
spermanya ke dalam vagina
Mitha.
Begitulah selanjutnya,
masing-masing dari mereka
kembali memperkosa
Mitha sehingga baik Anton,
Tejo dan Iwan dapat
merasakan nikmatnya
vagina Mitha dan
hangatnya kuluman bibir
Mitha yang melingkari
penis-penis mereka.
Mereka benar-benar sudah
melampaui batasan
keinginan berbalas
denadam terhadap Mitha
yang tadinya masih polos
itu.
Sebelum meninggalkan
Mitha sendirian di rumah
kosong, mereka sempat
membuat photo-photo
telanjang Mitha yang
dipergunakan untuk
mengancam Mitha
seandainya buka mulut.
Photo-photo tersebut akan
disebarkan ke seantero
sekolah Mitha jika memang
benar-benar Mitha
melaporkan hal tersebut
ke orang lain.
Hari-hari selanjutnya
dengan berbagai ancaman,
Mitha terpaksa pasrah
diperkosa kembali oleh
Anton dan kawan-kawan
sampai belasan kali. Dan
setiap kali diperkosa,
jumlahnya selalu
bertambah, hingga terakhir
Mitha diperkosa 40 orang,
dan dipaksa menelan
sperma setiap
pemerkosanya. Sungguh
malang nasib Mitha.