Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Aku adalah seorang karyawan di
sebuah
Perusahaan yang bergerak di bidang
beverage.
Posisiku sudah lumayan tinggi, yaitu
sebagai
General Manager sehingga aku
mendapatkan
fasilitas perumahan dan sebuah
mobil sedan. Aku
masih lajang sehingga sehabis
pulang kerja hobiku
jalan-jalan cari pengalaman dan
refresing. Cerita ini
berawal saat aku pulang kerja sekitar
jam 11
malam, mobilku menabrak seorang
anak yang
digandeng ibunya sedang
menyeberang jalan.
Untung saja aku cepat menginjak
rem sehingga
anak itu lukanya tidak parah hanya
sedikit saja
dibagian pahanya. Ketika aku
tawarkan untuk ke
rumah sakit, Ibu itu menolak dan
katanya lukanya
tidak parah. "Ya udah bu, sekarang
aku antar Ibu
pulang, dimana rumah Ibu?" "Nggak
usah den, si
Mbok nggak usah diantar". "Kenapa
Mbok, inikan
sudah malam, nggak apa-apa Mbok
aku antar ya?"
Si mbok ini tidak menjawab
pertanyaanku dan
hanya menunduk lesu dan ketika dia
mau
menjawab, dari arah ujung trotoar
mencul anak
kecil sambil membawa bekicot. "Ini
Mbok
bekicotnya, biar luka Mbak Tika
cepat sembuh".
Ibu itu menerima bekicot dari gadis
itu,
memecahnya dibagian ujung dan
mengoleskannya diluka gadis yang
ternyata
namanya Tika. Tapi, Setelah selesai
mengoleskan,
simbok itu mengandeng Tika dan
adiknya mau
pergi. Sebelum melangkah jauh, aku
hadang dan
berusaha untuk mengantarnya
pulang. "Simbok
mau pulang.., aku antar ya Mbok,
kasihan Tika
jalannya pincang". "Ngaak usah den,
simbok..".
"Kenapa Mbok, nggak sungkan-
sungkan, ini kan
sudah malam, kasihan Tika Mbok..".
"Simbok ini
nggak punya rumah den, sombok
cuma
gelandangan". Aku sempat
benggong mendengar
jawaban simbok ini, akhirnya aku
putuskan untuk
mengajaknya ke rumahku
walaupun hanya untuk
malam ini saja. Terus terang aku
kasihan kepada
mereka. "Ya sudah Mbok, kamu dan
kedua
anakmu itu malam ini boleh tidur
dirumahku"
"Tapi ndoroo..". "Sudahlah Mbok, ini
juga kan
untuk menebus kesalahanku karena
menabrak
Tika". Dari informasi yang aku
dapatkan didalam
mobil selama perjalanan pulangp,
simbok ini
ternyata ditinggak suaminya saat
mengandung
adiknya Tika, yang akhirnya aku
ketahui namanya
Intan. Simbok ini yang ternyata
namanya Inem,
usianya sekitar 42 tahun, dan
anaknya si Tika
umurnya 14 tahun sedangkan Intan
baru 11 tahun.
Tika sempat lulus SD, sedangkan
Intan hanya
sempat menikmati bangku SD kelas
4. Setelah
sampai dirumah, Mbok Inem dan
kedua anaknya
langsung aku suruh mandi dan
makan malam.
Ternyata simbok, Tika dan Intan
tidak membawa
baju ganti sehingga setelah mandi
baju yang
dipakainya ya tetap yang tadi.
Padahal baju yang
dipakai ketigany sudah tidak layak
untuk dipakai
lagi. Simbok memakai daster yang
lusuh dan
sobek disana-sini sedangkan Tika
dan Intan sama
saja lusuh dan penuh jahitan disana
sini. Besok
yang kebetulan hari minggu, aku
memang
mempunyai rencana membelikan
baju untuk
mereka bertiga. Aku memang tipe
orang yang
nggak bisa melihat ada orang lain
menderita. Kata
temen-temen sih, aku termasuk
orang yang
memiliki jiwa sosial yang tinggi.
"Tika dan juga
kamu Intan makan yang banyak
ya.. biar cepet
gede..". "Inggih Ndoro.., boleh
nggak kalau Intan
habiskan semuanya, karena Intan
sudah 2 hari
nggak makan". "Boleh nduuk..,
Intan dan Tika
boleh makan sepuasnya disini".
***** Mulai dari
sinilah awal dari petualangan seksku.
Setelah acara
makan malam selesai, ketiganya aku
suruh tidur di
kamar belakang. Sekitar jam 1
malam setelah aku
selesai nonton acara TV yang
membosankan, aku
menuju kekamar belakang untuk
meneggok
keadaan mereka. Ketika aku masuk
kekamar
mereka, jantungku langsung
berdeguk cepat dan
keras saat aku melihat daster Mbok
Inem yang
tersingkap sampai ke pinggang.
Ternyata dibalik
daster itu, Mbok inemku ini memiliki
paha yang
betul-betul mulus dan dibalik CD nya
yang lusuh
dan sobek dibagian depannya
terlihat dengan jelas
jembutnya yang tebal dan hitam.
Pikiranku
langsung melayang dan kontolku
yang masih
perjaka ini langsung berontak.
Setelah agak
tenang, tanganku langsung
bergerilnya mengelus
paha mulus Mbok inemku ini.
Setelah puas
mengelus pahanya, aku mulai
menjilati ujung
paha dan berakhir dipangkal
pahanya. Aku sempat
mau muntah ketika mulai menjilati
klitorisnya. Di
depan tadi kan aku sudah bilang
kalau CD Mbok ku
ini sobek dibagian depan.., jadi
clitnya terlihat
dengan jelas. Sedangkan yang bikin
aku mau
muntah adalah bau CDnya. Ya..
mungkin sudah
berhari-hari tidak dicuci. Setelah
sekitar 13 menit
aku jilati clitnya dan ternyata Mbok
inemku ini tidak
ada reaksi.. ya mungkin terlalu
capek shingga
tidurnya pulas banget, aku mulai
keluarkan
kontolku dan mulai aku gesek-
gesekkan di clitnya.
Aku tidak berani melapas CDnya
takut dia bangun.
Ya.. aku hanya berani mengocok
kontolku sambil
memandangi clit dan juga teteknya.
Ternyata
Mbok inemku ini tidak memakai BH
sehingga
puting payudaranya sempat
menonjol di balik
dasternya. Aku tidak berani untuk
memeras
teteknya karena takut Mbok Inem
akan bangun.
Sedang asyik-asyiknya aku
mengocok kontolku, si
Tika bangun dan melihat ke arahku.
Tika sempat
mau teriak dan untung saja aku
cepat menutup
mulutnya dan memimta Tika untuk
diam. Setelah
Tika diam, berhubung aku sudah
tanggung, terus
saja aku kocok kontolku. Tika yang
masih
terduduk lemas karena ngantuk,
tetap saja melihat
tangan kiriku yang mengocok
kontolku dan tangan
kananku mengusap-usap paha
mulus ibunya.
Sambil melakukan aktivitasku, aku
pandangi si
Tika, gadis kecil yang benar-benar
polos, dan aku
lihat sesekali Tika melihat mataku
terus berpindah
ke paha ibunya yang sedang aku
elus-elus
berulangkali. Setelah sekitar 8 menit
berlalu, aku
tidak tahan lagi, dan akhirnya "..
croot.. crrott..
croot.." ada 6 kali aku
menembakkan pejuhku ke
arah clit Mbok inemku ini. Saat aku
keluarkan
pejuhku, si Tika menutup matanya
sambil
memeluk kedua kakinya. Pada saat
itulah aku
tanpa sengaja melihat pangkal
pahanya dan
ternyata.., tikaku ini tidak memakai
CD. Saat aku
sedang melihat memeknya Tika, dia
bilang..
"Ndoro.. kenapa pipis di memeknya
simbok". aku
sendiri sempat kaget
mendengarnya. "Nduuk.. itu
biar ibumu tidur nyenyak..".
"Ndoroo.. Tika
kedingingan.., Tika mau pipis.. tapi
Tika takut ke
kamar mandi..". "Ya.. sudah Nduk..
ayo aku antar
ke kamar mandi". Tika kemudian
aku ajak pipis ke
toilet di kamar tidurku. Aku sendiri
juga pengen
pipis, terus Tika aku suruh jongkok
didepanku.
Tika kemudian mengangkat roknya
dan.. suur..
banyak sekali air seni yang keluar
dari memeknya.
Aku sendiri hanya sedikit sekali
kencingku. Setelah
acara pipisnya selesai, Tika aku
gendong dan aku
dudukkan di pinggir ranjangku. Lalu
aku peluk dan
aku belai lembut rambut
panjangnya yang sampai
ke pinggang. "Ndoro.. Tika belum
cebok.. nanti
memeknya Tika bau lho.. Ndoro..".
"Nggak apa-
apa Nduk.. biar nanti Ndoro yang
bersihin
memeknya Tika.. Tika bobok disini
ya.. sama
ndoromu ini..". Kemudian Tika aku
angkat dan
mulai aku baringkan di ranjang
empukku ini.
Tangganku mulai aktif membelai
rambutnya,
pipinya, bibirnya.. dan juga
payudaranya yang
lumayan montok. Pada saat
tanganku mengelus
pahanya.. "Ndoro.. kenapa
mengusap-usap kaki
Tika yang lecet..". "Oh iya Nduk..
Ndoro lupa..".
Tahu sendirilah, aku memang
benar-benar sudah
horny untuk mencicipi Tika, gadis
kecilku ini.
Bayangkan pembaca, disebelahku
ada gadis 14
tahun yang begitu polos, dan dia
diam saja ketika
tanganku mengelus-elus seluruh
tubuhnya.
Pembaca.. gimana udah belum
ngebayanginya..
udah belum..! udah yaa.. aku terusin
ceritanya.
Kemudian aku jongkok diantara
kakinya dan
mulailah aku singkap rok yang
dipakai Tika sampai
ke pinggang. Sekarang
terpampanglah
dihadapanku seorang gadis kecil
usia 14 tahun
denga bibir kemaluan yang masih
belum
ditumbuhi bulu. Setelah pahanya
aku
kangkangkan, terpangpanglah
segaris bibir
memek yang dikanan-kirinya agak
mengelembung.., eh maksudku
tembem. Dengan
jari telunjuk dan Ibu jari aku
berusaha untuk
menguak isi didalamnya. Dan
ternyata.. isinya
merah muda, basah karena ada sisa
pipisnya yang
tadi itu lho dan juga agak mengkilap.
Tangankupun mulai mengelus
memek
keperawanannya, dan sesekali aku
pijit, pelintir dan
aku tarik-tarik clitorisnya. Ake sendiri
heran clitnya
tikaku ini ukurannya nggak kalah
sama ibunya.
"Aduuh.. Ndoro.. memeknya Tika
diapain..
Ndoro..". "Tenang Nduk.. nggak
apa-apa.. Ndoro
mau nyembuhin luka kamu kok..
Tika diam saja
yaa..". "Inggiih.. Ndoro..". Setelah
Tika tenang,
akupun mulai menjilati memeknya
dan memang
ada rasa dan bau pipisnya Tika.
"Ndoro.. jangaan..
Tika malu ndoroo.. memek Tika kan
bau..". Aku
bahkan sempat memasukkan jariku
ke liang
perawannya dan mulai aku kocok-
kocok dengan
pelan. Tikapun mulai menggelinjang
dan
mengangkat-angkat pantatnya. Aku
pun mulai
menyedot memeknya Tika dengan
kuat dan aku
lihat Tika menggigit bibir bawahnya
sambil
kepalanya digoyang kekanan kiri.
"Ndoroo.. geli
Ndoro.. memeknya Tika diapain sih
ndoroo..".
Akupun tidak peduli dengan keadaan
Tika yang
kakinya menendang-nendang dan
tangannya
mencengkeram seprei ranjangku
sampai sobek
disana sini. Dan akhirnya.. "Ndoroo..
sudah
Ndoro.. Tika mau pii.. piis dulu
Ndoro..". Dan tidak
lama kemudian "Ssuur.. suur..
suur.." Banyak
sekali cairan hangatnya membanjiri
mulutku. Aku
berusaha sekuat tenaga untuk
menelan semua
cairan memeknya yang mungkin
baru pertama
kali ini dikeluarkannya. Setelah kujilati
dan kuhisap
sampai bersih, akupun tiduran
disebelahnya dan
kurangkul tikaku ini. "Ndoro.. maafin
Tika ya.. Tika
tadi pipis di mulutnya Ndoro.. pipis
Tika bau ya
Ndoro..". "Nggak apa-apa Nduk..
tapi Tika harus
dihukum.. karena udah pipis
dimulut Ndoro.."
"Tika mau dihukum apa saja
Ndoro.. asalkan
Ndoro nggak marahin Tika..".
"Hukumannya, Tika
gantian minum pipisnya Ndoro..
mau nggak..".
"Iya Ndoro..". Akhirnya aku
keluarkan kontolku
yang sudah tegang. Begitu kontolku
sudah aku
keluarkan dari CDku, Tika yang
masih terlalu polos
itu menutup wajahnya dengan
kedua tangannya.
Aku lihat wajah Tika agak memerah.
Setelah aku
lepaskan kedua tangannya, aku
sodorkan kontolku
kedepan wajahnya dan aku suruh
Tika untuk
memegangnya. "Nduk.. ayo
dipegang dan dielus-
elus..! "Inggih Ndoro.. tapi Tika malu
Ndoro.. Tika
takut Ndoro..". "Nggak apa-apa
Nduk.. ini nggak
nggigit kok.. ini namanya kontol
Nduk..".
Kemudian gadis kecilku ini mulai
memegang,
mengurut, meremas dan kadang-
kadang diurut.
"Nduk.. kontolnya ndoromu ini
diemut ya..". "Tapi
Ndoro.. Tika takut Ndoro.. Tika jijik
Ndoro..".
"Nggak apa-apa Nduk.. diemut saja
seperti saat
Tika ngemut es krim.. ayo nanti Tika
Ndoro kasih
es krim.. mau ya..". "Benar Ndoro..
nanti Tika
dikasih es krim.."."Iya Nduk..". Tika
pun jongkok
diantara pahaku dan mulai
memasukkan kontolku
ke mulutnya yang mungil. Agak
susah sih, bahkan
kadang-kadang kontolku mengenai
giginya. "Nah
gitu nduuk.. diisep ya.. yaa.. ya
gituu.. nduuk..".
Sambil Tika mengoral kontolku,
kaos lusuhnya
Tika pun aku angkat dan aku
lepaskan dari tubuh
mungilnya. Aku elus-elus teteknya
dan kadang aku
remas dengan keras. "Aku gemes
banget sih
sama payudaranya yang bentuknya
agak
meruncing itu". Sekitar 12 menit
kemudian, aku
rasakan kontolku sudah berdenyut-
denyut. Aku
tarik kepala Tika dan aku kocok
kontolku dimulut
mungilnya.. dan.. aku tekan sampai
menyentuh
kerongkongannya dan akhirnya "..
croot.. croot..
croot.. cruut..!" Cairan pejuhku
sebagian besar
tertelan oleh Tika dan hanya sedikit
yang menetes
keluar dari mulutnya. "Ndoroo..
pipisnya banyak
banget.. Tika sampai mau
muntah..". "He.. eh..
nduuk.. tapi enak kan.. pipisnya
Ndoro..". "Inggih
Ndoro.. pipis Ndoro kental banget..
Tika sampai
nggak bisa telan.. agak amis
Ndoro..". Aku
memang termasuk laki-laki yang
suka merawat
tubuhku. Hampir setiap hari aku
fitnes. Menuku
setiap hari: susu khusus lelaki,
madu, 6 butir telur
mentah, dan juga suplemen protein
produk
Amerika. Jadi ya wajar kalau
spermaku kental dan
agak amis. Kemudian aku peluk
bidadariku kecilku
ini dan sesuai janjiku dia aku kasih
es krim rasa
vanilla. Setelah habis Tika memakan
es krimnya,
dia aku telentangkan lagi
diranjangku. Terus aku
kangkangkan lagi pahanya dan aku
mulai lagi
menjilati memek tembemnya. terus
terang saja
aku penasaran sebelum membobol
selaput
daranya. "Ndoro.. mau ngapain
lagi.. nanti Tika
pipis lagi lho Ndoro..". "Nggak apa-
apa Nduk..
pipis lagi aja Nduk.. Tika mau lagi
khan es krim.."
"Mau Ndoro..". Setelah aku siap,
pahanya aku
kangkangkan lagi lebih lebar, dan
aku mulai
memasukkan kepala kontolku ke
lubang
surgawinya. Baru masuk sedikit,
tikaku meringgis.
"Ndoro.. memek Tika diapain.. kok
sakit.." Aku
sempat tarik ulur kontolku di liang
memeknya.
Dan setelah kurasa mantap, aku
tekan dengan
keras. Aku rasakan ujung kontolku
merobek
selaput tipis, yang aku yakin itu
adalah selaput
daranya. "Ndoorroo.. sakiit.."
Langsung aku peluk
Tika, kuciumi wajah dan bibir
mungilnya. "Nggak
apa-apa Nduk.. nanti enak kok.. Tika
tenang saja
ya..". Setelah kudiamkan beberapa
saat, aku mulai
lagi memompa memeknya dan aku
lihat masih
meringis sambil menggigit bibir
bawahnya.
"Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Ndoro..
ahh.." itulah
yang keluar dari mulutnya Tika.
"Auuhh.. oohh..,
Ndoro.., periih.., aahh.. gelii Ndoro..
aahh..,".
SAmbil aku terus meusuk-nusuk
memeknya, aku
selalu perhatikan wajah imutnya
Tika. Sungguh
pemandangan yang luar biasa.
Wajahnya
memerah, bibirnyapun kadang-
kadang menggigit
bibir bawahnya dan kalau aku
lihatnya matanya
terkadang hanya terlihat putihnya
saja. Kedua kaki
Tika pun sudah tidak beraturan
menendang
kesana-kesini dan juga kedua
tangannya menarik-
narik seprei kasurku hingga terlepas
dari kaitannya.
"Auuhh.. oohh.., ndoroo.., aahh..
ooh.. aahh,
ndoroo..". Aku mulai rasakan ada
denyutan-
denyutan vaginanya di kontolku,
pertanda tikaku
sebentar lagi orgasme. Kepala Tika
pun mulai
menengadah ke atas dan kadang-
kadang
badannya melengkung. Sungguh
pemandangan
yang sensasional, gadis 14 tahun
yang masih
begitu polos, tubuhnya
mengelinjang dengan
desahan-desahan yang betul-betul
erotis. Aku
yakin para pembaca setuju dengan
pendapatku,
tapi tangannya pembaca kok
megang-megang
"itu" nya sendiri, hayo udah
terangsang ya. Aku
tahu kok, nggak usah malu-malu,
terusin aja
sambil membaca ceritaku ini.
"Oohh.. ahh..
auuhh.. geli ndoroo.. ahh.."
"Ndoroo.. Tika mau
pipiiss.. ndoroo.." "Seerr.. suurr..
suurr.., kontolku
seperti disiram air hangat..". Aku
peluk sebentar
tikaku untuk memberikan
kesempatan gadis
kecilku menuntaskan orgamesme.
Setelah agak
reda, aku lumat-lumat bibir
mungilnya. "Maapin
Tika ya Ndoro.. Tika pipis
dikasurnya Ndoro..".
"Tika malu Ndoro.. udah gede
masih ngompol di
kasur..". "Nggak apa-apa Nduk..
(lugu sekali
gadisku ini).. Ndoro juga mau pipis
di kasur kok..".
Aku sendiri sudah nggak tahan.
Kakinya aku
angkat, lalu kuletakkan di pundakku.
Dengan posisi
ini kurasakan kontolku menyentuh
dinding
rahimnya. Memeknya jadi becek
banget, dan aku
mulai mempercepat sodokan
kontolku. "Ndooro..
Tika capek.. Tika mau bobok..
ndooroo..". "Iya
nduuk.. Tika bobok saja yaa..".
"Memeek Tika
periih.. ndooroo..". Kutekan keras-
keras kontolku
ke liang kenikmatannya dan kutarik
pantatnya dan
"croot.. cruut.. croot.. croot.. cruut..
croot..!". Aku
muntahkan pejuhku kedalam
rahimnya. Aku cabut
kontolku dari memek tembemnya,
terlihat lendir
putih bercampur dengan darah
segar mengalir
keluar dari liang kemaluannya.
"Ndoro.., kenapa
Ndoro pipis diperutnya Tika.., perut
Tika jadi
hangat Ndoro..". "Iya nduuk.., biar
kamu nggak
kedinginan.., ayo sekarang Tika
bobok ya.., sini
Ndoro kelonin..". "Inggih Ndoro..,
sekarang Tika
capek.., Tika pengen bobok..". Aku
perhatikan
memeknya sudah mulai melebar
dan agak
membelah dibandingkan sebelum
aku perawanin.
Aku peluk dia dan aku cium dengan
mesra Tika, si
gadis kecilku. Aku dan tikapun
akhirnya tertidur
dengan pulas. Nikmaat.