Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Bukan salahku kalau aku masih
menggebu-gebu dalam
berhubungan seks. Sayangnya
suamiku sudah uzur, kami beda
umur hampir 15 tahun, sehingga
dia tidak lagi dapat memberi
kepuasan kepadaku. Dan bukan
salahku pula kemudian aku
mencari pelampiasan pada pria-
pria muda di luar, untuk
memenuhi hasrat seks-ku yang
kian menggebu di usia kepala 3
ini. Namun sepandai-pandainya
aku berselingkuh akhirnya
ketahuan juga. Suamiku marah
bukan kepalang memergoki aku
berpelukan dengan seorang pria
muda sambil telanjang bulat di
sebuah motel.
Dan ultimatum pun keluar dari
suamiku. Aku dilarang olehnya
beraktivitas di luar rumah tanpa
pengawalan. Entah itu dengan
suamiku ataupun kedua anakku.
Tak sedikitpun aku lepas dari
pengawasan mereka bertiga.
Secara bergantian ketiganya
mengawasiku. Tommy anak
sulungku yang baru masuk kuliah
dapat giliran mengawasi di pagi
hari karena dia masuk siang.
Siangnya giliran Bagus yang
duduk di kelas dua SMA, untuk
mengawasiku. Dan malamnya
suamiku kena giliran. Tentu saja
aktivitas seks-ku pun terganggu
total. Hasratku sering tak
terlampiaskan, akibatnya aku
sering uring-uringan. Memang sih
aku bisa masturbasi, tapi kurang
nikmat. Dua minggu berlalu aku
masih bisa menahan diri.
Sebulan berlalu aku sudah stres
berat. Bahkan frekuensi
masturbasiku terus bertambah,
sampai pernah sehari 10 kali
kulakukan. Tapi tetap saja tak
pernah mencapai kepuasan yang
total. Aku masih butuh kemaluan
laki-laki! Seperti pada pagi hari
Senin, saat bangun pagi jam 8
rumah sudah sepi. Suamiku dan
Bagus sudah pergi, dan tinggal
Tommy yang ada di bawah. Aku
masih belum bangkit dari tempat
tidurku, masih malas-malasan
untuk bangun. Tiba-tiba aku
tersentak karena merasa darahku
mengalir dengan cepat. Ini
memang kebiasaanku saat
bangun pagi, nafsu seks-ku
muncul. Sebisanya kutahan-
tahan, tapi selangkanganku sudah
basah kuyup. Aku pun segera
melorotkan CD-ku dan langsung
menyusupkan dua jari tangan
kananku ke lubang kemaluanku.
Aku mendesis pelan saat kedua
jari itu masuk, terus kukeluar-
masukkan dengan pelan tapi
pasti. Aku masih asyik
bermasturbasi, tanpa menyadari
ada sesosok tubuh yang sedang
memperhatikan kelakuanku dari
pintu kamar yang terbuka lebar.
Dan saat mukaku menghadap ke
pintu aku terkejut melihat
Tommy, anak sulungku, sedang
memperhatikanku bermasturbasi.
Tapi anehnya aku tidak kelihatan
marah sama sekali, tangan kanan
masih terus memainkan
kemaluanku, dan aku malah
mendesah keras sambil
mengeluarkan lidahku. Dan
Tommy tampak tenang-tenang
saja melihat kelakuanku. Aku jadi
salah tingkah, tapi merasakan
liang vagina yang makin basah
saja, aku turun dari tempat tidur
dan berjalan ke arah Tommy.
Anak sulungku itu masih tenang-
tenang saja, padahal saat turun
dari tempat tidur aku sudah
melepas pakaian dan kini
telanjang bulat. Aku yang sudah
terbuai oleh nafsu seks tak
mempedulikan statusku lagi
sebagai mamanya.
Saat kami berhadapan tangan
kanan langsung meraba
selangkangan anak sulungku itu.
"Bercintalah dengan Mama,
Tommy!" pintaku sambil
mengelus-elus selangkangan
Tommy yang sudah tegang.
Tommy tersenyum, "Mama tahu,
sejak Tommy berumur 17
Tommy sudah sering
membayangkan bagaimana
nikmatnya kalo Tommy bercinta
dengan Mama.."
Aku terperangah mendengar
omongannya.
"Dan sering kalo Mama tidur,
Tommy telanjangin bagian
bawah Mama serta menjilatin
kemaluan Mama."
Aku tak percaya mendengar
perkataan anak sulungku ini.
"Dan kini dengan senang hati
Tommy akan entot Mama sampai
Mama puas!".
Tommy langsung memegang
daguku dan mencium bibirku dan
melumatnya dengan penuh
nafsu. Lidahnya menyelusuri
rongga mulutku dengan ganas.
Sementara kedua tangannya
bergerilya ke mana-mana, tangan
kiri meremas-remas payudaraku
dengan lembut sementara tangan
kanannya mengelus permukaan
kemaluanku. Aku langsung
pasrah diperlakukan anakku
sedemikian rupa, hanya sanggup
mendesah dan menjerit kecil.
Puas berciuman, Tommy
melanjutkan sasarannya ke kedua
payudaraku. Kedua puting susuku
yang waktu kecil pernah Tommy
hisap, kembali dihisap anak
sulungku itu dengan lembut.
Kedua permukaan payudaraku
dijilati sampai mengkilat, dan aku
sedikit menjerit kecil saat putingku
digigitnya pelan namun mesra.
Aduh, tak henti-hentinya aku
mendesah akibat perlakuan
Tommy. Ciuman Tommy
berlanjut ke perut, dan anakku itu
pun berjongkok sementara aku
tetap berdiri. Aku tahu apa yang
akan Tommy lakukan dan ini
adalah bagian di mana aku sering
orgasme. Yah, aku paling tak
tahan kalau kemaluanku di oral
seks.
Tommy tersenyum sebentar ke
arahku, sebelum mulutnya
mencium permukaan lubang
tempat di mana dia dulu pernah
keluar. Lidahnya pun menari-nari
di liang vagina mamanya,
membuatku melonjak bagai
tersetrum. Kedua tanganku terus
memegangi kepalanya yang
tenggelam di selangkanganku,
saat lidahnya menjilati klitorisku
dengan lembut. Dan benar saja,
tak lama kemudian tubuhku
mengejang dengan hebatnya dan
desahanku semakin keras
terdengar. Tommy tak peduli,
anak sulungku itu terus menjilati
kemaluanku yang memuncratkan
cairan-cairan kental saat aku
berorgasme tadi. Aku yang
kelelahan langsung menuju
tempat tidur dan tidur telentang.
Tommy tersenyum lagi. Anakku
itu kini melucuti pakaiannya
sendiri dan siap untuk
menyetubuhi mamanya dengan
penisnya yang telah tegang.
Tommy bersiap memasukkan
penisnya ke lubang vaginaku, dan
aku menahannya, "Tunggu
sayang, biar Mama kulum
burungmu itu sebentar." Tommy
menurut, di sodorkannya penis
yang besar dan keras itu ke arah
mulutku yang langsung
mengulumnya dengan penuh
semangat. Penis anakku itu kini
kumasukkan seluruhnya ke dalam
mulutku sementara anakku
membelai rambutku dengan rasa
sayang. Batangnya yang keras
kujilati hingga mengkilap.
"Sekarang kau boleh entot
kemaluan Mama, Tom.." kataku
setelah puas mengulum
penisnya. Anakku itu
mengangguk. Penisnya segera
dibimbing anakku menuju lubang
kemaluan tempat Tommy lahir.
Vaginaku yang basah kuyup
memudahkan penis Tommy
untuk masuk ke dalam dengan
mulus. "Ahh.. Tomm!" aku
mendesah saat penis Tommy
amblas dalam kemaluanku.
Tommy lalu langsung
menggenjot tubuhnya dengan
cepat, lalu berubah lambat tapi
pasti. Diperlakukan begitu
kepalaku berputar-putar saking
nikmatnya. Apalagi Tommy
seringkali membiarkan kepala
penisnya menggesek-gesek
permukaan kemaluanku sehingga
aku kegelian. Berbagai macam
posisi diperagakan oleh Tommy,
mulai dari gaya anjing sampai
tradisional membuatku orgasme
berkali-kali. Tapi anak sulungku itu
belum juga ejakulasi membuatku
penasaran dan bangga. Ini baru
anak yang perkasa.
Dan baru saat aku berada di atas
tubuhnya, Tommy mulai
kewalahan. Goyangan pinggulku
langsung memacunya untuk
mencapai puncak kenikmatan.
Dan saat Tommy memeluk
dengan erat, saat itu pula air mani
anak sulungku itu membasahi
kemaluanku dengan derasnya,
membuatku kembali orgasme
untuk yang kesekian kalinya.
Selangkanganku kini sudah banjir
tidak karuan bercampur aduk
antara mani Tommy dengan
cairanku sendiri. Tommy masih
memelukku dan mencium bibirku
dengan lembut. Dan kami terus
bermain cinta sampai siang dan
baru berhenti saat Bagus pulang
dari sekolah. Sejak saat itu aku tak
lagi stress karena sudah
mendapat pelampiasan dari
anakku. Setiap saat aku selalu
dapat memuaskan nafsuku yang
begitu besar. Dan tidak seorang
pun mengetahui kecuali kami
berdua.
TAMAT