Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Marlina, 35 tahun, adalah seorang
ibu rumah tangga dengan 2
orang anak. Penampilan Marlina
sangat menarik. Sebagai wanita
yang tinggal di kota besar,
Bandung, cara berpakaiannya
selalu sexy. Tidak sexy murahan
tapi berkelas dan menarik.
Dengan tubuh tinggi semampai,
dada 36, dan kulit yang putih,
walau sudah menikah dan punya
anak yang sudah cukup dewasa,
tapi masih banyak lelaki yang
selalu menggodanya.
Anaknya yang paling besar,
Jimmy, 16 tahun, seorang anak
yang yang baik dan penurut pada
orang tuanya. Anak kedua,
Yenny, 14 tahun, seorang anak
yang sudah mulai beranjak
dewasa. Sedangkan suami
Marlina, Herman, adalah seorang
suami yang cukup baik dan
perhatian pada keluarga. Bekerja
sebagai seorang PNS di suatu
instansi pemerintah.
Kehidupan sexual Marlina
sebetulnya tidak ada masalah
sama sekali dengan suaminya.
Walau banyak lelaki yang
menggoda, tak sedikitpun ada niat
dia untuk mengkhianati Herman.
Tapi ada sesuatu yang berubah
dalam diri Marlina ketika suatu hari
dia secara tidak sengaja melihat
anak lelakinya, Jimmy, sedang
berpakaian setelah mandi. Dari
balik pintu yang tidak tertutup
rapat, Marlina dengan jelas
melihat Jimmy telanjang. Matanya
tertuju pada kontol Jimmy yang
dihiasi dengan bulu-bulu yang
tidak terlalu lebat.
Sejak saat itu Marlina pikirannya
selalu teringat pada tubuh
telanjang anak lelakinya itu.
Bahkan seringkali Marlina
memperhatikan Jimmy bila
sedang makan, sedang duduk,
atau sedang apapun bila ada
kesempatan.
"Ada apa si Mam, kok liatin Jimmy
terus?" tanya Jimmy ketika Marlina
memperhatikannya di ruang
tamu.
"Tidak ada apa-apa, Jim.. Hanya
saja Mama jadi senang karena
melihat kamu makin besar dan
dewasa," ujar Marlina sambil
tersenyum.
"Kamu sudah punya pacar, Jim?"
tanya Marlina.
"Pacar resmi sih belum ada, tapi
kalau sekedar teman jalan sih ada
beberapa. Memangnya kenapa,
Mam?" tanya Jimmy.
"Ah, tidak. Mama hanya pengen
tahu saja," ujar Marlina.
"Kamu pernah kissing?" tanya
Marlina.
"Ah, Mama.. Pertanyaannya bikin
malu Jimmy ah..." ujar Jimmy
sambil tersenyum.
"Yee.. Tidak apa-apa kok, Jim..
Jujur saja pada Mama. Mama juga
pernah muda kok. Mama
mengerti akan maunya anak
muda kok..." ujar Marlina sambil
menjewer pelan telinga Jimmy.
Jimmy tertawa.
"Ya, Jimmy pernah ciuman
dengan mereka," ujar jimmy.
"ML?" tanya Marlina lagi.
"ML apa sih artinya, Mam?" tanya
Jimmy tidak mengerti.
"Making LOve.. Bersetubuh..."
ujar Marlina sambil
mempraktekkan ibu jarinya
diselipkan diantara telunjuk dan
jari tengah.
"Wah kalau itu JImmy belum
pernah, Mam.. Tidak berani. Takut
hamil..." ujar Jimmy. Marlina
tersenyum mendengarnya.
"Kenapa Mama tersenyum?"
tanya Jimmy.
"Karena kamu masih sangat
polos, sayang..." kata Marlina
sambil mencubit pipi Jimmy, lalu
bangkit untuk menyiapkan segala
sesuatunya karena Herman akan
segera pulang.
Malam harinya, Marlina, Jimmy,
dan Yenny asyik menonton TV,
sedangkan Herman sedang
mengerjakan sesuatu di meja
kerjanya.
"Ciuman rasanya gimana sih?"
tanya Yenny ketika menyaksikan
adegan ciuman di televisi.
"Ah, kamu.. Masih kecil! Tidak
perlu tahu," ujar Jimmy sambil
mengucek-ngucek rambut
Yenny.
"Tidak boleh begitu, Jim.. Adikmu
harus tahu tentang apapun yang
dia tidak mengerti. Biar tidak salah
langkah nantinya..." ujar Marlina
sambil menatap Jimmy.
"Begini, Yen..." ujar Marlina.
"Ciuman itu tidak ada rasa apa-
apa.. Tidak manis, pahit atau asin.
Hanya saja, kalau kamu sudah
besar nanti dan sudah
merasakannya, yang terasa
hanya perasaan nyaman dan
makin sayang kepada pacar atau
suami kamu..." ujar Marlina lagi.
"Ah, nggak ngerti..." ujar yenny.
"Mendingan Yenny tidur saja, ah..
Sudah ngantuk..." ujar Yenny.
"Ya sudah, tidurlah sayang," ujar
Marlina. Yenny kemudian bangkit
dan segera menuju kamar
tidurnya.
Ketika menyaksikan adegan
ranjang di televisi, Marlina
bertanya kepada Jimmy, "Apakah
kamu sudah itu dengan
pacarmu?".
"Jimmy belum punya pacar,
Mam.. Mereka hanya sekedar
teman saja," jawab Jimmy.
"Tapi kok kamu bisa ciuman
dengan mereka?" tanya Marlina
lagi sambil tersenyum.
"Ya namanya juga saling suka..."
jawab Jimmy sambil tersenyum
juga.
"Sudah sejauh mana kamu
melakukan sesuatu dengan
mereka?" tanya Marlina.
"Tidak apa-apa kok, Jim.. Bicara
terbuka saja dengan Mama,"
ujarnya Marlina lagi. Jimmy
menatap mata ibunya sambil
tersenyum.
"Ya begitulah..." kata Jimmy.
"Ya begitulah apa?" tanya Marlina
lagi.
"Ya begiutlah.. Ciuman, saling
pegang, saling raba..." ujar
Jimmy malu malu. Marlina
tersenyum.
"Hanya itu?" tanya Marlina lagi.
Jimmy melirik ke arah ayahnya
yang sedang sibuk mengerjakan
sesuatu di meja kerjanya.
"Mama jangan bilang ke Papa ya?"
ujar Jimmy.
Marlina tersenyum sambil
mengangguk. Jimmy lalu
beringsut mendekati Marlina.
"Jimmy pernah oral dengan
beberapa teman wanita..."
ujarnya sambil berbisik.
Marlina tersenyum sambil
mencubit pipi Jimmy.
"Nakal juga ya kamu!" ujar Marlina
sambil tersenyum.
"Rasanya bagaimana?" tanya
Marlina sambil berbisik.
"Sangat enak, Mam..." ujar
Jimmy.
"Tapi Jimmy dengar, katanya
kalau punya Jimmy dimasukkan
ke punya wanita rasanya lebih
enak.. Benar tidak, Mam?" tanya
Jimmy.
Marlina kembali tersenyum tapi
tidak menjawab..
"Kamu mau tahu rasanya, Jim?"
tanya Marlina sambil tetap
tersenyum. Jimmy mengangguk.
"Sini ikut Mama..." ajak Marlina
sambil bangkit lalu pergi ke ruang
belakang. Jimmy mengikuti dari
belakang.
Sesampai di ruang belakang,
Marlina menarik tangan Jimmy
agar mendekat.
"Ada apa sih, Mam?" tanya
Jimmy.
"Karena kamu sudah dewasa,
Mama anggap kamu sudah
seharusnya tahu tentang hal
tersebut," ujar Marlina dengan
nafas agak memburu menahan
gejolak yang selama ini
terpendam terhadap anaknya
tersebut.
"Ciumlah Mama sayang..." kata
Marlina sambil mengecup bibir
Jimmy.
Jimmy diam karena tidak tahu
harus berbuat apa. Marlina terus
melumat bibir anaknya itu sambil
tanggannya masuk ke dalam
celana Hawaii Jimmy. Lalu dengan
lembut diremas dan dikocoknya
kontol anaknya. Karena tidak
tahan merasakan rasa enak,
Jimmy dengan segera membalas
ciuman Marlina dengan hangat.
Sambil terus mengocok dan
meremas kontol Jimmy, Marlina
berkata, "Kamu ingin merasakan
rasanya bersetubuh kan,
sayang?".
"Iya, Mam..." ujar Jimmy dengan
nafas memburu.
"Mama juga sama, Jim.. Mama
ingin merasakan hal itu dengan
kamu," ujar Marlina.
"Kapan, Ma?" tanya Jimmy sambil
menggerakkan pinggulnya maju
mundur karena enak dikocok
kontol oleh Marlina.
"Jangan sekarang ya, sayang..."
ujar Marlina sambil melepaskan
genggaman tangannya pada
kontol Jimmy.
"Yang penting kamu harus tahu
bahwa Mama sangat sayang
kamu..." kata Marlina sambil
mengecup bibir Jimmy.
"Jimmy juga sangat sayang
Mama," ujar Jimmy.
"Sekarang Mama harus tidur
karena sudah malam. Nanti
Papamu curiga..." ujar Marlina
sambil meninggalkan Jimmy.
Jimmy menarik nafas panjang
menahan suatu rasa yang tak bisa
diucapkan.. Tak lama Jimmy
masuk ke kamar mandi.. Onani.
Besok paginya, Herman sudah
siap-siap pergi kerja sekalian
mengantar Yenni ke sekolah
karena masuk pagi. Sementara
Jimmy masuk sekolah siang. Dia
masih tidur di kamarnya.
Setelah Herman dan Yenni pergi,
dengan segera Marlina mengetuk
dan masuk ke kamar Jimmy.
Jimmy masih tidur dengan hanya
memakai celana Hawaii saja.
Marlina tersenyum sambil duduk
di sisi ranjang anaknya tersebut.
Tangannya mengusap dada
Jimmy. Dimainkannya puting
susu Jimmy. Jimmy terbangun
karena merasakan ada sesuatu
yang membuat darahnya
berdesir nikmat. Ketika matanya
dibuka, terlihat mamanya sedang
menatap dirinya sambil
tersenyum.
"Bangun dong, sayang.. Sudah
siang," ujar Marlina sambil
tangannya berpindah masuk ke
dalam celana Hawaii Jimmy.
Diusap, dibelai, diremas, lalu
dikocoknya kontol Jimmy sampai
tegang dan tegak. Jimmy terus
menatap mata MArlina sambil
merasakan rasa nikmat pada
kontolnya.
"Mau sekarang?" tanya Marlina
sambil tetap tersenyum.
"Saya mau kencing dulu, Mam..."
kata Jimmy sambil bangkit lalu
bergegas ke kamar mandi.
Setelah selesai, segera dia kembali
ke kamarnya.
"Lama amat sih?" tanya Marlina.
"Jimmy kan sikat gigi dulu,
Mam..." ujar Jimmy sambil duduk
di pinggir ranjang berdampingan
dengan Marlina.
"Kenapa Mama mau melakukan
ini dengan Jimmy?" tanya Jimmy.
Marlina tersenyum sambil
mencium pipi anaknya itu.
"Karena Mama sangat sayang
kamu. Juga Mama ingin
mendapat kebahagiaan dari orang
yang paling Mama sayangi..
Kamu," ujar Marlina sambil
kemudian melumat bibir Jimmy.
Jimmy membalasnya dengan
hangat pula. Kemudian Marlina
bangkit lalu melepas semua
pakaian yang menempel di
tubuhnya. Jimmy terus menatap
tubuh ibunya dengan kagum dan
nafsu.
"Buka celana kamu dong,
sayang," ujar Marlina.
"Iya, Mam..." ujar Jimmy sambil
bangkit lalu melepas celana
Hawaiinya.
"Sini, Jim..." ujar Marlina sambil
berjongkok.
Tak lama mulut Marlina sudah
mengulum kontol Jimmy. Jilatan
dan hisapannya membuat Jimmy
bergetar tubuhnya menahan
nikmat yang amat sangat.
"Mmhh.. Enakk, Mamm..." desah
Jimmy sambil agak
menggerakkan pinggulnya maju
mundur.
Marlina melepas kulumannya,
sambil tersenyum menatap
wajah Jimmy yang tengadah
merasakan nikmat, tangannya
terus mengocok kontol Jimmy.
"Gantian, Jim..." ujar Marlina.
"Iya, Mam..." ujar Jimmy.
Marlina lalu naik ke ranjang
anaknya. Lalu segera dibukanya
paha lebar-lebar.. Jimmy
langsung mendekatkan wajahnya
ke memek Marlina. Lalu segera
dijilatinya seluruh permukaan
memek Marlina. Marlina terpejam
menahan nikmat. Apalagi ketika
jilatan lidah Jimmy bermain di
kelentitnya.. Mata Marlina
terpejam, tubuhnya bergetar
sambil menggoyangkan
pinggulnya.
"Ohh.. Enakk.. Teruss, Jimm..."
desah Marlina.
Setelah sekian menit Marlina dijilati
memeknya, tiba-tiba tubuhnya
bergetar makin keras, ditekannya
kepala Jimmy ke memeknya, lalu
segera dijepit dengan pahanya..
Tak lama...
"Ohh.. Mhh.. Ohh..." desah
Marlina panjang. Marlina
orgasme.
"Ohh, enak sekali sayang.. Naik
sini!" ujar Marlina.
Jimmy naik ke tubuh Marlina.
Dengan segera Marlina melumat
bibir Jimmy walau masih
belepotan dengan cairan dari
memek Marlina sendiri.
"Masukkin sayang..." bisik Marlina
sambil menggenggam kontol
Jimmy dan diarahkan ke
memeknya.
Setelah itu, Jimmy langsung
memompa kontolnya di memek
Marlina. Mata Jimmy terpejam
sambil terus mengeluarmasukkan
kontolnya.
"Bagaimana rasanya, Jim?" tanya
Marlina sambil menggoyangkan
pinggulnya mengimbangi
gerakan Jimmy.
"Nikmat sekali, Mam..." ujar
Jimmy.
Marlina tersenyum sambil terus
menatap mata anaknya. Tak
lama, tiba-tiba tubuh Jimmy
mengejang, gerakannya makin
cepat..
"Jimmy mau keluar, Mam," bisik
Jimmy.
"Mmhh.. Keluarkan sayang,
puaskan dirimu..." bisik Marlina
sambil memegang pantat Jimmy
lalu menekankan ke memeknya
keras-keras.
Tak lama.. Crott! Crott! Crott! Air
mani Jimmy muncrat banyak di
dalam memek Marlina. Jimmy
mendesakkan kontolnya dalam-
dalam ke memek Marlina..
"Bagaimana rasanya sayang?"
tanya Marlina.
"Sangat nikmat, Mam.. Lebih
nikmat daripada oral..." ujar
Jimmy sambil mengecup bibir
Marlina.
"Jimmy sangat sayang Mama,"
ujar Jimmy.
"Mama juga sangat sayang
kamu," ujar Marlina.
Lalu mereka berpelukan telanjang.