Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Kulihat bibi tidur tidak
berselimut, karena biarpun
kamar bibi memakai AC,
tapi kelihatan AC-nya
diatur agar tidak terlalu
dingin. Posisi tidur bibi
telentang dan bibi hanya
memakai baju daster
merah muda yang tipis.
Dasternya sudah terangkat
sampai di atas perut,
sehingga terlihat CD mini
yang dikenakannya
berwarna putih tipis,
sehingga terlihat belahan
kemaluan bibi yang
ditutupi oleh rambut hitam
halus kecoklat-coklatan.
Buah dada bibi yang tidak
terlalu besar tapi padat itu
terlihat samar-samar di
balik dasternya yang tipis,
naik turun dengan
teratur.Walaupun dalam
posisi telentang, tapi buah
dada bibi terlihat mencuat
ke atas dengan putingnya
yang coklat muda kecil.
Melihat pemandangan
yang menggairahkan itu
aku benar-benar
terangsang hebat. Dengan
cepat kemaluanku
langsung bereaksi menjadi
keras dan berdiri dengan
gagahnya, siap tempur.
Perlahan-lahan
kuberjongkok di samping
tempat tidur dan tanganku
secara hati-hati kuletakkan
dengan lembut pada
belahan kemaluan bibi
yang mungil itu yang masih
ditutupi dengan CD.
Perlahan-lahan tanganku
mulai mengelus-elus
kemaluan bibi dan juga
bagian paha atasnya yang
benar-benar licin putih
mulus dan sangat
merangsang.
Cerita Sex Sedarah
Terlihat bibi agak bergeliat
dan mulutnya agak
tersenyum, mungkin bibi
sedang mimpi, sedang
becinta dengan paman.
Aku melakukan kegiatanku
dengan hati-hati takut bibi
terbangun. Perlahan-lahan
kulihat bagian CD bibi yang
menutupi kemaluannya
mulai terlihat basah,
rupanya bibi sudah mulai
terangsang juga. Dari
mulutnya terdengar suara
mendesis perlahan dan
badannya menggeliat-
geliat perlahan-lahan.
Aku makin tersangsang
melihat pemandangan
itu.Cepat-cepat kubuka
semua baju dan CD-ku,
sehingga sekarang aku
bertelanjang bulat. Penisku
yang 19 cm itu telah berdiri
kencang menganguk-
angguk mencari mangsa.
Dan aku membelai-belai
buah dadanya, dia masih
tetap tertidur saja. Aku
tahu bahwa puting dan
klitoris bibiku tempat
paling suka dicumbui, aku
tahu hal tersebut dari film-
film bibiku.
Lalu tanganku yang satu
mulai gerilya di daerah
vaginanya. Kemudian
perlahan-lahan aku
menggunting CD mini bibi
dengan gunting yang
terdapat di sisi tempat
tidur bibi.Sekarang
kemaluan bibi terpampang
dengan jelas tanpa ada
penutup lagi. Perlahan-
lahan kedua kaki bibi
kutarik melebar, sehingga
kedua pahanya terpentang.
Dengan hati-hati aku naik
ke atas tempat tidur dan
bercongkok di atas bibi.
Kedua lututku melebar di
samping pinggul bibi dan
kuatur sedemikian rupa
supaya tidak menyentuh
pinggul bibi. Tangan
kananku menekan pada
kasur tempat tidur, tepat di
samping tangan bibi,
sehingga sekarang aku
berada dalam posisi
setengah merangkak di
atas bibi.Tangan kiriku
memegang batang penisku.
Perlahan-lahan kepala
penisku kuletakkan pada
belahan bibir kemaluan
bibi yang telah basah itu.
Kepala penisku yang besar
itu kugosok-gosok dengan
hati-hati pada bibir
kemaluan bibi. Terdengar
suara erangan perlahan
dari mulut bibi dan
badannya agak mengeliat,
tapi matanya tetap
tertutup.
Akhirnya kutekan
perlahan-lahan kepala
kemaluanku membelah
bibir kemaluan
bibi.Sekarang kepala
kemaluanku terjepit di
antara bibir kemaluan bibi.
Dari mulut bibi tetap
terdengar suara mendesis
perlahan, akan tetapi
badannya kelihatan mulai
gelisah. Aku tidak mau
mengambil resiko, sebelum
bibi sadar, aku sudah harus
menaklukan kemaluan bibi
dengan menempatkan
posisi penisku di dalam
lubang vagina bibi. Sebab
itu segera kupastikan letak
penisku agar tegak lurus
pada kemaluan bibi.
Dengan bantuan tangan
kiriku yang terus
membimbing penisku,
kutekan perlahan-lahan
tapi pasti pinggulku ke
bawah, sehingga kepala
penisku mulai menerobos
ke dalam lubang kemaluan
bibi.Kelihatan sejenak
kedua paha bibi bergerak
melebar, seakan-akan
menampung desakan
penisku ke dalam lubang
kemaluanku.
Badannya tiba-tiba
bergetar menggeliat dan
kedua matanya mendadak
terbuka, terbelalak
bingung, memandangku
yang sedang bertumpu di
atasnya. Mulutnya terbuka
seakan-akan siap untuk
berteriak. Dengan cepat
tangan kiriku yang sedang
memegang penisku
kulepaskan dan buru-buru
kudekap mulut bibi agar
jangan berteriak. Karena
gerakanku yang tiba-tiba
itu, posisi berat badanku
tidak dapat kujaga lagi,
akibatnya seluruh berat
pantatku langsung
menekan ke bawah,
sehingga tidak dapat
dicegah lagi penisku
menerobos masuk ke
dalam lubang kemaluan
bibi dengan cepat.
Badan bibi tersentak ke
atas dan kedua pahanya
mencoba untuk
dirapatkan, sedangkan
kedua tangannya otomatis
mendorong ke atas,
menolak dadaku. Dari
mulutnya keluar suara
jeritan, tapi tertahan oleh
bekapan tangan
kiriku.”Aauuhhmm..
aauuhhmm.. hhmm..!”
desahnya tidak
jelas.Kemudian badannya
mengeliat-geliat dengan
hebat, kelihatan bibi sangat
kaget dan mungkin juga
kesakitan akibat penisku
yang besar menerobos
masuk ke dalam
kemaluannya dengan tiba-
tiba.
Meskipun bibi merontak-
rontak, akan tetapi bagian
pinggulnya tidak dapat
bergeser karena tertekan
oleh pinggulku dengan
rapat. Karena gerakan-
gerakan bibi dengan kedua
kaki bibi yang meronta-
ronta itu, penisku yang
telah terbenam di dalam
vagina bibi terasa dipelintir-
pelintir dan seakan-akan
dipijit-pijit oleh otot-otot
dalam vagina bibi.
Hal ini menimbulkan
kenikmatan yang sukar
dilukiskan.Karena sudah
kepalang tanggung, maka
tangan kananku yang
tadinya bertumpu pada
tempat tidur kulepaskan.
Sekarang seluruh badanku
menekan dengan rapat ke
atas badan bibi, kepalaku
kuletakkan di samping
kepala bibi sambil berbisik
kekuping bibi.”Bii.., bii.., ini
aku Eric. Tenang bii..,
sshheett.., shhett..!” bisikku.
Bibi masih mencoba
melepaskan diri, tapi tidak
kuasa karena badannya
yang mungil itu
teperangkap di bawah
tubuhku. Sambil tetap
mendekap mulut bibi, aku
menjilat-jilat kuping bibi
dan pinggulku secara
perlahan-lahan mulai
kugerakkan naik turun
dengan teratur.Perlahan-
lahan badan bibi yang
tadinya tegang mulai
melemah.Kubisikan lagi ke
kuping bibi, “Bii.., tanganku
akan kulepaskan dari
mulut bibi, asal bibi janji
jangan berteriak
yaa..?”Perlahan-lahan
tanganku kulepaskan dari
mulut bibi.Kemudian Bibi
berkata, “Riic.., apa yang
kau perbuat ini..? Kamu
telah memperkosa
Bibi..!”Aku diam saja, tidak
menjawab apa-apa, hanya
gerakan pinggulku makin
kupercepat dan tanganku
mulai memijit-mijit buah
dada bibi, terutama pada
bagian putingnya yang
sudah sangat mengeras.
Rupanya meskipun wajah
bibi masih menunjukkan
perasaan marah, akan
tetapi reaksi badannya
tidak dapat
menyembunyikan
perasaannya yang sudah
mulai terangsang itu.
Melihat keadaan bibi ini,
tempo permainanku
kutingkatkan lagi.Akhirnya
dari mulut bibi terdengar
suara, “Oohh.., oohh..,
sshh.., sshh.., eemm..,
eemm.., Riicc..,
Riicc..!”Dengan masih
melanjutkan gerakan
pinggulku, perlahan-lahan
kedua tanganku bertumpu
pada tempat tidur,
sehingga aku sekarang
dalam posisi setengah
bangun, seperti orang yang
sedang melakukan push-
up.Dalam posisi ini, penisku
menghujam kemaluan bibi
dengan bebas, melakukan
serangan-serangan
langsung ke dalam lubang
kemaluan bibi.
Kepalaku tepat berada di
atas kepala bibi yang
tergolek di atas kasur.
Kedua mataku menatap ke
bawah ke dalam mata bibi
yang sedang meram melek
dengan sayu. Dari
mulutnya tetap terdengar
suara mendesis-desis.
Selang sejenak setelah
merasa pasti bahwa bibi
telah dapat kutaklukan,
aku berhenti dengan
kegiatanku. Setelah
mencabut penisku dari
dalam kemaluan bibi, aku
berbaring setengah tidur di
samping bibi. Sebelah
tanganku mengelus-elus
buah dada bibi terutama
pada bagian putingnya.
“Eehh.., Ric.., kenapa kau
lakukan ini kepada
bibimu..!” katanya.Sebelum
menjawab aku menarik
badan bibi menghadapku
dan memeluk badan
mungilnya dengan hati-
hati, tapi lengket ketat ke
badan. Bibirku mencari
bibinya, dan dengan gemas
kulumat habis. Woowww..!
Sekarang bibi menyambut
ciumanku dan lidahnya
ikut aktif menyambut
lidahku yang menari-nari di
mulutnya.
Selang sejenak kuhentikan
ciumanku itu.Sambil
memandang langsung ke
dalam kedua matanya
dengan mesra, aku berkata,
“Bii.. sebenarnya aku sangat
sayang sekali sama Bibi, Bibi
sangat cantik lagi
ayu..!”Sambil berkata itu
kucium lagi bibirnya
selintas dan melanjutkan
perkataanku, “Setiaap kali
melihat Bibi bermesrahan
dengan Paman, aku kok
merasa sangat cemburu,
seakan-akan Bibi adalah
milikku, jadi Bibi jangan
marah yaa kepadaku, ini
kulakukan karena tidak
bisa menahan diri ingin
memiliki Bibi seutuhnya.
“Selesai berkata itu aku
menciumnya dengan mesra
dan dengan tidak tergesa-
gesa.Ciumanku kali ini
sangat panjang, seakan-
akan ingin menghirup
napasnya dan belahan
jiwanya masuk ke dalam
diriku. Ini kulakukan
dengan perasaan cinta
kasih yang setulus-tulusnya.
Rupanya bibi dapat juga
merasakan perasaan
sayangku padanya,
sehingga pelukan dan
ciumanku itu dibalasnya
dengan tidak kalah mesra
juga.Beberapa lama
kemudian aku
menghentikan ciumanku
dan aku pun berbaring
telentang di samping bibi,
sehingga bibi dapat melihat
keseluruhan badanku yang
telanjang itu.”Iih.., gede
banget barang kamu Ricc..!
Itu sebabnya tadi Bibi
merasa sangat penuh
dalam badan Bibi.”
katanya, mungkin punyaku
lebih besar dari punya
paman.
Lalu aku mulai
memeluknya kembali dan
mulai menciumnya.
Ciumanku mulai dari
mulutnya turun ke leher
dan terus kedua buah
dadanya yang tidak terlalu
besar tapi padat itu. Pada
bagian ini mulutku
melumat-lumat dan
menghisap-hisap kedua
buah dadanya, terutama
pada kedua ujung
putingnya berganti-ganti,
kiri dan kanan.Sementara
aksiku sedang berlangsung,
badan bibi menggeliat-
geliat kenikmatan. Dari
mulutnya terdengar suara
mendesis-desis tidak
hentinya. Aksiku
kuteruskan ke bawah,
turun ke perutnya yang
ramping, datar dan mulus.
Maklum, bibi belum
pernah melahirkan.
Bermain-main sebentar
disini kemudian turun
makin ke bawah, menuju
sasaran utama yang
terletak pada lembah di
antara kedua paha yang
putih mulus itu.Pada
bagian kemaluan bibi,
mulutku dengan cepat
menempel ketat pada
kedua bibir kemaluannya
dan lidahku bermain-main
ke dalam lubang
vaginanya.
Mencari-cari dan akhirnya
menyapu serta menjilat
gundukan daging kecil
pada bagian atas lubang
kemaluannya. Segera
terasa badan bibi bergetar
dengan hebat dan kedua
tangannya mencengkeram
kepadaku, menekan ke
bawah disertai kedua
pahanya yang menegang
dengan kuat.Keluhan
panjang keluar dari
mulutnya, “Oohh.., Riic..,
oohh.. eunaakk..
Riic..!”Sambil masih terus
dengan kegiatanku itu,
perlahan-lahan
kutempatkan posisi badan
sehingga bagian pinggulku
berada sejajar dengan
kepala bibi dan dengan
setengah berjongkok.
Posisi batang kemaluanku
persis berada di depan
kepala bibi. Rupanya bibi
maklum akan keinginanku
itu, karena terasa batang
kemaluanku dipegang oleh
tangan bibi dan ditarik ke
bawah. Kini terasa kepala
penis menerobos masuk di
antara daging empuk yang
hangat. Ketika ujung lidah
bibi mulai bermain-main di
seputar kepala penisku,
suatu perasaan nikmat
tiba-tiba menjalar dari
bawah terus naik ke seluru
badanku, sehingga dengan
tidak terasa keluar erangan
kenikmatan dari
mulutku.Dengan posisi 69
ini kami terus bercumbu,
saling hisap-mengisap, jilat-
menjilat seakan-akan
berlomba-lomba ingin
memberikan kepuasan
pada satu sama lain.
Beberapa saat kemudian
aku menghentikan
kegiatanku dan berbaring
telentang di samping bibi.
Kemudian sambil telentang
aku menarik bibi ke atasku,
sehingga sekarang bibi
tidur tertelungkup di
atasku. Badan bibi dengan
pelan kudorong agak ke
bawah dan kedua paha
bibi kupentangkan. Kedua
lututku dan pantatku agak
kunaikkan ke atas, sehingga
dengan terasa penisku yang
panjang dan masih sangat
tegang itu langsung terjepit
di antara kedua bibir
kemaluan bibi.Dengan
suatu tekanan oleh
tanganku pada pantat bibi
dan sentakan ke atas
pantatku, maka penisku
langsung menerobos
masuk ke dalam lubang
kemaluan bibi. Amblas
semua batangku.
“Aahh..!” terdengar
keluhan panjang
kenikmatan keluar dari
mulut bibi.Aku segera
menggoyang pinggulku
dengan cepat karena
kelihatan bahwa bibi sudah
mau klimaks. Bibi tambah
semangat juga ikut
mengimbangi dengan
menggoyang pantatnya
dan menggeliat-geliat di
atasku. Kulihat wajahnya
yang cantik, matanya
setengah terpejam dan
rambutnya yang panjang
tergerai, sedang kedua
buah dadanya yang kecil
padat itu bergoyang-
goyang di atasku.Ketika
kulihat pada cermin besar
di lemari, kelihatan pinggul
bibi yang sedang berayun-
ayun di atasku.
Batang penisku yang besar
sebentar terlihat sebentar
hilang ketika bibi bergerak
naik turun di atasku. Hal ini
membuatku jadi makin
terangsang. Tiba-tiba
sesuatu mendesak dari
dalam penisku mencari
jalan keluar, hal ini
menimbulkan suatu
perasaan nikmat pada
seluruh badanku.
Kemudian air maniku
tanpa dapat ditahan
menyemprot dengan keras
ke dalam lubang vagina
bibi, yang pada saat
bersamaan pula terasa
berdenyut-denyut dengan
kencangnya disertai
badannya yang berada di
atasku bergetar dengan
hebat dan terlonjak-lonjak.
Kedua tangannya
mendekap badanku
dengan keras.
Pada saat bersamaan kami
berdua mengalami
orgasme dengan dasyat.
Akhirnya bibi tertelungkup
di atas badanku dengan
lemas sambil dari mulut
bibi terlihat senyuman
puas.”Riic.., terima kasih Ric.
Kau telah memberikan Bibi
kepuasan sejati..!”Setelah
beristirahat, kemudian
kami bersama-sama ke
kamar mandi dan saling
membersihkan diri satu
sama lain.
Sementara mandi, kami
berpelukan dan berciuman
disertai kedua tangan kami
yang saling mengelus-elus
dan memijit-mijit satu sama
lain, sehingga dengan cepat
nafsu kami terbangkit lagi.
Dengan setengah
membopong badan bibi
yang mungil itu dan kedua
tangan bibi menggelantung
pada leherku, kedua kaki
bibi kuangkat ke atas
melingkar pada
pinggangku dan dengan
menempatkan satu tangan
pada pantat bibi dan
menekan, penisku yang
sudah tegang lagi
menerobos ke dalam
lubang kemaluan bibi.
“Aaughh.. oohh.. oohh..!”
terdengar rintihan bibi
sementara aku
menggerakan-gerakan
pantatku maju-mundur
sambil menekan ke
atas.Dalam posisi ini,
dimana berat badan bibi
sepenuhnya tertumpu
pada kemaluannya yang
sedang terganjel oleh
penisku, maka dengan
cepat bibi mencapai
klimaks.”Aaduhh.. Riic..
Biibii.. maa.. maa.. uu..
keluuar.. Riic..!” dengan
keluhan panjang disertai
badannya yang mengejang,
bibi mencapai orgasme,
dan selang sejenak terkulai
lemas dalam
gendonganku.Dengan
penisku masih berada di
dalam lubang kemaluan
bibi, aku terus
membopongnya. Aku
membawa bibi ke tempat
tidur. Dalam keadaan
tubuh yang masih basah
kugenjot bibi yang telah
lemas dengan sangat
bernafsu, sampai aku
orgasme sambil menekan
kuat-kuat pantatku.
Kupeluk badan bibi erat-
erat sambil merasakan
airmaniku menyemprot-
nyemprot, tumpah dengan
deras ke dalam lubang
kemaluan bibi, mengisi
segenap relung-relung di
dalamnya.