Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Hajar adalah seorang wanita alim
lugu berusia 28 tahun dan sudah 10
tahun menikah. Wanita alim yang
selalu memakai jilbab ini sampai saat
ini masih kuliah dalam program
ekstensi di sebuah perguruan tinggi
di Depok Semester lima. Hajar
menikah dengan Bang Rudi yang
lebih tua 8 tahun darinya karena
dijodohkan oleh orangtuanya pada
saat Hajar masih berusia 18 tahun.
Namun Hajar sangat mencintai
suaminya. Begitu pula suami Hajar
terhadapnya (Hajar yakin itu benar).
Dari pernikahan mereka, mereka
sudah dikaruniai dua orang anak.
Doni, berusia 5 tahun dan Rudi,
yang baru berusia 3 tahun.
Keduanya setelah tidak minum ASI
segera dipindahkan ke rumah kakek
neneknya yang berada di Jogjakarta.
Karena Hajar dilahirkan dari keluarga
yang taat agama, maka Hajar pun
seorang yang taat agama. Dari sejak
dia SMA, ia telah memakai jilbab
lebar. Bajunya pun selalu longgar,
dan menutupi hampir semua lekuk
tubuhnya. Bahkan setelah menikah
dan menginjak bangku
universtitas, dia lebih sering
menggunakan jubah yang lebar dan
jilbab yang juga lebar. Tapi itu justru
menambah keanggunan dan
kecantikannya, yang bahkan setelah
menikah, belum juga pudar. Setelah
pernikahan menginjak usia 6 tahun,
suaminya oleh perusahaan ditugasi
untuk bekerja di pabrik di daerah
bogor. Sebagai fasilitas, Wanita
yang selalu berpakaian rapat
tertutup dengan jilbab yang lebar ini
bersama sang suami diberikan
sebuah rumah sederhana di
komplek perusahaan. Sebagai
seorang istri yang taat, Hajar
menurutinya pindah ke tempat itu.
Komplek tempat tinggal Hajar
ternyata masih kosong, bahkan di
blok tempatnya tinggal, baru ada
rumah Hajar dan sang suami dan
sebuah rumah lagi yang dihuni, itu
pun cukup jauh letaknya dari rumah
mereka.
Karena rumah Hajar dan sang
suami masih sangat asli,mereka
belum memiliki dapur, sehingga jika
Hajar mau memasak, harus Wanita
berjilbab ini memasak di halaman
belakang yang terbuka, ciri khas
rumah sederhana. Akhirnya suami
memutuskan untuk membangun
dapur dan ruang makan di sisa
tanah yang tersisa, kebetulan ada
seorang tukang bangunan yang
menawarkan jasanya. Karena
mereka tidak merasa memiliki
barang berharga, Hajar dan sang
suami mempercayai mereka
mengerjakan dapur tersebut tanpa
harus di tunggui, suami tetap
berangkat ke kantor sedangkan
Hajar tetap kuliah.
Sampai suatu hari, Hajar sedang
libur dan suami Hajar tetap ke
kantor. Pagi itu setelah mengantar
Bang Rudi sampai ke depan
gerbang, Wanita berjilbab lebar dan
berkulit putih ini pun masuk ke
rumah. Sebenarnya perasaan Hajar
sedikit tidak enak di rumah sendirian
karena lingkungan mereka yang
sepi. Sampai ketika beberapa saat
kemudian Pak Bokir, sang tukang
bangunan dan dua orang temannya
datang untuk meneruskan kerjanya.
Dia tampak cukup terkejut melihat
Hajar ada di rumah, karena Hajar
tidak bilang sebelumnya bahwa
Hajar libur.
“Eh, kok Mbak Hajar nggak
berangkat kuliah..?” “Iya nih Pak
Bokir, lagi libur..” jawab Hajar
sambil membukakan pintu rumah.
Saat itu Hajar mengenakan jubah
terusan berwarna hijau dan jilbab
putih. Tapi jubah dan jilbab itu tidak
mampu menyembunyikan
kecantkan wajahnya, dan kesintalan
tubuh serta kemontokan
payudaranya yang terbayang dari
tonjolan samar di dadanya dan
lekukan samar di pinggulnya. Pak
Bokir dan 2 teman sedikit ternganga
saat itu, apalagi siluet dari cahaya di
dalam rumah memperlihatkan
gambar samar dari tubuh Hajar
yang terlihat menembus jubah
tipisnya. Mereka bertiga
memandang dan sekali menelan
ludah melihat pemandangan ini.
Hajar yang mulai sadar akan apa
yang terjadi segera masuk ke dalam
rumah dan agak menjauh dari
mereka seraya mempersilakan
mereka bertiga masuk. “Kalo gitu
saya mau nerusin kerja di belakang
Mbak..” katanya setelah agak lama
berusaha menelanjangi tubuh
wanita alim itu dengan pandangan
matanya. Begtu juga kedua orang
temannya. “Oh, silahkan..!” kata
Hajar agak kikuk. Memang sering
wanita berjilbab ini memergoki pak
Bokir atau salah satu dari kedua
orang temannya memandanginya
dengan pandangan lapar. Tapi ia
sadar bahwa dia memang cantk,
dan percaya bahwa jubah dan
jilbabnya pasti akan melindunginya
dari jerat nafsu ketiga tukang
bangunan itu.
Tidak lama kemudian mereka
masuk ke belakang, dan Hajar
mengambil sebuah majalah untuk
membaca di kamar tidurnya.
Namun ketika baru saja Hajar mau
menuju tempat tidur, wanita alim
yang lugu ini tidak sengaja melihat
melalui jendela kamar, Pak Bokir
sedang mengganti pakaiannya
dengan pakaian kotor yang biasa
dikenakan saat bekerja. Dan
alangkah terkejutnya Hajar
menyaksikan bagaimana Pak Bokir
tidak menggunakan pakaian dalam.
Sehingga ibu muda berjilbab yang
alim ini dapat melihat dengan jelas
otot tubuh Pak Bokiryang bagus dan
yang paling penting tongkolnya
yang sangat besar jika dibandingkan
milik suaminya.
Hajar seketika terkesima sampai
tidak sadar kalau Pak Bokir juga
memandang nya. “Eh, ada apa
Mbak..?” katanya sambil menatap ke
arah Hajar yang masih dalam
keadaan telanjang dan ibu muda ini
melihat tongkol itu mengacung ke
atas sehing terlihat lebih besar lagi.
Hajar terkejut dan malu sehingga
cepat-cepat menutup jendela sambil
nafas jadi terengah-engah. Seketika
dirinya diliputi perasaan aneh,
karena sebagai wanita muslimah
yang taat, belum pernah Hajar
melihat laki-laki telanjang
sebelumnya selain suaminya.
bahkan jika sedang berhubungan
sex dengan suaminya, sang suami
masih menutupi tubuh Mereka
dengan selimut, sehingga tidak
terlihat seluruhnya tubuh mereka.
Hajar mencoba mengalihkan
persaannya dengan membaca,
tetapi tetap saja tidak dapat hilang.
Sebagai seorang yang ingin taat
terhadap suami, ia malu untuk
mangakui, bahwa sebenarnya tanpa
disadari, dia terangsang oleh
pemandangan tadi. Akhirnya Hajar
putuskan untuk mandi dengan air
dingin untuk menyegarkan badan
dan pikirannya. Cepat-cepat Hajar
masuk ke kamar mandi dan mandi.
Pada saat mandi kembali Hajar
teringat pemandangan yang tadi ia
lihat. Mengingat tongkol pak Bokir
yang besar tadi, birahinya meninggi.
Ia secara tak sadar melamun,
membayangkan bagaimana jika
tongkol pak Bokir yang besar tadi
menyodok-nyodok memiawnya.
Dibawah guyuran air shower, ia
terus membayangkan angan yang
mengundang birahi tadi, sampai
tanpa sadar ibu muda yang alim ini
mulai meraba-raba payudaranya
sendiri dengan tangan kanannya,
sementara tangan kirinya
menggosok-gosok memiawnya,
lalu memasukkan dua jari lentiknya
ke dalam memiawnya.
Desahan seperti kesakitan dan
kenikmatan mulai terdengar dari
bibirnya yang tipis dan
menggairahkan. Tapi ditengah-
tengah masturbasinya, tiba-tiba
wanita alim ini sadar dan merasa
malu pada dirinya sendiri. Ia merasa
sudah mengkhianati suaminya. Ia
segera menghentikan
masturbasinya, meskipun
sebenarnya dia sudah sangat
terangsang. Dalam keadaan
telanjang bulat di bawah guyuran
shower, ia kembali menyesali
perbuatannya, walaupun deru birahi
masih terus saja menderanya.
Segera ia mengambil pisau cukur.
Suaminya sangat menyukai kalau
memiaw Hajar bersih, dan wanita
yang selalu berpakaian rapat
tertutup dengan jilbab yang lebar ini
sangat menginginkan seks malam
ini.
Hajar segera melumuri memiawnya
dengan shafing cream, agar tidak
terasa sakit. Saat ia melumuri
shaving cream ke memiawnya,
kenikmatan itu datang lagi. Tanpa
sadar, selama mencukur rambut di
memiawnya, tangan kiri Hajar
kembali meremas-remas
payudaranya sendiri. Sementara
tangan kanannya mulai mencukur
bulu kemaluannya pelan-pelan
sampai habis.Setelah selesai
mencukur bulu kemaluannya
sampai habis, dengan mata yang
mulai terpejam menahan
kenikmatan, Hajar mulai
memasukkan gagang pisau cukur
itu ke dalam memiawnya dan
menggerak-gerakkann ya keluar
masuk perlahan-lahan. memiaw
Hajar terasa panas dan nikmat saat
wanita alim ini menyentuhnya.
Angannya masih terpaku pada
tongkol besar milik pak Bokir yan
tadi dilihatnya, yang sekarang
sedang ia bayangkan menyodok-
nyodok memiawnya. akhirnya lima
menit kemudian tubuh putihnya
tiba-tiba mengejang, kakinya
menekuk dan dadanya membusung
memperlihatkan kedua payudaranya
yang putih bersih mengacung tegak
dengan puting susu yang mencuat
keluar, menandakan bahwa wanita
alim ini sudah sangat terangsang.
Hajar mengeluarkan erangan yang
tertahan sambil tangan kanannya
terus menggosok memiawnya, dan
tangan kirinya menjepit puting
susunya sendiri. Akhirnya Hajar
mengalami orgasme yang luar
biasa. Tubuh Hajar kaku merasakan
kenikmatan luar biasa yang menjalar
di seluruh tubuhnya, dan cairan
memiaw wanita berjilbab yang
berkulit putih ini mengalir keluar
dengan derasnya. Hajar tidak dapat
menutupi kenikmatan
yangdirasakannya saat itu, sehingga
wanita lugu ini pun mengeluarkan
suara mendesah yang keras.
Bahkan dia lupa bahwa kamar
mandinya bersebelahan dengan
tempat yang akan dijadikan dapurm
dimana sekarang sedang bekerja
pak Bokir bersama 2 temannya,
sehigga memungkinkan mereka
mendengarnya.
Belum pernah sebelumnya Hajar
mengalami orgasme sehebat itu
saat ia bermain cinta bersama
suaminya. Ternyata Hajar memang
terangsang berat melihat tongkol
besar pak Bokir. Setelah mengalami
orgasme, Hajar jatuh terduduk di
lantai kamar mandi, terdiam
kecapaian. Kesadarannya perlahan
mulai kembali lagi dan rasa bersalah
kembali datang. Kedua kakinya
tertekuk dan mengangkang lebar
memperlihatkan memiawnya yang
basah kuyub dilumuri cairan
memiawnya, sudah licin mengkilat
tanpa ada bulu kemaluannya sehelai
pun sehabis dicukur. Tubuh yang
putih dan montok dan biasanya
tertutup jilbab ini masih sejenak
mengajang, menikmati sisa-sisa
gelombang orgasmenya. Hajar
menyesal karena melakukan
masturbasi, dan juga malu karena
wanita berjilbab yang berkulit putih
ini justru masturbasi dengan
membayangkan orang lain, dan
bukan suaminya. Namun Hajar juga
tidak dapat menutupi kenikmatan
luar biasa yang baru saja
dirasakannya. Setelah kekuatannya
telah terhimpun, Hajar baru sadar
Hajar tidak membawa handuk
karena tadi terburu-buru, sedangkan
jubah dan jilbab yang Hajar kenakan
sudah ia basahi dan penuh sabun
karena telah ia rendam. Hajar
bingung, namun akhirnya wanita
alim yang lugu ini memutuskan
untuk berlari saja ke kamar tidur,
toh jaraknya dekat dan para tukang
bangunan ada di halaman belakang
dan pintunya tertutup. Hajar yakin
mereka tidak akan melihat, dan
Hajar pun mulai berlari ke arah
kamar Hajar yang pintunya terbuka.
Namun baru Hajar akan masuk ke
kamar, tubuh ibu muda berjilbab
yang alim ini menabrak sesuatu
hingga terjatuh. Dan alangkah
terkejutnya, ternyata yang Hajar
tabrak itu adalah Pak Bokir. “Maaf
Mbak.., tadi saya cari Mbak Hajar
tapi Mbak Hajar nggak ada di kamar.
Baru saya mau keluar, eh mbak
Hajar nabrak saya..” katanya dengan
santai karena belum kalau Hajar
sedang telanjang bulat. Saat dia
sudah menyadarinya, langsung saja
matanya melotot dan di bibirnya
muncul senyuman liar. Tapi Hajar
saat itu tidak melihatnya.
Perlu diketahui, Hajar tidak pernah
lupa merawat tubuhnya walaupun
selalu memakai jubah yang rapat
dan jilbab lebar. Dengan rambut
yang terpotong rapih seleher, Ia
mempunyai kulit yang sangat putih
mulus dan terawat. walau tidak
terlalu tinggi (162 cm), namun tubuh
Hajar sangat proposional dengan
dua buah payudara berukuran 34C
yang sedikit kebesaran dibandingkan
ukuran tubuhnya. Kulit
payudaranyapun tidak kalah putih
mulus sampai2 urat-urat kebiruan
terlihat di payudaranya. Apalagi itu
ditunjang dengan wajahnya yang
putih bersih dan cantik. Hajar begitu
malu berusaha bangkit sambil
mentupi dada dan bagian bawah
nya. wanita yang selalu berpakaian
rapat tertutup dengan jilbab yang
lebar ini sangat shock, karena
selama ini dia tidak pernah
memperlihatkan bagian tubuhnya
yang tidak tertutup jilbab dan jubah
kecuali pada suaminya. Tapi
sekarang, pak Bokir justru bisa
menikmati setiap jengkal tubuh
putih mulusnya yang tanpa sehelai
benangpun. ia segera berdiri dan
berusaha berlari, namun Pak Bokir
segera menangkap kedua tangan
Hajar dan berkata, “Nggak usah
malu Mbak.., tadi Mbak juga udah
ngeliat punya saya, saya nggak
malu kok..” “Jangan Pak..!” kata
wanita alim ini, namun pak Bokir
menyeringai dan segera kedua
tangannya yang sudah dituntun
nafsu birahi secepat kilat maju.
Tangan kanannya dengan buasnya
telah meremas-remas kedua
payudara Hajar dan memelintir –
pelintir dua buah putingnya yang
berwarna kemerahan bergantian.
wanita alim yang lugu dan berkulit
putih ini mulai menggelinjang tanpa
mampu menahannya. Tangan kiri
pak Bokir meremas memiaw Hajar
dan dua jarinya langsung masuk
jauh ke dalam memiaw wanita alim
yang lugu ini. wanita alim ini terkejut
dan mengalami sensasi yang belum
pernah ia rasakan sebelumnya.
Bahkan suaminya belum pernah
menyentuhnya seperti itu. Rasa
malu, marah, namun juga
terangsang yang bercampur
menjadi satu menimbulkan sensasi
yang aneh dalam tubuh wanita
yang selalu menjaga tubuhnya itu.
Ternyata Pak Bokir sangatlah ahli
dalam merangsang seorang wanita,
terlebih lagi Hajar tidak pernah
menerima rangsangan seperti itu
sebelumnya. Biasanya dia dan
suaminya hanya “langsung tancap”
tanpa banyak pemanasan, sehingga
wanita ini seringkali tidak mencapai
orgasme yang maksimal.
Hajar tersentak saat merasakan ada
sesuatu masuk memiawnya.
Wanita yang selalu mengenakan
jilbab ini ingin berteriak, tetapi tiba-
tiba, dangan terus menyeringai
jahat, pak Bokir mengocok-
kocokkan dan memutar-mutarkan
jarinya didalam memiaw Hajar,
yang membuat wanita ini merasa
langsung kehilangan tenaga. Hajar
mulai kehilangan kendali tubuhnya.
wanita yang biasanya selalu
berpakaian rapat tertutup dengan
jilbab yang lebar ini mulai
menggelinjang. Ia memejamkan
matanya sambil menggigit bibir
indahnya kuat-kuat. wanita alim
yang berkulit putih ini tidak ingin
suara desahannya keluar, karena
selain karena menjaga martabatnya,
itu juga akan membuat pak Bokir
tahu kalau dia juga menikmatinya.
Namun akhirnya, “ehhhmmhh…
eehhhmmmmh hh……” Hajar tak
mampu menahannya. Mulutnya
terbuka dan mulai merintih-rintih
keenakan. Jari-jari pak Bokir
mengaduk-aduk seluruh bagian
yang sensitif di dalam memiaw
Hajar tanpa ada yang tersisa satu
milipun. Hanya rasa nikmat yang
menyelubungi seluruh perasaannya.
Keringat mulai membanjiri tubuh
telanjang wanita alim lugu yang
putih mulus itu dan tanpa sadar,
tangan yang semula berusaha untuk
menjauhkan tangan binal pak Bokir
justru naik ke pundak pak Bokir,
memegang pundak itu erat, seolah
tidak ingin melepaskan kenikmatan
yang sedang Hajar rasakan. wanita
berjilbab yang berkulit putih ini terus
mengerang-erang penuh
kenikmatan. Ia sudah tidak bisa
mengendalikan tubuhnya, dan
hanyut dalam kenikmatan yang pak
Bokir berikan.
Sekitar sepuluh detik pak Bokir
memperlakukannya seperti itu.
Hajar dengan tenaga terakhirnya
berusaha berontak, dan berhasil
memutarkan tubuhnya
membelakangi pak Bokir. Namun itu
justru memudahkan p[ak Bokir.
Setelah mampu memeluk Hajar dari
belakang, kembali dia meremas-
remas payudara gadis berjilbab
yang tidak tertutupi apapun,
sementara tangan kirinya kembali
mengocok-kocokkan jarinya ke
memiaw Ibu muda berjilbab lebar
ini dengan kecepatan yang terus
meningkat. Seluruh kekuatan wanita
alim ini hilang sudah, terganti
dengan kenikmatan yang tak
seharusnya ia nikmati. Hajar terus
mengerang-erang menahan nikmat.
Air matanya meleleh di pipinya yang
putih. Airmata penyesalan karena ia
tidak mampu menahan kenikmatan
yang diberikan oleh dua jari pak
Bokir, dan air mata malu, mengingat
statusnya sebagai seorang wanita
muslimah yang taat. Akhirnya
dengan diringidesahan panjang,
badan Hajar mengejang,tersentak-
sentak dan bergetar dengan hebat.
keduakakinya yang putih mulus
dirapatkan erat sekali menjepit
tangan pak Bokir seolah tidak ingin
melepaskan setetespun kenikmatan.
Kenikmatan yang lebih dahsyat
daripada yang baru saja Hajar
rasakan bersama pisau cukur, di
dalam kamar mandi. Menyemprot
keluar lagilah cairan kental putih
yang menetes dengan derasnya dari
dalam lubang memiawnya
membasahi paha putih wanita alim
yang lugu ini, dan terus mengalir
deras sampai memercik di lantai
ruang tengah itu. Untuk beberapa
saat, Hajar terus saja mengejang
menikmati orgasme dahsyatnya di
pelukan pak Bokir. Setelah
kesadarannya pulih, dengan lunglai
Hajar terhuyung, dan bersandar ke
kursi di dekatnya. Pak Bokir, masih
menyeringai, menjilati jarinya yang
basah kuyub tersiram cairan
memiaw milik Hajar.
Untuk beberapa saat, Hajar merasa
tubuhnya tak bisa bergerak lagi.
Namun tiba-tiba, ia menyadari
bahwa pak Bokir sudah melepas
celananya, mulai mendekatinya.
Dengan rasa ketakutan, Hajar segera
menghindarinya dan berlari masuk
kamar. Sampai di kamar, ia segera
menguncinya dan menjatuhkan diri
ke kasur, menangis sejadi-jadinya.
Dia menangis karena malu terhadap
dirinya sendiri dan suaminya,
karena marah terhadap pak Bokir,
dan terlebih lagi marah terhadap
dirinya, yang tidak bisa
mengendalikan diri dan malah
menikmati perlakuan pak Bokir. Ia
menangis sejadi-jadinya.
Sekitar satu jam, setelah tangisnya
agak mereda, segera ia memakai
baju jubah hijau terusan dan jilbab
putih yang lebar, yang tersampir di
pintu kamarnya. Ia tidak
mengenakan celana dalam dan BH,
karena celana dalam dan Bhnya
semua diletakkan di almari di kamar
belakang, yang tidak mungkin
diambilnya tanpa membuka pintu
kamar tidur. Segera ia menjatuhkan
diri ke kasur lagi, dan kembali
menangis. Ia bersumpah akan
melaporkan tindakan pak Bokir tadi
ke suaminya, sampai akhirnya dia
tertidur.
Tiba-tiba, Hajar yang tidur terlentang
bangun karena merasa ada
seseorang yang meremas-remas
memiawnya dari luar jubahnya.
Saat wanita berjilbab yang berkulit
putih ini membuka mata, ia kembali
melihat pak Bokir yang menyeringai
sambil terus menggerayangi
memiawnya. Ternyata pak Bokir
berhasil menemukan kunci
cadangan yang berada di dalam
lemari pakaian di kamar belakang.
“wah, ternyata mbak Hajar tambah
cantik kalo pake jubah ama jilbab
gini. Bapak jadi kepingin mbak…”
kata pak Bokir. Hajar yang ketakutan
segera menepis tangan pak Bokir
dan berusaha menjauhinya. Tapi
terlambat. Pak Bokir berhasil
menangkap tangannya dan segera
menarik Hajar kedalampelukannya.
“jangan, pak…!!” pinta Hajar
memelas. Air mata kembali
mengalir, tapi pak Bokir tidak mau
tahu. Ia segera mengulum dan
menghisap mulut Hajar yang indah.
lidahnya dengan paksa dimasukkan
ke dalam mulut Hajar dan
mempermainkan lidah wanita yang
selalu berpakaian rapat tertutup
dengan jilbab yang lebar ini, sambil
tangan kirinya yang tidak digunakan
untuk memeluk Hajar turun ke
memiaw Hajar, dan kembali
meremas – remasnya dari luar
jubah. Hajar meronta berusaha
melepaskan diri, namun karena
tenaganya kalah jauh dibanding
tukang bangunan itu, dan
rangsangan demi rangsangan pak
Bokir yang dialami lidah dan
memiawnya, rontaan Hajar semakin
melemah. bahKan akhirnya lidahnya
mulai menyambut lidah pak Bokir
yang bermain di rongga mulutnya.
Suara desahan dan decakan
menggema di kamar tidur
muslimah berjilbab itu. Air matanya
kembali mengalir. memiawnya
kembali basah, sangat basahnya
sampai-sampai membasahi
jubahnya. air liur Hajar mengalir
membasahi bibir, pipi, dan jilbab
putih lebarnya. Pak Bokir menjilat
dan menghisap air liur wanita alim
itu dan meneguknya dengan
nikmat.
Setelah yakin bahwa Hajar sudah
ada di genggaman tangannya, pak
Bokir langsung membopong Hajar
dan membawanya ke arah halaman
belakang menuju dua orang teman
pak Bokir.
Hajar berusaha memberontak dan
berteriak, tapi Pak Bokir dengan
santainya malah berkata, “Tenang
aja Mbak.., di sini sepi. Suara
teriakan Mbak nggak bakal ada yang
denger..” Melihat Hajar, kedua
teman Pak Bokir segera bersorak
kegirangan. “wah, akhirnya kita bisa
ngerasa’in mbak ini yah!!” kata
seorang. “iya!! Selama ini kita cuman
bisa ngebayangin kayak apa rasanya
memiaw cewek berjilbab, khan?”
kata seorang lagi, langsung
disambut dengan gelak tawa
mereka. wanita alim yang lugu itu
hanya bisa menangis ketakutan.
“jangaaaaan, paaaaak…..” katanya
mengharap belas kasihan. Tapi para
tukang-tukang itu tidak
menghiraukannya. Tiba-tiba…,
“Wah, bagus betul ni tetek..” kata
yang satu sambil membetot dan
meremas payudara Hajar sekeras-
kerasnya dari luar jubahnya.
“Tolong jangan perkosa saya, saya
nggak bakalan lapor siapa-siapa. ..”
kata Hajar. “Tenang aja deh kamu
nikmati aja…” kata teman Pak Bokir
yang badannya sedikit gendut
sambil tangannya meraba memiaw
Hajar dari luar jubahnya, sedang
Pak Bokir masih memegang kedua
tangan Hajar dengan kencang.
“benar, mbak. Kamu nikmati aja,
kayak tadi pas sama jari saya. Biar
kami nggak perlu nyakitin mbak.”
Katanya mengancam.
Tidak berapa lama kemudian Hajar
melihat ketiganya bergantian mulai
melepas pakaian mereka. Hajar
hanyaterduduk sembari melihat
tubuh-tubuh mereka yang
mengkilat karena keringat dan
tongkol mereka yang besar
mengacung karena nafsunya. Batin
Hajar kembali berdesir melihat
tongkol-tongkol besar itu. wanita
yang selalu mengenakan jilbab itu
bergidik membayangkan
memiawnya akan disodok-sodok
oleh tongkol-tongkol besar itu. Air
matanya mengalir semakin deras,
tapi dua kali orgasme, dan ketakutan
yang teramat sangat membuat dia
merasa tak punya kekuatan sama
sekali. Dengan cepat mereka
membaringkan tubuh Hajar yang
sudah lemas di atas pasir. Kemudian
Pak Bokir menyingkapkan jubah
yang dipakai Hajar sampai keatas
perut, lalu mulai menjilati memiaw
Hajar. “Wah.., memiaw cewek
berjilbab wangi loh..” katanya.
Hajar merasakan lidah pak Bokir
berusaha menyusupkedalam
memiawnya yang sudah basah.
Wanita berjilbab lebar itu tersentak
dan segera berontak, namun kedua
teman Pak Bokir segera memegangi
kedua tangan dan kaki Hajar. Yang
botak memegang kaki, sedangkan
yang gendut memegang kedua
tangan Hajar sambil menghisap dan
mengulum puting susu Hajar dari
luar jubahnya. Begitu bernafsunya
dia, sampai-sampai jubah wanita
alim yang lugu itu basah kuyub
karena air liurnya.
Tidak berapa lama kemudian Pak
Bokir membentangkan kaki Hajar
yang putih lebar-lebar dan mulai
mengarahkan tongkolnya yang
besar ke lubang memiaw wanita
berjilbab yang berkulit putih itu.
“eeehhhmmmm…. !!” Hajar
tersentak saat ia merasa benda yang
besar itu mulai memasuki liang
memiawnya. Dan ternyata, sama
seperti yang Hajar bayangkan
sebelumnya, rasanya benar-benar
sangat nikmat. Benar-benar berbeda
dengan suami Hajar. Namun karena
malu, Hajar terus berontak sampai
Pak Bokir mulai mengoyangkan
tongkolnya dengan gerakan yang
kasar, tapi entah kenapa Hajar justru
merasa kenikmatan yang luar biasa,
sehingga tanpa sadar wanita yang
selalu berpakaian rapat tertutup
dengan jilbab yang lebar itu berhenti
berontak dan mulai mengikuti irama
goyangnya.
“hhhmm…..aahhmmm……
hhhhmm….” terdengar rintihan dan
desahan tertahan dari mulut Hajar
yang terttutup rapat. Hajar berusaha
menutup rapat mulutnya, agar
desahan-desahan kenikmatan itu
tidak keluar, namun yang terdengar
justru desahan itu semakin
terdengar seksi, dan
membangkitkan nafsu biadab para
tukang bangunan itu.
Mendengar desahan Hajar yang
seksi, kedua teman Pak Bokir
tertawa dan mengendurkan
pegangannya. Mendengar tawa
mereka, Hajar sadar namun mau
memberontak lagi Hajar merasa
tanggung, sehingga yang terjadi
adalah wanita alim itu terlihat seperti
sedang berpura-pura mau berontak
namun walau dilepaskan Hajar tetap
tidak berusaha melepaskan diri dari
Pak Bokir.
Tidak lama kemudian Pak Bokir
membalikkan tubuh Hajar yang
masih memakai jubah dan jilbab
lengkap dalam posisi doggie tanpa
melepaskan miliknya dari memiaw
Hajar. “aaahhhmmm….” Putaran
badan itu membuat Hajar merasa
tongkol pak Bokir mengaduk liang
memiawnya. Melihat itu, tanpa
dikomando si gendut langsung
memasukkan tongkolnya ke mulut
Hajar. Hajar berusaha berontak,
namun si gendut mencengkeram
kepala Hajar yang mesih terbungkus
jilbab dengan keras, sehingga Hajar
menurutinya. Ia dipaksa mengulum
dan menjilati penisnya seolah-olah
seperti permen lolipop. Hajar benar-
benar mengalami sensasi yang luar
biasa, sehingga beberapa saat
kemudian Hajar mengalami
orgasme yang luar biasa yang
belum pernah Hajar alami
sebelumnya. Tubuh wanita alim
yang selalu berpakaian rapat
tertutup dengan jilbab yang lebar itu
mengejang, tersentak-sentak disertai
desahan panjang selama hampir
satu menit, lalu kemudian menjadi
lemas dan jatuh tertelungkup.
Namun tampaknya Pak Bokir belum
selesai, sehingga cengkeramannya
pada pinggul Hajar semakin kuat,
sampai-sampai kulit Hajar berdarah
karena tergores kuku Pak Bokir yang
Hitam. genjotannya juga semakin
dipercepat sampai kemudian dia
mencapai kelimaks dan
memuntahkan spermanya ke dalam
rahim Hajar. Saking banyaknya,
sampai-sampai sperma pak Bokir
meluber keluar, bersama cairan
memiaw ibu muda berjilbab yang
alim itu, mengalir turun membasahi
jubahnya.
Begitu Pak Bokir mencabutnya,
Hajar kembali mendesah saat si
botak langsung memasukkan
tongkolnya ke dalam memiaw Hajar
tanpa memberi waktu untuk
istirahat. Sambil terus menyodok
memiaw Hajar dalam posisi anjing,
jari si botak menyusup ke dalam
jubah Hajar, mempreteli kancing
jubah itu sampai perut, dan
meremasi payudara wanita alim
yang lugu itu yang sudah terlihat
bergantung bergoyang-goyang
mengikuti irama sodokan si botak.
Tidak lama kemudian si gendut
mencapai kelimaks, dia menekan
tongkolnya ke dalam mulut Hajar
dan tanpa aba- aba, langsung
menembakkan spermanya ke dalam
mulut wanita berjilbab yang berkulit
putih itu. Banyak sekali spermanya
yang Hajar rasakan di mulutnya,
namun ketika Hajar hendak
membuang sperma itu, Pak Bokir
yang terlihat sedang duduk
beristirahat berkata. “Jangan dibuang
dulu, cepet kamu kumur-kumur
mani itu yang lama… pasti nikmat…
ha.. ha.. ha..” Dan seperti seekor
kerbau yang bodoh, Hajar
menurutinya berkumur dengan
sperma itu. Sungguh erotis sekali,
melihat seorang muslimah yang
masih memakai jubah dan jilbab,
berkumur menggunakan sperma
seorang laki-laki yang bukan
suaminya, sementara ekspresinya
tegang menahan kenikmatan dari
sodokan demi sodokan yang ia
terima dari belakang.
Sementara si botak terus
menyodok-nyodok tongkolnya
didalam memiaw Hajar, Pak Bokir
masuk ke dalam rumah Hajar dan
keluar kembali dengan membawa
sebuah terong besar yang dibeli
Hajar tadi pagi untuk dimasak, serta
sebuah kalung mutiara imitasi milik
wanita alim itu. Tidak berapa lama
kemudian si botak mencapai
kelimaks dan Hajar pun terjatuh
lemas di atas pasir tersebut, dengan
memiaw yang berlepotan sperma,
yang mengalir turun membasahi
pasir dibawahnya. Melihat temannya
sudah selesai, Pak Bokir
menghampiri Hajar sambil
memaksa Ibu muda berjilbab lebar
itu kembali ke posisi merangkak.
“Sambil menunggu tenaga kita
kembali pulih, mari kita lihat hiburan
dari mbak Hajar ini..” katanya sambil
memasukkan terong ungu yang
sangat besar itu ke dalam memiaw
Hajar. Tentu saja ibu muda berjilbab
yang alim itu terkejut dan berusaha
memberontak, tetapi kedua
temannya segera memegangi Hajar.
Dan tidak lama kemudian, “Bless..!”
terong itu masuk 3/4-nya ke dalam
memiaw Hajar. Rasa sakitnya
benar-benar luar biasa, sehingga
wanita alim itu menggoyang-
goyangka n pantatnya ke kiri dan
kanan.
“Lihat anjing ini.. ekornya aneh..
ha… ha… ha…”kata si botak.
“Sekarang kamu merangkak keliling
halaman belakang ini, ayo cepat..!”
kata si gendut. Dengan perlahan
Hajar merangkak, dan ternyata
rasanya benar-benar nikmat.
Desahan demi desahanpun keluar
dari mulut wanita berjilbab itu,
bersamaan dengan gerakan terong
yang terasa mengaduk-aduk
memiawnya.
Karena rasa geli-geli nikmat itu,
sedikit-sedikit Hajar berhenti, tetapi
setiap Hajar berhenti dengan segera
mereka mencambuk pantat wanita
alim yang lugu itu. Tidak berapa
lama wanita berjilbab yang berkulit
putih itu mencapai klimaks, dan dari
memiawnya kembali menyembur
keluar cairan putih. melihat itu
mereka tertawa. Pak Bokir kemudian
menghampiri Hajar, lalu mulai
memasukkan kalung mutiara imitasi
yang sebesar kelereng tadi satu
persatu ke dalam lubang anus
Wanita berjilbab lebar itu. Hajar
kembali menjerit, tetapi dengan
tenang dia berkata, “Tahan dikit ya..,
nanti enak kok..!”
Sampai akhirnya, kemudian kalung
itu tinggal seperempatnya yang
terlihat, lalu sambil menggenggam
sisa kalung tersebut dia berkata.
“Sekarang mbak maju pelan-pelan
yaa..” Dan ketika Hajar bergerak,
kembali kalung itu tercabut pelan-
pelan dari anus Hajar sampai habis,
dan kembali pula wanita alim yang
lugu itu mendesah dan mengerang,
menikmati sensasi yang belum
pernah ia rasakan sebelumnya itu.
Begitulah mereka mempermainkan
Hajar sampai kemudian mereka siap
memperkosa wanita alim itu lagi
berulang-ulang sampai sore hari,
dan anehnya setiap mereka klimaks,
Hajar pun turut orgasme dengan
arti Hajar menikmati diperkosa.
Dan malam harinya ketika suami
Hajar pulang, wanita yang selalu
berpakaian rapat tertutup dengan
jilbab
yang lebar itu sama sekali tidak
melaporkan kejadian