Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Seperti telah kuceritakan
di bagian sebelumnya,
Senin, Rabu dan Jumat
adalah jadwalku mengajar
Sari dan Rina. Karena
rumah Rina lebih dekat,
maka Sari yang datang ke
rumah Rina. Ibu Rina
adalah orang Menado.
Bapaknya orang Batak.
Kedua orang tuanya
berada di Surabaya. Dia
disini tinggal berdua saja
dengan kakak perempuan
tertuanya yang kerja di
Bank. Mengontrak rumah
mungil di daerah Cipete.
Sedang kedua orang tua
Sari adalah asli orang
Tasik. Keduanya cantik.
Tinggi tubuhnya hampir
sama. Rina orangnya putih,
agak gemuk dan sedikit
banyak omong. Sedang
Sari hitam manis,
cenderung pendiam dan
agak kurus.
Singkat cerita, setelah
beberapa kali mengajar,
aku tahu bahwa memang
si Rina kurang bisa
konsentrasi.
Konsentrasinya selalu
pecah. Ada saja alasannya.
Berbeda dengan Sari.
Bahkan kadang-kadang
matanya menggoda nakal
memandangku. Mungkin
kalau tidak ada Sari, sudah
kuterkam dia. Pakaiannya
pun kadang-kadang
mengundang nafsuku.
Celananya pendek sekali
dengan kaos oblong tanpa
BH. Berbeda sekali dengan
Sari. Sari memang
pendiam. Kalau tidak
ditanya, dia diam saja. Jadi
kalau tidak tahu, dia malu
bertanya. Tetapi dari
pengalamanku, aku tahu
kalau Sari ini mempunyai
nafsu yang besar yang
terpendam.
Suatu saat aku datang
mengajar ke rumah Rina.
Seperti biasa kalau jam
belajar, pintu depannya
tidak dikunci, jadi aku bisa
langsung masuk. Kok
sepi..? Pada kemana..? Aku
kebingungan, lihat sana
dan sini mencari orang di
rumah itu. Aku langsung
ke dapur, tidak ada siapa-
siapa. Aku memang biasa
dan sudah diizinkan
berkeliling rumahnya. Mau
masuk kamarnya, aku
takut karena belum
pernah. Lalu aku duduk di
ruang tamu, sambil buka-
buka buku
mempersiapkan pelajaran.
Samar-samar aku
mendengar suara
mendesah-desah. Aku jadi
tidak konsentrasi. Kucari
arah suara itu. Ternyata
dari kamarnya Rina.
Kutempelkan telingaku ke
pintu. Setelah yakin itu
suara Rina, kucoba
memutar pegangan
pintunya, ternyata tidak
dikunci. Kubuka sedikit
dan kuintip. Ternyata dia
sedang masturbasi di
tempat tidurnya. Tangan
kirinya meremas-remas
susunya, tangan kanannya
masuk ke dalam roknya.
Wajah dan suara
desahannya membuatku
terangsang. Aku masuk
pelan-pelan, dia kaget
sekali melihatku.
Tangannya langsung
menarik kaosnya
menutupi susunya.
Wajahnya merah padam
karena malu.
"Ehh.. ee.. Masss.. suss..,
ssuuddaaahh
laammaaa..?" tanyanya
terbata-bata.Karena aku
sudah terangsang dan
sudah yakin sekali kalau
dia pun mau, langsung
kulumat bibirnya. Mulanya
dia kaget, tetapi tidak
lama dia pun balik
membalas ciumanku
dengan ganasnya.
Tanganku pun langsung
masuk ke dalam kaosnya,
mencari bukit kembarnya.
Kuraba-raba, kuremas-
remas kedua bukitnya
bergantian. Tidak sekenyal
dan sekeras punyanya Sara
atau Ketty."Aaahhh..,
Masss.., mmm.., aaahhh..!"
desahnya.
Karena cukup
mengganggu, kuangkat
lepas kaosnya.
Terpampanglah kedua
bukit kembarnya. Putih
bersih dengan puttingnya
merah muda yang
menonjol indah.
Kurebahkan dia, kuciumi
kedua bukit kembarnya
bergantian."Ahhh.., Mass..!
Teruuuss Masss..! Aahhh..,
ooohhh... Hissaaappp..,
Masss..!"Langsung
kukulum-kulum dan
kuhisap-hisap puting susu
kanannya, sedang yang kiri
kuremas-remas."Aaahhh..,
ooohhh.., Mass
eenaaakkkk.., Mass yang
keeraasss..!"
Tangannya sekarang tidak
mau diam, mulai
memegang batang
kejantananku yang sudah
tegang dari luar celanaku.
Tanganku pun mulai
masuk ke dalam roknya.
Astaga. Dia tidak memakai
celana dalam. Kucari-cari
kaitan roknya,
resletingnya, lalu
kuplorotkan roknya.
Terpampanglah tubuh
indah putih di hadapanku.
Kucium perutnya, naik lagi
ke susunya begitu
berulang-ulang. Kepalanya
bergolek ke kiri dan ke
kanan."Auwww.., Maasss..!
Aaaddduuuhhh..,
ooohhh..!" dia menikmati
sensasi yang kuberikan.
Kira-kira tiga menit, tiba-
tiba dia bangkit. Melepas
kaosku, menurunkan
celana serta celana
dalamku sekalian. Aku
didorongnya. Batang
kejantananku yang sudah
menegang langsung
berdiri di
hadapannya."Kamu nakal
yaa.., berdiri tanpa izin..!"
katanya kepada
kemaluanku.Langsung
dikocok-kocok, diurut,
dipijat oleh
tangannya."Aaahhh...
Riiinnn.. Dari tadi keekk..!"
kataku protes.Lalu dia
mulai mengulum
senjataku. Lalu kakinya
memutar mengangkangi
wajahku. Aku tahu
maksudnya. Sekarang, ada
bibir kemaluan indah di
hadapanku. Langsung
kulahap. Kujilati seluruh
permukaan liang
keperawanannya."Sudah
basah sekali ini orang..!"
pikirku.Setiap aku
menyentuh kelentitnya,
dia berhenti menyedot
batang keperkasaanku.
Lalu dia melepaskan
penisku, berdiri, lalu
jongkok tepat di atas alat
vitalku."Bukan main..!
Masih kelas 2 SMP kok
sudah begini hebat
permainannya..!" batinku,
"Umurnya paling-paling
sebaya Sara, 13
tahunan."Dia pegang
senjataku, dipaskan ke
lubangnya, lalu dengan
sangat perlahan dia
berjongkok."Aaahhh..!"
desisku saat kepala
kemaluanku ditelan liang
kenikmatannya.Masih
sempit. Sangat perlahan
dia menurunkan
pantatnya. Penetrasi ini
sungguh indah. Matanya
terpejam, tangannya
menekan dadaku. Dia
menikmati sekali setiap
gesekan demi
gesekan."Aaahhh..,
ssshhhssshhh..!" desahnya.
Setelah seluruh batang
kemaluanku masuk, terasa
olehku kepala
kejantananku menyentuh
rahimnya. Didiamkan
sebentar sambil dikedut-
kedutkan urat
kemaluannya."Aaahhh..,
Riiinnn... eeennnaaakkk
sseeekkkaallliii..!"Lalu
perlahan-lahan dia mulai
menaik-turunkan
pantatnya. Susunya
bergoyang-goyang indah.
Kuremas-remas
keduanya."Aa.., ah.., ahh..,
ooohhh.., sshshshsh..,
shhh..!"Lama-lama
semakin cepat. Tidak lama
kemudian dia menjepitkan
kakinya ke pantatku
sambil tangannya
meremas dadaku dan
menekan pantatnya agar
masuk lebih dalam.
"Massss.., aakkkuuu..
uuuddddaaahhh...
aaahhh..!" desahnya tidak
menentu."Syurrrr...
ssyyuurrr..." cairan hangat
menyelimuti kepala
batang kejantananku.Dia
rebah ke atas tubuhku.
Aku yang belum sampai,
langsung membalikkan
badannya. Langsung
kegenjot dia secepat
mungkin. Karena liang
senggamanya sudah basah,
maka daya cengkramnya
menurun. Sehingga aku
harus lama
memompanya."Maasss..,
uuuddaaahhh..!
Aaakkkuuu eenggaaakkk
taahhhaannn..!
Adduuuhhh.. Mmass..!
Geeellii..!" teriaknya.Dia
berkelojotan, susunya
bergoyang-goyang.
Kuremas-remas keduanya
dengan kedua tanganku.
Aku tidak peduli, terus saja
kugenjot.
Sampai akhirnya,
"Aaahhh.., Rriiinnn..
Maasss... ssaammmpeee...
aaahhh..!" desahku yang
diikuti dengan, "Croottt..,
croottt.., croottt..," empat
kelompok cairan
spermaku memuncrat di
liang senggamanya.Aku
langsung ambruk ke
dadanya. Setelah reda
nafasku, kupeluk dia
sambil berguling ke
sebelahnya. Kucium
keningnya. Kudekap dia
lebih rapat. Batang
keperkasaanku masih
tertancap di liang
kenikmatannya."Terima
kasih ya Riinnn..!""Sama-
sama Maasss..!""Riinnn..,
maaf ya..? Mas mau
tanya.., Tapi Rina jangan
marah yaaa..?""Rina tau
apa yang Mas mau tanya.
Memang Rina udah sering
beginian sama pacar Rina.
Tapi sudah 2 bulan ini
putus, jadi Rina sering
masturbasi seperti yang
Mas liat tadi." jawabnya
enteng
sekali."Oooo..""Mas adalah
orang kedua yang
meniduri Rina setelah
pacar Rina."
"Mass.., Rina khan
belajarnya sama Sara. Sara
banyak cerita ke Rina
tentang hubungan Sara
sama Mas... Kata Sara, Mas
hebat.., Rina jadi
kepengiiiinn banget
hubungan sama
Mas..!""Kapan Rina
pertama kali hubungan
dengan pacar
Rina..?""Udah lama Mas..,
kira-kira waktu Rina kelas
satu dulu. Rina
kecolongan Mass.., tapi
setelah tau enaknya, Rina
jadi ketagihan.""Ooo.""Si
Sari kok enggak
dateng..?""Tadi siang Aku
bilang ke Dia, hari ini
enggak belajar, karena
Aku pengiinn banget
ngentot sama Maass..
Habis.. gatel sssiiiihh..!"
katanya sambil mengedut-
ngedutkan liang
kewanitaannya.
Penisku serasa dipijat-pijat.
Kucabut, lalu keluarlah
cairan kental putih dari
liang senggamanya.
Lubang kenikmatannya
kubersihkan dengan
kaosnya, lalu batang
kejantananku pun
kulap."Sekarang mau
belajar..?"
tanyaku."Kayaknya enggak
deh Mas. Kasian khan Sari
ketinggalan.""Ok deh. Mas
sebetulnya juga ada perlu
di rumah. Mau bantuin
bapak betulin mobil
orang. Besok mau
diambil.""Iya deh Mass..
Terima kasih ya..!"
Lalu kucium pipinya. Aku
bangkit ke kamar mandi
dengan telanjang bulat
sambil menenteng
pakaianku. Kamar
mandinya ada di ruang
tengah."Massss..."
panggilnya saat aku akan
keluar
kamarnya."Apa..?""Besok
lagi. Datangnya jam tigaan
aja Mass. Si Sari datangnya
paling jam 4 kurang, jadi
kita bisa puas-puasin
dulu..!""Iyaaa deeehhh..,
tenang aja." kataku sambil
keluar kamar.
Begitulah setiap sebelum
mengajar, aku menggarap
Rina sepuasku. Begitu pula
dengan Rina. Dia nafsunya
sangat besar. Tetapi
kemaluannya tidak begitu
menjepit. Sebenarnya itu
bukanlah masalah buatku.
Sejak aku tidak bisa
berhubungan dengan Sara
lagi, aku cukup puas
berhubungan dengan
Ketty dan Rina.
Suatu saat, ketika melihat
perubahan atas sikap Sari
kepadaku. Dia sering
mencuri pandang ke
arahku. Aku tidak tahu
sebabnya, tetapi setelah
selesai belajar, saat kujalan
bersama dengan Sari, Sari
bercerita kepadaku."Mas..
Sari tahu lhooo..
Hubungan Rina sama
Mas...""Lho.., Sari tahu dari
mana..? Apa Rina cerita..?"
tanyaku kaget."Enggak.
Waktu Sari datang lebih
awal, kira-kira jam tiga
seperempat, Sari masuk
rumah Rina, Sari denger
Rina teriak-teriak di kamar,
kupikir Rina khan udah
putus sama pacarnya..?
Lalu Rina sama siapa..?
Terus Sari intip. Eeehhh
enggak taunya sama Mas
Pri..!""Terus..?""Terus.., ya
Sari keluar aja, takut
ketahuan. Terus Sari
nongkrong di tukang
bakso depan. Kira-kira jam
empat kurang, Sari masuk
lagi.""Terus..?""Yaa.., udah
gitu aja..!"
Hening sesaat waktu itu,
kami sibuk dengan pikiran
kami masing-masing."Sari
pernah enggak yaa..?"
batinku."Tanya, enggak,
tanya, enggak. Kalo
kutanya, Dia marah
enggak ya.. Ah bodo, yang
penting tanya dulu
aja...""Eng.., Sari pernah
enggak..?""Pernah apa
Mas..?""Ya.., seperti Sara
atau Rina..?""Belummm
Mmassss..!" jawabnya malu-
malu dan wajahnya merah
padam.Ternyata dia tidkak
marah. Benar dugaanku,
nafsunya besar juga."Sari
mau..?"Dia diam saja
sambil menunduk. Pasti
mau lah."Sari udah punya
pacar..?""Beluumm Mass..,
abis dilarang sama Bapak
Ibu.""Yaa.., jangan sampe
ketahuan doonng..!"
Lalu kami berpisah. Karena
Sari harus naik bis ke Blok
A. Sedangkan aku naik bis
arah Pondok Labu. Di bis
aku berpikir, gimana
caranya mendapatkan
Sari."Aku harus
memanfaatkan Rina..!"
pikirku.
Besoknya sebelum belajar
bersama, saat aku
bercumbu dengan Rina,
kubilang ke Rina kalau Sari
sudah tahu hubungan kita.
Aku minta bantuannya
untuk memancing nafsu si
Sari. Tadinya aku pikir Rina
akan menolak, ternyata
jalan pikiran Rina sudah
sangat moderat. Dia
menyanggupinya. Karena
Sari sudah tahu, untuk apa
ditutup-tutupi katanya.
Ketika sedang belajar
bersama, aku coba
pancing nafsu Sari dengan
cara kududuk di sebelah
Rina. Aku rangkul Rina,
kucium pipinya, bibirnya
dan kuraba dadanya. Rina
saat itu memakai kaos
tanpa BH. Rina
membalasnya. Lalu
kudorong dia agar tiduran
di karpet. Kami saling
bergumul. Melihat hal itu,
Sari kaget juga. Dia
menutupi wajahnya.
Karena selama ini kami
berhubungan diam-diam.
Tidak pernah secara
terang-terangan. Kali itu
kami berbuat seolah-olah
tidak ada orang lain selain
kami berdua, untuk
memancing nafsu Sari.
Perbuatan kami semakin
memanas. Karena Rina
sudah telanjang dada. Lalu
Rina menurunkan celana
pendeknya. Dia langsung
bugil karena tidak
memakai celana dalam.
Aku pun tidak tinggal
diam, kulepas semua
pakaianku. Kugeluti dia.
Lalu kami mengambil
posisi 69. Rina di atas. Kami
saling
menghisap."Aaahhh..,
Mmasss.., sshshshs... Masss..
enaaakkk Mass.., ooohh..!"
desah Rina dibesar-
besarkan."Ohhh.. Riiinnn...
hisap yang kuaattt
Riinnnn..!" desahku
juga.Kulihat Sari sudah
tidak menutupi wajahnya
lagi.
Kira-kira lima menit saling
menghisap, Rina berdiri
memegang batang
kemaluanku dan
mengarahkan ke liang
senggamanya yang sudah
tidak perawan lagi.
Menurunkan pantatnya
dengan perlahan."Bless..!"
langsung masuk
seluruhnya."Aaahhhh...
Maasss.., aaahhh.., ssshhh..,
aaahhh..!" desahnya.Lalu
dengan perlahan dinaik-
turunkan pantatnya.
Pertama-tama perlahan.
Makin lama semakin
cepat."Aahh.. ooohhh..,
sh.. sh.. ooohhh... Iiihhh..!"
erangnya.
Kulirik Sari, dia
memandangi ekspresi Rina.
Sepertinya dia sudah
terangsang berat. Karena
wajahnya merah padam,
nafasnya memburu.
Tangannya memegang
dadanya. Gerakan Rina
semakin tidak terkendali.
Pantatnya berputar-putar
sambil naik turun. Kira-kira
10 menit, aku rasakan
liang kewanitaan Rina
sudah berkedut-kedut. Dia
mau sampai klimakasnya.
Dan akhirnya pantatnya
menghujam batang
keperkasaanku dalam
sekali."Aaahhh.. Masss...
Akuuu... sammmpppeee..
Maasss..!""Syuuurr...
syurrr.." kehangatan
menyelimuti kepala
senjataku.
Dia langsung terguling ke
sebelahku. Senjataku
tercabut dari liang
kenikmatannya dan
berhamburanlah cairan
dari liang senggamanya ke
karpet. Aku memang tidak
begitu menghayati
permainan ini, karena
pikiranku selalu ke Sari.
Jadi pertahananku masih
kuat. Aku bangkit dengan
telanjang bulat. Kuhampiri
Sari. Sari kaget karena aku
menghampirinya masih
dengan bertelanjang
bulat. Langsung kupeluk
dia. Kuciumi seluruh
wajahnya. Tidak ada
penolakan darinya, tetapi
juga tidak ada reaksi apa-
apa. Benar-benar masih
polos.
Lama-lama tangannya
mulai memelukku. Dia
mulai menikmatinya.
Membalas ciumanku,
walau lidahnya belum
bereaksi. Kuusahan
semesra mungkin aku
mencumbunya. Dan
akhirnya mulutnya
membuka sedikit
berbarengan dengan
desahannya."Aaahhh..
Maasss..!" nafasnya mulai
memburu.Kumasukkan
lidahku ke mulutnya.
Kubelit lidahnya perlahan-
lahan. Dia pun
membalasnya. Tanganku
mulai meraba dadanya.
Terasa putingnya sudah
mengeras di bukit
kembarnya yang kecil.
Kuremas-remas keduanya
bergantian."Maaasss..
oooohhhh.. Mmmasss..
shshhshshs..." desahnya.
Kulepas ciumanku.
Kupandangi wajahnya
sambil tanganku
mengangkat kaosnya. Dia
diam saja. Lepas sudah
kaosnya, sekarang tinggal
BH mininya. Kulepaskan
juga pengaitnya. Dia masih
diam saja. Akhirnya
terpampanglah bukit
kembarnya yang kecil lucu.
Seperti biasa, untuk
menaklukan seorang
perawan, tidak bisa
terburu-buru. Harus sabar
dan dengan kata-kata
yang tepat."Bukan
maaiinnn. Susumu bagus
sekali Sar..!" kataku sambil
memandangi bukit
kembarnya.Warnanya
tidak seputih Rina, agak
coklat seperti warna
kulitnya. Aku elus
perlahan-lahan sekali.
Kusentuh-sentuh
putingnya yang sudah
menonjol. Setiap kusentuh
putingnya, dia
menggelinjang.
Kutidurkan dia ke karpet.
Lalu kuciumi dada
kanannya, yang kiri
kuremas-remas."Aaahhh..,
ssshhh.., Maaasss..,
aaaddduuuhhh...
aaa..!"Bergantian kiri
kanan. Kadang ciumanku
turun ke arah perutnya,
lalu naik lagi. Tangan
kananku sudah mengelus-
ngelus pahanya. Dia masih
memakai celana panjang
katun. Kadang-kadang
kuelus-elus
selangkangannya. Dia
mulai membuka pahanya.
Sementara itu Rina sudah
pergi ke kamar mandi.
Karena kudengar suara
guyuran air.
Setelah aku yakin dia
sudah di puncak nafsunya,
kupandangi wajahnya lagi.
Wajahnya sudah
memerahkarena nafsunya.
Ini saatnya. Lalu tanganku
mulai membuka pengait
celananya, retsletingnya,
dan menurunkan celana
panjangnya sekalian
dengan celana dalamnya.
Tidak ada penolakan.
Bahkan dia membantunya
dengan mengangkat
pantatnya. Dia
memandangiku sayu.
Bukit kemaluannya kecil
tidak berbulu. Hampir
sama dengan kepunyaan
Titin dulu. Mungkin karena
sama-sama orang Sunda.
Kupandangi bibir
kemaluannya. Dia
menutupinya dengan
kedua tangannya. Kutarik
tangannya perlahan
sambil kudekatkan
wajahku. Mulanya
tangannya menutup agak
keras, tetapi lama-lama
mulai melemah. Kucium
bibir kewanitaannya.
Aaahhh.., segar sekali
harumnya. Kuulangi
beberapa kali. Setiap
kucium, pantatnya
dinaikkan ke atas sambil
mendesah."Aaahhh...
Masss.., mmm..
sshshshs..."Batang
kejantananku yang tadi
sudah agak lemas, mulai
mengeras lagi.
Lalu kubuka bibir
kewanitaannya dengan
jariku. Sudah basah.
Kutelusuri seluruh
liangnya dengan jariku,
lalu lidahku. Dia semakin
menggelinjang. Lidahku
menari-nari mencari
kedele-nya. Setelah dapat,
kujilat-jilat dengan cepat
sambil agak kutekan-
tekan. Reaksinya,
gelinjangnya makin hebat,
pantatnya bergoyang ke
kiri dan ke
kanan."Adduuuhhh...
Maasss... aaahhh.. ssshhh..
aaahhh..!"Kuangkat kedua
kakinya, kutumpangkan ke
pundakku, sehingga liang
kewanitaannya semakin
membuka. Kupandangi
belahan kewanitaannya.
Betapa indah liangnya.
Hangat dan berkedut-
kedut."Saarr.., memekmu
bagus betul.. Wangi
lagi..."Kembali kuhisap-
hisap. Dia semakin keras
mendesah.
Kira-kira 5 menit
kemudian, pahanya
menjepit leherku keras
sekali. Lubang
keperawanannya
berdenyut-denyut cepat
sekali.Dan, "Syurrr...
syurrr..." menyemburlah
cairan
kenikmatannya.Kuhirup
semuanya. Manis, asin,
gurih menjadi satu.
Aaasshhh... segarnya.
Kakinya sudah
melemas.Kuturunkan
kakinya, kukangkangkan
pahanya. Kuarahkan
batang keperkasaanku ke
liangnya sambil
kupandangi
wajahnya."Boleh Sarr..?"
tanyaku memohon
persetujuannya.Matanya
memandangku sayu, tidak
bertenaga. Dia hanya
mengangguk."Pelan-pelan
yaa Mass..!"Kuoles-oleskan
kepala kemaluanku
dengan cairan pelumas
yang keluar dari liang
senggamanya. Lalu
kugesek-gesekkan kepala
kejantananku ke bibir
kenikmatannya. Kuputar-
putar sambil menekan
perlahan.
"Aaahhh.. Maasss...
Ooohhh..!" dia
mendesah.Lalu kutekan
dengan amat perlahan.
Kepalanya mulai masuk.
Kuperhatikan
kemaluannya
menggembung karena
menelan kepala
keperkasaanku. Ketekan
sedikit lagi. Kulihat dia
menggigit bibir bawahnya.
Kuangkat pantatku sedikit
dengan amat perlahan.
Lalu kudorong lagi. Begitu
berulang-ulang sampai dia
tidak meringis."Ayooo...
Masss.. aaahhh.. ooohhh..,
ssshhhshshhh..!"Lalu
kudorong lagi. Masuk
sepertiganya. Dia meringis
lagi. Kutahan sebentar,
kutarik perlahan, lalu
kudorong lagi. Terasa
kepala batang
kejantananku mengenai
selaput tipis. Nah ini dia
selaputnya."Kok enggak
dalam..? Belum masuk
setengahnya udah kena..!"
batinku dalam hati."Sar..,
tahan sedikit yaa..!"Lalu
kucium bibirnya. Kami
berciuman, saling
mengulum. Dan dengan
tiba-tiba kutekan batang
keperkasaanku dengan
keras."Pret..!" kemaluanku
menabrak sesuatu yang
langsung sobek.Dia mau
menjerit, tetapi karena
mulutnya kusumpal, maka
tidak ada suara yang
keluar. Kudiamkan
sebentar kejantananku
agar liang
keperawanannya mau
menerima benda tumpul
asing. Lalu kutarik ulur
perlahan-lahan. Setelah
terlihat dia tidak merasa
kesakitan, kutekan lebih
dalam lagi. Kutahan lagi.
Kuangkat perlahan,
kutekan sedikit lagi. Begitu
berulang-ulang sampai
senjataku masuk
semuanya. Dia tetap tidak
bisa bicara karena
mulutnya kulumat.
Kutahan kemaluanku di
dalam, kulepaskan
ciumanku. Liang
senggamanya menjepit
seluruh batangku di
semua sisi. Rasanya bukan
main nikmatnya.
"Gimana Sar..?""Sakiittt
Masss... Periiihhh...
Mmmm..!""Tahan aja dulu,
sebentar lagi ilang kok..."
sambil kucabut sangat
perlahan.Kutekan lagi
sampai menyentuk ujung
rahimnya. Begitu berulang-
ulang. Ketika kutarik,
kulihat kemaluan Sari
agak tertarik sampai
kelihatan agak
menggembung, dan kalau
kutekan, agak mblesek
menggelembung. Setelah
5 atau 6 kali aku turun
naik, terasa agak mulai
licin. Dan Sari pun tidak
terlihat kesakitan
lagi."Sar.., memekmu
sempit banget. Ooohhh
enak sekali Sar..!" bisikku
sambil mempercepat
gerakanku.
Dia sepertinya sudah
merasa nikmat."Aaahhh...
eennnaaakkk... Masss...
aaahhh.. shshshshsh..."
desahnya. Kupercepat
terus."Ah.. ah.. ahh.. ooo..
shshsh.. aaaddduuuhhh...
ooohhh..!" pantatnya
mulai bergerak
mengimbangi gerakanku.
Kira-kira 5 menit, dia mulai
tidak terkendali. Pantatnya
bergerak liar. Tiba-tiba dia
menekuk, kedua kakinya
menjepit pantatku sambil
mengangkat pantatnya.
Bibir kemaluannya
berkedut-kedut.Dan,
"Sysurrr.. syuurrr.." dua kali
kepala kejantananku
disembur oleh cairan
hangatnya.Karena aku dari
tadi sudah mau keluar dan
kutahan-tahan, maka
kupercepat
gerakanku."Masss...
Uuudddaaahhh.. Mmasss..
Aaaddduuhhh.. Gellii..
Maass..!" teriaknya.Aku
tidak peduli. Keringatnya
sudah seperti orang
mandi. Kupercepat terus
gerakanku, akhirnya,
"Crooot... cruuuttt.." tiga
kali aku menembakan
cairanku di liang
kenikmatannya.Lalu aku
ambruk di sebelahnya.
Tiba-tiba, "Plok.. plok..
plok.." terdengar suara
tepukan.Rupanya Rina
sudah dari tadi
memperhatikan kami
berdua."Mas hebat... Sari..
selamat yaa..!" katanya
sambil mencium pipi
Sari.Sari hanya bisa
tersenyum di sela-sela
nafasnya yang masih ngos-
ngosan."Enak Sar..?"
tanyanya lagi.Sari hanya
bisa mengangguk lemah.
Lalu aku memeluk
Sari."Sari. Terima kasih
yaa..!" kataku sambil
mengecup pipinya."Sari
juga terima kasih Mas..
Enaakkk banget ya Mass..!"
Aku bangun mengambil
baju-bajuku yang
berserakan. Kulihat di
selangkangan Sari ada
bercak-bercak lendir
kemerahan."Aaaahhh...
Aku dapet perawan lagi..!"
batinku.Lalu aku ke kamar
mandi. Selesai kumandi,
gantian Sari yang mandi.
Setelah semua selesai,
kami hanya mengobrol
saja sambil minum teh
hangat yang dibuatkan
Rina. Menceritakan
pengalaman yang
dirasakan oleh masing.
Aku lemas karena dalam 2
jam sampai 3 kali main.
Sejak saat itu, Sari selalu
datang jam 3 sore. Dan
sebelum belajar, kami
selalu mengawalinya
dengan pelajaran biologis.
Dan Rina sepertinya
mengetahui dan
menyadari kalau punyanya
Sari lebih oke, jadi dia
mengalah selalu dapat
giliran kedua. Dan mereka
pun saling berbagi. Saling
mencoba dan mengajari.
Aku yang dijadikan alat
eksperimen mereka
menurut saja. Abis enak sih.
Setelah pembagian raport,
ternyata yang nilainya naik
banyak hanya Sari. Tetapi
keduanya naik kelas
dengan nilai di atas rata-
rata. Begitulah
pengalamanku dengan
gadis-gadis SMP.