Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Aneh seorang guru yang
mengajarkan norma dan
aturan sosial kepada
murid-muridnya,
bagaimana bisa menjadi
seorang pelacur yang jelas-
jelas menentang semua
norma yang ia ajarkan,
apakah karena alasan
ekonomi atau masalah
kebutuhan akan seks yang
menyebabkan ini terjadi
mari kita ikuti kisah
berikut ini.
Juni Rosa permepuan
berumur 31 tahun
mempunyai pekerjaan
sebagai seorang guru di
sekolah swasta ternama di
Surabaya. Rosa telah
menikah dengan pria
bernama Suhendra yang
pekerjaannya adalah
teknisi di pengeboran
minyak lepas pantai milik
perusahaan asing yang
hanya bisa pulang 5-6
bulan sekali.
Rosa bertekad memulai
profesinya sebagai High
Class Call Girl saat ia tahu
melihat bukti bahwa
suaminya main belakang,
selama bekerja di lepas
pantai Suhendra suka
membawa gadis-gadis
nakal. Hal ini ia ketahui
dari teman suaminya yang
mempunyai dendam
terhadapa suaminya,
teman suaminya itu
menunjukan beberapa
foto hasil jepretannya
sendiri yang berisikan foto
suaminya sedang memluk
dan mencium mesra gadis-
gadis nakal.
Rosa memulai kariernya di
bidang pelacuran kelas
tinggi dengan memasang
sebuah iklan di koran,
begini bunyi iklannya
"Massage Maria, cantik
dan berpengalaman
menerima panggilan hub.
0812160700X ", dengan
nama samaran Maria
maka dimulailah
petualangan terlarang Bu
guru kita ini.
SMS mulai mengalir ke
handphone Rosa yang
berisikan panggilan
panggilan tapi ada juga
SMS yang berisikan
kalimat-kalimat porno,
Rosa tidak menanggapi
semua SMS itu karena hal
itu akan membuang waktu
saja begitu juga dengan
percakapan dengan calon-
calon kliennya semua
gagal mencapai kata
sepakat. Karena harga
yang ditetapkan oleh Rosa
sangat tinggi yaitu 1,5 juta
sekali datang, tentu saja
jarang yang berani
memboking Rosa.
Sampai suatu saat ada
panggilan HP yang masuk
saat ia mengajar di
kelasnya
"Permisi anak-anak ibu
mau terima telpon dulu
jangan ramai
ya!"kemudian Rosa
berjalan keluar kelas dan
menerima panggilan itu.
"Hallo Maria? " terdengar
suara berat seorang lelaki0
"Ya dengan siapa Pak? "
"Berapa tarif kamu
semalam? "
"1,5 juta bayar di muka,
tidak kurang dari itu "
"Ok done deal, kita
ketemu di Kafe Bon Ami,
Darmo Selatan jam 18.30
nanti malam sampai
disana langsung miss call
aku ya bye ..tut tut tut"
Dalam hati Rosa merasa
berdebar dan aneh karena
ini adalah pertama kalinya
ia akan mendapatkan
panggilan serius dan
anehnya orang tersebut
tidak menawar harga yang
ia ajukan, Rosa termenung
memikirkan telepon yang
baru saja ia terima sampai
seorang muridnya menegur
"Bu, Ibu sakit ya? " tanya
seorang muridnya
"Oh nggak apa-apa kok,
ayo masuk lagi" sambil
memegang pundak
muridnya
Setelah selesai mengajar
Rosa segera pulang dan
mempersiapkan diri, ia
mandi dan berdandan
secantik mungkin tapi
tidak menor, dengan
mengenakan gaun malam
warna hitam yang anggun,
Rosa berangkat ke Bon
Ami menggunakan taksi.
Rasa berdebar semakin
menjadi saat ia memasuki
kafe dan dengan tangan
sedikit gemetar ia
memanggil no. HP lelaki
yang tadi siang
menelponnya segera saja
terdengar bunyi
handphone di pojok
ruangan yang rupanya
sengaja di taruh di atas
meja oleh pemiliknya.
Mata Rosa memandang ke
arah sumber bunyi
tersebut dan melihat lelaki
berumur 45 tahun
keturunan cina dengan
pakaian necis dan
berkacamata minus yang
melambaikan tangan
seolah olah sudah
mengenal dirinya
"Hi Maria, silahkan duduk
disini "
Ujar lelaki itu sambil
berdiri menjabat tangan
Maria yang tak lain adalah
nama samaran Rosa.
"Ok kita makan dulu atau
langsung pergi nih? "
tanya lelaki itu.
"Kita bisa langsung pergi
setelah pembayaran di
lakukan " ujar Rosa ketus
"Wow santai saja non
jangan takut ini aku bayar
sekarang "
Sebuah amplop coklat
disodorkan dan langsung
di buka dan dihitung oleh
Rosa
"Ok 1,5 juta kita
berangkat, omong omong
nama bapak siapa " tanya
Rosa
"Teman-teman memanggil
aku A Cun, yuk berangkat "
A Cun menggandeng
tangan Rosa dengan mesra
seperti istrinya sendiri.
Dengan menggunakan
mercy new eyes, A Cun
membawa Rosa
meninggalkan kafe
dengan santai tapi pasti
mobil dibawa menuju ke
arah daerah perumahan
elit di daerah
Dharmahusada. Ketika
sampai di depan sebuah
rumah mewah dengan
pagar tinggi A Cun
membunyikan klaksonnya,
pagar besi itu terbuka
secara otomatis meskipun
tidak tampak orang di
halaman rumah mewah
itu, setelah mobil masuk
sampai di teras rumah
seseorang dengan seragam
batik berlari kecil
menghampiri mobil.
"Selamat datang Koh A
Cun "sambil membukakan
pintu mobil.
"Yang lainnya sudah pada
kumpul toh, Yok? " tanya
Koh A Cun pada lelaki
berseragam itu
"Sudah Pak, silahkan Pak "
kata petugas yang
bernama Yoyok ini .
Mobil A Cun segera
dibawa untuk di parkir
oleh yoyok yang rupanya
bertugas sebagai valet
service. Acun dan Rosa
langsung masuk ke dalam
rumah mewah itu
"Ini rumah Koh A Cun "
tanya Rosa kagum melihat
ruang tamu yang besar
dan dipenuhi barang
mewah
"Oh bukan, ini rumah
perkumpulan semacam
klub bagi kami untuk
melepas kepenatan" ucap
Koh Acun seraya
membuka pintu ruang
tengah yang di dalamnya
berisi 3 orang lelaki dan 3
perempuan.
Di ruangan itu tersedia 5
kasur king size, 2 meja
biliard, 3 set sofa mewah
dan sebuah mini bar yang
tertata apik serasi dengan
ruang yang relatif besar
itu, dari suasana ruangan
sudah dapat diperkirakan
bahwa ruangan ini sering
di pakai sebagai ajang
maksiat .
"Hoi Cun, lama sekali
kamu, dapet barang baru
ya?" tanya seorang lelaki
cina berumur 56 tahun
yang di panggil Koh A
Liong.
"Ah nggak enak ah
ngomong gitu di depan
orang " elak A Cun
"Koh A Cun, mending
kamu kasih Mbak ini buat
aku saja, kamu pake saja
salah satu SPG yang aku
bawa" ucap lelaki
berbadan gemuk besar
dan berkulit sawo matang
yang dipanggil dengan
panggilan Pak Angkoro.
A Cun mengamati SPG
yang ditawarkan padanya,
diantara tiga SPG itu ada
satu yang paling menarik
hatinya yaitu Lyvia Go. SPG
berumur 21 tahun
berdarah cina dengan
tinggi 168 cm dan berat 48
kg berwajah mirip Ineke,
dengan penampilannya
yang mengenakan rok
super mini dengan atasan
kemeja ketat nan tipis
membuat A Cun tak
mampu menolak tawaran
Pak Angkoro
"Ok deh, Pak Angkoro
boleh ambil Maria, saya
pinjam Lyvia " sahut acun
sambil langsung menarik
pinggang Lyvia dan mereka
berdua melakukan deep
kissing yang sangat panas
sampai terdengar
lenguhan lenguhan nafas
mereka.
Lyvia yang diciumi dengan
ganas segera membalas
ciuman itu sambil
membuka kancing
kemejanya yang seakan
tak muat menampung
payudaranya yang
montok. Dengan rakus
Koh A Cun memelorotkan
BH Lyvia dan menghisap
puting berwarna coklat
muda itu, sambil
bercumbu tangan Koh
Acun bergerak melingkar
pinggang Lyvia dan
melepas kait rok mini dan
meloloskan rok itu turun
sehingga kini Lyvia Go
hanya mengenakan BH
yang sudah tidak
menutupi payudaranya
dan sebuah celana dalam
berwana putih berenda
tipis yang sangat seksi
sekali melekat di tubuhnya
yang putih bak mutiara.
Dengan sekali angkat
tubuh Lyvia Go dibawa
Koh ACun menuju ranjang
terdekat, lalu
menelentangkannya
sambil meloloskan celana
dalam seksi itu dari
tempatnya sehingga
tampaklah kemaluan Lyvia
yang sudah dicukur bersih,
tanpa membuang waktu A
Cun segera menjilat dan
menusuk nusukkan
lidahnya ke dalam vagina
Lyvia yang diikuti dengan
erangan nikmat dari Lyvia.
"Ahh, aduh enak Koh,
dasyat aargh "
"Enak ya Go? Kamu sudah
berapa kali ngeseks selama
jadi SPG " tanya A Cun
sambil mengocok vagina
Lyvia dengan dua jari
sambil terkadang
menggosok kelentit
mungil itu dengan
jempolnya.
"Ini yang ke tu..juh aah hi
hi hi aduh geli Koh "
"Yang pertama ama siapa
" selidik A Cun mencari
cari daerah g-spot dengan
ujung jarinya
"Yang pertamaa, aduh yah
yah aauh disitu Koh enak,
yang pertama sama Pak
Angkoro di WC showroom
aah"
Untuk mengakhiri
pemanasan ini maka A
Cun menempelkan
lidahnya di kelentit Lyvia,
kemudian menggeleng-
gelengkan dan memutar-
mutar kepalanya dengan
lidah tetap menempel di
kelentit. Menerima
rangsangan dasyat itu
tubuh Lyvia melengkung
bagai busur panah yang
siap melesatkan anak
panahnya.
"Aduh Koh A Cun, aargh
masukin sekarang Koh
jangan siksa aku lebih
lama lagi hm? ".
Melihat Lyvia sudah
terangsang berat maka
Koh A Cun segera
menghentikan permainan
oralnya dan melepas
bajunya sendiri dengan
cepat, Lyvia yang melihat
Koh A Cun melepas
bajunya kagum melihat
badan Koh Acun yang
berotot, dadanya yang
bidang dan perutnya yang
terbagi 8 kotak sangat
seksi di mata Lyvia yang
biasanya melayani Pak
Angkoro yang gendut.
Semakin bernafsu untuk
segera bersetubuh maka
Lyvia Go membantu
melepas celana Koh A Cun
dan betapa kagetnya Lyvia
Go ketika celana itu
merosot langsung nongol
benda sepanjang 16.5 cm
(wah ternyata Koh A Cun
tidak pakai celana dalam
loh, tapi dengan tidak
memakai celana dalam
juga sangat baik bagi
kesuburan pria kata Pak
dokter).
Dengan posisi kaki yang di
buka lebar lebar, Lyvia
menanti Koh Acun sambil
tangan kanannya
menggosok gosok
klitorisnya sendiri, Koh
Acun mengambil posisi di
tengah tengah kaki Lyvia
yang terbuka lebar dan
mengarahkan penisnya di
muka pintu gerbang
kewanitaan Lyvia
"Aku masukin ya Lyv?"
"Sini kubantu Koh " Lyvia
memegang penis A Cun
dan mengarahkannya ke
liang senggamanya
"Seret banget ya Lyv, jadi
susah masuk nih"
"Koh jangan bercanda
melulu ah, kapan
masuknya?"
"Ya udah nih rasain Lyv"
"Aauh aah aah pelan dikit
Koh "
Akhirnya pelan tapi
selamat, penis Koh A Cun
amblas ke dalam vagina
Lyvia dan permainan kuda
kudaan khusus dewasapun
dimulai, Koh A Cun
memaju mundurkan
pantatnya dengan tempo
sedang sambil memegang
kedua betis Lyvia sebagai
tumpuan tangannya .
Beralih ke ibu guru kita
yaitu Rosa Maria yang
cuma bengong melihat
permainan permainan liar
di sekelilingnya.
"Wah suasananya panas
ya? " Pak Angkoro
menegur Rosa Maria yang
bengong
"Ah nggak juga Pak, kan
ada AC" balas Rosa risih
"Nggak panas gimana,
coba kamu lihat orang
orang itu pada telanjang
ngapain coba?"
"Eeng eeng gimana ya Pak
"
"Eng eng eng apa, ayo
lepas bajumu, kamukan
sudah di bayar toh? "
Rosa merasa harga dirinya
diinjak-injak, di dalam hati
Rosa Maria berkata "Aku
adalah seorang guru yang
dihormati dan disegani
oleh anak didik dan rekan
sekerjaku kenapa demi
dendam pada suami aku
harus menjerumuskan
diriku ke dalam lembah
nista tapi sudah
terlambat", air mata mulai
menetes di pipi Rosa.
"Wah, kok malah nangis iki
piye? Waduh!!" Pak
Angkoro mengelus-elus
perutnya yang besar
karena bingung.
"Nggak Pak, ayo kita mulai
aja permainan ini " Rosa
mengusap air matanya.
"Ya gitu dong, itu baru
semangat profesional
jangan nangis lagi ya "
Rosa membuka gaun
malamnya dengan pedih
dan rasa hampa, demikian
juga Pak Angkoro beliau
membuka seluruh
pakaiannya
memperlihatkan tubuhnya
yang gemuk dan hitam.
"Sini Ros, bapak akan
membuat kamu melayang
layang " pangil Pak
Angkoro
Rosa yang masih malu dan
canggung menutup
tubuhnya yang bugil
dengan tangannya sedapat
mungkin sambil
melangkah ke arah Pak
Angkoro
"Wah kok malu malu gitu,
jangan kuatir Ros bapak
nggak akan kasar kasar
sama kamu ", Pak Angkoro
memandang tubuh Rosa
dari atas ke bawah.
Jakunnya naik turun
memandang tubuh Rosa
yang menggiurkan,
kulitnya yang kuning
langsat bagai kulit putri
kraton meskipun tidak
seputih Lyvia tapi pancaran
erotik dari mata Rosa
bagai sinar pancasona
pusaka tanah jawa. Dan
cara gerak Rosa Maria
sungguh membangkitkan
gairah, keayuan khas gadis
jawa terpancar dari setiap
lekuk tubuhnya dan
terutama payudaranya
yang berwarna kuning
gading sungguh
mengundang birahi lelaki
manapun yang melihatnya.
Dengan lembut Pak
Angkoro meletakan kedua
telapak tangannya di atas
payudara Rosa dan mulai
memijat lembut sambil
perlahan ia melekatkan
bibirnya ke bibir Rosa yang
sensual di lumatnya bibir
Rosa, semakin lama
semakin panas sampai
kedua tubuh itu seolah
menjadi satu, Pak Angkoro
melingkarkan tangannya
ke pinggang Rosa dan
menariknya sampai lekat
pada tubuhnya dan
mencumbu Rosa dengan
penuh nafsu. Dihisap dan
dimasukannya lidahnya
kedalam relung relung
mulut Rosa sehingga mau
tak mau Rosa membalas
pagutan-pagutan liar itu.
Hasrat kewanitan Rosa
benar-benar dibangkitkan
oleh Pak Angkoro yang
berlaku seperti kuda
jantan dan mendominasi
seriap permainan ini. Rosa
mulai merasakan hawa
panas naik dari dadanya
ke ubun-ubun yang
membuat Rosa semakin
tak berdaya melawan
hawa maksiat yang begitu
kental dalam ruangan ini
sehingga akhirnya Rosapun
terlarut dalam hawa
maksiat itu.
"Ros aku minta dioral
dong " sambil
menyodorkan penis
hitamnya yang
berdiameter 5 cm dengan
panjang 14 cm.
"Nggak ah Pak, jijik saya!
ih! "
"Wah kamu kudu
profesional Ros, kalau
kerja jangan setengah-
setengah gitu dong, gini
aja kamu tak oral kalau
sampai kamu orgasme
berarti kamu kudu ngoral
aku yah? "
Belum sempat Rosa
menjawab Pak Angkoro
telah menyelusupkan
kepala diselangkangan
Rosa dan mulai
melancarkan segala jurus
simpanannya mulai dari
jilat, tusuk sampai jurus
blender yang memnyapu
rata seluruh dinding
permukaan vagina Rosa
sehingga dalam waktu 7
menit Rosa sudah di buat
kejang-kejang.
"Oooh Pak oouh oh
pa..ak" Rosa meregangkan
ototnya sampai batas
maksimal.
"Tuh kamu udah orgasme,
nggak bisa bohong
sekarang giliranmu" ucap
Pak Angkoro senang
Pak Angkoro menarik
kepala Rosa dengan
tangan kirinya sementara
tangan kanannya
memegang penisnya
sendiri sambil mengocok
ringan, setelah mulut Rosa
dalam jangkauan tembak
Pak Angkoro segera
menjejalkan penisnya ke
dalam mulut Rosa
"Ayo dong Rosa" Pak
Angkoro menyuapkan
penisnya seperti
menyuapkan makanan
pada anak kecil, setelah
penisnya berada dalam
mulut Rosa maka dengan
menjambak rambut Rosa
Pak Angkoro memaju
mundurkan kepala Rosa
"Ehm ehm Pak Angko..
ehm ehm" Rosa berusaha
berbicara tapi malah
tersenggal senggal
"Udah diam aja deh Ros
jangan banyak bicara
emut!"
Setelah lima menit
berjalan Rosa akhirnya
secara mandiri mengulum
ujung penis Pak Angkoro,
sementara tangannya
mengocok dengan kasar
pangkal penis Pak Angkoro.
"Yes gitu Ros, wah kamu
lebih hebat dari istriku loh,
mau gak kamu jadi
gundikku?" Pak Angkoro
berbicara ngawur karena
keenakan dioral Rosa.
Merasa jenuh dengan
permainan oral akhirnya
Rosa meminta untuk
bercinta.
"Udahan dong Pak, kita
ngesks yang bener aja ya?"
tanya Rosa dengan halus
"Ok, kamu yang minta loh"
Pak Angkoro menarik Rosa
yang tadinya mengoral dia
dalam posisi jongkok
menuju meja biliard dan
menyuruh Rosa
menumpukan kedua
tangannya menghadap
meja bilirad sementara Pak
Angkoro yang berada di
belakang Rosa mengatur
posisi sodokan perdananya.
"Ros nungging dikit dong,
ya gitu sip!" Pak Angkoro
mengelus pantat Rosa
yang bahenol kemudian
mengarahkan senjatanya
ke vagina Rosa.
"Aaouh Pak Angkoro,
pelan Pak sakit penisnya
bapak sih kegedean " ucap
Rosa setengah meledek.
"Wah kamu itu muji apa
menghina Ros? mungkin
vaginamu yang kekecilan
Ros" Pak Angkoro
membalas ejekan rosa
dengan menarik pinggul
Rosa ke belakang secara
cepat maka amblaslah
seluruh penis Pak Angkoro.
"Auuw gede banget, aauw
aah " Rosa mulai
menggoyang pinggulnya
berusaha menyeimbangi
goyangan Pak Angkoro
Pak Angkoro
membenamkan penisnya
dalam-dalam dengan
menarik pinggul Rosa
kebelakang, dengan penis
masih tertancap di vagina
Rosa kemudian Pak
Angkoro memutar
pinggulnya membentuk
lingkaran sehingga penis
yang didalam vagina Rosa
menggencet dan
menggesek setiap syaraf
syaraf nikmat di dinding
vagina .
"Aauh, Rosa keluar ahh"
Rosa mengalami orgasme
yang menyebabkan setiap
otot di tubuh Rosa
mengencang sehingga
tubuhnya kelojotan tidak
terkendali.
"Loh Ros, kok sudah KO,
belum 10 menit kok udah
orgasme wah ini kalau
cowok namanya edi,
ejakulasi dini kalau kamu
berarti menderita odi
orgasme dini, ayo terusin
sampai aku keluar juga "
Pak Angkoro mengganti
posisi bersenggama
dengan mengangkat
tubuh Rosa dan
menidurkannya di meja
biliard. Kemudian kaki rosa
dibentangkan oleh Pak
angkoro lebar-lebar dan
dengan kekuatan penuh
penis besar itu menerjang
mendobrak pintu
kewanitaan Rosa, sampai-
sampai klitorisnya ikut
tertarik masuk, Rosa yang
masih dalam keadaan
orgasme makin menggila
menerima sodokan itu
sehingga secara refleks
rosa mencakar bahu Pak
angkoro.
"Oouchh Rosa kamu ini
apa-apaan sih, kok main
cakar-cakaran segala?"
"Oouh aash sorry, abis rosa
nggak tahan sih ama
sodokannya Mas yang
begitu perkasa" bujuk rosa
agar Pak angkoro tidak
marah.
"Jangan cakar lagi ya, kalo
tidak rasain ini" Pak
Angkoro menggigit puting
Rosa dengan lembut tapi
sedikit menyakitkan.
"Aauw nakal deh" ucap
rosa sambil
menggoyangkan
pinggulnya sendiri agar
penis Pak Angkoro tetap
menggesek dinding
vaginanya.
Dalam waktu singkat Rosa
yang mula-mula seorang
guru telah berevolusi
menjadi pelacur kelas
tinggi yang benar benar
profesional baik dari
kebinalan maupun
ucapannya, semua sudah
berubah Rosa kini benar
benar seorang pelacur
sejati.