Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
Minggu,16Maret2025 | Jam:05:38:17WIB
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Namaku Hasan, usiaku 57
tahun, pekerjaanku adalah
sebagai pembantu dan
penjaga rumah pada
sebuah keluarga mantan
pejabat sebut saja
namanya pak Broto. Aku
ikut keluarga pak Broto
sejak 30 tahun yang lalu,
saat itu pak Broto masih
menjadi seorang pegawai
rendah di sebuah instansi
pemerintah, dan aku
hanyalah seorang prajurit
rendahan . Aku mengabdi
pada keluarga ini telah
cukup lama hingga
keluarga ini kini menjadi
keluarga terpandang dan
terhormat dimasyarakat.
Pak Broto memiliki 2
orang putri yang cantik
cantik dan masing-masing
telah berkeluarga.
Diusianya yang telah
pensiun ini pak Broto
menikmati sisa sisa usianya
dengan menekuni usaha
perkebunan yang
dimilikinya di sebuah
daerah di Jawa Tengah.
Mereka memiliki sebuah
perkebunan teh yang
cukup luas disana. Pak
Broto sering
menghabiskan waktunya
bersama istrinya
diperkebunan. Dan
diperkebunan mereka itu
juga berdiri sebuah villa
yang cukup megah. Aku
sering diajak beliau kesana
saat beliau masih aktif di
pemerintahan dahulu.
Sejak pak Broto pensiun
hanya sesekali ia datang ke
Jakarta untuk meninjau
rumahnya ini, yang aku
jaga, juga mengobati
kerinduannya kepada cucu
dari putri pertamanya
Siska. Siska tinggal dengan
suaminya didaerah
Kemang, sedangkan putri
keduanya Shinta
menempati rumah yang
aku tinggali ini bersama
suaminya yang juga
tampan itu.
Shinta belum memiliki
anak, karena mereka
menikah baru 6 bulan
yang lalu. Shinta saat ini
bekerja di sebuah
perusahaan swasta,jadi
pasangan suami istri ini
praktis selalu berangkat
pagi dan pulang malam
harinya bersama sama.
Shinta usianya baru 23
tahun, dia adalah potret
wanita masa kini,
dikaruniai wajah yang
cantik. memiliki kulit yang
putih bersih, rambut hitam
sebahu dan menurut
pendapatku wajah Shinta
tidaklah kalah dengan
wajuah artis-artis sinetron
yang sering aku lihat di
televisi. Aku maklum,
sebab bagi mereka yang
memiliki uang lebih dan
kehidupan yang mapan,
untuk merawat kecantikan
dan penampilan amatlah
mudah. Beda jauh dari aku
yang hanya cuma seorang
pembantunya.
Aku dipercaya pak Broto
untuk menjaga rumahnya
ini, berikut semua isinya.
Jadi secara otomatis
akupun harus menjaga
majikanku Shinta yang
memang menetap di
rumah ini bersama
suaminya. Bahkan aku juga
sempat menyaksikan
mereka berdua lahir. Jadi
kedua putri mereka sudah
tidak asing lagi bagiku,dan
merekapun berdua telah
menganggap aku dan
istriku sebagai bagian dari
keluarga mereka. Semua
pekerjaan rumah biasanya
mampu aku selesaikan
dengan baik dan lancar.
Hampir semua waktuku
aku habiskan untuk
merawat rumah dan mobil
majikanku ini. Shintapun
sering memberiku uang
lebih karena aku memang
gak neko neko.
Dirumah ini juga aku
tinggal berdua dengan
istriku sejak muda dulu.
Aku dikaruniai anak 1
orang pria yang sekarang
telah bekerja menjadi
seorang polisi. Sekolah
anakku juga dibiayai oleh
pak Broto. Anakku satu-
satunya ini kini telah
menikah dan sekarang
bertugas di Sumatera. Jadi
istriku ikut anakku itu ke
Sumatera. Aku memang
diajak namun karena aku
diserahi tanggung jawab
dan telah diamanahi pak
Broto , ajakan itu aku
tampik sebab bagiku
sangat sulit mencari orang
yang sebaik dan
sebijaksana pak Broto.
Setiap malam saat aku
memeriksa pagar dan
memastikan pintu dan
jendela terkunci dengan
aman, aku melewati
kamar majikanku Shinta
dan suaminya. Sering aku
mendengar dengus nafas
dan rintihan rintihan
terdengar dari arah kamar
mereka itu. Sebagai laki-
laki aku tentu saja aku
maklum ,
�Dasar anak muda berisik
sekali kalau sedang
berhubungan� batinku.
Terkadang timbul
perasaan penasaran ingin
mengintip untuk
mengetahui apa yang
sedang dilakukan
pasangan itu. Bagiku tidak
sulit untuk melakukannya,
karena jendela kamar
mereka telah aku akali
sejak siang beberapa hari
yang lalu. Aku dengan
seksama memperhatikan
perbuatan pasangan yang
berlainan jenis itu.
Aku melihat kedua tubuh
manusia yang telanjang itu
saling berdempetan
menyatu Kebetulan lampu
kamar saat itu tidak
dimatikan. Tubuh putih
mulus Shinta saat itu
berada dibawah tubuh
suaminya. Suaminya
bergerak maju mundur
dan Shinta tampaknya
kepayahan menahan
bobot suaminya dan
gairah nafsu yang
melandanya di bawah dari
pertemuan kelamin
mereka. Kedua kaki
majikanku yang panjang
dan putih itu berada
diatas bahu suaminya.
Sedang tangan suaminya
saat menggenjot tubuh
Shinta menjalar juga di
dada putihnya yang
ranum, meremasnya
dengan kasar.
�Ouhh�.mas����ya
teruss�.�desahnya lirih
dengan tubuh menggeliat-
geliat di bawah tindihan
suaminya.
Baru kali ini aku
memperhatikan dengan
seksama, ternyata tubuh
majikan putriku ini
mempunyai kulit yang
halus dan mulus. Selama
aku bekerja pada orang
tuanya aku tidak begitu
memperhatikan
perkembangan
pertumbuhan putri
majikanku itu.
�Ayoo��.mass��������
rengek Shinta
mengerumas rambut
suaminya, mengacak
acaknya dengan gemas,
segemas rasa geli gatal
yang melanda organ
intimnya. Ikt bergerak liar
pinggulnya yang
tengahmenerima sodokan-
sodokan sporadis dari
suaminya. Aku sempat
menahan nafas saat tubuh
keduanya bergerak
seirama, mendayung
perahu birahi mereka
untuk merengkuh semua
kenikmatan yang ada.
Semakin cepat mereka
bergerak�.Mata Shintha
telah terbeliak-beliak,
bibirnya menganga
mengeluarkan suara
ceracauan tak jelas.
Sebagai laki-laki yang
normal, pemandangan ini
sangat mempengaruhi
aku, mengingatkanku
pada masa-masa masih
bersama dengan istriku.
Membuat birahiku
bergejolak saat itu. Namun
apalah dayaku, statusku
hanya seorang pembantu
dikeluarga ini.
Esok paginya saat aku
telah bangun dan sedang
beres-beres, kulihat
majikan putriku keluar
dari kamarnya dengan
wajah yang sedikit kusut
dan tampak agak layu.
Aku biarkan saja kejadian
itu. Mungkin dia ada
masalah dengan suaminya
atau apalah aku tak mau
menanyakan pada
nya.Seperti biasanyapun
pagi itu aku
menghidangkan makanan
kesukaan majikanku itu
dimeja makan. Tidak lama
kemudian mereka keluar
kamar beiringan untuk
sarapan pagi sebelum
berangkat ke kantor.
Tiba-tiba saat mereka
sarapan itu aku dipanggil.
Suaminya mengatakan
padaku bahwa ia akan
tugas keluar kota mungkin
untuk 2 minggu karena
ada masalah dikantornya.
Suaminya menitipkan
padaku untuk menjaga
rumah dan istrinya.
Dengan patuh aku
sanggupi permintaan
suaminya itu. Dan sejak
saat itupun aku semakin
bertambah tugas dengan
memastikan keadaan
majikan putri itu.
Beberapa hari ini aku jadi
kehilangan kesempatan
untuk melihat aktifitas
kamar majikan putri itu.
Aku jadi susah tidur,
padahal aku setiap hari
sebelumnya selalu melihat
aktifitas dikamar itu dan
sempat bermasturbasi
barulah aku tertidur.
Memang aku akui diusiaku
yang tidak muda lagi ini
libidoku sering menagih .
Namun kepada siapa aku
akan menyalurkannya
sedang istriku di Sumatera
bersama anakku.
Aku mengendap-ngendap
mengintip majikanku yang
sedang dikamarnya.
Rupanya ia masih belum
tidur dan hanya baring di
ranjang. Tampaknya ia
gelisah, berulang kali
membalikkan tubuhnya,
sepertinya ia sedang
menginginkan belaian dari
suaminya . Namun
suaminya tidak berada
disini. Dan sempat aku
perhatikan Shinta
mengeser geserkan guling
kearah kemaluannya di
atas ranjangnya yang luas
itu. Aku tau saat itu Shinta
ingin kehangatan.Apalagi
hawa dingin AC
dikamarnya membuatnya
tampak kehausan.Aku jadi
mengerti. Lalu akupun
berlalu kekamarku dan
tidur.
Malam itu tanpa aku duga
sama sekali,ada bunyi
krasak kresek.Aku bangun
dari ranjangku dan keluar
kamar menuju arah bunyi
itu. Ohhhh.... alangkah
kagetnya aku. Aku melihat
3 orang yang mengendap
endap akan masuk
kerumah ini. Mereka telah
memutus rantai pintu
pagar.
Sebagai seorang bekas
tentara yang telah banyak
pengalaman di medan
perang,aku lalu menuju
arah suara itu dan dengan
samuraiku aku bacok si
pejahat itu tanpa tanya
lagi.
�Ampun..,ampunn�..pak
������teriak salah seorang
dari mereka.
Mereka meringis kesakitan
dan minta ampun padaku.
Mereka akhirnya lari dan
berusaha menghindar dari
kejaran masyarakat yang
tau akan tindakan mereka.
Malam itu akhirnya rumah
majikanku ini selamat dari
upaya pencurian dan
perampokan. Majikanku
Shinta akhirnya terbangun
dan keluar rumah
menemuiku.
�Ada siapa pak Hasan, kok
rame sekali
kedengarannya�..?tanya
Shinta. Kaget ia meliha
tiga orang asing tergeletak
pingsan.
�Siapa mereka���?�Tanya
lagi
�Ini neng, 3 orang ini coba-
coba memasuki rumah.
Untung saya bangun,
memergoki mereka dan
melumpuhkan mereka�
terang sejelas-jelasnya.
Akupun menerangkan
kejadian yang
sesungguhnya dengan
lengkap. Iapun akhirnya
berterima kasih dan minta
aku untuk menyelesaikan
masalah itu dengan aparat
terkait malam itu.
Setelah memberikan
laporan
secukupnya,malam itupun
aku pulang kerumah dan
di sambut majikanku
Shinta,yang saat itu
mengenakan baju kimono
tidur. Ia amat
mengkhawatirkan
keadaanku malam itu.
iapun telah sempat
menelpon suami dan
kedua orang tuanya. Dan
akupun lalu ditelpon
suami dan kedua orangtua
Shinta agar bisa menjaga
Shinta dengan hati hati.
Sempat aku lihat wajah
kecemasan di rona muka
Shinta malam itu.
Wajahnya yang putih
bersih itu terlihat takjub
dan khawatir,namun
dengan sedikit sedikit aku
terangkan kepadanya
supaya jangan terlalu
cemas seperti itu.
�Aduhh, saya takut pak�..�
ujarnya.
�Ga usah takut neng,
selama bapak ada disini
mereka harus hadapi dulu
bapak sebelum mengacak
� acak isi rumah ini�
terangku sedilit sombong.
Malam itupun lalu kami
tidak tidur dan hanya
berbicara saja di ruang
tamu rumah besar itu.
Shinta masih shock dan
akupun tidak sampai hati
meninggalkannya
sendirian di ruang tamu
malam itu. Aku
menemaninya dan sesekali
karena kenakalan mataku
aku memandang sekujur
tubuhnya yang terbalut
kimono tidur saat itu.
mata nakalku
memperhatikan gundukan
dadanya yang sekal dan
bernomor 34b itu amat
menggodaku. Aku tahu
nomor itu karena saat
dijemur aku pun
melihatnya dengan
seksama jenis dan wangi
celana dalam Shinta.
Entah kenapa malam
itupun aku diajaknya
kekamarnya untuk sekedar
bincang bincang. katanya
ia masih takut dan trauma.
Jika saja ada suaminya ia
mungkin tidak akan
mengizinkan aku
kekamarnya. Namun hal
tabu yang slalu aku jaga
slama ini malam itu
luntur.
�Pak Hasan temani saya ya,
saya takut sekali��.,di
kamar saya saja pak Hasan
tidurnya ��pinta neng
Shinta dengan wajah
memelas.
Aku masuk kekamarnya
yang dingin dan harum
semerbak itu sekedar
hanya untuk menemani
anak majikanku itu.
Sebagai laki2 aku telah
memasuki wilayah pribadi
putri majikanku itu. Dan
dengan kurang ajar aku
pun berusaha
mempengaruhi jiwa dan
mental putri majikanku itu
dengancerita cerita seram
temtangg perampokan
dan horor. Sebagai wanita
yang hanya seorang diri
malam itu tentunya ia
merasa takut dan amat
membutuhkan bantuanku.
Disitulah insting
kelelakianku bermain.
�Sudahlah neng ga usah
takut����tuturku sambil
memegang lembut
bahunya. Shinta lebih
tenang sekarang, tak
disadarinya kepalanya
rebah di lenganku.
Mungkin ia merada aman
dengan posisi itu. Aku
makin berani�.
Pelan-pelan ku tundukkan
wajahku, mendekati
wajahnya. Lembut
kukecup bibir ranumnya.
Shinta kaget dan
membelalakkan matanya.
�Apa apaan ini Pak
Hasan�..mmhhh� ujarnya
terputus oleh kecupanku
kembali menerpa bibirnya.
Sementara itu tanganku
telah berada di bali
kimono yang di kenakan
neng Shinta, meraba dan
mengelus lembut
permukaan dadanya.
Namun Shinta memang
wanita dan seorang istri
yang baik. Ia tidak begitu
saja larut akan alunan
gairah yang aku pancarkan
saat itu. Ia berusaha
menolakku dan
melepaskan pelukanku.
Namun malam itu apalah
daya seorang wanita
seperti Shinta dibanding
aku yang bekas prajurit
dan memiliki pengalamn
yang lumayan di saat
perang. Malam itu dengan
sedikit terpaksa Shinta
akhirnya tunduk dan
menuruti keinginan
syahwatku padanya.
�Mhhh�.Pakk����.�desah
Shinta tatkala bibirku
sudah mampir di dadanya
yang membusung padat,
mengecup dan mengulum
putting buahdadanya..!!!
Tubuhnya yang tadi
menolak akhirnya
melemah dan pasrah pada
gairah timbul oleh
tindakanku.
Dengan cara lembut tanpa
paksaan Shinta aku raih
dan peluk malam itu
dikamarnya. Dengan
pengalamanku sebagai
laki2 aku berusaha
menundukannya dengan
ciuman dan rangsangan
diwilayah peka tubuhnya
yang mulus itu . Aku tau
Shinta membutuhkan
belaian laki laki.
�Ohhh��������.�pekik
Shinta saat diatas ranjang
kamarnya yang mewah itu,
aku berhasil
membenamkan
kemaluanku yang lumayan
masih jantan kedalam
rahimnya yang masih
sempit itu.
Malam itu aku nikmati
setiap inci tubuh mulus
anak majikanku itu
dengan rakus. Aku
memang telah lama puasa
dari hubungan biologis ini.
Namun malam itu aku
merasa muda kembali
dengan perlakuanku itu.
Kehangatan yang aku
rasakan pada kemaluanku
saat masuk kedalam
tubuh Shinta amat
membuatku lupa diri.
Shinta amat sempurna
saat ia berada dibawah
tubuhku saat aku genjot
tadi. Memang benar kata
orang orang bahwa
seorang wanita baru
terlihat cantik dan
menawan jika ia telah
berada dibawah tubuh
laki-laki saat kemaluannya
di masuki kemaluan pria.
Shinta akhirnya hanya bisa
pasrah dan dengan
terpaksa menikmati saja
rahimnya aku masuki
berulang kali. Aku tahu ia
amat menyesal padaku
malam itu, terlihat dari air
matanya yang keluar saat
aku berpesta diatas
tubuhnya yang telanjang.
�Arrghh�����.geramku
setelah sekian lama
memacu dan menggenjot
akhirnya penisku
melepaskan air sperma
didalam rahimnya.
Hingga pagi aku terus
menggauli Shinta hingga
beberapa kali dan
Shintapun aku liat mulai
menikmati permainanku
yang cukup liar diatas
tubuhnya. Aku tau Shinta
ikut orgasme hingga
beberapa kali saat itu. Itu
di ungkapkannya saat ia
membenamkan kukunya
yang runcing di bahuku
hingga bahuku yang mulai
kusut kulitnya itu luka.
Namun itu apalah artinya
bagiku dibanding
keberhasilanku menggauli
anak majikanku itu.
Keringat kamipun akhirnya
menyatu dan kain sprei
yang kami pakai akhirnya
lembab karena basah oleh
percampuran keringat dan
juga air mata Shinta
ditambah lelehan
spermaku yang tumpah
tadi.
Semenjak kejadian malam
itu. Shinta mulai menjarak
dariku dan tampaknya
berusaha menghindariku.
Suaminya tidak tahu
tentang peristiwa malam
itu. Tampaknya Shinta
memang
merahasiakannya . Aku
tahu diri dan tidak
berupaya memperlihatkan
kepada Shinta tentang
bagaimana aku padanya.
Aku pun bertindak seperti
biasanya saat kejadian itu
belum terjadi.
Kadang saat malam aku
rindu untuk mengulangi
lagi saat kebersamaan
dengan Shinta namun aku
pendam saja. Dan sebagai
pelampiasannya, aku terus
mengintip Shinta
bersebadan dengan
suaminya. Tampaknya
Shinta amat menikmati
persetubuhan dengan
suaminya itu. Aku jadi
merasa iri.Dan tanpa aku
ketahui suami Shintapun
akan tugas keluar kota
lagi. Dan tampaknya
Shinta biasa biasa saja. Ia
tidak memberikan
tanggapan apapun saat
itu. Dan malam saat
suaminya tugas, aku
berusaha mendatangi
kamar Shinta dan minta
bicara. Shinta memberiku
waktu bicara dan dengan
kepintaranku malam
itupun akhirnya akupun
kembali dapat menikmati
kehangatan tubuhnya
dikamarnya. Shinta pun
semakin larut olehku. Ini
terlihat saat suatu malam
tanpa aku duga ia
mendatangi kamarku dan
kamipun bersetubuh
dikamarku hingga
beberapa kali malam itu.
�Ahh�..Pak������..�rintih
Shinta. Tubuhnya yang
mulus menggeliat-geliat.
Sementara aku terus
menggenjotnya teratur.
Sampai saat inipun disaat
suaminya dan kadang
orangtuanya pulang ke
Jawa tengah Aku selalu
memberinya kenikmatan
ragawi yang mungkin tidak
ia dapati dari suaminya.
Akupun setelah menikmati
kemulusan dan
kehangatan tubuh Shinta,
punya keinginan untuk
dapat merasakan
kehangatan tubuh
saudaranya Siska.
Saat itu Siska minta jasaku
untuk menemaninya di
rumahnya karena
suaminya mendapat tugas
beberapa minggu ke luar
negeri. Aku sempat
melihat rona tidak suka
pada wajah Shinta. Namun
karena Siska ngotot pada
adiknya itu maka Shinta
akhirnya mengizinkan aku
tinggal beberapa minggu
di rumah kakaknya. Aku
merasa inilah saatnya
bagiku untuk merasakan
juga kehangatan tubuh
anak majikanku yang juga
cantik ini.
Dan seperti Shintapun
pada awalnya Siska
memang menolak
maksudku untuk
menggaulinya. Malah aku
sempat akan di usirnya
malam itu. Namun karena
kelicikan dan
pengalamanku selama ini
aku akhirnya dapat
merasakan jepitan
kemaluannya pada
kemaluanku.
�Ahhh�Pak�����..�pekik
Siska saat pumcak klimaks
datang melandanya.
Tubuhnya menggelepar-
gelepar berkelojotan di
bawahku. Kedua matanya
mendelik, hanya bagian
putihnya saja yang
kelihatan
Iapun akhirnya terkulai
lemas dan beberapa kali
orgasme karena
keperkasaanku. Aku tahu
Siska menyesal telah
mengajakku tinggal di
rumahnya namun
tampaknya ia
merahasiakan semua
kejadian itu dari suami dan
adiknya Shinta. Hampir
selama aku tinggal di
rumah Siska aku
memberinya siraman
bathin di dalam kamarnya
yang tak kalah mewah dari
rumah orangtuanya. Itulah
pengalaman ku selama ini
yang dapat merasakan
kehangatan tubuh dua
orang anak majikanku.