Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
Minggu,16Maret2025 | Jam:06:16:40WIB
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Aku dan istriku hidup terpisah
dari mertua, tapi tak jauh, masih
satu kota. Karena berdua bekerja,
anakku tiap hari kutitipkan pada
mertua atau neneknya anakku.
Pagi kuantar ke sekolah, siang
dijemput neneknya dan sorenya
sepulang dari kerja aku jemput
anakku dan kubawa pulang.
Untuk anakku memang ibu
mertuaku adalah neneknya, tapi
jangan berfikir mertuaku sudah
nenek-nenek. Dia masih cling
diusianya yang memasuki 50-an.
Dia sudah janda ditinggal mati.
Ceritanya begini. Hari itu setelah
nganterin anakku ke sekolah pagi,
aku sempatkan mampir ke
rumah mertua mau ngasihin
uang sekolah dan uang jajan
anakku seperti biasanya setiap
awal bulan. Hari itu suasana
rumah sepi, adik-adik iparku
sudah pada pergi kerja dan
kuliah. Jadi hanya mertuaku, atau
biasa kupanggil Mamih, di
rumah. Kuketuk pintu nggak ada
yang nyahut, tapi waktu pintu
kudorong, tak terkunci jadi aku
langsung masuk.
Karena saking kebelet kencing,
aku langsung menuju kamar
mandi. Kudorong pintu, terbuka
dan tanpa tengok kiri kanan
langsung soooooorrrr, enak
tenan. Ya karena kupikir nggak
ada orang dirumah, aku sudah
buka celanaku sebelum masuk
kamar mandi. Eee a laaa begitu
aku balik kanan mau cuci
kontolku yang sudah nogong
dari tadi nahan kencing, di depan
ku berdiri si Mamih telanjang
hanya dililit handuk sebatas dada.
Membelalak matanya menatap
kontolku, sementara akupun
terbelalak menatap bodinya yang
meski sudah umur tapi maih
mulus, putih. Payudaranya yang
seperti dua buah pepaya
menggelantung, menyembul tak
kuasa tertutup handuk kami
berdua terpana, tak bergerak,
hanya kontolku yang mengacung
berkejut-kejut antara mau layu
sehabis kencing dan mau tetap
tegar merespon mataku yang tak
berkedip menatap susu yang
besar menggelayut. Susu yang
besar memang selalu jadi
idamanku, karena susu istriku
kecil sekepal tanganku.
Entah siapa yang memulai, tiba-
tiba aku sudah mengelus
bundaran di dada yang kenyal
itu, sementara kontolku juga
terasa dielus-elus lembuuuuutt
sekali. Aku pejamkan mataku
merasakan elusan itu sambil
merasakan pula kenyalnya
daging birahi. Kuplintir putingnya
yang kanan dengan tangan kiriku
sementara tangan kananku
meremas-remas buah yang kiri.
Kudengar dia melenguh
membuang nafasnya yang
kurasakan hangat dimukaku. Lalu
kurasakan bibirnya menyentuh
bibirku, mendesakkan lidahnya
yang kusambut dengan
membuka mulutku. Lidahnya liar
menggapai-gapai atap mulutku,
mengusap-usap pangkal lidahku,
niiiikkkkkkmmmaaatt banget.
Belum pernah aku berciuman
seperti itu seumur-umur.
Aku coba imbangi dengan ikut
memainkan lidahku, ternyata
lebih nikmat lagi. Pelan-pelan dia
tarik kontolku, rupanya dia
mengajakku beranjak dari kamar
mandi. Dibimbingnya tongkatku
laksana seorang buta dituntun
dengan menggandeng
tongkatnya. Dia terus
menciumku tanpa melepasnya
sembari jalan menuju kamarnya
yang tak begitu jauh.
Sesampai di sana direbahkannya
aku, telentang dan dia di atasku.
Kini tak sehelai benangpun
menutupi tubuhnya, sementara
aku masih mengenakan baju dan
celana dalam yang sudah mlorot
ke paha. Tangan kirinya tak lepas
dari kontolku, mengurut-urutnya
sampai-sampai aku merasakan
hampir bobol pertahanku, karena
merasakan sesuatu yang lain dari
biasanya. Tangan kanannya
mulai membuka kancing-kancing
bajuku, sambil mulutnya terus
bertengger di mulutku,
berperang lidah. Terbuka sudah
seluruh tubuhku kecuali cancutku
yang kini tengah diplorotin. Dia
turun ke arah selangkanganku,
membelai-belai kontolku yang
kian menegang, terlihat mengkilat
helemnya dengan setitik cairan
bening di lubangnya. Tak
kusangka, dia mau meloco
kemaluanku. Dijilati bagian bawah
batangku benar2 enak, sementara
tangannya tak henti-hentinya
mengusap-usap lembut buah
pelirku yang penuh jembut lebat.
Dan, “aaaaaakkkkkhhhh,
Miiiiiiihhhh” hanya itu yang bisa
kulenguhkan.
Kini dimasukkannya batangku
seluruhnya. Entah sedalam apa
mulutnya kok bisa menampung
batang kontolku yang lebih dari
12 cm. Istriku kadang suka
mengeluh sakit kalau buru-buru
kumasukkan basokaku ke
memeknya yang baru mulai
basah. Dia bilang basokaku gedhe
banget. Temenku juga pernah
bilang begitu waktu kita mandi
sama-sama sehabis berenang:
“Ris, kontolmu gede amat sih”.
Memang kontolku unik,
sebenarnya yang gede hanya
kepalanya, garis tengahnya
sebesar pantat gelas plastik Aqua,
tapi batangnya ke pangkal
mengecil sampai sebesar pipa
pralon ukuran ?. Dilumati terus
dengan berbagai teknik yang sulit
digambarkan, aku nggak tahan
juga. Kujambaki rambut si
Mamih sambil melenguh, “Miiiih,
akkkkuuu mmmmaaaauuuu
kelllllluaarrrrr”. “Keluarin ajahhhh,
biar ku telllleeenn.” Hiiiii, apa
nggak jijik mmmmmiiiiihhh”
“Nggggaaaaa, buat awet
mudaaaaa,
pittttttaaaaammmmiiinnn. Sambil
melenguh keras kusemburkan air
mani yang sudah mendesak-
desak dari tadi, beberapa kali
semburan. Lima-enam kali
semprotan maniku semua
nyembur di dalam mulut Mamih,
tak setetespun keluar. Kudengar
suara menelan, “Glleeecck
glllekk”. Lalu terus dijilati kepala
kontolku sampai bersih dan
mengkilat lagi. Gellii banget, kalau
habis keluar dipegang apalagi
dijilati. “Eeeeeeuuuuuhhhhh”
Akupun menggelosor kecapaian.
Plong banget rasanya dada ini
setelah hampir setengah jam
dipacu. Lama juga
permainannya. Kupikir usai
sudah permainan, eeeh nggak
tahunya dia nggak juga nglepasin
kontolku. Terus saja dijilati,
diloco, dikocok-kocok, sambil dia
membalikkan tubuhnya.
Diarahkannya pantatnya ke
arahku, dia masih di atasku jadi
sekarang wajahku tepat di bawah
memeknya. Seumur-umur pula
aku belum pernah menjilat
memek, tapi entah kenapa saat
itu dengan serta merta kupegang
pantatnya yang ternyata masih
padat, kuturunkan sedikit
sehingga memeknya dapat
kuraih dengan mulut dan lidahku.
Kujilati bibir memeknya,
kucucrup itilnya yang cukup
besar yang sembunyi dibalik
selaput tertutup jembut yang tak
begitu tebal. Kumakan
memeknya sebisaku,
kupraktekkan hasil dari nonton BF
selama ini.
Dan ternyata, kurasakan
memeknya membanjir meleleh
ke ujung hidungku. Baunya
asem-asem sedep. Ini barangkali
yang kata temen-temen, bau
comberan rasa duren. Aneh juga
seih, kenapa bau yang mestinya
nggak sedep ini kok tercium
sedep juga, bahkan kini aku
semakin geram mencucrupi
memeknya. Kutusuk-tusukkan
lidahku ke lubang memeknya
yang makin berlendir. Aku sudah
tak mikirin lagi kontolku lagi
diapain karena saking asiknya
bermain dengan memeknya
yang makin lama makin
mengasyikkan. Tiba-tiba,
kurasakan asin memuncrat ke
lidahku dan kudengar dia
mengerang seperti kesakitan:
“Riiiiiiiisssss, akkkkkkuuuuuuu???.”
Dan hhheeeeggg memek dan
pantatnya yang besar menjatuhi
mukaku, menutupi seluruh
wajahku membuatku nggak bisa
bernafas. Ku dorong ke samping,
lantas dia menggeser badannya
dan berbalik, lalu menciumiku
sertubi-tubi. “Riiissss, eennnakkkk
sekalli, udah lama Mamih nggak
ngerasain yang begini.” Iya Mihh,
aku juga baru kali ini ngrasain
enaknya diloco, mau nggak
Mamiih ngloco lagi lain kali” “Mau
dong. Kamu mau nggak ngrasain
sesuatu yang belum pernah
kamu rasakan selama ngewe” ”
Apa itu Miih?” “Ayo lah, masukin
kontolmu ke memekku, kamu
pasti ketagihan nanti.” Dan
permainan pun belum juga usai.
Dia telentang mengangkangkan
kakinya. Kulihat lubang
memeknya yang basah kuyup,
dilap dengan celana dalamku, dan
kini agak kering lembab.
Dituntunnya kontolku memasuki
gua gelap nan lembab.
Bllleeeeeesss, nggak ada kesulitan
karena sudah berlendir, dan
rudalku juga sudah mulai
ngaceng lagi setelah diloco
bermenit-menit. Aku memang
merasakan sesuatu yang lain.
Memeknya terasa bergerigi,
seperti ada jonjot-jonjot di
dinding-dindingnya. Memek
istriku nggak seperti ini rasanya.
Aku bener-bener nggak tahan.
Daripada nyembur sebelum
waktunya, lebih baik kutahan
saja, jadi kubiarkan kontolku
diam dijepit memeknya yang
masih tetap kencang meski
sudah melahirkan enam kali.
“Miiiih, akkuu nggakkk tahaann.
Memek Mamih ennnakkk
baangeett. Kayaa ada pasirnyaaa”
Dia tersenyum penuh arti
“Riiiisss, ittu belum seberapa.
Kamu diaaamm saajaa, biiar
kugoyang yyaahhh”. Benar saja,
kontolku yang ? tegang dikilir kiri
kanan ke atas ke bawah. Benar2
profesional. Terkadang kurasakan
kontolku seperti ditolak, didorong
keluar, tapi belum sempat keluar
gua, kurasakan kepalanya
disedot, keras sekali.
Meskipun aku diam saja, tapi
kontolku serasa disedot, ditiup,
diplintir, ngilu-ngilu enaaaakkk
sekali. Aku tak tahan, kugenjot
juga akhirnya, pelan-pelan
kutarik, kubenamkan lagi maju
mundur. Dan sensasi yang
kurasakan semakin tak terlukiskan
manakala kutarik keluar, tapi dari
dalam memeknya kontolku
disedotnya habis-habisan. Entah
gimana caranya dia punya
memek bisa seperti mengulum-
ngulum batang dan kepala
kontolku. Inikah yang disebut
empot ayam? Makin lama
kupompa, rupanya diapun
sedang menikmati pompaanku,
buktinya kulihat wajahnya merah
meranum dan matanya
meredup-redup. Lalu tiba-tiba dia
goyangkan pantatnya keras-keras
kiri-kanan-kiri-kanan, diangkat
tinggi-tinggi sambil melenguh
“Riiiisssss, tekeeeen yaaaaaang
kerrrraaaasssss?.. aaakkuuu
mmmaaaauuuu keeelluuuaaaar?..
ayyyoooo kkaaaamu jugaaaa
barreeeennng biiiiaarrr
taaaahhhuuu apppaaa yaaanggg
mmmmaaaaammmiiih
bilaaaanng taaaadddddiiiiii”.
Kutekankan keras-keras rudalku,
daleeeeem sekali, sambil
kupegang pantatnya, dua-duanya
kuratik mendekat ke pangkal
kontolku. Serasa kontolku amblas
masuk memeknya sampai sa
peler-pelernya, daannnn
“Miiiiiihhhhhh akkkkku
kelllluaaarrrrrrrr” “Akkkuuuuuu
juggggaaaa” ?.. sesaat kurasakan
dinding2 memeknya berdenyut-
denyut keras sekali tapi berirama,
dan pada saat itu pula aku
semburkan isi pelirnya.
Serasa diperas-peras sampai pol-
polan nggak tersisa sedikitpun di
dalam tandonnya. Sementara
semprotan maniku sudah selesai,
kontolku masih merasakan
denyutan-denyutan memeknya.
Hebat benar Mamihku ini. Sudah
keluar juga masih mendenyut
atau mungkin keluarnya panjang
karena bersamaan dengan itu lalu
kurasakan semburan hangat ke
kepala kontolku yang masih
tertanam dalam sekali di gua
birahinya.
“uuuuuuuuhhhhhhhhhhhhh
eeehhhhh, uuuuhhhhh” hanya itu
suara yang keluar dari mulutnya.
Matanya memejam, tapi kedua
tangannya masih mencengkeram
pantatku seolah-olah aku nggak
boleh mengangkatnya. Lalu kami
berduapun terdiam sejenak.
Diciuminya mukaku, dijilati pipi
dan telingaku, turun ke dagu,
leher dan putting susuku kiri
kanan. Ooooohh nikmatnya.
Baru kali ini aku merasa bener-
bener puas kontolku. Sebuah
pengalaman baru. Ternyata
makin tua, perempuan bukan
makin tak enak seperti yang
selama ini terpatri di benakku dan
mungkin juga benak setiap lelaki,
sehingga khayalannya hanya
ingin mencari dan ngewe sama
perempuan2 muda dan anak-
anak ABG.
Terbukti kini bahwa pengalaman
adalah segala-galanya. Meski
mungkin memek sudah kendor,
longgar tapi teknik makin
canggih, jadi rasanya lebih gurih.
Kuciumi pula wajahnya, bibirnya,
dagunya, lehernya dan akhirnya
putting susunya. “Miiiihhh,
gimana sih rasanya dijepit pakai
susu” “Besok datang lagi yaa,
ntar Mamih jepit rudalmu.
Pantesan si Ita (istriku) lengket
banget sama kamu, rupanya
kontolmu istimewa. Bagi-bagi
terus sama Mamih ya biar Mamih
panjang umur, makin sayang
sama kamu, sama anakmu. Nanti
Mamih sediain jamu biar kamu
tetep seger, tambah kuat. Malem
buat Ita, pagi buat Mamiih yaah”
Tingkahnya macam ABG lagi
pacaran saja, menggeleyot
menuntunku ke kamar mandi.
Akupun dimandiin. “Miiih, nanti si
Ita dikasih resepnya, biar kelak
tuanya kayak Mamih, jadi awet
muda terus. Tapi akan aku awasi
habis-habisan, jangan-jangan
mantuku yang ngrasain” “Hussh,
nggak boleh, cukup Mamih saja”
Sampai saat ini hubungan ini
terus berlanjut, dan kehidupan
rumah tanggaku semakin
bahagia.