Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Namaku Andhika, aku seorang
siswa Kelas 1 di SMU yang cukup
top di kota Makassar. Pada hari itu
aku ingin mengambil tugas kimia di
rumah salah satu teman cewekku,
sebut saja Rina. Di sana kebetulan
aku ketemu sahabat Rina. Kemudian
kami pun berkenalan, namanya
Laura, orangnya cukup cantik,
manis, putih dan bodinya sudah
seperti anak kelas 3 SMU, padahal
dia baru kelas 3 SMP. Pakaian
sekolahnya yang putih dan agak
kekecilan makin menambah kesan
payudaranya menjadi lebih besar.
Ukuran payudaranya mungkin
ukuran 32B karena seakan akan baju
seragam SMP-nya itu sudah tidak
mampu membendung tekanan dari
gundukan gunung kembar itu.
Kami saling diam, hanya aku sedang
mengamati dadanya dan pantatnya
yang begitu montok. Wah serasa di
langit ke-7 kali kalau aku bisa
menikmati tubuh cewek ini, pikirku.
Terkadang mata kami bertemu dan
bukannya ke GR-an tapi aku rasa
cewek ini juga punya perasaan
terhadapku. Setelah satu jam berada
di rumah Rina, aku pun berpamitan
kepada Rina tetapi dia menahanku
dan memintaku mengantarkan
Laura pulang karena rumahnya agak
jauh dan sudah agak sore dan
kebetulan aku sedang bawa "Kijang
Rangga" milik bapakku.
Akhirnya aku menyetujuinya
hitung-hitung ini kesempatan untuk
mendekati Laura. Setelah beberapa
lama terdiam aku mengawali
pembicaraan dengan menanyakan,
"Apa tidak ada yang marah kalau
aku antar cuma berdua, entar pacar
kamu marah lagi..?" pancingku. Dia
cuma tertawa kecil dan berkata,
"Aku belum punya pacar kok."
Secara perlahan tangan kiriku mulai
menggerayang mencoba
memegang tangannya yang berada
di atas paha yang dibalut rok SMP-
nya. Dia memindahkan tangannya
dan tinggallah tanganku dengan
pahanya. Tanpa menolak tanganku
mulai menjelajah, lalu tiba-tiba dia
mengangkat tanganku dari pahanya,
"Awas Andhi, liat jalan dong! entar
kecelakan lagi.." dengan nada sedikit
malu aku hanya berkata, "Oh iya
sorry, habis enak sih," candaku, lalu
dia tersenyum kecil seakan
menyetujui tindakanku tadi. Lalu aku
pun membawa mobil ke tempat
yang gelap karena kebetulan sudah
mulai malam, "Loh kok ke sini sih?"
protes Laura. Sambil mematikan
mesin mobil aku hanya berkata,
"Boleh tidak aku cium bibir kamu?"
Dengan nada malu dia menjawab,
"Ahh tidak tau ahh, aku belum
pernah gituan."
"Ah tenang aja, nanti aku ajari,"
seraya langsung melumat bibir
mungilnya.
Dia pun mulai menikmatinya,
setelah hampir lima menit kami
melakukan permainan lidah itu.
Sambil memindahkan posisiku dari
tempat duduk sopir ke samping
sopir dengan posisi agak
terbungkuk kami terus melakukan
permainan lidah itu, sementara itu
dia tetap dalam posisi duduk. Lalu
sambil melumat bibirnya aku
menyetel tempat duduk Laura
sehingga posisinya berbaring dan
tanganku pun mulai
mempermainkan payudaranya
yang sudah agak besar, dia pun
mendesah, "Ahh, pelan-pelan Andhi
sakit nih.." Kelamaan dia pun mulai
menyukaiku cara mempermainkan
kedua payudaranya yang masih
dibungkus seragam SMP.
Mulutku pun mulai menurun
mengitari lehernya yang jenjang
sementara tanganku mulai
membuka kancing baju seragam
dan langsung menerkam dadanya
yang masih terbungkus dengan
"minishet" tipis serasa "minishet"
bergambar beruang itu menambah
gairahku dan langsung
memindahkan mulutku ke dadanya.
"Lepas dulu dong 'minishet'-nya,
nanti basah?" desahnya kecil.
"Ah tidak papa kok, entar lagi,"
sambil mulai membuka kancing
"minishet", dan mulai melumat
puting payudara Laura yang
sekarang sedang telanjang
dada.Sementara tangan kananku
mulai mempermainkan lubang
kegadisannya yang masih
terbungkus rok dan tanganku
kuselipkan di dalam rok itu dan
mulai mempermainkan lubangnya
yang hampir membasahi CD-nya
yang tipis berwarna putih dan
bergambar kartun Jepang. Mulutku
pun terus menurun menuju celana
dalam bergambar kartun itu dan
mulai membukanya, lalu
menjilatinya dan menusuknya
dengan lidahku. Laura hanya
menutup mata dan mengulum
bibirnya merasakan kenikmatan.
Sesekali jari tengahku pun
kumasukkan dan kuputar-putarkan
di lubang kewanitaannya yang
hanya ditumbuhi bulu-bulu halus.
Dia hanya menggenggam rambutku
dan duduk di atas jok mobil
menahan rasa nyeri. Setelah itu aku
kecapaian dan menyuruhnya,
"Gantian dong!" kataku. Dia hanya
menurut dan sekarang aku berada
di jok mobil dan dia di bawah.
Setelah itu aku menggenggam
tangannya dan menuntunnya untuk
mulai membuka celana "O'neal"-ku
dan melorotkannya. Lalu aku
menyuruhnya memegang batang
kemaluanku yang dari tadi mulai
tegang.
Dengan inisiatif-nya sendiri dia mulai
mengocok batang kemaluanku.
"Kalau digini'in enak tidak Andhi?"
tanyanya polos.
"Oh iya enak, enak banget, tapi
kamu mau nggak yang lebih enak?"
tanyaku.
Tanpa berbicara lagi aku memegang
kepalanya yang sejajar dengan
kemaluanku dan sampailah
mulutnya mencium kemaluanku.
"Hisap aja! enak kok kayak banana
split," dia menurut saja dan mulai
melumat batang kemaluanku dan
terkadang dihisapnya. Karena
merasa maniku hampir keluar aku
menyuruhnya berhenti, dan Laura
pun berhenti menghisap batang
kemaluanku dengan raut muka
yang sedikit kecewa karena dia
sudah mulai menikmati "oral seks".
Lalu kami pun berganti posisi lagi
sambil menenangkan kemaluanku.
Dia pun kembali duduk di atas jok
dan aku di bawah dengan agak
jongkok. Kemudian aku membuka
kedua belah pahanya dan telihat
kembali liang gadis Laura yang
masih sempit. Aku pun mulai
bersiap untuk menerobos lubang
kemaluan Laura yang sudah agak
basah, lalu Laura bertanya, "Mau
dimasukin tuh Andhi, mana muat
memekku kecilnya segini dan
punyamu segede pisang?" tanyanya
polos. "Ah tenang aja, pasti bisa
deh," sambil memukul kecil
kemaluannya yang memerah itu
dan dia pun sendiri mulai
membantu membuka pintu liang
kemaluannya, mungkin dia tidak
mau ambil resiko lubang
kemaluannya lecet.
Secara perlahan aku pun mulai
memasukan batang kemaluanku,
"Aah.. ahh.. enak Andi," desahnya
dan aku berusaha memompanya
pelan-pelan lalu mulai agak cepat,
"Ahh.. ahh.. ahh.. terus pompa
Andi." Setelah 20 menit memompa
maniku pun sudah mau keluar tapi
takut dia hamil lalu aku
mengeluarkan batang kemaluanku
dan dia agak sedikit tersentak ketika
aku mengeluarkan batang
kemaluanku.
"Kok dikeluarin, Andi?" tanyanya.
"Kan belum keluar?" tanyanya lagi.
"Entar kamu hamilkan bahaya, udah
nih ada permainan baru," hiburku.
Lalu aku mengangkat badannya dan
menyuruhnya telungkup
membelakangiku.
"Ngapain sih Andi?" tanya Laura.
"Udah tunggu aja!" jawabku.
Dia kembali tersentak dan
mengerang ketika tanganku
menusuk pantat yang montok itu.
"Aahh.. ahh.. sakit Andhi.. apaan sih
itu..?"
"Ah, tidak kok, entar juga enak."
Lalu aku mengeluarkan tanganku
dan memasukkan batang
kemaluanku dan desahan Laura kali
ini lebih besar sehingga dia
menggigit celana dalamku yang
tergeletak di dekatnya.
"Sabar yah Sayang! entar juga
enak!" hiburku sambil terus
memompa pantatnya yang
montok. Tanganku pun bergerilya di
dadanya dan terus meremas
dadanya dan terkadang meremas
belahan pantatnya. Laura mulai
menikmati permainan dan mulai
mengikuti irama genjotanku. "Ahh
terus.. Andhi.. udah enak kok.."
ucapnya mendesah. Setelah
beberapa menit memompa
pantatnya, maniku hendak keluar
lagi. "Keluarin di dalam aja yah
Laura?" tanyaku. Lalu dia menjawab,
"Ah tidak usah biar aku isep aja lagi,
habis enak sih," jawabnya. Lalu aku
mengeluarkan batang kemaluanku
dari pantatnya dan langsung dilumat
oleh Laura langsung dihisapnya
dengan penuh gairah, "Crot.. crot..
crot.." maniku keluar di dalam mulut
Laura dan dia menelannya. Gila
perasaanku seperti sudah terbang ke
langit ke-7.
"Gimana rasanya?" tanyaku.
"Ahh asin tapi enak juga sih," sambil
masih membersihkan mani di
kemaluanku dengan bibirnya.
Setelah itu kami pun berpakaian
kembali, karena jam mobilku sudah
pukul 19:30. Tidak terasa kami
bersetubuh selama 2 jam. Lalu aku
mengantarkan Laura ke rumahnya
di sekitaran Panakukang Mas. Laura
tidak turun tepat di depan karena
takut dilihat bapaknya. Tapi sebelum
dia turun dia terlebih dahulu
langsung melumat bibirku dan
menyelipkan tanganku ke CD-nya.
Mungkin kemaluannya hendak aku
belai dulu sebelum dia turun.
"Kapan-kapan main lagi yach
Andhi!" ucapnya sebelum turun dari
mobilku. Tapi itu bukan pertemuan
terakhir kami karena tahun
berikutnya dia masuk SMU yang
sama denganku dan kami bebas
melakukan hal itu kapan saja, karena
tampaknya dia sudah ketagihan
dengan permainan itu bahkan Laura
pernah melakukan masturbasi
dengan pisang di toilet sekolah.
Untung aku melihat kejadian itu
sehingga aku dapat memberinya
"jatah" di toilet sekolah.