Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Siang itu aku sedang melintas di
sebuah kawasan pemukiman
untuk mengantarkan komputer
pesanan pelangganku ke
rumahnya. Saat itu aku baru saja
melewati sebuah Sekolah
Menengah Atas yang terletak di
kawasan pemukiman tersebut
dimana jam pelajaran baru saja
usai. Nampak para pelajar sekolah
itu sedang berjalan bergerombol
keluar dari gerbang sekolah. Aku
tidak begitu peduli saat itu yang
ada dalam pikiranku hamyalah
mencari alamat pelangganku.
Dan disaat aku sedang celingukan
didalam mobilku sedang mencari-
cari alamat yang hendak kutuju,
sekilas kulihat serombongan siswi
sekolah tersebut lengkap dengan
sekolah mereka yaitu jilbab putih
membalut kepala mereka dengan
seragam putih lengan panjang
dan rok abu-abu panjang semata
kaki sedang berjalan pulang
sekolah. Sebelumnya aku tidak
terlalu mempedulikan mereka
karena sibuk mencari rumah
tujuanku. Sesaat aku
memperlahan laju mobilku karena
ada polisi tidur di depan. Saat
itulah rombongan pelajar putri
berjilbab itu hamper berpapasan
dengan kendaraanku. Terlihat
betapa cerianya mereka berjalan
bersama dengan bersenda gurau
beramai-ramai diselingi tawa kecil
karena candaan masing-masing.
Namun dari serombongan siswi
berjilbab itu ada sosok yang
membetot perhatianku yaitu
sosok remaja berjilbab yang
berjalan sendirian dibelakang
rombongan tersebut. Aku lihat dia
sedang mencuri pandang
kearahku seraya tersenyum
manis. Dari tatapan mata serta
senyuman yang menyungging di
bibirnya itu bias dibilang
menggoda atau bisa juga disebut
“nakal”. Akupun tersenyum
seakan membalas sinyal yang
dilontarkan siswi jilbab itu. Lalu
dengan seksama kuperhatikan
sosok itu dari ujung kepala
sampai kaki. Wajahnya yang
lumayan cantik mengingatkanku
kalau dia mirip-mirip penyanyi
religi remaja Sulis. Apalagi kulit
mukanya juga agak putih disertai
pipi agak tembam kemerahan cirri
khas wajah Sulis. Kemudian tinggi
gadis berjilbab itu kutaksir sekitar
160cm. Yang membuatku
menelan ludah ialah bentuk buah
dadanya kelihatan bulat
membusung dari balik seragam
putih lengan panjangnya itu.
Walau tidak terlalu besar tapi
cukup proporsional. Lekuk
pinggulnya yang aduhai kala ia
melenggak lenggok berjalan
terbungkus agak ketat oleh rok
abu-abu panjang yang
dikenakannya.
Aku hentikan laju mobilku sambil
terus menatap siswi berjilbab itu.
Siswi jilbab itupun tersenyum
lebar tatkala melihat mobilku
berhenti. Sambil menurunkan
kaca jendela mobilkum kuberi dia
isyarat tangan agar
mendatangiku. Dan tanpa disadari
oleh kawan-kawannya yang terus
berjalan sambil bersenda gurau,
dia berjalan perlahan
mendekatiku. Basa-basi kutanya
alamat yang kucari padanya.
Kebetulan gadis jilbab itu tahu
alamat yang kucari. Tiba-tiba
terdengar teriakan dari arah
rombongan siswi berjilbab rekan-
rekannya menanyakan identitas
diriku. Lalu siswi jilbab itu
memberi isyarat kepada teman-
temannya untuk menunggu
dirinya sebentar Kemudian
kucoba membujuk dirinya agar ia
mau mengantarku ke alamat
yang kutuju dengan iming-iming
akan memberikan imbalan yang
cukup lumayan serta berjanji
akan mengantarnya balik ke lokasi
ini. Akupun minta padanya agar ia
memberi tahu teman-temannya
kalau aku ini kenalan orang tuanya
yang kebetulan sedang lewat. Dia
pun menyutujui usulanku seraya
berjalan kearah rombongan
teman-temannya tadi. Terlihat ia
sedang berbicara seperti sedang
menjelaskan sesuatu kepada
rombongan itu. Beberapa menit
kemudian iapun berpisah dengan
rekan-rekannya itu.
Sekilas mataku melirik saat ia
hendak duduk dibangku
sampingku. Kulihat lekukan mulus
pantatnya yang terlihat sekal
tercetak dari balik rok abu-abu
panjang yang dikenakannya. Dan
memang model rok yang ia pakai
itu modelnya seperti mengetat
dari pinggang sampai kebagian
pangkal paha namun kemudian
agak melebar kebawah kaki. Saat
ia duduk kusempatkan pula
melirik bentuk paha siswi
berjilbab ini dan nampaknya ia
seperti sengaja menarik-narik
roknya itu seakan ingin terlihat
lebih ketat lagi hingga
memperlihatkan bentuk pahanya
yang aduhai. Belum lagi tatkala
kulihat tonjolan buah dada yang
cukup proporsional itu
menyembul dari balik hem putih
OSIS lengan panjangnya. Oh,
betapa birahi didalam diriku
sontak mendidih dan tanpa
disuruh sang penis pun perlahan
berdiri tegak menonjol dari balik
celanaku. Ekor mata siswi
berjilbab itu sempat mengerling
kearah tonjolan di celanaku ini.
“Wah kayanya ada peluang nih”,
pikirku.
Selesai mengirim barang ke
pelanggan, akupun meluncur
bersama gadis jilbab itu. Lalu
basa-basi kuajak ia ngobrol
tentang latar belakang dirinya.
Namanya Siti Auliyah anak ke 5
dari 6 bersaudari. Yah, ternyata
kakak dan adiknya ternyata
perempuan semua. Bapaknya
ternyata hanya pegawai kecil
disebuah instansi pemda, sedang
ibunya membantu perekonomian
keluarganya dengan membuka
warung di rumahnya.
Dari situ aku tahu kalau dia berasal
dari keluarga pas-pasan. Dan dari
cerita yang mengalir dari
mulutnya juga aku tahu kalau dia
terdengar seperti mengeluh
dengan keadaannya sekaligus iri
dengan kondisi kawan-kawan
sekolahnya yang terlihat lebih
mapan. Siti Auliyah juga bertutur
kalau sebenarnya ia bersekolah di
Madrasah Aliyah itu karena
kemampuan orang tuanya yang
pas-pasan. Sebenarnya ia
inginnya bersekolah di SMA
negeri favorit pilihannya. Jadi
jilbab yang ia kenakan itupun lebih
karena peraturan wajib Madrasah.
Gaya bicaranya yang terdengar
agak genit, sedikit kasar dan serba
ceplas-ceplos seakan
mengisyaratkan kalau rasanya
tidak akan sulit bagi niatku untuk
menaklukan siswi berjilbab ini.
Aku bertaruh kalau dilingkungan
sekolahnya Auliyah pasti lebih
menahan diri untuk tidak
bertingkah dan berbicara layaknya
sekarang di dalam mobilku ini.
Beberapa saat kemudian kuajak
siswi berjilbab itu makan siang
disebuah mall. Sembari
menyantap hidangan iseng-iseng
kutanya Auliyah bagaimana reaksi
orang tuanya kalau sampai tahu
dia telat pulang dari sekolah.
Ternyata dengan ketus ia
menjawab orang tuanya tidak
bakalan bertanya macam-
macam. Apalagi pulang telat
sudah menjadi hal biasa baginya
yang sering mampir ke rumah
teman dan seringkali menginap.
Sepertinya orang tua siswi
berjilbab ini sudah bosan
menegur.
Betapa girangnya diriku
mendengar penuturannya.
Karena kesempatan untuk
menjadikannya sebagai pemuas
birahiku ini semakin terbuka lebar.
Selepas makan siang itu, aku
mengajaknya pergi jalan ke
sebuah taman rekreasi dan
ternyata Auliyah menyetujuinya.
Dalam perjalanan aku coba-coba
memulai niatanku ini dengan
sengaja memegang tangannya
dan sepertinya gadis manis
berjilbab ini membiarkannya.
Tidak ada tanda penolakan
darinya, kulanjutkan dengan
mendaratkan tangan kiriku di atas
pahanya. Perlahan dengan lembut
kuusap-usap pahanya dari luar
rok abu-abu panjangnya namun
sekali lagi ia seperti membiarkan
tindakanku. Hatiku bersorak
kegirangan kala melihat gadis
berjilbab ini bakal dengan mudah
kunikmati. Setibanya di taman
rekreasi itu, kuparkirkan mobilku
agak memojok dan jauh dari
mobil-nobil lain yang parkir.
Kemudian aku memberitahunya
bahwa aku akan memenuhi
janjiku untuk memberi imbalan
sejumlah uang sebagai ganjaran
membantuku mencari rumah
pelangganku tadi. Tak lupa
diujung janjiku tadi aku memberi
syarat jika dia menginginkan
ganjaran tersebut. Auliyah terlihat
sangat gembira karena
membayangkan hadiah uang
yang sudah didepan dimata.
Gadis berjilbab ini menyatakan
kalau dia tidak akan
mempermasalahkan dengan
syarat apapun yang kuminta,
yang terpenting hadiah uang itu.
Hmm, betapa senangnya diriku
tatkala bayangan untuk
menyetubuhi siswi berjilbab ini
sedikit lagi akan terlaksana.
Kemudian kuberitahu bahwa aku
akan menyerahkan uang itu
manakala aku bias bebas
mencium bibirnya. Auliyah hanya
diam tidak menjawab namun
juga tidak kelihatan terkejut. Malah
sesaat berikutnya dia hanya
menganggukkan kepalanya tanda
mengiyakan keinginanku.
Tanpa buang-buang waktu, aku
pun merapat ketubuhnya dan
mengecup mesra bibirnya.
Auliyah bereaksi membuka
bibirnya sedikit seraya
memejamkan mata. Kulumat
bibir itu dan mulai memainkan
lidahku kedalam mulutnya.
“Emmhh…mmhh”, desah siswi
berjilbab ini seakan menikmati
ciuman dan kuluman bibirku.
Tanganku pun tidak ketinggalan
bergerilya meraba-raba setiap
sudut tubuhnya. Menyadari
Auliyah sepertinya dengan
sukarela menyerahkan tubuhnya
kepadaku tanpa halangan,
perlahan kubuka kancing seragam
putih lengan panjangnya satu
persatu hingga terbuka semua.
Sekarang sepasang buah dada
ranum kira-kira berukuran 33
nampak terpampang dengan bra
berwarna putih krem
menutupinya. Kusingkap bra itu
keatas dan mulai meremas dan
memilin susu kembar milik
Auliyah. Tangan kiri siswi
berjilbab ini spontan memegangi
tangan kananku yang sedang
bermain di buah dadanya.
Sedangkan tangan kanannya
dilingkarkan di leherku Puas
melumat bibirnya mulutku turun
ke dadanya mengecup, melumat,
menghisap serta menggigit-git
kecil kedua buah dadanya.
“Emmhhh..ssshh”, desah Auliyah
semakin kencang. Wajahnya
yang mirip penyanyi religi Sulis
itu lengkap dengan jilbab putihnya
menengadah keatas dengan mata
sayu. Nampaknya gadis berjilbab
ini mulai menikmati gairah
permainan ini.
Aku benar-benar terangsang
karena permainan ini, lalu
kukeluarkan batang kejantananku
yang sudah menegang dari tadi
celah resluiting celana yang
kubuka. Kuletakkan telapak tangan
siswi berjilbab ini di atas penisku
yang mulai mengeras itu. Seakan
sudah tahu apa yang harus
dilakukannya tanpa melihat,
dipegangnya penisku dan mulai
mengocoknya naik turun dengan
lembut. Oh, terasa sungguh
nikmat tatkala telapak tangan
halus itu memainkan batang
kejantananku.
“Liyahh..sshh..ccup…cpak…”,
desah mulutku nikmat sembari
terus memainkan buah dada nan
kenyal milik Auliyah. Dan siswi
berjilbab itu pun juga terdengar
balas mendesah dengan muka
yang tetap menengadah keatas
seraya terus memainkan kocokan
lembut tangannya dipenisku.
Kuhentikan sejenak aksi ini lalu
aku kembali mengecup bibirnya
dan menggeser pantatku untuk
duduk di kursi dimana Auliyah
berada. Dengan posisi duduk
kami berdua yang menyamping
berhadap-hadapan membuat
penisku kini menempel persis di
atas pahanya. Kemudian
kulepaskan kecupanku sambil
sejenak ingin melihat langsung
aksi menggairahkan selanjutnya
dengan mataku sendiri. Rasanya
sungguh nikmat tidak terkira akan
aku rasakan apabila aku bisa
melihat tangannya yang lembut
itu mengocok-ngocok batangku.
Terlebih lagi kalau dilakukan di
atas pahanya yang masih
terbungkus rok abu-abu panjang
semata kaki itu. Kemudian aku
berkata kepadanya bahwa hari ini
aku benar-benar seperti sedang
berada di surga karena saat ini
dihadapanku ada siswi berjilbab
sekolah menengah yang masih
lengkap dengan seragam putih
abu-abunya sedang mengocok-
ngocok lembut penisku. Auliyah
hanya tersenyum menatapku
dengan tatapan sayu sambil terus
mengocok penisku turun naik.
Nafas gadis berjilbab itu juga
semakin naik turun tidak teratur.
Genggaman tangannya juga
semakin erat mengocok batang
kejantananku yang keras dan
berurat itu.
Makin lama kocokan siswi
berjilbab ini makin cepat. Aku
yang sudah semakin hampir
klimaks itu memberitahunya agar
lebih cepat lagi memainkannya.
Gadis jilbab itupun semakin
mempercepat gerakan tangannya
naik turun seraya memintaku
memuncratkan air maniku
secepat mungkin dengan
suaranya yang tercekat-cekat
akibat nafasnya yang makin
memburu cepat.
“Liyaaa…aakkuuu…kellluuarr…
crott”, teriakku tertahan
kalamencapai klimaks seraya
memuncratkan air maniku.
Berdenyut-denyut rasanya
penisku di dalam genggamannya.
Begitu deras spermaku mengalir
keluar dari penisku hingga
muncrat di atas pahanya
membasahi kain abu-abu panjang
rok sekolah yang dipakainya.
Tangannya tak henti-hentinya
mengocok batangku bagaikan
memerah seekor api hingga tiada
lagi air mani yang menetes.
Spermaku yang membasahi
tangannya di lap sekalian
dipahanya. Kemudian aku
memberinya sejumlah uang
seperti yang kujanjikan pada siswi
berjilbab itu. Setelah merapikan
pakaian masing-masing, aku
mengantarnya pulang dan
memberinya nomor telepon
selulerku untuk dihubungi.
Dengan tersenyum nakal
menyungging di bibirnya, Siti
Auliyah menyambar nomor
teleponku seraya turun dari
mobil. Tak lupa kutepuk gemas
pantatnya yang montok itu.