Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Jam sepuluh malam seperti
kebiasanku yang suka JJM,
sebuah versi lain dari JJS, aku
masih keluyuran di sekitar Taman
Topi Bogor. Aku jalan ke Pasar
Kebon Kembang cari makanan
lewat depan Stasiun Bogor.
Stasiun telah sepi. Kereta terakhir
masuk pukul 21.35 tadi. Kulihat
seorang wanita mondar-mandir
di depan stasiun dan
melongokkan kepalanya ke
dalam. Kelihatannya dia mencari
atau menunggu seseorang.
Kuhampiri dia dan kutanya. "Cari
siapa, Teh?" Teteh adalah
panggilan kakak perempuan
dalam bahasa Sunda. "Anu, ..
Eh.. Saya cari Ibu Eti yang jualan
di dalam kompleks stasiun,"
jawabnya. "Oh. Stasiun sudah
tutup. Kereta tadi sudah masuk
jam setengah sepuluh" kataku.
"Aduh! Gimana ya? Tadi janjian
dia nunggu sampai saya datang,"
katanya lagi. "Teteh mau kemana
sih?" "Mau pulang ke Cianjur.
Tapi kalau kemalaman nginap
dulu di tempat Eti. Sekarang ia
nggak ada. Gimana ya?" katanya
gelisah. Pikiran nakalku mulai
muncul. "Teh, jam segini mobil ke
Cianjur sudah nggak ada. Paling
besok pagi-pagi baru ada. Begini
saja, teteh nginep aja di
penginepan, baru besok pagi
berangkat ke Cianjur". "Saya
nggak bawa uang cukup untuk
nginep di hotel". "Kalau teteh
mau, kita nginep aja sama-sama.
Nanti saya yang bayar. Saya juga
lagi males pulang. Teteh tidak
akan saya apa-apakan kok",
kataku meyakinkannya.
"Dimana?" tanyanya. "Sudahlah.
Teteh percaya aja sama saya,"
kataku lagi. Mangsa sudah di
depan mata, sayang kalau
dilepas. "Eee, tapi benar ya aku
nggak akan diapa-apakan,"
akhirnya dia menyerah. Kuajak
dia untuk makan mie dulu.
Sekedar menambah energi kalau
nanti diperlukan. Setelah makan,
kami berangkat ke sebuah Wisma
T di sekitar pasar Kebon
Kembang. Wanita tadi
mengenakan celana panjang kain
dengan blus warna terang lengan
panjang dan membawa tas
pakaian kecil. Singkat kata kami
sudah berada di dalam kamar
dan berbaring berdampingan.
Selangkah lagi maka aku akan
menikmati tubuh di sampingku
ini. Ia masih kelihatan gelisah.
Kuhibur dia,"Sudahlah Teteh
tenang saja. Besok pagi saya
antar ke Baranangsiang cari
mobil ke Cianjur". Dia agak
terhibur dengan kata-kataku.
"Ngomong-ngomong Teteh ini
tadi darimana sih?" tanyaku
menyelidik. "Dari Rangkas,
tadinya mau langsung ke Cianjur
tapi saya kemalaman". Setelah
ngobrol kesana kemari akhirnya
saya tahu tentang dirinya.
Namanya Wiwik, suaminya
seorang PNS berasal dari Tim-tim.
Sudah beberapa lama sedang
tugas belajar ke luar kota. Aku
semakin berani dan kugeserkan
badanku merapat ke badannya.
Aku berpikir, kalau dia sudah
mau diajak menginap dengan
seorang yang baru dikenal,
apapun alasannya pastilah dia
mau untuk ditiduri. Setelah yakin
bahwa keadaan sudah terkendali
kupeluk dia dan dengan cepat
kucium bibirnya. Ternyata iapun
membalasku. "Ouhh, kamu
ternyata.. Ayo aku mau kita saling
memuaskan malam ini. Selama
suamiku tugas belajar aku sangat
merindukan sentuhan laki-laki.
Sebenarnya sejak dari stasiun tadi
waktu kamu mengajakku nginap,
aku mau.." Kuremas dadanya
dan mulai kubuka kancing
blusnya. Dipegangnya
tanganku,"Kecil To. Kamu nanti
kecewa," katanya. "Ah, nggak,"
kataku sambil terus membuka
kancing bajunya. "Biar aku saja
yang buka!" katanya sambil
memegang tanganku. Akhirnya ia
membuka pakaiannya dan
akupun membuka pakaianku
sendiri. Kini tinggal pakaian
dalam saja yang melekat di tubuh
kami. Kupandangi sejenak wanita
di sampingku ini. Kulitnya cukup
putih, tingginya dan
perawakannya sedang dengan
dada yang tidak terlalu besar, 34,
tapi masih terlihat kencang.
Dalam keremangan kamar
kulihat Wiwik menggerak-
gerakkan bibirnya untuk
membersihkan lipstik. Aku mulai
mendekatkan bibirku pada
bibirnya. Sedikit bau keringat di
tubuhnya membuatku semakin
penasaran. Ditubruknya tubuhku
dan ia sudah naik di atas
tubuhku. Kemudian tanpa ragu
lagi kulumat bibir Wiwik dan ia
mulai terbawa permainan bibirku
dan segera membalas lumatanku
dengan penuh gairah. Kemudian
tanganku mulai bermain di
dadanya, menyusup di balik bra-
nya. Buah dadanya masih
kencang dan bulat, setelah itu
langsung kuremas dan kupilin
putingnya. Nafas kami mulai
berkejaran. "Eehh, .. Ouhh."
Lehernya kukecup dan kujilat.
Tanganku segera bergerak ke
punggungnya dan membuka
kancing bra-nya. Dengan usapan
lembut di bahunya tanganku
dengan pelan melepas tali
branya. Buah dadanya yang bulat
segera mencuat keluar. Putingnya
kecil berwarna coklat muda
namun keras. Kudorong lidahku
masuk ke dalam rongga
mulutnya. Kujelajahi seluruh
bagian di mulutnya dan
kemudian lidahku menari di
langit-langit mulutnya. Wiwik
kemudian menggelitik lidahku
dan menyedotnya kuat-kuat
sampai pangkal lidahku agak
sakit. Kemudian gantian ia yang
mendorong lidahnya ke dalam
rongga mulutku. Bibirnya tipis
dan lemas. Ia sangat mahir dalam
berciuman. Lidah kami saling
bergantian memilin dan
menjelajahi mulut. Tangan
kananku memijat dan memilin
putingnya kemudian meremas
gundukan daging payudaranya.
Kuangkat bahunya agar
badannya agak ke atas. Segera
kuterkam payudaranya dengan
mulutku. Putingnya kuisap pelan
dan kugigit kecil. Ia melenguh
dan mengerang. Kepalanya
terangkat-angkat dan tangannya
meremas-remas bantal di bawah
kepalaku. "Ouhh.. Aaacchh, Ayo
Anto lagi.. Teruskan lagi..
Teruskan". Kejantananku yang
masih di dalam celana dalam
mulai menggeliat. Puting dan
payudaranya semakin keras.
Kukulum semua gundukan
daging payudara kirinya sehingga
masuk ke dalam mulutku
kemudian putingnya kumainkan
dengan lidahku, kemudian
mulutku beralih ke payudara
kanannya. Napasnya terengah-
engah menahan kenikmatan yang
kuberikan. Kulepaskan hisapanku
pada dadanya. Tangannya
mengusap dada, menyusuri perut
dan pinggang, kemudian
menyusup di balik celana
dalamku, kemudian mengelus
dan mengocok kejantananku.
Mulutnya kemudian ikut bermain
di dadaku, menjilati dan
mengecup putingku. Kepalanya
semakin ke bawah dan menjilati
perut dan pahaku. Ditariknya
celana dalamku ke bawah. Kini
aku sudah dalam keadaan
telanjang. Wiwik kembali
menggerakkan kepalanya ke atas,
bibirnya mengecup, menjilati
leher dan menggigit kecil daun
telingaku. Ia mendesis tepat di
lubang telingaku sehingga
badankupun jadi merinding.
Napasnya dihembuskan dengan
kuat. Dia mulai menjilati lubang
telingaku. Aku merasakan geli
dan sekaligus rangsangan yang
kuat. Kugigit bibir bawahku untuk
menahan rangsangan ini.
Kupeluk dan kuusap
pinggangnya kuat-kuat.
Tanganku menarik celana
dalamnya dan dengan bantuan
pahanya yang bergerak naik
maka dengan mudah kulepaskan
celana dalamnya. Telunjuk
tangan kiriku bermain di
selangkangannya. Rambut
kemaluannya jarang dan pendek.
Kubuka bibir vaginanya dengan
jari tengah dan ibu jari.
Telunjukku hanya bergerak
masuk sedikit dan setelah
menemukan tonjolan daging
kecil, maka kubuat gerakan
menggaruk di atas
permukaannya. Setiap aku
menggaruknya Wiwik mengerang.
"Oouuhh.. Aaauhh..
Ngngnggnghhk" Kulepaskan
tanganku dari selangkangannya.
Mulutnya kembali ke bawah,
menjilati bulu dada, puting dan
perutku. Kini tangannya yang
bermain-main di kejantananku.
Bibirnya terus menyusuri perut
dan pinggangku. Tangan kirinya
memegang dan mengusap
kejantananku yang telah berdiri
tegak. Kugulingkan badannya
sehingga aku berada di atasnya.
Kembali kami berciuman, Wiwik
sangat pintar bermain dengan
bibirnya sehingga ciuman kami
terasa nikmat sekali. Kupilin
puting payudaranya dengan
jariku sehingga dia mendesis dan
mengeluarkan suara yang tidak
jelas. "SShh.. Ssshh.. Ngghh..
Arrghhk..". Perlahan lahan
kuturunkan pantatku. Kepala
penisku dijepit dengan jarinya,
dan digesek-gesekkan di mulut
vaginanya. Terasa lembab, hangat
dan berair. Dia mengarahkan
kejantananku agar masuk ke
dalam vaginanya. Wiwik
merenggangkan kedua pahanya
dan sedikit mengangkat
pantatnya. Kepala penisku sudah
mulai menyusup di bibir
vaginanya. Kugesek-gesekkan di
bibir dalamnya sampai penisku
terasa keras sekali. Keadaan
lubang vaginanya semakin basah.
Wiwik memintaku untuk segera
memasukkan penisku semuanya.
"Ayolah Anto, masukin.. Ayo.."
Aku mencoba untuk menusuk
lagi dengan mengencangkan otot
perutku langsung sekali tusuk
Clleepp.. Blleessh. "Ouhh.. Anto
nikmatnya.. Ouhh!" erangnya
setengah berteriak. Aku bergerak
naik turun. Wiwik mengimbangi
dengan gerakan pinggulnya.
Tangannya meremas sisi atas bed
sehingga semakin lama tubuh
kami bergeser semakin ke arah
sisi ranjang bagian atas. Ketika
lendirnya sudah membasahi
vaginanya sampai agak becek,
maka kupercepat gerakanku.
Kucabut penisku sampai keluar
dan dengan cepat kumasukkan
kembali sampai menyentuh dasar
rahimnya. Kugulingkan badannya
dan kini ia diatasku. Ia
menciumku dengan liar
kemudian dikecupnya leherku
dan bibirnya terus kebawah
menggigit puting dan menarik
bulu dadaku. Wiwik kemudian
berjongkok dan pantatnya
bergerak naik turun, memutar
dan maju mundur seperti joki
yang sedang memacu kudanya.
Payudaranya bergoyang-goyang
dan segera kuremas-remas. Aku
bergerak menaikkan tubuhku
sehingga kini posisiku duduk
memangkunya. Payudaranya
bebas kupermainkan dengan
tangan dan mulutku. Tangannya
memegang pahaku, dadanya
semakin tegak dan kepalanya
mendongak. Tidak ada bagian
tubuh atasnya yang kulewati.
Gerakan maju mundur pantatnya
dipercepat sampai tubuhnya
seakan meliuk-liuk erotis. Aku
menggeserkan tubuhku sampai
aku duduk di bibir ranjang dan
kakiku menjuntai ke lantai. Ia
masih bergerak-gerak memompa
kenikmatan di atasku. Kupegang
buah pantatnya dan ia memeluk
leherku. Kuangkat badannya dan
kugendong tubuhnya.
Kupepetkan pada dinding dan
kini pantatku yang bergerak maju
mundur. Ia mengimbangi dengan
menghentakkna pantatnya naik
turun. Ternyata bersetubuh
dengan posisi ini tidaklah
semudah seperti yang kulihat
dalam film. Kuturunkan
tubuhnya sehingga peniskupun
terlepas. Kuminta ia nungging di
atas ranjang. Pantatnya berada di
atas bibir ranjang, sehingga
dalam posisi berdiri di lantai aku
memasukkan penisku dari
belakang. Pahanya sedikit
dilebarkan dan tak lama penisku
masuk dan pantatku
menggenjotnya pelan. Kutarik
dan kumasukkan lagi penisku
dengan pelan. Ia menggerakkan
pantatnya berlawanan dengan
gerakanku sehingga ketika
pantatku bergerak maju ia
menggerakkan pantatnya ke
belakang sehingga tekanan pada
kemaluan kami sangat terasa.
Kuraih buah dadanya dan
kuremas. Kucium dan kukecup
punggungnya. Ia merintih-rintih
keenakan,"Ouhh.. Teruskan. Kau
benar-benar pandai bermain
cinta.. Oooakhh". Bunyi paha
beradu dan juga bunyi seperti
tanah lumpur yang diinjak kaki
memenuhi seluruh ruangan
kamar. Plok.. Plok plok plok..
Clop.. Cropp.. Cropp.. "Anto..
Ayo lebih cepat lagi.. Ayoo".
Kutarik rambutnya kasar dengan
tangan kiriku sementara tangan
kananku memeluk pinggangnya.
Ia semakin berteriak merintih-
rintih. Kucabut penisku dan
kutelentangkan tubuhnya. Kini
hampir tiba saatnya bagiku untuk
menuntaskan dan memuaskan
gairahku. Kumasukkan kembali
penisku dengan perlahan dan
dengan ketegangan yang penuh.
Wiwik memelukku erat. Kakinya
membelit pahaku, matanya
terbeliak dan kuku tangannya
mencengkeram erat punggungku.
Kuubah lagi gerakanku, ujung
penisku saja yang masuk
beberapa kali. Dan kemudian
kutusukkan sekali dengan cepat
sampai seluruh batangnya masuk
ke vaginanya. Matanya semakin
sayu dan gerakannya semakin
ganas. Aku menghentikan
gerakanku dengan tiba-tiba.
Payudaranya kuremas dan
sebelah lagi kuhisap kuat-kuat.
Tubuh Wiwik menggelepar. "Ayo..
Anto. Jangan berhenti, teruskan
Anto.. Teruskan lagi.. Ouh,"
pintanya. Aku tetap
menghentikan gerakanku dan
merebahkan tubuhku di atasnya.
Kini pantatku naik turun sedikit
saja, namun penisku kukeraskan
dengan cara seolah-olah
menahan kencing. Ia semakin
terbeliak dan bola matanya
memutih setiap penisku
berkontraksi. Beberapa saat
pantatku hanya bergerak naik
turun sedikit tanpa tanpa
menggerakkan anggota tubuh
lainnya, sambil berciuman dan
saling memagut bagian tubuh
yang terjangkau. "Anto, .. Sedap..
Nikmat.. Ooouuhh" desisnya
sambil menciumi leherku. Aku
mengerti wanita ini hampir
mencapai puncak yang
dinginkannya. Kugerakkan lagi
pantatku dengan gerakan yang
cepat dan dalam. Bunyi seperti
kaki yang berjalan di tanah
lumpur makin keras bercampur
dengan bunyi desah napas yang
memburu. Crrok crok crok..
"Ayolah Anto, aku mau..".
Gerakan pantatku semakin cepat
dan akhirnya "Ayo.. Anto
sekarang.. Sayang.. Sekarang..!!"
Otot tubuhnya mengencang,
vaginanya berdenyut kuat,
napasnya tertahan dan
tangannya mencakar
punggungku. Kukencangkan otot
perut dan kutahan dan kukocok
vaginanya sampai terasa seperti
ada aliran deras yang akan
keluar. Aku berhenti sejenak
dalam posisi penisku
menggantung terlepas dari
vaginanya, kemudian
kuhunjamkan cepat dan penuh
tenaga. Crot Crott.. Crott,
beberapa kali aku
menyemprotkan spermaku. Kami
saling berteriak tertahan untuk
menyalurkan puncak kenikmatan.
"Yess.. Aduhh.. Oochh..
Auuhhkk" Pantatnya naik dan
tubuhnya gemetar, pelukan
tangan dan jepitan kakinya
semakin erat. Denyutan di dalam
vaginanya terasa kuat sekali
meremas kejantananku yang juga
membalas dengan berdenyut-
denyut. Setelah keadaan menjadi
tenang, sambil tetap berpelukan
kutanya dia, "Wik, bukannya
orang Timtim juga sangat kuat
dalam bercinta?" "Ya memang
nafsunya gede, kadang dalam
semalam aku harus melayaninya
sampai tiga kali, namun variasi
dan tekniknya masih sangat jauh
dibandingkan kamu!" Setelah
mandi pagi, maka gairahku
muncul kembali dan bersama-
sama kami menggapai titik
tertinggi. Setelah itu barulah
kuantar dia ke Baranangsiang
sampai naik mobil. Kami berjanji
minggu depan untuk bertemu di
Terminal Baranangsiang dan
bercinta di rumahnya yang lain di
dekat Situ Gunung, Cisaat. Dalam
dua kali pertemuan itulah, aku
sempat memuaskan
kehausannya.