Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Sudah satu minggu ini aku
berada di rumah sendirian. Terus
terang saja aku jadi kesepian juga
rasanya. Kalau mau tidur rasanya
kok aneh juga, kok sendirian dan
sepi, padahal biasanya ada
bapak,ibu,kk dan adek . Aku
teringat peristiwa yang aku alami
dengan ibu mertua kk-ku. Ibu
mertuakk-ku memang bukan ibu
kandung istrinya, karena ibu
kandungnya telah meninggal
dunia. Ayah mertua kk-ku
kemudian kawin lagi dengan ibu
mertuakk-ku yang sekarang ini
dan kebetulan tidak mempunyai
anak. Ibu mertua kk-ku ini
umurnya sekitar 40 tahun,
wajahnya ayu, dan tubuhnya
benar-benar sintal dan padat
sesuai dengan wanita idamanku.
Buah dadanya besar sesuai
dengan pinggulnya. Demikian
juga pantatnya juga bahenol
banget. Aku sering
membayangkan ibu mertua kk-ku
itu kalau sedang telentang pasti
vaginanya membusung ke atas
terganjal pantatnya yang besar
itu. Hemm, sungguh
menggairahkan. Peristiwa itu
terjadi waktu malam dua hari
sebelum hari perkawainan kk-ku
dengan Riris. Waktu itu aku
duduk berdua di kamar keluarga
sambil membicarakan persiapan
perkawinankk-ku. Mendadak
lampu mati. Dalam kegelapan itu,
ibu mertua kk-ku (waktu itu
masih calon) berdiri, saya pikir
akan mencari lilin, tetapi justru
ibu mertua kk-ku memeluk dan
menciumi pipi dan bibirku
dengan lembut dan mesra. Aku
kaget dan melongo karena aku
tidak mengira sama sekali diciumi
oleh calon ibu mertua kk-ku
yang cantik itu. Hari-hari
berikutnya aku bersikap seperti
biasa, demikian juga ibu
mertuakk-ku. Pada saat-saat aku
duduk berdua dengan dia, aku
sering memberanikan diri
memandang ibu mertuakk-ku
lama-lama, dan dia biasanya
tersenyum manis dan berkata,
"Apaa..?, sudah-sudah, ibu jadi
malu". Terus terang saja aku
sebenarnya merindukan untuk
dapat bermesraan dengan ibu
mertua kk-ku itu. Aku kadang-
kadang sagat merasa bersalah
dengan kk-ku, dan juga kaka
ipar-ku yang baik hati. Kadang-
kadang aku demikian kurang ajar
membayangkan ibu mertua kk-ku
disetubuhi ayah mertua kk-ku,
aku bayangkan kemaluan ayah
mertuakk-ku keluar masuk
vagina ibu mertua kk-ku, Ooh
alangkah...! Tetapi aku selalu
menaruh hormat kepada ayah
dan ibu mertuakk-ku. Ibu
mertuakk-ku juga sayang sama
kami, . Pagi-pagi hari berikutnya,
aku ditelepon ibu mertuakk-ku,
minta agar sore harinya aku
dapat mengantarkan ibu
menengok famili yang sedang
berada di rumah sakit, karena
ayah mertuakk-ku sedang pergi
ke kota lain untuk urusan bisnis.
Aku sih setuju saja. Sore harinya
kami jadi pergi ke rumah sakit,
dan pulang sudah sehabis
maghrib. Seperti biasa aku selalu
bersikap sopan dan hormat pada
ibu mertuakk-ku. Dalam perjalan
pulang itu, aku memberanikan
diri bertanya, "tante, ngapain sih
dulu tante kok cium x ?". "Aah,
kamu ini kok maih diingat-ingat
juga siih", jawab ibumertua kk-ku
sambil memandangku. "Jelas
dong buu..., Kan asyiik", kataku
menggoda. "Naah, tambah
kurang ajar thoo, Ingat kk-mu
lho x..., Nanti kedengaran juga
bisa geger lho x ". "Tapii,
sebenarnya kenapa siih tante..., x
jadi penasaran lho". "Aah, ini
anak kok nggak mau diem siih,
Tapi eeh..., anu..., x , sebenarnya
waktu itu, waktu kita jagongan
itu, ibu lihat tampangmu itu kok
ganteng banget. Hidungmu,
bibirmu, matamu yang agak
kurang ajar itu kok membuat ibu
jadi gemes banget deeh sama
kamu. Makanya waktu lampu
mati itu, entah setan dari mana,
ibu jadi pengin banget
menciummu dan merangkulmu.
Ibu sebenarnya jadi malu sekali.
Ibu macam apa aku ini,
"Mungkin, setannya ya Tomy ini
Bu..., Saat ini setannya itu juga
deg-degan kalau lihat ibu mertua
kk-ku. Ibu boleh percaya boleh
tidak, kadang-kadang kalau saya
lagi sama sendiri, malah bayangin
tante lho. Bener-bener nih.
Sumpah deh. Kalau tante pernah
bayangin saya nggak kalau lagi
sama om", aku semakin berani.
"aah nggak tahu ah..., udaah...,
udaah..., nanti kalau keterusan
kan nggak baik. Hati-hati setirnya.
Nanti kalau nabrak-nabrak
dikiranya nyetir sambil pacaran
ama tante. Pasti tante yang
disalahin orang, Dikiranya yang
tua niih yang ngebet", katanya.
"Padahal dua-duanya ngebet lo
tante. tante, maafin x deeh. x jadi
pengiin banget sama tante lho...,
Gimana niih, punya x sakit kejepit
celana nihh", aku makin berani.
"Aduuh Toom, jangan gitu dong.
tante jadi susah nih. Tapi terus
terang aja x .., tante jadi kayak
orang jatuh cinta sama kamu..,
Kalau udah begini, udah naik
begini, tante jadi pengin ngeloni
kamu x ..., x kita cepat pulang
saja yaa..., Nanti diterusin
dirumah..., Kita pulang ke
rumahmu saja sekarang..., Toh
lagi kosong khan..., Tapi x
menggir sebentar x, tante pengen
cium kamu di sini", kata tante
dengan suara bergetar. ooh aku
jadi berdebar-debar sekali. Aku
jadi nafsu banget. Aku minggir di
tempat yang agak gelap.
Sebenarnya kaca mobilku juga
sudah gelap, sehingga tidak takut
ketahuan orang. Aku dan ibu
mertuakk-ku berangkulan,
berciuman dengan lembut penuh
kerinduan. Benar-benar, selama
ini kami saling merindukan.
"eehhm..., x,ibu kangen banget
ma kamu", bisik ibu mertuakk-ku.
"aku juga bu", bisikku. "x..., udah
dulu x..., eehmm udah dulu",
napas kami memburu. "Ayo jalan
lagi..., Hati-hati yaa", kata ibu
mertua kk-ku. "ibu penisku
kejepit niih..., Sakit", kataku. "iich
anak nakal", Pahaku dicubitnya.
"Okey..., buka dulu
ritsluitingnya", katanya. Cepat-
cepat aku buka celanaku, aku
turuni celana dalamku. Woo,
langsung berdiri tegang banget.
Tangan kiri ibu m,ertua kk-ku,
aku tuntun untuk memegang
penisku. "Aduuh kamu. Gede
banget pelirmu..., Biar ibu
pegangin, Ayo jalan. Hati-hati
setirnya". Aku masukkan
persneling satu, dan mobil melaju
pulang. Penisku dipegangi ibu,
jempolnya mengelus-elus kepala
penisku dengan lembut. Aduuh,
gelii... nikmat sekali. Mobil
berjalan tenang, kami berdiam
diri, tetapi tangan ibu terus
memijat dan mengelus-elus
penisku dengan lembut. Sampai
di rumah, aku turun membuka
pintu, dan langsung masuk
garasi. Garasi aku tutup kembali.
Kami bergandengan tangan
masuk ke ruang tamu. Kami
duduk di sofa dan berpandangan
dengan penuh kerinduan.
Suasana begitu hening dan
romantis, kami berpelukan lagi,
berciuman lagi, makin
menggelora. Kami tumpahkan
kerinduan kami. Aku ciumi ibu
mertuakk-ku dengan penuh
nafsu. Aku rogoh buah dadanya
yang selalu aku bayangkan,
aduuh benar-benar besar dan
lembut. "Buu, aku kangen banget
buu..., aku kangen banget".
"Aduuh x, ibu juga..., Peluklah
ibu x, peluklah ibu" nafasnya
semakin memburu. Matanya
terpejam, aku ciumi matanya,
pipinya, aku lumat bibirnya, dan
lidahku aku masukkan ke
mulutnya. Ibu agak kaget dan
membuka matanya. Kemudian
dengan serta-merta lidahku
disedotnya dengan penuh nafsu.
"Eehhmm.., x, ibu belum pernah
ciuman seperti ini..., Lagi x
masukkan lidahmu ke mulut ibu"
Ibu mendorongku pelan,
memandangku dengan mesra.
Dirangkulnya lagi diriku dan
berbisik, " bawalah Ibu ke
kamar..., Enakan di kamar,
jangan disini". Dengan
berangkulan kami masuk ke
kamar tengah yang kosong. Aku
merasa tidak enak di tempat tidur
aku. "Bu kita pakai kamar tengah
saja yaa". "Okey, Lebih bebas di
kamar ini", kata ibu mertuakk-ku
penuh pengertian. Aku remas
pantatnya yang bahenol. "iich..,
dasar anak nakal", ibu mertuakk-
ku merengut manja. Kami duduk
di tempat tidur, sambil beciuman
aku buka pakaian ibu mertuaku.
Aku sungguh terpesona dengan
kulit ibuku yang putih bersih dan
mulus dengan buah dadanya
yang besar menggantung indah.
Ibu aku rebahkan di tempat
tidur. Celana dalamnya aku
pelorotkan dan aku pelorotkan
dari kakinya yang indah. Sekali
lagi aku kagum melihat vagina
ibu mertuakk-ku yang tebal
dengan bulunya yang tebal
keriting. Seperti aku
membayangkan selama ini, vagina
ibu mertua kk ku benar menonjol
ke atas terganjal pantatnya yang
besar. Aku tidak tahan lagi
memandang keindahan ibu
mertua kk-ku telentang di
depanku. Aku buka pakaianku
dan penisku sudah benar-benar
tegak sempurna. Ibu mertua kk-
ku memandangku dengan tanpa
berkedip. Kami saling
merindukan kebersamaan ini.
Aku berbaring miring di samping
ibu mertua kk-ku. Aku ciumi,
kuraba, kuelus semuanya, dari
bibirnya sampai pahanya yang
mulus. Aku remas lembut buah
dadanya, kuelus perutnya,
vaginanya, klitorisnya aku main-
mainkan. Liangnya vaginanya
sudah basah. Jariku aku basahi
dengan cairan vagina ibu mertua
kk-ku, dan aku usapkan lembut
di clitorisnya. Ibu menggelinjang
keenakan dan mendesis-desis.
Sementara peliku dipegang ibu
dan dielus-elusnya. Kerinduan
kami selama ini sudah mendesak
untuk ditumpahkan dan
dituntaskan malam ini. Ibu
menggeliat-geliat, meremas-
remas kepalaku dan rambutku,
mengelus punggungku, pantatku,
dan akhirnya memegang penisku
yang sudah siap sedia masuk ke
liang vagina ibu mertua kk-ku.
"Buu, aku kaangen banget buu...,
aku kangen banget..., aku anak
nakal buu..", bisikku. " ..., ibu
juga. sshh..., masukin ..., masukin
sekarang..., Ibu sudah pengiin
banget ...", bisik ibu mertua kk-
ku tersengal-sengal. Aku naik ke
atas ibu mertuakk-ku bertelakn
pada siku dan lututku. Tangan
kananku mengelus wajahnya,
pipinya, hidungnya dan bibir ibu
mertua kk-ku. Kami
berpandangan. Berpandangan
sangat mesra. Penisku
dituntunnya masuk ke liang
vaginanya yang sudah basah.
Ditempelkannya dan digesek-
gesekan di bibir vaginanya, di
clitorisnya. Tangan kirinya
memegang pantatku, menekan
turun sedikit dan melepaskan
tekanannya memberi komando
penisku. Kaki ibu mertua kk-ku
dikangkangnya lebar-lebar, dan
aku sudah tidak sabar lagi untuk
masuk ke vagina ibu mertua kk-
ku. Kepala penisku mulai masuk,
makin dalam, makin dalam dan
akhirnya masuk semuanya sampai
ke pangkalnya. Aku mulai turun
naik dengan teratur, keluar
masuk, keluar masuk dalam
vagina yang basah dan licin.
Aduuh enaak, enaak sekali.
"Masukkan separo saja . Keluar-
masukkan kepalanya yang besar
ini..., Aduuh garis kepalanya
enaak sekali". Nafsu kami
semakin menggelora. Aku
semakin cepat, semakin
memompa penisku ke vagina ibu
mertua kk-ku. "Buu, aaku masuk
semua, masuk semua buu"
"Iyaa , enaak banget. Pelirmu
ngganjel banget. Gede banget
rasane. Ibu marem banget" kami
mendesis-desis, menggeliat-geliat,
melenguh penuh kenikmatan.
Sementara itu kakinya yang tadi
mengangkang sekarang
dirapatkan. Aduuh, vaginanya
tebal banget. Aku paling tidak
tahan lagi kalau sudah begini.
Aku semakin ngotot menyetubuhi
ibu mertua kk-ku, mencoblos
vagina ibu mertua kk-ku yang
licin, yang tebal, yang sempit
(karena sudah kontraksi mau
puncak). Bunyinya kecepak-
kecepok membuat aku semakin
bernafsu. Aduuh, aku sudah
tidak tahan lagi. "Buu aku mau
keluaar buu..., Aduuh buu..,
enaak bangeet". "ssh..., hiiya x,
keluariin xx, keluarin". "Ibu juga
mau muncaak, mau muncaak...,
Teruss Kami berpagutan kuat-
kuat. Napas kami terhenti.
Penisku aku tekan kuat-kuat ke
dalam vagina ibu mertua kk-ku.
Pangkal penisku berdenyut-
denyut. menyemprotlah sudah
spermaku ke vagina ibu mertua
kk-ku. Kami bersama-sama
menikmati puncak persetubuhan
kami. Kerinduan, ketegangan
kami tumpah sudah. Rasanya
lemas sekali. Napas yang tadi
hampir terputus semakin
menurun. Aku angkat badanku.
Akan aku cabut penisku yang
sudah menancap dari dalam liang
vaginanya, tetapi ditahan ibu
mertua kk-ku. "Biar di dalam
dulu Ayo miring, kamu berat
sekali. Kamu nekad saja..., masa'
orang ditindih sekuatnya",
katanya sambil memencet
hidungku. Kami miring,
berhadapan, Ibu mertua kk-ku
memencet hidungku lagi, "Dasar
anak kurang ajar..., Berani sama
ibu mertua kk mu ya.., Masa
ibunya dinaikin, Tapi ..., ibu
nikmat banget, 'marem' banget.
Ibu belum pernah merasakan
seperti ini". "Buu, aku juga buu.
Mungkin karena curian ini ya
buu, bukan miliknya..., Punya
bapaknya kok dimakan. Ibu juga,
punya anakya kok ya dimakan,
diminum", kataku menggodanya.
"Huush, dasar anak nakal.., Ayo
dilepas .., Aduuh berantakan niih
Spermamu pada tumpah di sprei,
Keringatmu juga basahi tetek ibu
niih". "Buu, malam ini ibu nggak
usah pulang. Aku pengin
dikelonin ibu malam ini. Aku
pengin diteteki sampai pagi",
kataku. "Ooh jangan cah bagus...,
kalau dituruti Ibu juga penginnya
begitu. Tapi tidak boleh begitu.
Kalau ketahuan orang bisa geger
deeh", jawab ibuku. "Tapi buu,
aku rasanya emoh pisah sama
ibu". "Hiyya, ibu tahu, tapi kita
harus pakai otak dong. Toh, ibu
tidak akan kabur.., justru kalau
kita tidak hati-hati, semuanya
akan bubar deh". Kami saling
berpegangan tangan,
berpandangan dengan mesra,
berciuman lagi penuh
kelembutan. Tiada kata-kata yang
keluar, tidak dapat diwujudkan
dalam kata-kata. Kami saling
mengasihi, antara ibu dan anak,
antara seorang pria dan seorang
wanita, kami tulus mengasihi satu
sama lain. Malam itu kami mandi
bersama, saling menyabuni,
menggosok, meraba dan
membelai. Penisku dicuci oleh ibu
mertuaku, sampai tegak lagi.
"Sudaah, sudaah, jangan nekad
saja. Ayo nanti keburu malam".
Malam itu sungguh sangat
berkesan dalam hidupku. Hari-
hari selanjutnya berjalan normal
seperti biasanya. Kami saling
menjaga diri. Kami
menumpahkan kerinduan kami
hanya apabila benar-benar
aman. Tetapi kami banyak
kesempatan untuk sekedar
berciuman dan membelai.
Kadang-kadang dengan
berpandangan mata saja kami
sudah menyalurkan kerinduan
kami. Kami semakin sabar,
semakain dewasa dalam menjaga
hubungan cinta-kasih kami. Sudah satu minggu ini aku
berada di rumah sendirian. Terus
terang saja aku jadi kesepian juga
rasanya. Kalau mau tidur rasanya
kok aneh juga, kok sendirian dan
sepi, padahal biasanya ada
bapak,ibu,kk dan adek . Aku
teringat peristiwa yang aku alami
dengan ibu mertua kk-ku. Ibu
mertuakk-ku memang bukan ibu
kandung istrinya, karena ibu
kandungnya telah meninggal
dunia. Ayah mertua kk-ku
kemudian kawin lagi dengan ibu
mertuakk-ku yang sekarang ini
dan kebetulan tidak mempunyai
anak. Ibu mertua kk-ku ini
umurnya sekitar 40 tahun,
wajahnya ayu, dan tubuhnya
benar-benar sintal dan padat
sesuai dengan wanita idamanku.
Buah dadanya besar sesuai
dengan pinggulnya. Demikian
juga pantatnya juga bahenol
banget. Aku sering
membayangkan ibu mertua kk-ku
itu kalau sedang telentang pasti
vaginanya membusung ke atas
terganjal pantatnya yang besar
itu. Hemm, sungguh
menggairahkan. Peristiwa itu
terjadi waktu malam dua hari
sebelum hari perkawainan kk-ku
dengan Riris. Waktu itu aku
duduk berdua di kamar keluarga
sambil membicarakan persiapan
perkawinankk-ku. Mendadak
lampu mati. Dalam kegelapan itu,
ibu mertua kk-ku (waktu itu
masih calon) berdiri, saya pikir
akan mencari lilin, tetapi justru
ibu mertua kk-ku memeluk dan
menciumi pipi dan bibirku
dengan lembut dan mesra. Aku
kaget dan melongo karena aku
tidak mengira sama sekali diciumi
oleh calon ibu mertua kk-ku
yang cantik itu. Hari-hari
berikutnya aku bersikap seperti
biasa, demikian juga ibu
mertuakk-ku. Pada saat-saat aku
duduk berdua dengan dia, aku
sering memberanikan diri
memandang ibu mertuakk-ku
lama-lama, dan dia biasanya
tersenyum manis dan berkata,
"Apaa..?, sudah-sudah, ibu jadi
malu". Terus terang saja aku
sebenarnya merindukan untuk
dapat bermesraan dengan ibu
mertua kk-ku itu. Aku kadang-
kadang sagat merasa bersalah
dengan kk-ku, dan juga kaka
ipar-ku yang baik hati. Kadang-
kadang aku demikian kurang ajar
membayangkan ibu mertua kk-ku
disetubuhi ayah mertua kk-ku,
aku bayangkan kemaluan ayah
mertuakk-ku keluar masuk
vagina ibu mertua kk-ku, Ooh
alangkah...! Tetapi aku selalu
menaruh hormat kepada ayah
dan ibu mertuakk-ku. Ibu
mertuakk-ku juga sayang sama
kami, . Pagi-pagi hari berikutnya,
aku ditelepon ibu mertuakk-ku,
minta agar sore harinya aku
dapat mengantarkan ibu
menengok famili yang sedang
berada di rumah sakit, karena
ayah mertuakk-ku sedang pergi
ke kota lain untuk urusan bisnis.
Aku sih setuju saja. Sore harinya
kami jadi pergi ke rumah sakit,
dan pulang sudah sehabis
maghrib. Seperti biasa aku selalu
bersikap sopan dan hormat pada
ibu mertuakk-ku. Dalam perjalan
pulang itu, aku memberanikan
diri bertanya, "tante, ngapain sih
dulu tante kok cium x ?". "Aah,
kamu ini kok maih diingat-ingat
juga siih", jawab ibumertua kk-ku
sambil memandangku. "Jelas
dong buu..., Kan asyiik", kataku
menggoda. "Naah, tambah
kurang ajar thoo, Ingat kk-mu
lho x..., Nanti kedengaran juga
bisa geger lho x ". "Tapii,
sebenarnya kenapa siih tante..., x
jadi penasaran lho". "Aah, ini
anak kok nggak mau diem siih,
Tapi eeh..., anu..., x , sebenarnya
waktu itu, waktu kita jagongan
itu, ibu lihat tampangmu itu kok
ganteng banget. Hidungmu,
bibirmu, matamu yang agak
kurang ajar itu kok membuat ibu
jadi gemes banget deeh sama
kamu. Makanya waktu lampu
mati itu, entah setan dari mana,
ibu jadi pengin banget
menciummu dan merangkulmu.
Ibu sebenarnya jadi malu sekali.
Ibu macam apa aku ini,
"Mungkin, setannya ya Tomy ini
Bu..., Saat ini setannya itu juga
deg-degan kalau lihat ibu mertua
kk-ku. Ibu boleh percaya boleh
tidak, kadang-kadang kalau saya
lagi sama sendiri, malah bayangin
tante lho. Bener-bener nih.
Sumpah deh. Kalau tante pernah
bayangin saya nggak kalau lagi
sama om", aku semakin berani.
"aah nggak tahu ah..., udaah...,
udaah..., nanti kalau keterusan
kan nggak baik. Hati-hati setirnya.
Nanti kalau nabrak-nabrak
dikiranya nyetir sambil pacaran
ama tante. Pasti tante yang
disalahin orang, Dikiranya yang
tua niih yang ngebet", katanya.
"Padahal dua-duanya ngebet lo
tante. tante, maafin x deeh. x jadi
pengiin banget sama tante lho...,
Gimana niih, punya x sakit kejepit
celana nihh", aku makin berani.
"Aduuh Toom, jangan gitu dong.
tante jadi susah nih. Tapi terus
terang aja x .., tante jadi kayak
orang jatuh cinta sama kamu..,
Kalau udah begini, udah naik
begini, tante jadi pengin ngeloni
kamu x ..., x kita cepat pulang
saja yaa..., Nanti diterusin
dirumah..., Kita pulang ke
rumahmu saja sekarang..., Toh
lagi kosong khan..., Tapi x
menggir sebentar x, tante pengen
cium kamu di sini", kata tante
dengan suara bergetar. ooh aku
jadi berdebar-debar sekali. Aku
jadi nafsu banget. Aku minggir di
tempat yang agak gelap.
Sebenarnya kaca mobilku juga
sudah gelap, sehingga tidak takut
ketahuan orang. Aku dan ibu
mertuakk-ku berangkulan,
berciuman dengan lembut penuh
kerinduan. Benar-benar, selama
ini kami saling merindukan.
"eehhm..., x,ibu kangen banget
ma kamu", bisik ibu mertuakk-ku.
"aku juga bu", bisikku. "x..., udah
dulu x..., eehmm udah dulu",
napas kami memburu. "Ayo jalan
lagi..., Hati-hati yaa", kata ibu
mertua kk-ku. "ibu penisku
kejepit niih..., Sakit", kataku. "iich
anak nakal", Pahaku dicubitnya.
"Okey..., buka dulu
ritsluitingnya", katanya. Cepat-
cepat aku buka celanaku, aku
turuni celana dalamku. Woo,
langsung berdiri tegang banget.
Tangan kiri ibu m,ertua kk-ku,
aku tuntun untuk memegang
penisku. "Aduuh kamu. Gede
banget pelirmu..., Biar ibu
pegangin, Ayo jalan. Hati-hati
setirnya". Aku masukkan
persneling satu, dan mobil melaju
pulang. Penisku dipegangi ibu,
jempolnya mengelus-elus kepala
penisku dengan lembut. Aduuh,
gelii... nikmat sekali. Mobil
berjalan tenang, kami berdiam
diri, tetapi tangan ibu terus
memijat dan mengelus-elus
penisku dengan lembut. Sampai
di rumah, aku turun membuka
pintu, dan langsung masuk
garasi. Garasi aku tutup kembali.
Kami bergandengan tangan
masuk ke ruang tamu. Kami
duduk di sofa dan berpandangan
dengan penuh kerinduan.
Suasana begitu hening dan
romantis, kami berpelukan lagi,
berciuman lagi, makin
menggelora. Kami tumpahkan
kerinduan kami. Aku ciumi ibu
mertuakk-ku dengan penuh
nafsu. Aku rogoh buah dadanya
yang selalu aku bayangkan,
aduuh benar-benar besar dan
lembut. "Buu, aku kangen banget
buu..., aku kangen banget".
"Aduuh x, ibu juga..., Peluklah
ibu x, peluklah ibu" nafasnya
semakin memburu. Matanya
terpejam, aku ciumi matanya,
pipinya, aku lumat bibirnya, dan
lidahku aku masukkan ke
mulutnya. Ibu agak kaget dan
membuka matanya. Kemudian
dengan serta-merta lidahku
disedotnya dengan penuh nafsu.
"Eehhmm.., x, ibu belum pernah
ciuman seperti ini..., Lagi x
masukkan lidahmu ke mulut ibu"
Ibu mendorongku pelan,
memandangku dengan mesra.
Dirangkulnya lagi diriku dan
berbisik, " bawalah Ibu ke
kamar..., Enakan di kamar,
jangan disini". Dengan
berangkulan kami masuk ke
kamar tengah yang kosong. Aku
merasa tidak enak di tempat tidur
aku. "Bu kita pakai kamar tengah
saja yaa". "Okey, Lebih bebas di
kamar ini", kata ibu mertuakk-ku
penuh pengertian. Aku remas
pantatnya yang bahenol. "iich..,
dasar anak nakal", ibu mertuakk-
ku merengut manja. Kami duduk
di tempat tidur, sambil beciuman
aku buka pakaian ibu mertuaku.
Aku sungguh terpesona dengan
kulit ibuku yang putih bersih dan
mulus dengan buah dadanya
yang besar menggantung indah.
Ibu aku rebahkan di tempat
tidur. Celana dalamnya aku
pelorotkan dan aku pelorotkan
dari kakinya yang indah. Sekali
lagi aku kagum melihat vagina
ibu mertuakk-ku yang tebal
dengan bulunya yang tebal
keriting. Seperti aku
membayangkan selama ini, vagina
ibu mertua kk ku benar menonjol
ke atas terganjal pantatnya yang
besar. Aku tidak tahan lagi
memandang keindahan ibu
mertua kk-ku telentang di
depanku. Aku buka pakaianku
dan penisku sudah benar-benar
tegak sempurna. Ibu mertua kk-
ku memandangku dengan tanpa
berkedip. Kami saling
merindukan kebersamaan ini.
Aku berbaring miring di samping
ibu mertua kk-ku. Aku ciumi,
kuraba, kuelus semuanya, dari
bibirnya sampai pahanya yang
mulus. Aku remas lembut buah
dadanya, kuelus perutnya,
vaginanya, klitorisnya aku main-
mainkan. Liangnya vaginanya
sudah basah. Jariku aku basahi
dengan cairan vagina ibu mertua
kk-ku, dan aku usapkan lembut
di clitorisnya. Ibu menggelinjang
keenakan dan mendesis-desis.
Sementara peliku dipegang ibu
dan dielus-elusnya. Kerinduan
kami selama ini sudah mendesak
untuk ditumpahkan dan
dituntaskan malam ini. Ibu
menggeliat-geliat, meremas-
remas kepalaku dan rambutku,
mengelus punggungku, pantatku,
dan akhirnya memegang penisku
yang sudah siap sedia masuk ke
liang vagina ibu mertua kk-ku.
"Buu, aku kaangen banget buu...,
aku kangen banget..., aku anak
nakal buu..", bisikku. " ..., ibu
juga. sshh..., masukin ..., masukin
sekarang..., Ibu sudah pengiin
banget ...", bisik ibu mertua kk-
ku tersengal-sengal. Aku naik ke
atas ibu mertuakk-ku bertelakn
pada siku dan lututku. Tangan
kananku mengelus wajahnya,
pipinya, hidungnya dan bibir ibu
mertua kk-ku. Kami
berpandangan. Berpandangan
sangat mesra. Penisku
dituntunnya masuk ke liang
vaginanya yang sudah basah.
Ditempelkannya dan digesek-
gesekan di bibir vaginanya, di
clitorisnya. Tangan kirinya
memegang pantatku, menekan
turun sedikit dan melepaskan
tekanannya memberi komando
penisku. Kaki ibu mertua kk-ku
dikangkangnya lebar-lebar, dan
aku sudah tidak sabar lagi untuk
masuk ke vagina ibu mertua kk-
ku. Kepala penisku mulai masuk,
makin dalam, makin dalam dan
akhirnya masuk semuanya sampai
ke pangkalnya. Aku mulai turun
naik dengan teratur, keluar
masuk, keluar masuk dalam
vagina yang basah dan licin.
Aduuh enaak, enaak sekali.
"Masukkan separo saja . Keluar-
masukkan kepalanya yang besar
ini..., Aduuh garis kepalanya
enaak sekali". Nafsu kami
semakin menggelora. Aku
semakin cepat, semakin
memompa penisku ke vagina ibu
mertua kk-ku. "Buu, aaku masuk
semua, masuk semua buu"
"Iyaa , enaak banget. Pelirmu
ngganjel banget. Gede banget
rasane. Ibu marem banget" kami
mendesis-desis, menggeliat-geliat,
melenguh penuh kenikmatan.
Sementara itu kakinya yang tadi
mengangkang sekarang
dirapatkan. Aduuh, vaginanya
tebal banget. Aku paling tidak
tahan lagi kalau sudah begini.
Aku semakin ngotot menyetubuhi
ibu mertua kk-ku, mencoblos
vagina ibu mertua kk-ku yang
licin, yang tebal, yang sempit
(karena sudah kontraksi mau
puncak). Bunyinya kecepak-
kecepok membuat aku semakin
bernafsu. Aduuh, aku sudah
tidak tahan lagi. "Buu aku mau
keluaar buu..., Aduuh buu..,
enaak bangeet". "ssh..., hiiya x,
keluariin xx, keluarin". "Ibu juga
mau muncaak, mau muncaak...,
Teruss Kami berpagutan kuat-
kuat. Napas kami terhenti.
Penisku aku tekan kuat-kuat ke
dalam vagina ibu mertua kk-ku.
Pangkal penisku berdenyut-
denyut. menyemprotlah sudah
spermaku ke vagina ibu mertua
kk-ku. Kami bersama-sama
menikmati puncak persetubuhan
kami. Kerinduan, ketegangan
kami tumpah sudah. Rasanya
lemas sekali. Napas yang tadi
hampir terputus semakin
menurun. Aku angkat badanku.
Akan aku cabut penisku yang
sudah menancap dari dalam liang
vaginanya, tetapi ditahan ibu
mertua kk-ku. "Biar di dalam
dulu Ayo miring, kamu berat
sekali. Kamu nekad saja..., masa'
orang ditindih sekuatnya",
katanya sambil memencet
hidungku. Kami miring,
berhadapan, Ibu mertua kk-ku
memencet hidungku lagi, "Dasar
anak kurang ajar..., Berani sama
ibu mertua kk mu ya.., Masa
ibunya dinaikin, Tapi ..., ibu
nikmat banget, 'marem' banget.
Ibu belum pernah merasakan
seperti ini". "Buu, aku juga buu.
Mungkin karena curian ini ya
buu, bukan miliknya..., Punya
bapaknya kok dimakan. Ibu juga,
punya anakya kok ya dimakan,
diminum", kataku menggodanya.
"Huush, dasar anak nakal.., Ayo
dilepas .., Aduuh berantakan niih
Spermamu pada tumpah di sprei,
Keringatmu juga basahi tetek ibu
niih". "Buu, malam ini ibu nggak
usah pulang. Aku pengin
dikelonin ibu malam ini. Aku
pengin diteteki sampai pagi",
kataku. "Ooh jangan cah bagus...,
kalau dituruti Ibu juga penginnya
begitu. Tapi tidak boleh begitu.
Kalau ketahuan orang bisa geger
deeh", jawab ibuku. "Tapi buu,
aku rasanya emoh pisah sama
ibu". "Hiyya, ibu tahu, tapi kita
harus pakai otak dong. Toh, ibu
tidak akan kabur.., justru kalau
kita tidak hati-hati, semuanya
akan bubar deh". Kami saling
berpegangan tangan,
berpandangan dengan mesra,
berciuman lagi penuh
kelembutan. Tiada kata-kata yang
keluar, tidak dapat diwujudkan
dalam kata-kata. Kami saling
mengasihi, antara ibu dan anak,
antara seorang pria dan seorang
wanita, kami tulus mengasihi satu
sama lain. Malam itu kami mandi
bersama, saling menyabuni,
menggosok, meraba dan
membelai. Penisku dicuci oleh ibu
mertuaku, sampai tegak lagi.
"Sudaah, sudaah, jangan nekad
saja. Ayo nanti keburu malam".
Malam itu sungguh sangat
berkesan dalam hidupku. Hari-
hari selanjutnya berjalan normal
seperti biasanya. Kami saling
menjaga diri. Kami
menumpahkan kerinduan kami
hanya apabila benar-benar
aman. Tetapi kami banyak
kesempatan untuk sekedar
berciuman dan membelai.
Kadang-kadang dengan
berpandangan mata saja kami
sudah menyalurkan kerinduan
kami. Kami semakin sabar,
semakain dewasa dalam menjaga
hubungan cinta-kasih kami.