Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Pagi itu, sinar matahari belum
mampu mengusir embun putih
yang menyelimuti sebuah villa
mewah di kawasan Puncak Pass.
Beberapa gerombol embun masih
terlihat melayang-layang tertiup
angin. Pucuk-pucuk pinus masih
berwarna putih tertutupi embun
pagi. Rumput di halaman villa masih
basah.Di dalam bathtub yang berisi
air hangat, Theo dan Debby duduk
berendam sambil berpelukan
mesra.
Gadis itu duduk di atas paha Theo.
Telapak tangannya mengusap-usap
menyabuni punggung guru
matematikanya itu, dan ia pun
merasakan tangan lelaki itu
menyabuni punggungnya. Pelukan
mereka sangat erat hingga dada
mereka saling menekan satu sama
lain. Sesekali Debby menahan nafas
ketika menggeliatkan
badannya.Dadanya yang menggeliat
menyebabkan puting buah dadanya
mengalirkan birahi ke sekujur
tubuhnya. Puting itu semakin
mengeras setelah beberapa kali
bergesekan dengan dada Theo yang
licin dipenuhi buih-buih sabun.
Pangkal pahanya yang terendam air
hangat terasa membakar birahi
ketika batang kemaluan lelaki itu
menyentuh vaginanya. Debby
menggerak-gerakkan telapak
tangannya dari punggung hingga ke
leher Theo. Sambil menyabuni,
ditariknya tengkuk lelaki itu. "Debby
sangat mencintai Theo," bisiknya.
Theo mengusap-usap bahu gadis
itu
dengan busa sabun yang
berlimpah.
Busa dan buih-buih berbentuk bola-
bola kecil meleleh ke bagian atas
dada dan punggung Debby. Lalu
ditatapnya wajah yang cantik itu.
Wajah yang terlihat semakin
menarik karena buih-buih sabun
memenuhi lehernya yang jenjang.
Disibaknya rambut gadis itu ke
belakang. Busa dan bola-bola kecil
ikut menempel di rambut gadis itu,
kemudian bola-bola itu meletus.
Menawan. Sangat cantik dan
mempesona, bisik hati
Theo.Mungkinkah aku jatuh cinta
untuk yang kedua kalinya?, tanya
Theo dalam hati. Jatuh cinta
terhadap seorang murid yang
masih
belia dan nakal? Mengapa?
Mengapa..? Apakah karena sensasi
dan kemanjaan yang diciptakannya?
Ah.., gumam Theo sambil menarik
nafas panjang. Lalu dikecupnya anak
rambut di kening gadis itu. Ia tak
mampu memikirkan pertanyaan-
pertanyaan yang berkecamuk di
benaknya. Tingkah laku Debby yang
lembut dan kadang-kadang liar telah
melumpuhkan nalarnya. Ia tak
mampu berpikir ketika luapan birahi
membakar tubuhnya."Theo juga
sangat mencintai Debby.
Sebelumnya tak pernah Theo
rasakan nikmatnya terbakar birahi
seperti saat ini.." ujar Theo.Bola
mata mereka saling menatap seolah
ingin menjenguk isi hati masing-
masing. Lalu Theo menarik tubuh
gadis itu agar lebih erat menempel
ke tubuhnya. Disabuninya
punggung gadis itu dengan kedua
telapak tangannya. Sambil
mengusap-usapkan busa sabun,
telapak tangannya terus menyusur
hingga tenggelam ke dalam air.
Diusap-usapnya bongkah pantat
gadis itu.Sejenak, ia menahan nafas
ketika meremas bongkah pantat
yang masih kenyal itu. Karena gadis
itu duduk di atas pahanya, bongkah
pantat itu terasa lebih kenyal
daripada biasanya. Batang kemaluan
Theo semakin keras ketika
bersentuhan dengan vagina gadis
itu. Ia dapat merasakan kelembutan
bibir luar vagina gadis itu ketika
bergesekan dengan bagian bawah
batang kemaluannya. Dan dengan
usapan lembut, telapak tangannya
terus menyusuri lipatan bongkah
pantat yang kenyal itu. Ia dapat
merasakan lubang dubur Debby di
jari tengahnya. Diusap-usapnya
beberapa kali hingga ujung jarinya
merasakan kehalusan lipatan daging
antara dubur dan vagina."Theoo..,
Theo nakal!" desah Debby sambil
menggeliat mengangkat
pinggulnya.Walau tengkuknya
basah, Debby merasa bulu roma di
tengkuknya meremang akibat
nikmat dan geli yang mengalir dari
vaginanya. Ia menggeliatkan
pinggulnya. Geliat itu menyebabkan
telapak tangan Theo semakin bebas
mengusap-usap. Membelai. Ia
mengecup leher Theo berulang kali
ketika merasakan ujung jari Theo
menyentuh bagian bawah bibir
vaginanya.Tak lama kemudian,
telapak tangan itu semakin jauh
menyusur hingga akhirnya ia
merasakan lipatan bibir luar
vaginanya diusap-usap. Debby
berulang kali mengecup leher Theo.
Kecupan panas dan liar sebagai
ungkapan luapan birahi yang
mendera tubuhnya. Sesekali
lidahnya menjilat, sesekali menggigit
dengan gemas. Ia dapat merasakan
lendir birahi yang semakin banyak
bermuara di vaginanya.Karena
vaginanya terendam dalam air,
usapan-usapan di dinding dan bibir
dalam vaginanya terasa menjadi
kesat. Setiap kali mengusap, lendir di
vaginanya langsung larut ke dalam
air. Ujung jari itu menjadi terasa
lebih kasar daripada biasanya.
Membakar birahi untuk mengalirkan
kadar kenikmatan yang lebih tinggi
daripada biasanya. Kenikmatannya
hampir setara dengan liarnya lidah
Theo yang menari-nari di antara
lipatan bibir vaginanya ketika
mencumbu vaginanya di balkon
villa. Ia terpaksa menahan nafas
untuk mengendalikan kenikmatan
yang ia rasakan di sekujur
tubuhnya."Aarrgghh.. Sstt.. Sstt.."
rintihnya berulang kali.Lalu ia bangkit
dari pangkuan lelaki itu. Ia tak ingin
mencapai orgasme hanya karena
usapan-usapan jari yang terasa
kesat di lubang vaginanya. Tapi
ketika berdiri, kedua lututnya terasa
goyah. Rasa nikmat di vaginanya
telah membuat dirinya seolah
sedang melayang-layang. Lututnya
seolah kehilangan sendi. Dengan
cepat Theo pun bangkit berdiri.
Tangannya segera membalikkan
tubuh gadis itu. Ia tak ingin gadis
belia yang dicintainya itu terjatuh.
Disangganya punggung gadis itu
dengan dadanya. Lalu dituangnya
kembali cairan sabun ke telapak
tangannya. Dan diusap-usapkannya
cairan sabun itu di perut gadis belia
itu. Ketika menggerakkan telapak
tangannya ke arah atas, busa sabun
terdorong dan menggumpal di
antara jari jempol dan telunjuknya.
Dan ketika buih-buih itu terbentur
pada lekukan bawah buah dada
gadis itu, ia meremasnya dengan
lembut.Kedua buah dada yang
kenyal itu terasa licin dan sangat
halus. Telapak tangannya terus
bergerak ke atas. Ia sengaja
membuka jari jempol dan
telunjuknya agar puting buah dada
yang masih kecil itu terjepit di
jarinya. Sejenak, puting yang terjepit
itu diremas-remasnya dengan
lembut. Puting kiri dan kanan
diremasnya bersamaan. Dilepas.
Diremas kembali. Lalu telapak
tangannya mengusap semakin ke
atas dan berhenti di leher jenjang
gadis belia itu. "Theo, aargh.., lama
amat menyabuninya, aarrgghh.."
rintih Debby sambil menggeliatkan
pinggulnya.Ia merasakan batang
kemaluan Theo semakin keras dan
besar. Hal itu dapat ia rasakan
karena
batang kemaluan itu semakin dalam
terselip di antara lipatan bongkah
pantatnya. Lalu ia mendongakkan
kepala sambil menoleh ke belakang.
Diangkatnya tangan kanannya untuk
menarik leher lelaki itu, lalu
diciumnya dengan mesra. Lidahnya
menjulur dan bergerak-gerak liar
untuk memilin-milin lidah Theo.
Tangannya kirinya meluncur ke
bawah, lalu meremas biji kemaluan
lelaki itu dengan gemas.Theo
menggerakkan telapak kanannya ke
arah pangkal paha Debby. Sesaat ia
mengusap-usap bulu-bulu ikal di
bagian atas vagina gadis itu.
Menikmati bulu-bulu yang masih
pendek dan halus itu di ujung jari-
jarinya. Lalu telapak tangannya
meluncur ke bawah. Diusapnya
vagina mungil itu berulang kali.
Vagina yang baru kira-kira 7 jam
yang lalu selaput perawannya
dipasrahkan untuk dilewati oleh
cendawan batang kemaluannya. Jari
tengahnya terselip di antara kedua
bibir luar vagina itu. Diusapnya
berulang kali. Telapak tangannya
yang dipenuhi buih-buih sabun
membuat bibir vagina dan pangkal
paha itu menjadi sangat licin. Klitoris
itu seolah bergerak menggeliat-geliat
ketika ia mengusapkan telapak
tangannya. Klitoris yang semakin
keras dan licin karena lendir dan
buih-buih sabun."Aarrgghh..!" rintih
Debby ketika merasakan batang
kemaluan lelaki itu semakin kuat
menekan lipatan bongkah
pantatnya.Ia merasakan lendir
birahinya membanjiri vaginanya.
Lendir itu pasti bercampur dengan
busa sabun, pikirnya. Lalu ia
berjongkok agar vaginanya
terendam ke dalam air.
Dibersihkannya celah di antara bibir
vaginanya dengan cara mengusap-
usapkan dua buah jarinya.Ketika
menengadah, ia melihat batang
kemaluan Theo telah berada persis
di hadapannya. Batang kemaluan itu
telah membengkak dan terlihat
mengangguk-angguk. Ada setetes
lendir menghiasi ujung batang
kemaluan itu. Persis di bagian
tengah cendawan yang berwarna
kecokelat-cokelatan itu. Indah sekali,
gumamnya. Lalu ditatapnya warna
kemerah-merahan di lekukan antara
cendawan dan batang kemaluan itu.
Bola matanya berbinar-binar
mengamati lekukan yang indah
itu.Setelah puas mengamati,
diremasnya batang kemaluan itu
dengan lembut. Lalu diarahkan ke
mulutnya. Dikecupnya bagian ujung
cendawan itu. Terdengar bunyi 'cep'
ketika ia melepaskan kecupannya.
Setetes lendir yang menghiasi ujung
cendawan itu berpindah ke bagian
dalam celah kedua bibirnya.
Sejenak,
matanya terlihat setengah terpejam
ketika ujung lidah dan kedua
bibirnya mencicipi lendir itu.Tubuh
Theo bergetar menahan nikmat
ketika ia melihat lidah dan bibir
Debby bergerak-gerak mencicipi
lendirnya. Dicicipinya dengan penuh
perasaan! Erotis sekali! Batang
kemaluannya menjadi semakin
keras. Berdiri tegak! Ia meraih bahu
gadis itu karena tak sanggup lagi
mengendalikan tekanan darah yang
memenuhi urat-urat di batang
kemaluannya. Setelah berdiri, Debby
merasakan telapak tangan Theo
mengangkat paha kirinya. Sambil
mencium bibirnya, telapak tangan
itu tetap menahan bagian belakang
pahanya hingga akhirnya ia terpaksa
melilitkan kakinya di pinggang lelaki
itu. Ia masih berusaha mengatur
keseimbangan tubuhnya ketika Theo
menyelipkan cendawan
kemaluannya ke celah di antara bibir
vaginanya. Karena tubuhnya masih
belum seimbang, cendawan itu
terlepas kembali. Theo agak
menekuk kedua lututnya ketika
berusaha menyelipkan kembali
cendawan kemaluannya. Ia sudah
sangat ingin merasakan kembali
vagina yang sempit itu meremas
batang kemaluannya. Nafasnya
mendengus-dengus tak teratur.
Dengan terburu-buru, ia
mendorong pinggulnya."Argh,
aarrgghh.., Theo!" rintih
Debby."Masih sakit?" tanya
Theo."Sakit dikit.." jawab
Debby.Theo menarik batang
kemaluannya perlahan-lahan,
kemudian mendorongnya kembali
perlahan-lahan pula. Sambil
mendorong, ia menatap vagina
gadis itu. Pandangannya nanar
seolah ada kabut yang menutupi
bola matanya ketika ia melihat bibir
luar vagina gadis itu ikut terdorong
bersama batang kemaluannya. Ia
masih menatap terpesona ketika
perlahan-lahan menarik kembali
batang kemaluannya. Bibir luar
vagina itu merekah dan seolah
sengaja memperlihatkan lipatan
celah vagina yang berwarna
pink!"Masih sakit,
Sayang?""Hmm!""Sakit?""Enaak..,
Theo!"Theo tersenyum. Dilumatnya
bibir gadis itu sambil
menghentakkan pinggulnya.
Dengan
cepat, batang kemaluannya
menghunjam. Ia menghentikan
hentakan pinggulnya dan berdiri
kejang setelah merasakan mulut
rahim gadis itu tersentuh oleh ujung
cendawannya. Lalu ditatapnya raut
wajah murid yang dicintainya itu
sekaligus dikaguminya!Selain cantik
dan dan seksi, muridnya itu pun tak
pernah bertanya atau membantah
ketika ia menghunjamkan
kemaluannya sambil berdiri. Murid
yang patuh sekaligus mempunyai
ide-ide liar yang sensasional dalam
bercinta. Mungkin muridku ini
memang dikaruniai bakat bercinta,
kata Theo dalam hati. Bakat untuk
menaklukkan lelaki! Alangkah
beruntungnya aku menjadi
gurunya!
Perlahan-lahan Theo menarik batang
kemaluannya. Sebelah tangannya
meremas bongkah pantat gadis itu
dan yang sebelah lagi meremas
dada."Aarrgghh..!" rintih Debby
ketika merasakan batang kemaluan
Theo kembali menghunjam
vaginanya.Ia terpaksa berjinjit
karena batang kemaluan itu terasa
seolah membelah vaginanya. Kedua
tangannya dengan erat merangkul
leher Theo. Ia ingin menggantung di
leher lelaki itu. Lututnya terasa lemas
menahan kenikmatan yang
menjalari sekujur tubuhnya.
Panasnya birahi membuat pori-pori
di sekujur tubuhnya menjadi
terbuka. Butir-butir keringat mulai
merembes dari pori-porinya,
bercampur dengan busa sabun
yang masih tersisa di beberapa
bagian tubuhnya.Semakin sering
ujung cendawan kemaluan lelaki itu
menyentuh mulut rahimnya,
semakin banyak pula keringat
merembes di sekujur tubuhnya.
Hingga akhirnya keringat itu terlihat
mengkristal di kulitnya! Nafas Debby
beberapa kali terhenti ketika Theo
menarik dan menghunjamkan
batang kemaluannya. Menarik dan
menghunjam dengan cepat hingga
terdengar 'cepak-cepak' yang merdu
setiap kali pangkal pahanya
berbenturan dengan pangkal paha
Theo. Dan setiap kali mendengar
suara 'cepak' itu, darahnya seolah
terasa berdesir hingga ke ubun-
ubun."Aarrgghh.., aarrgghh..,
Theoo!""Theoo.., Debby
pipiis..!"Rintihan itu membuat Theo
semakin cepat menghentak-
hentakkan pinggulnya. Keringat
bercucuran dari dahinya. Ia
berusaha menahan nafas untuk
mengendalikan tekanan air mani
yang ingin menyemprot dari lubang
batang kemaluannya. Tapi orgasme
gadis belia yang sangat dicintainya
itu ternyata membuat ia tak mampu
lagi menahan tekanan air mani yang
mengalir dari biji kemaluannya.
Vagina sempit itu berdenyut-denyut
meremas batang kemaluannya.
Menghisap air mani yang masih
tertahan di batang kemaluannya.
Membuat ia tak berdaya untuk
mengendalikan desakan air mani
yang menyemprot dari lubang
batang kemaluannya. "Aarrgghh..!
Aarrgghh..! Debby, aarrgghh..!"
raung Theo sambil menghujamkan
batang kemaluannya sedalam-
dalamnya. "Theoo.., sstt, sstt.."
desis Debby berulangkali ketika
merasakan air mani lelaki yang
sangat dicintainya itu 'menembak'
mulut rahimnya.'Tembakan' yang
pertama terasa panas dan
menggetarkan hingga membuat
tubuhnya berdiri kejang dan
punggungnya melengkung ke
belakang. 'Tembakan' kedua dan
ketiga membuat ia semakin berjinjit
setengah bergantung di leher
Theo."Aarrgghh.., Debby! Argh..,
enaknya!" rintih Theo di telinga
murid yang sangat disayanginya
itu."Theoo.., sstt.., sstt..!" desis
Debby pula berulangkali sesaat
setelah lepas dari puncak
orgasmenya!Kedua telapak tangan
Theo memangku bongkah pantat
Debby. Telapak tangannya masih
dapat merasakan kedutan-kedutan
di
bongkah pantat itu ketika gadis itu
mencapai puncak orgasmenya. Dan
dengan tenaga yang masih tersisa di
tubuhnya, di tarik bongkah pantat
yang kenyal itu agar mereka tak
terjatuh. Ia tak ingin gadis itu
terjatuh karena ia masih ingin
batang
kemaluannya tetap terbenam dalam
kelembutan vagina yang sempit itu.
Vagina yang sangat dikaguminya,
muda, segar, dan masih berwarna
pink! "Puas, Sayang?" bisik Theo
sambil mengusap-usap punggung
Debby. "Puas banget!" "Theo sangat
menyayangi Debby." "Debby juga
sangat sayang pada Theo," kata
Debby sambil mencium bibir Theo.
Mereka masih terus berciuman
dengan mesra hingga batang
kemaluan Theo mengkerut dan
terlepas dari vagina Debby.