Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
Minggu,16Maret2025 | Jam:03:36:55WIB
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Sekitar 20 tahun silam, aku
“Anis” sudah mengenal
yang namanya nafsu sex,
meskipun aku belum
banyak kenalan dengan
wanita. Aku termasuk pria
yang tidak suka, bahkan
tak pernah melakukan
onani seperti kebanyakan
pria. Namun aku sangat
mudah terangsang ketika
melihat kemaluan lawan
jenis, apalagi jika
menyaksikan melakukan
hubungan intim, sekalipun
itu adalah hewan atau
binatang.
Ceritanya bermula ketika
aku masih duduk kelas 2 di
bangku SMTP di
kecamatanku. Saat itu
usiaku sekitar 15 tahun.
Maklum sebagai orang
yang tinggal dan
dibesarkan di suatu desa
yang agak terpencil dari
keramaian kota, aku sehari-
hari bekerja sebagai
penggembala kerbau
sebagaimana umumnya
laki-laki seusiaku di desaku
itu. Sebelum dan sepulang
dari sekolah, aku
mempunyai tanggung
jawab untuk mengurus
hewan-hewan piaraan
keluargaku, sebab biaya
pendidikan dan keperluan
pokok sehari-hari kami,
umumnya diperoleh dari
harga kerbau. Kurang lebih
15 ekor kerbau yang harus
saya urus setiap harinya
yakni mengembalakan di
padang rumput,
memandikan di sungai,
memasukkan ke kandang
dan sebagainya.
Walaupun sejak kecilku aku
sudah seringkali
menyaksikan bagaimana
hewan-hewan itu
melakukan hubungan sex
(kuda, ayam, sapi, kambing,
anjing, burung misalnya),
namun entah saat itu
pengaruh setan dari mana
sehingga aku tiba-tiba
mulai terangsang
memperhatikan sepasang
kerbauku melakukan
hubungan sex. Mungkin
karena keduanya
merupakan tungganganku
sehari-hari yang paling
jinak, bersih dan sedikit
gemuk, apalagi masih
mudah (belum pernah
melahirkan), atau memang
karena aku sudah terkena
puber pertama, atau
karena aku kesepian dari
teman-teman
penggembala lainnya. Yang
jelas aku sangat terangsang
melihat dengan asyiknya
penis kerbau jantanku
menyentuk dan menembus
vagina kerbau betinaku
dari belakang. Aku semakin
mendekatkan wajahku ke
dekat vagina yang tertusuk
dengan penis yang panjang
itu dan melihat bagaimana
keduanya melakukan
aksinya. Si jantan dengan
keras dan cepat sekali
menggocok-gocok vagina si
betina, sehingga terdengar
bunyi yang agak khas.
Ketika keduanya mencapai
klimaks yang ditandai
dengan amblasnya seluruh
penis si jantan ke dalam
vagina si betina dan sedikit
terdiam lalu meneteskan
cairan putih dari dalam
kemaluannya, aku
mencoba mencium dan
meraba kedua bibir vagina
si betina yang sedikit basah
dan montok itu. Bahkan
aku dengan mudah
membuka kedua bibir
vaginanya dan melihat
dengan jelas dinding-
dinding vaginanya yang
agak keputihan setelah
penis si jantang keluar, lalu
memasukkan dua jari
tanganku ke dalamnya,
sehingga terasa agak panas
dan halus. Keduanya masih
terdiam di tempatnya,
karena aku mengelus-elus
kepalanya agar tidak
bergerak dulu.
Kebetulan saat peristiwa
itu, aku berada di atas
kerbau jantanku dan
menungganginya, sehingga
punggungku bergerak-
gerak mengikuti irama
gerakan pinggul si jantan
ketika ia menggocok vagina
si betina. Hal itulah
barangkali yang
membuatku sangat
terangsang.
Konsentrasiku saat
peristiwa itu mulai
terganggu. Aku semakin
penasaran ingin juga
menikmati vagina si betina
itu, tapi aku masih takut
jika ada orang lain yang
melihatku karena aku
berada di padang rumput
yang luas dan terbuka.
Belum aku turun dari atas
kerbau jantanku itu, tiba-
tiba datang lagi kerbau
jantanku yang lainnya
menaiki tubuh kerbau
betinaku tadi dan langsung
memasukkan penisnya
hingg amblas seluruhnya.
Aku cepat-cepat lompat
dan memisahkannya agar
tidak sembarang yang
menggaulinya, apalagi si
jantan yang satu itu sedikit
kurus dan kotor. Akal
kotorku mulai jalan.
Menjelang tengah hari
nanti, aku dapat salurkan
nafsu bejatku lewat kerbau
betinaku di sungai, sebab
kebetulan setiap tengah
hari aku bawa mereka
berendam dan mandi di
sungai bersama dengan
teman-teman gembala
lainnya. Hal itu sudah rutin
kami lakukan, selain
membersihkan tubuhnya
juga untuk
mengistirahatkannya
sambil minum-minum.
Berbeda dengan hari-hari
sebelumnya, di mana kami
berangkat sama-sama
dengan teman gembala
lainnya ke sungai, tapi hari
itu aku sengaja cepat-cepat
membawa kerbauku ke
sungai karena didorong
oleh maksud lain sehingga
menjelang tengah hari aku
sudah ada di sungai itu
berendam bersama dengan
kerbauku. Suasana di
sungai itu masih sangat
sepi. Sejak dari padang
rumput hingga tiba di
sungai yang jaraknya
kurang lebih 1 km dari
rumah penduduk, aku
memang sudah
menunggangi kerbau
betinaku yang cantik dan
mudah itu. Mungkin
karena ia dalam keadaan
suburnya (musim
kawinnya) sehingga ia
tenang sekali jika disentuh,
apalagi ditunggangi. Aku
banyak main-main di
atasnya, kadang mengelus,
meraba-raba kepala, dada
dan pantatnya, bahkan
berbaring di atasnya.
Sesampainya di sungai, aku
langsung buka baju dan
celanaku sekalian mumpun
belum ada orang lain di
sungai itu, apalagi hal itu
sudah menjadi kebiasaan
kami jika mandi di sungai.
Aku sudah tidak peduli lagi
kerbau lainnya. Aku hanya
konsentrasi dan mengurusi
kerbau betinaku yang
sedang mengalami masa
subur itu. Mula-mula
kubersihkan seluruh
tubuhnya dari ujung kepala
hingga ujung kaki dan
terakhir aku bersihkan
bagian belakangnya,
terutama di bawah ekornya
itu. Aku coba mainkan
tanganku dengan
mengelus vaginanya,
menusuk-nusuknya dengan
telunjuk, membuka kedua
bibir vaginanya dengan
kedua tanganku. Terasa
panas dan halus. Si betina
itu hanya sedikit bergerak
merendam tubuhnya
sambil menikmati
kehangatan air sungai yang
masih jernih itu.
Pantatku dan pantat si
betina itu tidak kelihatan
karena terendam air. Hanya
kepala kami yang nampak
di permukaan air, sehingga
sekalipun ada orang lain
yang melihatku, tidak
mungkin langsung curiga,
karena ia tidak akan bisa
melihat penisku
bersentuhan dengan vagina
kerbauku. Aku terus
menggosok-gosok tubuh si
betina dengan kedua
tanganku, namun penisku
mulai menyentuh bibir
vagina si betina dan mulai
terasa agak hangat. Entah
apa si betina itu juga
terangsang atau tidak, tapi
yang jelas ia hanya diam
dan kemaluannya terasa
hangat. Aku semakin sulit
menahan nafsuku ketika
pantat si betina itu sedikit
bergerak ke kiri dan ke
kanan sebagaimana
layaknya manusia yang
sedang terangsang. Penisku
yang berdiri sejak pagi hari
akibat rangsang oleh
persetubuhan antara
kerbau jantan dengan
kerbau betinaku,
nampaknya sulit lagi
kukendalikan. Akhirnya
kuputuskan untuk
mencoba saja
menyalurkannya melalui
vagina si betina mumpun
belum ada orang lain yang
melihatku.
Karena memang bukan
fitrah untuk berpasangan
dengan manusia, maka
wajar saja jika aku tidak
kesulitan menembus vagina
si betina. Penisku amblas
seluruhnya tanpa
hambatan sedikitpun.
Nikmat sekali kurasakan
saat itu, sebab baru kali itu
penisku merasakan yang
namanya vagina, meskipun
vagina hewan, tapi kurasa
tidak jauh beda rasanya
dengan vagina manusia
apalagi bagi orang yang
dirundung nafsu birahi.
Cukup lama juga aku
keluar masukkan penisku
di kemaluan si betina itu,
meskipun dalam air. Si
betina nampaknya juga
menikmatinya. Ia tidak
banyak bergerak dan
seolah memberi
kesempatan padaku untuk
memperlakukannya hingga
aku bisa mencapai
kepuasan. Bahkan sedikit
aneh, sebab punggungnya
sesekali bergoyang ke kiri
dan ke kanan namun agak
lambat. Getaran dinding
vaginanyapun terasa sekali
menambah gairahku
sehingga terasa lebih
nikmat. Meskipun saat itu
aku belum bisa bandingkan
dengan vagina manusia
karena aku sama sekali
belum pernah merasakan
sebelumnya, tapi
belakangan kuketahui
ternyata bagi orang yang
bernafsu tinggi seperti
diriku sulit membedakan
kenikmatan dan
kehangatan dari keduanya.
Dalam tempo hampir satu
jam, aku sempat
memuncratkan spermaku
ke dalam vagina si betina
sebanyak 3x hingga teman-
teman gembalaku
berdatangan. Mereka
hanya bertanya padaku
tentang sebabnya aku tidak
menunggu mereka namun
dengan alasan kerbaku
haus dan kepanasan,
akhirnya mereka bisa
mengerti juga tanpa
sedikitpun rasa curiga pada
diriku. Kami tetap kembali
ke padang rumput secara
bersama-sama dan pulang
ke rumah bersama pula,
tapi telah mengalami
sesuatu peristiwa luar biasa
selama hidupku, sementara
mereka tidak. Itulah
kegembiraan dan
kebanggaan yang dapat
kami raih saat itu, bahkan
menjadi kenangan hidupku
sepanjang masa. Hampir
setiap hari aku peraktekkan
pengalamanku itu lewat
kerbau betinaku. Kadang
aku lakukan di padang
rumput dikala sepi dari
temanku, kadang di
kandangnya dan
kebanyakan kulakukan di
sungai. Sesekali pula aku
mencobanya pada kerbau
betinaku yang lain, namun
kebanyakan pada kerbau
betinaku yang pertama kali
memuaskan nafsuku itu.
Pernah sekali
kuperaktekkan lewat anak
kerbauku yang berusia 5
bulan dengan harapan
vaginanya lebih sempit,
namun malah aku
ditendang lalu ia lari.
*****
Teman-teman penggemar
cerita porn, mungkin tidak
menarik dan merangsang
bagi anda jika membaca
ceritaku ini, namun bagi
orang tertentu, terutama
yang bernafsu tinggi seperti
aku, tidak bisa
membedakan mana vagina
kerbau dan mana vagina
manusia jika sudah sama-
sama bersentuhan. Aku
tidak mampu menghitung
lagi berapa kali
kuperaktekkan pada
kerbau dan mungkin di
atas ratusan kali sebab
sejak kurasakan
kenikmatan itu, aku hampir
tiap hari melakukannya
hingga aku berhenti
menggembala karena
melanjutkan pendidikan di
kota Kabupatenku.
Sungguh banyak sekali
spermaku yang bakal jadi
janin manusia terbuang sia-
sia di kemaluan kerbau,
namun belum sempat
kusesali karena hingga
usiaku di atas 30 tahun,
nafsu syahwatku belum
juga reda, bahkan semakin
meningkat rasanya.
Anehnya lagi, hampir tidak
ada wanita yang kuanggap
jelek dan membosankan
selama mereka masih
normal dan menyukai
hubungan sex. Inilah
kelebihannya bagi pria
yang memulai petualangan
sexnya lewat binatang atau
hewan, apalagi bila nyata-
nyata manusia. Sebab
selalu dianggap lebih baik
yang dirasakan belakangan
dari yang pertama.
Entah diriku ini tergolong
pria normal atau tidak, tapi
yang jelas aku tidak
memilih-milih wanita asal
ia punya vagina yang bisa
disetubuhi. Tua atau muda,
berbulu atau tidak, harum
atau tidak, basah atau
tidak, montok atau tidak,
sempit atau tidak, rasanya
semuanya nikmat dan
dapat merangsangku untuk
mencapai tujuan pokok
yang sebenarnya. Sejak
peristiwaku bersama
kerbau betinaku, aku
senang sekali terhadap
vagina wanita, sehingga
muka, payudara, kelentit,
rambut, bau, dan
penampilan tubuhnya
seolah hanya soal yang
kedua bagiku. Aku belum
mau dikatakan menyerah
dan menolak jika
ditawarkan vagina wanita.
Aku belum pernah
menolak tawaran sex dari
wanita hanya karena
kurang menarik.
Sebelum aku melanjutkan
pendidikan ke Kota, aku
memang sempat
merasakan nikmatnya
vagina wanita selama dua
kali. Pertama kali di sawah
sewaktu menjelang musim
panen dan yang kedua
sewaktu menjelang
pendaftaran/penerimaan
siswa baru. Kedua perstiwa
itu sama-sama sulit
terlupakan karena
mempunyai kesan
tersendiri yang luar biasa.
Keduanya pun sama-sama
masih perawan desa dan
masih tergolong di bawah
usia. Namun kisahnya
belum sempat kuutarakan
melalui ceritaku ini, sebab
terlalu panjang sehingga
bisa membosankan
pembaca.