Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Pertama-tama perkenalkan saya
Andy (bukan nama sebenarnya).
Saat ini saya menginjak 17tahun,
dan kisah ini terjadi kira-kira 2
bulan yang lalu, saat aku liburan
akhir semester. Waktu itu aku
sedang libur sekolah. Aku
berencana pergi ke villa tanteku di
kota M. Tanteku ini namanya Sofi,
orangnya cantik, tubuhnya-pun
sangat padat berisi, dan sangat
terawat walaupun usia nya
memasuki 38 tahun. Aku ingat
betul, pagi itu, hari sabtu, aku
berangkat dari kota S menuju kota
M.
Sesampainya di sana, aku pun
disambut dengan ramah. Setelah
saling tanya-menanya kabar, aku
pun diantarkan ke kamar oleh
pembantu tanteku, sebut saja Bi
Sum, orangnya mirip penyanyi
keroncong Sundari Soekotjo,
tubuhnya yang indah tak kalah
dengan tanteku, Bi Sum ini
orangnya sangat polos, dan
usianya hampir sama dengan
tante Sofi, yang membuatku tak
berkedip saat mengikutinya dari
belakang adalah bongkahan pantat
nya yang nampak sangat seksi
bergerak Kiri-kanan, kiri-kanan,
kiri-kanan saat ia berjalan, seeakan
menantangku untuk meremas
nya.
Setelah sampai dikamar aku
tertegun sejenak, mengamati apa
yang kulihat, kamar yang luas
dengan interior yang ber-kelas di
dalamnya. sedang asyik-asyik nya
melamun aku dikagetkan oleh
suara Bi sum.
“Den, ini kamarnya.”
“Eh iya Bi.” jawabku setengah
tergagap.
Aku segera menghempaskan
ranselku begitu saja di tempat
tidur.
“Den, nanti kalau ada perlu apa-apa
panggil Bibi aja ya?” ucapnya
sambil berlalu.
“Eh, tunggu Bi, Bibi bisa mijit kan?
badanku pegel nih.” Kataku
setengah memelas.
“Kalau sekedar mijit sih bisa den,
tapi Bibi ambil balsem dulu ya
den?”
“Cepetan ya Bi, jangan lama-lama
lo?”
“Wah kesempatan nih, aku bisa
merasakan tangan lembut Bi Sum
memijit badanku.” ucapku dalam
hati.
Tak lama kemudian Bi Sum datang
dengan balsem di tangan.
“Den, coba Aden tiduran gih.”
suruh Bi Sum.
“Eh, iya Bi.” lalu aku telungkup di
kasur yang empuk itu, sambil
mencopot bajuku. Bi Sum pun
mulai memijit punggungku,
sangat terasa olehku tangan
lembut Bi Sum memijit-mijit.
“Eh, Bi, tangan Bibi kok lembut
sih?” tanyaku memecah
keheningan.
Bi Sum diam saja sambil
meneruskan pijatannya, aku hanya
bisa diam, sambil menikmati
pijitan tangan Bi Sum, otak kotorku
mulai berangan-angan yang tidak-
tidak.
“Seandainya, tangan lembut ini
mengocok-ngocok penisku, pasti
enak sekali.” kataku dalam hati,
diikuti oleh mulai bangunnya
“Adik” kecilku.
Aku mencoba memecah
keheningan di dalam kamar yang
luas itu.
“Bi, dari tadi aku nggak melihat om
susilo dan Dik rico sih.”
“Lho, apa aden belum dibilangin
nyonya, Pak Susilo kan sekarang
pindah ke kota B, sedang den Rico
ikut neneknya di kota L.” tuturnya.
“Oo.., jadi tante sendirian dong
Bi?” tanyaku
“Iya den, kadang Bibi juga kasihan
melihat nyonya, nggak ada yang
nemenin.” kata Bi Sum, sambil
pijatannya diturunkan ke paha
kiriku. Lalu spontan aku
menggelinjang keenakan.
“Ada apa den?” tanyanya polos.
“Anu Bi, itu yang pegel.” jawabku
sekenanya.
“Mm.. Bibi udah punya suami?”
kataku lagi.
“Anu den, suami Bibi sudah
meninggal 6bulan yang lalu.”
jawabnya. Seolah berlagak prihatin
aku berkata.
“Maaf Bi, aku tidak tahu, trus anak
Bibi bagaimana?”
“Bibi titipkan pada adik Bibi”
katanya, sambil pijitannya beralih
ke paha kananku.
“Mm.. Bibi nggak pingin menikah
lagi?” tanyaku lagi.
“Buat apa den, orang Bibi udah tua
kok, lagian mana ada yang mau
den?” ucapnya.
“Lho, itu kan kata Bibi, menurutku
Bibi masih keliatan cantik kok.”
pujiku, sambil mengamati
wajahnya yang bersemu merah.
“Ah.., den andy ini bisa saja”
katanya, sambil tersipu malu.
“Eh bener loh Bi, Bibi masih cantik,
udah gitu seksi lagi, pasti Bibi rajin
merawat tubuh.” Godaku lagi.
“Udah ah, den ini bikin Bibi malu
aja, dari tadi dipuji terus.”
Lalu aku bangkit, dan duduk
berhadapan dengan dia.
“Bi.., siapa sih yang nggak mau
sama Bibi, sudah cantik, seksi lagi,
tuh lihat tubuh Bibi indahkan?,
apalagi ini masih indah loh..”
kataku, sambil memberanikan
menunjuk kearah gundukan yang
sekal di dadanya itu. Secara reflek
dia langsung menutupinya, dan
menundukkan wajahnya.
“Aden ini bisa saja, orang ini sudah
kendur kok dibilang bagus.”
katanya polos.
Seperti mendapat angin aku mulai
memancingnya lagi.
“Bibi ini aneh, orang payudara Bibi
masih inah kok bilangnya kendur,
tuh lihat aja sendiri” kataku, sambil
menyingkapkan kedua tangannya
yang menutupi payudaranya.
“Jangan ah den, Bibi malu.”
“Bi.. kalau nggak percaya, tuh ada
cermin, coba Bibi buka baju Bibi,
dan ngaca.” Lalu aku mulai
membantu membuka baju kebaya
yang dikenakannya, sepertinya ia
pasrah saja. Setelah baju kebaya
nya lepas, dan ia hanya memakai
Bh yang nampak sangat kecil,
seakan payudaranya hendak
mencuat keluar. Aku pun mulai
menuntunnya ke depan cermin
besar yang ada di ujung ruangan.
“Jangan den, Bibi malu nanti
nyonya tahu bagaimana?”
tanyanya polos.
“Tenang aja Bi, tante Sofi nggak
bakal tahu kok” Aku yang ada
dibelakang nya mulai mencopot
tali BH nya, dan wow.. tampak
olehku didepan cermin, sepasang
bukit kembar yang sangat sekal
dan padat berisi, melihat itu “Adik”
kecilku langsung mengacung keras
sekali.
Aku pun tak menyia-nyiakan
kesempatan emas ini. Aku
langsung meremas nya dari
belakang, sambil ciumanku
kudaratkan ke lehernya yang
jenjang tersebut. Bi Sum yang
telah setengah telanjang itu, hanya
bisa mendesah dan matanya
“Merem-melek”.
“Oh.. den jangan den, uhh.. den,
Bibi diapain, den”
Aku tak menggubris
pertanyaannya malahan aku
meningkatkan seranganku. Kini ia
kubopong ke ranjang, sambil
menciumi putingnya yang merah
mencuat itu, ia pun kelihatan mulai
menikmati permainanku, dan Bi
Sum telah kurebahkan diranjang,
lalu aku mulai lagi menciumi
putingnya, sambil menarik jarik
yang dipakainya.
“Uhh.. den shh.. Bibi enak den uh..
shh.. teruus den”
Aku pun mulai membuka seluruh
pakaianku dan ciumanku terus
turun keperutnya, dan dengan
ganasnya ku pelorotkan CD yang
dipakainya, aku terdiam sesaat
seraya mengamati gundukan yang
ada dibawah perutnya itu.
“Den, punya aden besar sekali”
katanya sambil meremas penisku,
lalu kusodorkan penisku
kemulutnya.
“Bi, jilatin ya.. punya Andy.” Bibir
mungil Bi Sum mulai menjilati
penisku. uuhh.., sungguh nikmat
sekali rasanya.
“Mmhh.. ohh.. Bi terus, kulum
penisku Bi.., tak lama kemudian Bi
Sum mulai menyedot-nyedot
penisku, dan rasanya ada yang
akan keluar di ujung penisku.
“Bi.. teruuss, Bi.. aku mmaauu
keeluuar, oohh” jeritku panjang
dan tiba-tiba, serr maniku muncrat
dalam mulut Bi Sum, Bi Sum pun
langsung menelannya.
Aku pun mulai pindah posisi, kini
aku mulai menjilati memek Bi
Sum, tampak didepan mataku,
memek Bi Sum yang bersih,
dengan seikit rambut. Rupanya Bi
Sum sudah tidak sabar, ia
menekan kepalaku agar mulai
menjilati memeknya dan sluurpp..
memek Bi Sum kujilati sampai
kutenukan sesuatu yang mencuat
kecil, lalu kuhisap, dan gigit kecil,
gerakan tubuh Bi Sum mulai tak
karuan, tanganku pun tidak tinggal
diam, ku pilin-pilin putingnya
dengan tangan kiriku sedangkan,
tangan kananku ku gunakan
menusuk memeknya sambil
lidahku kumasukkan sedalam-
dalamnya.
“Ohh.. den.. teruuss den jilat
teruss.. memek Bibi den.. mmhh”
katanya sambil menggeliat seperti
cacing kepanasan.
“Ouhh den.. Bibi mau.. keluarr..
den ohh, ahh, den, Bibi keeluuaarr,
akhh.” Bi Sum menggelinjang
hebat dan serr cairan
kewanitaannya kutelan tanpa sisa.
Tampak Bi Sum masih menikmati
sisa-sisa orgasme nya. Lalu aku
mencium bibirnya lidahku
kumasukkan kedalam mulutnya, ia
pun sangat agresif lalu membalas
ciumanku dengan hot.
Aku pun mulai menciumi
telinganya, dan dadanya yang
besar menempel ketat di dadaku,
aku yang sudah sangat horny
langsung berkata, “Bi aku
masukkan sekarang ya..”. ia hanya
bisa mengangguk pelan.
aku pun mengambil posisi,
kukangkangkan pahanya lebar-
lebar, kutusukkan penisku ke
memek nya yang sudah sangat
becek. Bless.. separuh penisku
amblas kedalam memeknya,
terasa olehku memeknya
menyedo-nyedot kepala penisku.
kusodokkan kembali penisku,
bless.. peniskupun amblas
kedalam memeknya, aku pun
mulai memaju-mundurkan
pantatku, memeknya terasa sangat
sempit.
“Den.. ouhh.. teruuss.. denn..
mmhh..sshh.” desahan erotis itu
keluar dari mulut Bi Sum, aku pun
tambah horny dan kupercepat
sodokkanku di memeknya.
“Oh.. Bii memek kamu sempit
banget, ohh enak Bii, goyang
teruuss Bii.. ouhh..”
“Den.. cepatt.. den.. goyang yang
cepat.. Bibi.. mauu.. keluar.. den..”
aku mulai mengocok penisku
dengan kecepatan penuh, tampak
Bi Sum menggelinjang hebat.
“Den.. Bibi.. mau keluuaarr..
ouhh.. shhshshshh..”
“Tahan Bii.. aku.. juga mau
keluuarr..”
Lalu beberapa detik kemudian
terasa penisku di guyur cairan
yang sangat deras.. serr.. penisku
pun berdenyut hebat dan, serr..
terasa sangat nikmat sekali,
rasanya tulang-tulang ku copot
semua. aku pun rubuh diatas
wanita setengah baya yang tengah
menikmati orgasmenya.
“Bi.. terima kasih ya.. memek Bibi
enak” kataku sambil mencupang
buah dadanya.
“Den kapan-kapan Bibi dikasih lagi
yaa.”
akhirnya kami tertidur dengan
penisku menancap di memek Bi
Sum, tanpa aku sadari permainan
ku tadi dilihat semua oleh tanteku,
sambil dia mempermainkan
memeknya dengan jarinya. sekian
pengalaman saya dengan Bi Sum,
pembantu tante saya yang sangat
menggiurkan. lain kali akan saya
ceritakan pengalaman saya dengan
tante saya yang mengintip
permainan saya dengan Bi Sum,
yang tentunya lebih
menghebohkan, karena tante saya
ini orang yang hipersex, jadi
nafsunya sangat besar, dan
meledak-ledak.