Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Okey, saya kenalkan nama saya
Bojach, atau sering dipanggil Jach.
Saya asli Indonesia dari daerah
Sumatera atau sering orang bilang
orang melayu asli, kulit putih besih
tinggi badan 178 cm. Itulah sedikit
mengenai gambaran diri saya.
Okey, saya langsung saja pada
ceritanya. Kejadian ini sudah mulai
dari umur saya 16 tahun, sampai
sekarang umur saya sudah 30
tahun
dan saya belum menikah. Ceritanya
bermula dimana saya memiliki satu
keluarga kecil yang tinggal di daerah
yang lumayan romantis. Ayah saya
seorang pengusaha yang sukses di
bidang nelayan dan dapat dikatakan
sampai sekarang ayah saya mesih
tetap menguasai di tempat tinggal
saya sebagai orang terkaya di
daerah Tanjung Balai, di Sumatera
Utara. Mami saya memang dapat
dikatakan paling dekat dengan saya
dibandingkan dengan kedua kakak
perempuan saya. Kakak-kakak saya
setelah tamat SMA langsung
melanjutkan ke perguruan tinggi di
Australia, jadi setelah saya
menduduki kelas 2 SMA, kedua
kakak saya sudah tidak menemani
saya lagi. Sejak itu terpaksa saya
hanya curhat dengan mami saya
sendiri sampai dengan hal-hal yang
terkecil sekalipun, semuanya saya
bicarakan dengan mami. Mami
usianya waktu itu baru beranjak
umur 35 tahun lebih, dimana ayah
telah berumur 50 tahun. Umur
mereka cukup berbeda jauh karena
mami umur 17 tahun sudah
menikah dengan ayah akibat
dijodohkan orangtua. Kejadian ini
sangat membingungkan saya
hingga saat ini, dimana sampai
sekarang saya tidak memiliki pacar
satu pun dan tidak pernah terpikir
oleh saya untuk mencarikan calon
istri. Waktu itu cuaca sangat dingin,
gelap dan gerimis turun mulai dari
malam sampai pagi harinya,
terpaksa saya bermalas-malas tetap
di tempat tidur dan seakan-akan
enggan untuk meninggalkan tempat
tidur. Tidak terasa sudah pukul 9
pagi, dan biasanya sudah selesai
makan pagi. Kebiasaan saya setiap
hari Minggu adalah bangun agak
kesiangan dan paling siang pukul 8
pagi. Sebenarnya setiap harinya
saya harus sudah bangun jam 6
pagi dan langsung mandi dan pergi
ke sekolah. Berhubung hari ini hari
Minggu dan terasa tempat tidur
merayu untuk ditiduri terus, maka
bermalas-malaslah saya hari ini.
Terdengar mami saya memanggil
dari luar. ?Jach.., bangun..! Udah
makan belon..? Udah jam berapa
ini..? Jach.. Jach.. Jach..!?kedengaran
suara mami mulai mendekati kamar
saya dan langsung masuk ke kamar
saya yang biasanyatidak pernah
terkunci. ?Jach..!?mami duduk di
tepian tempat tidur dan langsung
mengelus kepala saya, ?Yo.. ayo..
bangun Nak Sayang, udah jam 9,
kamu mandi gih baru makan..!? ?
Ah.. malas Mam, mau tiduran dulu.
Entar aja satu jam lagi ya..!? ?Udah
Mami tungguin.., entar kamu
bohong lantas tidur satu harian.?
Kemudian saya sedikit menggeser
posisi tidur saya supaya mami bisa
ikut tiduran. Sambil tiduran mami
mencari-cari majalah yang mau
dibacanya. Saya kelupaan kalau
disitu ada Novel yang ceritanya
agak ?hot? dapat dibilang hanya
sekitar seks saja ceritanya. Ya..,
terlanjur sudah keambil oleh mami.
Saya biarkan saja dia membacanya,
dan entah kenapa ada perasaan
yang lain setelah mami masuk ke
dalam kamar saya, seakan-akan
gairah seks saya mulai menjalar
menyelimuti tubuh. Bagaimana ini,
repot jadinya, karena kebiasaan saya
tidur hanya menggunakan piyama
untuk tidur dan memakai selimut.
AC di ruangan kamar saya
mengigilkan badan, dan inilah
penyakit saya, kalau situasi dalam
keadaan dingin nafsu langsung naik
dan meledak-ledak. Posisi tidur saya
waktu itu persis di samping mami
dan bersenggolan dengan pahanya.
Saya perhatikan mami makin serius
membaca novel dan maklum tidak
pernah membaca buku yang
begituan. Dengan sedikit menggoda
saya bertanya, ?Bapa kemana
Mam..?? ?Kamu macam tak tau aja,
kan udah berangkat ke Kisaran,
biasa
ngantar Ikan. Paling-paling besok
udah pulang.? ?Awas Mam, nanti
tidak ada pelampiasannya, Papa kan
tidak ada di rumah.? ?Enggak, Mama
cuman pengen tau aja apa isinya,
kok orang-orang pada senang
membacanya.?jelasnya. Sedikit
posisi saya agak memeluk mami,
maklum hal ini sering saya lakukan
karena saya anak Mami dan
dimanja, jadi hal ini tidak janggal lagi
bagi saya dan mami. Terus entah
kenapa, penis saya tepat menempel
di samping kemaluannya, dimana
mami saya posisinya agak miring
menghadap saya. Dengan cuek
saya
ikutan membaca novel yang
dibacanya. Posisi mami membaca
telentang, dan agak miring
menghadap saya. Dengan sedikit
menggoyang-goyangkan paha,
terjadilah pergesekan antara paha
saya dengan paha mami, dan hal ini
tidak pernah kami lakukan. Sesuatu
yang janggal saya rasakan, dimana
kalau saya bermanja-manja selalu
dalam keadaan memakai celana
pendek, tapi dalam keadaan saya
sekarang hanya menggunakan
piyama tanpa memakai apa-apa,
dan perasaan ini tidak pernah saya
rasakan sebelumnya. Mungkin ada
setan yang melanda diri saya,
batang kemaluan saya pun mulai
membesar, dan mungkin mami
merasakan itu, tapi dia tidak
menghiraukannya, masih taraf
wajar pikirnya. Sekilas saya melihat
ke paha mami, dasternya tersikap,
dan tetap mami tidak
menghiraukannya. Dia masih
menganggap saya anak kecil yang
seperti dulu. Tidak sadarkah dia
bahwa saya sudah 16 tahun, dan
saya sedang mengalami masa
pubertas pertama. Sekarang
keadaan semakin tidak karuan, dan
timbul dalam pikiran saya untuk
melanjutkan lebih jauh lagi dengan
sedikit menggeser dasternya
memakai paha saya. Dan alangkah
terkejutnya saya bahwa mami tidak
mengenakan celana dalam. Terlihat
gundul di bagian bukit
kemaluannya.
Ternyata mami sangat rajin
mencukur bulu kemaluannya,
maklum dia sangat pembersih.
Dengan pura-pura tidak tahu, saya
menggeser lagi piyama yang saya
pakai. Tersingkap dan terbebaslah
penis saya. Dengan sedikit berpura-
pura lagi, saya mengambil bantal
yang ada di seberang mami, dan
secara otomatis batang kemaluan
saya menempel persis di samping
vaginanya. Setelah saya mengambil
bantal saya tidak kembali lagi
dengan
posisi pertama, dan pura-pura
bertanya. ?Serius kali Ma
bacanya..!? ?Iya.., ini ceritanya lagi
seru dan menarik.?katanya seakan
tidak ada larangan darinya ketika
saya sudah mulai jauh bertindak.
Dengan sedikit gerakan, saya
menggesek-gesekkan penis saya.
Meskipun batang kemaluan saya
sudah langsung menempel persis di
pinggir vaginanya, mami tidak
merasakannya atau berpura-pura.
Itulah yang berkecamuk dalam
pikiran saya. ?Ah, bodoh amat..!?
pikir saya waktu itu. Dengan telaten
saya terus menggesekkan, dan
ternyata mami tahu kalau saya agak
susah atau memang mami mau
memiringkan badannya. Dengan
posisi tadi mungkin mami pegal,
kemudian mami meletakkan novel
di
bantal, dan otomatis dia semakin
miring posisinya. Mami tidak berkata
apa-apa sewaktu dia memiring
sedikit lagi yang bertepatan dengan
penis saya yang sudah tegang dari
tadi seperti sebuah batang kayu.
Sepertinya mami maunya tidak
disengaja, atau mami juga
menikmatinya. Sekarang tepatlah
sudah batang kemaluan saya di
belahan vaginanya dengan posisi
saya masih memeluk bantal yang
membatasi saya dengan buah
dadanya. Saya sangsi kalau mami
tidak mengetahui apa yang telah
terjadi, tetapi tidak ada tanda-tanda
mami melarang perbuatan saya.
Sedikit demi sedikit saya
menggesek-gesek terus batang
kemaluan saya, dan terkuaklah bibir
vaginanya. Terasa agak berlendir
dan licin vaginanya, dan saya yakin
mami pasti menikmati, tapi anehnya
mami masih tetap serius membaca
novel. Tidak saya hiraukan mami
lagi sedang apa. Kemudian dengan
sabar saya menggesek-
gesekkannya
lagi, dan terasa kepala penis saya
mulai menerobos bibir vaginanya.
Itu semua saya lakukan tanpa
berbicara, dan seperti terjadi begitu
saja, mungkin mami malu
melakukan secara blak-blakan.
Dengan sedikit usaha saya
memajukan pantat dan semakin
nikmat rasanya, tapi kok agak susah
ya masuknya, dimana ukuran
kemaluan saya 18 cm panjangnya
dengan diameter 3 cm. Tapi dengan
dibantu cairan yang mulai keluar
dari
vagina mami menolong batang
kemaluan saya masuk ke dalam
dengan sedikit agak menggeser
bantal yang saya peluk. Setelah agak
tersentak pantat saya, ?Bless..!?
masuk semua batang kemaluan
saya dan mendiamkan sebentar
untuk melihat reaksi mami. Eh
ternyata mami masih tetap
membaca novel yang ada di
tangannya. Dengan sedikit menarik
pantat, anda dapat bayangkan posisi
saya dengan gaya miring semakin
membuat kami erat terhubung.
Tetapi saya belum berani memeluk
mami, terpaksa bantal lah yang
menjadi pegangan saya. Terasa
batang kemaluan saya dipijat-pijat,
nikmatnya tidak dapat digambarkan
dengan kata-kata. Semakin lama
penis saya semakin mudah saya
maju-mundurkan. Badan mami
tertahan dengan papan tempat tidur,
jadi kami tetap dengan posisi
semula. Terasa sudah lama saya
menggesek-gesek dan memaju-
mundurkan batang kemaluan saya
di dalam vagina yang dulunya
adalah tempat saya lahir. Sudah 10
menit saya melakukannya, semakin
licin vaginanya. Tercium bau vagina
yang menggairahkan, dan mulai
terasa ngilu di kepala penis saya,
seperti mau meledak. Setelah sekali
goyangan terakhir dan
memasukkan
dalam-dalam, badanku terasa
seperti
kesetrum listrik yang bertegangan
tinggi. ?Coot.. crott.. croott..!? Saya
peluk bantal kuat-kuat dan tetap
membenamkan batang kemaluan
saya di dalam vaginanya, dan saya
melihat wajah mami agak berkerut
menahan nikmatnya. Terasa batang
kemaluan saya seakan-akan dipijat
dengan kuat, dan terasa ada yang
menyiram dari dalam vaginanya.
Anehnya batang kemaluan saya
tidak langsung lemas, tetapi tetap
tegang. Dengan sedikit waktu untuk
istirahat, saya mendiamkan batang
kemaluan saya di dalam vagina
mami selama 5 menit. Setelah rasa
ngilunya hilang, baru penis saya
mengecil dan saya cabut dari
vaginanya. Saya melihat ke arah
vaginanya, terlihat keluar sedikit air
mani saya dan meleleh di bibir
vaginanya. Akhirnya mami bangkit
dari tempat tidur dan keluar dari
kamar sambil berkata, ?Jach udah
tidur-tidurannya, udah jam 10 ini..,
tadi janjimu kamu mau bangun jam
10, cepatan mandi dan Mama mau
mandi juga, mau nyiapin
makanmu..!? ?Bret..!?pintu kamar
tertutup setelah itu. Saya juga
bangkit dari tempat tidur dan
langsung mandi. Selasai mandi saya
memakai celana pendek dan
langsung menuju meja makan.
Saya mendapati mami sudah duduk
menunggu saya untuk makan.
Sewaktu makan seakan-akan tidak
terjadi apa-apa diantara kami.
Setelah kejadian pagi itu terjadi, tidak
ada perubahan antara hubungan
saya dengan mami. Seperti
biasanya, ayah saya telah kembali
malam hari, tepatnya pukul 11
malam dan langsung tidur. Memang
hal ini sudah merupakan
kebiasaannya, tidak pernah punya
waktu untuk keluarga, padahal
situasi seperti inilah yang saya
inginkan, dimana dapat berbincang-
bincang dengan ayah atau semua
keluarga. Memang dalam berbisnis
ayah saya terbilang orang nomor
satu di lingkungan saya. Pagi itu
cuacanya sedikit agak cerah dan
matahari masuk ke dalam kamar
saya karena kamar saya posisinya
paling depan, sedangkan kamar
mami berada di tengah rumah, dan
memiliki kamar membelakangi
terbitnya matahari. Terasa silau
dengan sinar matahari membuat
saya terbangun. Saya pun keluar
dari kamar masih dengan
menggunakan piyama biasa, tidak
mengenakan apa-apa di baliknya.
Terus saya lihat seisi rumah,
ternyata masih sepi. Saya lihat jam
sudah menunjukkan jam 8 siang.
Kebetulan bulan ini adalah hari
lmamir panjang untuk naik kelas,
pada waktu itu saya mau naik ke
kelas 3 SMU. Maksud hati sih masih
mau tidur, tapi di kamar saya silau
dengan sinar matahari. Gimana ya,
mami belum kelihatan, berarti
belum
bangun. Terus saya berusaha
melangkah ke dapur, ternyata juga
belum saya jumpai, berarti benar
mami masih tidur di dalam
kamarnya. Saya mengarah ke
kamar utama, ke kamar ayah dan
mami yang lumayan besar. Saya
langsung saja mencoba membuka
pintu dengan menekan gagang
pintu, eh pintunya tidak terkunci.
Pelan-pelan saya buka pintu. Benar,
terlihat mami masih tertidur pulas,
dan saya langsung masuk. Saya
menutup pintu kamar, takut nanti
kelihatan pembantu, kan bisa
berabe. Kemudian saya mendekati
tempat tidur mami, sekilas saya
melihat sekeliling kamar tertata rapi,
mami memang terkenal suka
bersih-bersih. Dengan sedikit lembut
saya menghempaskan pantat saya
ke tepian tempat tidur, dan sebentar
saya perhatikan mami yang sedang
tidur nyenyak. Dengan sedikit agak
manja saya mencoba
membangunkannya. ?Mami..
Mami.., bangun dong..! Udah jam 8
pagi nih..!? ?Ah.., entar aja Jach..,
Mami lagi ngantuk nih..!? Mendengar
jawabannya, saya jadi ikut tiduran di
tempat tidurnya. Dengan sedikit
iseng saya mulai kenekatan saya.
Pelan-pelan tetapi pasti, saya
sikapkan daster mami dengan
tangan. Oh.. oh.., dia tidak memakai
CD lagi, terlihat bersih vagina mami.
Batang kemaluan saya berdiri tegak
dan langsung menyembul dari
dalam piyama. Lima menit saya
memandangi kemaluan mami
sambil mengelus-elus penis yang
sudah mulai tinggi tegangannya.
Kemudian saya mulai memeluk
mami dengan posisi mami miring
membelakangi saya. Sewaktu saya
memeluk tubuhnya, dengan sedikit
tenaga saya menarik tubuh mami,
dan ternyata mami tidak melawan
dan mengikuti kemauan saya.
Sekarang mami menghadap saya
sama seperti kemarin, hanya
kemarin mami dalam keadaan
terbangun, membaca novel dan
saya tidak memeluk tubuhnya,
tetapi
sekarang saya memeluk tubuhnya.
Posisi dasternya agak tersikap lebih
ke atas. Saya mencoba mencari
pengaitnya tapi tidak ketemu juga,
ya sudah tidak usah terbuka
semuanya, nanti takut mami marah
pikir saya. Dengan posisi memeluk
tubuhnya yang susu kenyalnya
mengenai dadaku, saya tidak berani
membuka dasternya, apalagi takut
kedinginan gara-gara AC di kamar
mami. Sekarang nafsu saya sudah
tidak tertahankan lagi, langsung saya
arahkan batang kemaluan saya ke
bibir vaginanya, dan ternyata
liangnya masih kering dan sedikit
agak susah masuknya. Terpaksa
saya hanya menggesek-gesek saja
bibir kemaluannya. Terlihat oleh
saya vaginanya mulai mengembang
dan mengeluarkan cairan, langsung
saja saya memasukkan penis saya.
Sewaktu saya mendorong,
terpleset.
Setelah dengan susah payah
menggesek-gesek, terlihat bibir
vaginanya mulai mengeluarkan
cairan sebagai pelumas. Mulai terasa
seakan-akan batang kemaluan saya
mau ditelan habis oleh vaginanya,
dimana bibir vagina mami mulai
kembang kempis. ?Ah.. ahk..!?geli
sekali rasanya. Ingin rasanya saya
memasukkan cepat-cepat, tapi takut
terpeleset lagi nanti. Memang agak
kesulitan saya memasukkan penis
saya. Disaat saya mulai berusaha
memasukkan lebih dalam lagi,
mami
juga rupanya menikmati. Dengan
pura-pura tidur dia sedikit
merenggangkan pahanya dan
memudahkan penis saya masuk
lebih dalam lagi. Dengan sekali
dorong, ?Bless..!?masuk seluruhnya
ke dalam liang senggamanya. Saya
diamkan agak lama dengan maksud
mau melihat bagaimana reaksi
mami. Saya sengaja tidak mau
menggoyangkan pantat saya, dan
ternyata terasa tanggung bagi
mami. Kemudian dengan sedikit
gerakan, mami memaju-
mundurkan pantatnya. Melihat
reaksinya, saya juga langsung
memulai bergoyang dengan sedikit
kelembutan. Secara tidak langsung
saya memeluk mami, dan mami
masih tetap menjaga sikap dengan
tidak mau blak-blakan
melakukannya. Tidak perduli saya
dorong badannya dengan posisi
saya menindihnya, sedang batang
kemaluan saya mulai terasa
mengalami tegangan tinggi. Dengan
posisi saya di atas mami yang
dengan sikap merenggangkan
kakinya lebar-lebar semakin cepat
saya memompa, dan sekali-kali
mami mengikuti irama dengan
mengangkat pantatnya. Ada sekitar
20 menit saya melakukannya dan
mulai terasa geli di ujung penis
saya,
dan ?Cret.. cret.. cret..!?saya
tumpahkan semuanya ke dalam
kandungan mami dimana saya juga
pernah dikandungnya. Saya
diamkan selama kurang lebih 5
menit. Karena takut mami merasa
berat dengan badan saya, saya tetap
memeluknya dengan posisi miring
sekarang, dan batang keamluan
saya masih tetap menancap di
dalam vaginanya. Setelap 10 menit
terasa penis saya masih tegang.
Kembali dengan sikap yang sama
kulakukan lagi sampai 3 kali hari itu.
Setelah selesai saya tertidur, dan
sewaktu saya bangun mami tidak
ada lagi. Ketika saya cari-cari, dia
sedang masak di dapur dan
menegur saya. ?Udah mandi belon
Jach..? Mandi gih..!?katany seakan-
akan tidak ada yang terjadi. Memang
mami sangat menikmatinya,
begitulah kami melakukan hampir
setiap hari dengan tetap mami
menjaga sikap tidak mau melakukan
secara terbuka.