Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Aku sudah punya suami tapi tidak
puas dalam
hubungan seksual. Karena barang
suamiku kecil
dan pendek. Selain itu kalau main
sebentar. Aku
sering membayangkan kalau
sekiranya disetubuhi
oleh laki-laki yang barangnya gede,
tentu nikmat
sekali.
Teman saya suka cerita pada saya
bahwa
suaminya kuat sekali dalam seks.
Kebetulan
suaminya orang Arab. Katanya,
kalau main ia
kerasa nyilu dan kesemutan di
vaginanya. Sejak itu
aku sering membayangkan suami
temanku.
Karena orangnya tinggi besar,
dadanya berbulu
tebal.
Pada suatu hari aku main ke rumah
temanku itu.
Katakan saja namanya Linda, dan
nama suaminya
Mansur. Pak Mansur buka pijat
refleksi. Selain itu ia
suka olah raga. Ketika aku sampai di
rumahnya ia
sedang berolah raga. Dan aku
ngobrol dengan
Linda sahabat karibku. Aku datang
ingin
membuktikan cerita Linda, apa
benar barang
suaminya gede. Tak lama
kemudian, ia datang
dengan memakai celana olah raga
yang cukup
tipis. Ia duduk di depanku. Sambil
aku minum teh
aku ngelirik sedikit ke bagian
selangkangannya, tapi
karena ada Linda aku tak lama-lama
ngeliriknya.
Tidak lama Linda pergi untuk
menyiapkan sarapan
pagi. Tinggallah aku berdua dengan
suaminya
ngobrol. Kesempatan aku untuk
melirik agak lama.
Astaga, beneran omongan Linda,
nampak
menonjol di celananya tonjolan
besar dan
panjang. Aku berkata dalam hatiku,
bagaimana
kalau itu ngaceng dan telanjang.
Pantesan kalau
Linda main, katanya, sampai
sambat-sambat.
Sejak itu aku suka membayangkan
penis suami
teman saya yang Arab itu. Setiap
aku main sama
suamiku aku membayangkan
barang pak Mansur
yang besar dan panjang itu. Karena
barangnya
suami tidak keras secara maksimal
aku
menyarankan diurut refleksi oleh
Pak Mansur.
Suamiku sangat setuju, ia minta di
datangkan ke
rumah. Suami kenal baik dengan
Pak Mansur.
Kemudian mulai suaminya saya
diurut oleh Pak
Mansur kira-kira jam 8 malam. Aku
berada di
sebelah suamiku yang sedang
diurut itu.
Kesempatan bagiku untuk melihat
benjolan di
selangkangan Pak Mansur.
Sekarang aku cari alasan supaya aku
diizinkan
diurut oleh Pak Mansur. Dengan
alasan yang tepat
aku diizinkan. Setelah suamiku
diurut giliran aku
sekarang diurut. Karena suami tidak
tahan, ia pergi
mandi. Tinggallah sekarang aku
berdua dengan
Pak Mansur. Ia mulai ngurut dari
betisku yang
mulus. Aku bertanya dalam hati,
apakah Pak
Mansur tidak terangsang melihat
betis dan pahaku
yang mulus itu.
Kemudian ia mulai menyingkap
rokku sehingga
nampaklah padanya pahaku yang
mulus. Ia
berkata padaku, "Ibu harus sering
diurut refleksi,
seminggu sekali, karena ibu punya
gejala darah
tinggi. Tapi minggu depan kalau bisa
jangan pakai
rok, pakai sarung saja, supaya
mudah ngurutnya
di bagian ujung paha dan
pinggulnya. Itu kalau
suami ibu setuju."
"Suamiku pasti setuju, kalau
memang itu bisa
menyembuhkan, apalagi ia sudah
percaya sama
bapak," balasku.
Dan suamiku ternyata mengizinkan
apa yang
disarankan oleh Pak Mansur.
Minggu depannya ia datang lagi,
suamiku giliran
pertama yang diurut. Setelah selesai
baru sekarang
giliran aku. Aku ganti pakaian
dengan sarung, lalu
tengkurep. Hatiku mulai dak-dik-duk
tidak karuan.
Ketika ia mengurut betis kiriku, kaki
kananku
kumasukkan pelan ke selangkangan
Pak Mansur
sambil kugerak-gerakkan pelan-
pelan. Terasa
barang Pak Mansur bergerak-gerak
mulai
ngaceng. Terasa benar di kakiku
kalau barang Pak
Mansur besar sekali.
Tidak lama kemudian suamiku
pamit ke Pak
Mansur untuk keluar beli rokok
karena rokoknya
habis.
Pak Mansur menjawab "Ya, Pak".
Ucapannya yang
halus dan lembut membuat
suamiku tambah
percaya. Pak Mansur mulai berani
menyingkap
sarungku sampai ke pangkal paha.
Ia mengurutku
sampai ke pangkal paha.
"Aduh," kataku ketika jari-jarinya
mengenai bibir
vaginaku.
"Sakit bu?" tanya Pak Mansur.
"Tidak," sahutku.
Mulailah ia mengurut agak berani di
bagian pangkal
pahaku sambil mengelus-
ngelusnya, dan aku
semakin tidak tidak tahan, dan mulai
terangsang.
Pak Mansur paham dengan suara
rangsanganku.
Ia menyuruhku berbalik telentang
sehingga ia
dapat melihat pemandangan yang
menggairahkan. Ia menyingkap lagi
sarung
sampai ke pangkal paha sampai
kelihatan CD-ku. Ia
mulai menggerak-gerakkan jarinya
ke bibir
vaginaku. Aku semakin tidak tahan.
Ia semakin
memasukkan jarinya semakin
dalam hingga
mengenai lobang vaginaku dan
mendorongnya
pelan-pelan, tapi tidak berhasil,
karena lobang
vaginaku peret. Ia menyopotnya
dan
memasukkan ke mulutnya sambil
diludahi
kemudian ia masukkan kembali. Kini
baru jari Pak
Mansur masuk le lobang vaginaku.
Aku
menggelinjang kenikmatan. Sayang
sekali
kenikmatan itu terhenti, karena
suamiku datang
dari membeli rokok. Walaupun
demikian, sebelum
suamiku tiba di kamar, kami berdua
saling
menatap dalam-dalam sambil saling
tersenyum.
Sekarang kami berdua sudah saling
mengerti
keinginan masing-masing dan tak
malu-malu lagi.
Tinggal menunggu kesempatan lain
yang lebih
baik saja....
Mingggu depannya Pak Mansur
datang lagi.
Kemudian mengurut suamiku. Tidak
lama
kemudian telepon berdering, aku
yang
menerimanya. Teman bisnis
suamiku minta agar
suamiku datang ke rumahnya untuk
membicarakan bisnis yang sangat
penting dan
menguntungkan. Aku sampaikan
hal itu pada
suamiku. Ia bilang bahwa ia akan
datang setelah
diurut.
Hati dak-dik-duk, apakah suamiku
mengizinkanku
diurut tanpa ada dia karena akan
pergi ke rumah
rekan bisnisnya yang cukup jauh
dari rumahku.
Setelah suamiku selesai diurut, aku
bertanya, "Pak,
bagaimana kalau aku tidak usah
diurut saja, ya."
"Tidak apa-apa, diurut saja, aku
sudah percaya,
kok sama Pak Mansur. Ia orangnya
baik."
Setelah mandi suamiku berangkat
menuju ke
rumah rekannya. Tinggallah aku
berduaan dengan
Pak Mansur malam-malam sekitar
setengah
sepuluh. Hatiku dak-dik-duk, aku
akan merasakan
penis orang Arab malam ini, kataku
dalam hati.
Aku tengkurep. Pak Mansur
langsung menyingkap
sarung sampai ke pangkal pahaku.
Rupanya ia
sudah tidak tahan ingin merasakan
lobang
vaginaku yang kecil. Aku orangnya
ramping,
tinggi 155 cm. Seangkan Pak
Mansur tinggi besar,
dan dadanya berbulu tebal. Ia
langsung
menyingkap CD-ku dan memainkan
bibir
vaginaku, kemudian CD-ku
dipelorotin. Sekarang
nampaklah vaginaku, ia meludahi
lobang vaginaku
dicampur dengan minyak.
Aduh, sekarang aku benar-benar
tidak tahan, ingin
segera dimasuki barangnya. Ia
membuka
sarungku, BH-ku dan kausku. Kini
aku telanjang
bulat. Dan ia mulai membuka
celananya, kaos.
Aku melirik ingin tahu seperti apa
barangnya.
Begitu ia membuka celana
dalamnya, astaga...
penis Pak Mansur benar-benar besar
dan panjang,
ngaceng tegak, seperti barangnya
kuda.
Aku takut bercampur ingin
merasakan. Aku takut
robek, dan jebol lobang rahimku,
bercampur ingin
merasakan puncak kenikmatan. Ia
mulai
mengangkangkan lebar-lebar
pahaku. Ia
mengarahkan penisnya yang besar,
panjang dan
keras ke lobang vaginaku. Ia
menekankan
barangnya. Aku berteriak kecil,
"Aduuuh... sakit,
Pak."
"Ditahan, Bu. Nanti akan hilang rasa
sakitnya
berganti kenikmatan yang luar
biasa."
Penis Pak Mansur kurang lebih
panjangnya 20 cm
dan ukurannya besar sekali, seperti
barangnya
kuda. Ia menekan barangnya
sampai tiga kali tapi
tidak bisa masuk juga, saking
besarnya. Ia sudah
tidak tahan, nafsunya membara. Ia
meludahi
lobang vaginaku banyak sekali
sampai meleleh ke
pantatku, dicampur dengan minyak.
Barang Pak
Mansur pun dilumati minyak
dicampur ludah biar
licin.
Kemudian ia mengarahkan kembali
penisnya ke
lobang vaginaku dan menekannya.
Aku berteriak
sambil menggigit bibirku. Tapi Pak
Mansur
semakin keras menekannya. Setelah
bersusah
payah, akhirnya penisnya berhasil
masuk juga. Ia
menancapkan semuanya. Ia
menindihku sampil
menciumi dan mengecup bibirku
dengan gagar. Ia
mulai menggenjotku dengan
ganasnya. Sampai
terdengar bunyi dari lobang
vaginaku... Cprot...
Cprot... Sambil memelukku gemes
bercampur
ganar. Tubuhku yang ramping
ditekuk-tekuk
sambil digenjot. Sekarang aku mulai
merasakan
kenikmatan yang luar biasa. Ia
mengenjot lobang
vaginaku lama sekali. Aku disetubuhi
3 ronde
sampai terasa lemas seluruh
tubuhku. Aku melihat
sudah jam 1 malam. Berarti kami
telah bermain
selama 3 jam setengah. Waduuh...
nikmatnya luar
biasa....
Sayang, kami tak bisa
melanjutkannya semalam
suntuk. Kami harus segera
berbenah supaya tak
kepergok suamiku yang sebentar
lagi akan
kembali. Tapi aku puas sekali
dengan
persetubuhan kami malam ini..