Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Cerita ini terjadi beberapa
tahun yang lalu, dimana
saat itu
saya sedang dirawat di
rumah sakit untuk
beberapa hari. Saya
masih duduk di kelas 2
SMA pada saat itu. Dan
dalam urusan
asmara, khususnya
�bercinta� saya sama
sekali belum memiliki
pengalaman berarti. Saya
tidak tahu bagaimana
memulai cerita
ini, karena semuanya
terjadi begitu saja. Tanpa
kusadari, ini
adalah awal dari semua
pengalaman asmaraku
sampai dengan saat
ini.
Sebut saja nama wanita itu
Ira, karena jujur saja saya
tidak
tahu siapa namanya. Ira
adalah seorang suster
rumah sakit
dimana saya dirawat.
Karena terjangkit gejala
pengakit
hepatitis, saya harus
dirawat di Rumah sakit
selama beberapa
hari. Selama itu juga Ira
setiap saat selalu melayani
dan
merawatku dengan baik.
Orang tuaku terlalu sibuk
dengan usaha
pertokoan keluarga kami,
sehingga selama dirumah
sakit, saya
lebih banyak
menghabiskan waktu
seorang diri, atau kalau pas
kebetulan teman-temanku
datang membesukku saja.
Yang kuingat, hari itu saya
sudah mulai merasa agak
baikkan.
Saya mulai dapat duduk
dari tempat tidur dan
berdiri dari
tempat tidur sendiri.
Padahal sebelumnya,
jangankan untuk
berdiri, untuk
membalikkan tubuh pada
saat tidurpun rasanya
sangat berat dan lemah
sekali. Siang itu udara
terasa agak
panas, dan pengap.
Sekalipun ruang kamarku
ber AC, dan cukup
luas untuk diriku seorang
diri. Namun, saya benar-
benar merasa
pengap dan sekujur
tubuhku rasanya lengket.
Yah, saya memang
sudah beberapa hari tidak
mandi. Maklum, dokter
belum
mengijinkan aku untuk
mandi sampai demamku
benar-benar turun.
Akhirnya saya menekan
bel yang berada disamping
tempat tidurku
untuk memanggil suster.
Tidak lama kemudian,
suster Ira yang
kuanggap paling cantik
dan paling baik dimataku
itu masuk ke
kamarku.
�Ada apa Dik?� tanyanya
ramah sambil tersenyum,
manis sekali.
Tubuhnya yang sintal dan
agak membungkuk sambil
memeriksa suhu
tubuhku membuat saya
dapat melihat bentuk
payudaranya yang
terlihat montok dan
menggiurkan.
�Eh, ini Mbak. Saya merasa
tubuhku lengket semua,
mungkin
karena cuaca hari ini panas
banget dan sudah lama
saya tidak
mandi. Jadi saya mau
tanya, apakah saya sudah
boleh mandi hari
ini mbak?�, tanyaku sambil
menjelaskan panjang lebar.
Saya memang senang
berbincang dengan suster
cantik yang satu
ini. Dia masih muda, paling
tidak cuma lebih tua 4-5
tahun
dari usiaku saat itu.
Wajahnya yang khas
itupun terlihat
sangat cantik, seperti
orang India kalau dilihat
sekilas.
�Oh, begitu. Tapi saya
tidak berani kasih
jawabannya sekarang
Dik. Mbak musti tanya
dulu sama pak dokter apa
adik sudah
boleh dimandiin apa
belum�, jelasnya ramah.
Mendengar kalimatnya
untuk �memandikan�,
saya merasa darahku
seolah berdesir keatas
otak semua. Pikiran
kotorku
membayangkan
seandainya benar Mbak Ira
mau memandikan dan
menggosok-gosok sekujur
tubuhku. Tanpa sadar saya
terbengong
sejenak, dan batang
kontolku berdiri dibalik
celana pasien
rumah sakit yang tipis itu.
�Ihh, kamu nakal deh
mikirnya. Kok pake
ngaceng segala sih,
pasti mikir yang ngga-ngga
ya. hi hi hi�.
Mbak Ira ternyata melihat
reaksi yang terjadi pada
penisku
yang memang harus
kuakui sempat mengeras
sekali tadi. Saya
cuma tersenyum menahan
malu dan menutup bagian
bawah tubuhku
dengan selimut.
�Ngga kok Mbak, cuma
spontanitas aja. Ngga mikir
macem-macem
kok�, elakku sambil
melihat senyumannya
yang semakin manis
itu.
�Hmm, kalau memang
kamu mau merasa gerah
karena badan terasa
lengket mbak bisa mandiin
kamu, kan itu sudah
kewajiban mbak
kerja disini. Tapi mbak
bener-bener ngga berani
kalau pak
dokter belum
mengijinkannya�, lanjut
Mbak Ira lagi seolah
memancing gairahku.
�Ngga apa-apa kok mbak,
saya tahu mbak ngga
boleh sembarangan
ambil keputusa� jawabku
serius, saya tidak mau
terlihat
�nakal� dihadapan suster
cantik ini. Lagi pula saya
belum
pengalaman dalam soal
memikat wanita.
Suster Ira masih tersenyum
seolah menyimpan hasrat
tertentu,
kemudian dia mengambil
bedak Purol yang ada
diatas meja
disamping tempat tidurku.
�Dik, Mbak bedakin aja
yah biar ngga gerah dan
terasa
lengket�, lanjutnya sambil
membuka tutup bedak itu
dan
melumuri telapak
tangannya dengan bedak.
Saya tidak bisa menjawab,
jantungku rasanya
berdebar kencang.
Tahu-tahu, dia sudah
membuka kancing
pakaianku dan menyingkap
bajuku. Saya tidak
menolak, karena
dibedakin juga bisa
membantu
menghilangkan rasa gerah
pikirku saat itu. Mbak Ira
kemudian menyuruhku
membalikkan badan,
sehingga sekarang saya
dalam keadaan tengkurap
diatas tempat tidur.
Tangannya mulai terasa
melumuri punggungku
dengan bedak,
terasa sejuk dan halus
sekali. Pikiranku tidak bisa
terkontrol, sejak dirumah
sakit, memang sudah lama
saya tidak
membayangkan hal-hal
tentang seks, ataupun
melakukan onani
sebagaimana biasanya saya
lakukan dirumah dalam
keadaan sehat.
Kontolku benar-benar
berdiri dan mengeras
tertimpa oleh
tubuhku sendiri yang
dalam keadaan
tenglungkup. Rasanya ingin
kugesek-gesekkan
kontolku di permukaan
ranjang, namun tidak
mungkin kulakukan
karena ada Mbak Ira saat
ini. fantasiku
melayang jauh, apalagi
sesekali tangannya yang
mungil itu
meremas pundakku
seperti sedang memijat.
Terasa ada cairan
bening mengalir dari ujung
kontolku karena
terangsang.
Beberapa saat kemudian
mbak Ira menyuruhku
membalikkan badan.
Saya merasa canggung
bukan main, karena takut
dia kembali
melihat kontolku yang
ereksi.
�Iya Mbak..�, jawabku
sambil berusaha
menenangkan diri,
sayapun membalikkan
tubuhku.
Kini kupandangi wajahnya
yang berada begitu dekat
denganku,
rasanya dapat kurasakan
hembusan nafasnya
dibalik hidung
mancungnya itu. Kucoba
menekan perasaan dan
pikiran kotorku
dengan memejamkan
mata.
Sekarang tangannya mulai
membedaki dadaku,
jantungku kutahan
sekuat mungkin agar tidak
berdegup terlalu kencang.
Saya
benar-benar terangsang
sekali, apalagi saat
beberapa kali
telapak tangannya
menyentuh putingku.
�Ahh, geli dan enak
banget�, pikirku.
�Wah, kok jadi keras ya?
he he he�, saya kaget
mendengar
ucapannya ini.
�Ini loh, putingnya jadi
keras.. kamu terangsang
ya?�
Mendengar ucapannya
yang begitu vulgar, saya
benar-benar
terangsang. Kontolku
langsung berdiri kembali
bahkan lebih
keras dari sebelumnya.
Tapi saya tidak berani
berbuat apa-apa,
cuma berharap dia tidak
melihat kearah kontolku.
Saya cuma
tersenyum dan tidak
bicara apa-apa. Ternyata
Mbak Ira semakin
berani, dia sekarang bukan
lagi membedaki tubuhku,
melainkan
memainkan putingku
dengan jari telunjuknya.
Diputar-putar dan
sesekali dicubitnya
putingku.
�Ahh, geli Mbak. Jangan
digituin�, kataku menahan
malu.
�Kenapa? Ternyata cowok
bisa terangsang juga yah
kalau
putingnya dimainkan gini�,
lanjutnya sambil melepas
jari-jari
nakalnya.
Saya benar-benar
kehabisan kata-kata,
dilema kurasakan. Disatu
sisi saya ingin terus
di�kerjain� oleh mbak Ira,
satu sisi
saya merasa malu dan
takut ketahuan orang lain
yang mungkin
saja tiba-tiba masuk.
�Dik Iwan sudah punya
pacar?�, tanya mbak Ira
kepadaku.
�Belum Mbak�, jawabku
berdebar, karena
membayangkan ke arah
mana dia akan berbicara.
�Dik Iwan, pernah main
sama cewek ngga?�,
tanyanya lagi.
�Belum mbak� jawabku
lagi.
�hi.. hi.. hi.. masa ngga
pernah main sama cewek
sih�,
lanjutnya centil.
Aduh pikirku, betapa
bodohnya saya bisa sampai
terjebak
olehnya. Memangnya
�main� apaan yang saya
pikirkan barusan.
Pasti dia berpikir saya
benar-benar �nakal�
pikirku saat itu.
�Pantes deh, de Iwan dari
tadi mbak perhatiin
ngaceng terus,
Dik Iwan mau main-main
sama Mbak ya?
Wow, nafsuku langsung
bergolak. Saya cuma
terbengong-bengong.
Belum sempat saya
menjawab, mbak Ira sudah
memulai aksinya.
Dicumbuinya dadaku,
diendus dan ditiup-tiupnya
putingku.
Terasa sejuk dan geli
sekali, kemudian dijilatnya
putingku,
dan dihisap sambil
memainkan putingku
didalam mulutnya dengan
lidah dan gigi-gigi kecilnya.
�Ahh, geli Mbak�m
rintihku keenakan.
Kemudian dia menciumi
leherku, telingaku, dan
akhirnya
mulutku. Awalnya saya
cuma diam saja tidak bisa
apa-apa,
setelah beberapa saat saya
mulai berani membalas
ciumannya.
Saat lidahnya memaksa
masuk dan menggelitik
langit-langit
mulutku, terasa sangat geli
dan enak, kubalas dengan
memelintir lidahnya
dengan lidahku. Kuhisap
lidahnya
dalam-dalam dan
mengulum lidahnya yang
basah itu. Sesekali
saya mendorong lidahku
kedalam mulutnya dan
terhisap oleh
mulutnya yang merah tipis
itu. Tanganku mulai
berani, mulai
kuraba pinggulnya yang
montok itu. Namun, saat
saya mencoba
menyingkap rok seragam
susternya itu, dia
melepaskan diri.
�Jangan di sini Dik, ntar
kalau ada yang tiba-tiba
masuk bisa
gawat�, katanya.
Tanpa menunggu
jawabanku, dia langsung
menuntunku turun dari
tempat tidur dan berjalan
masuk ke kamar mandi
yang terletak
disudut kamar.
Di dalam kamar mandi,
dikuncinya pintu kamar
mandi. Kemudian
dia menghidupkan kran
bak mandi sehingga suara
deru air agak
merisik dalam ruang kecil
itu. Tangannya dengan
tangkas
menanggalkan semua
pakaian dan celanaku
sampai saya telangjang
bulat. Kemudian dia
sendiripun melepas topi
susternya,
digantungnya di balik
pintu, dan melepas
beberapa kancing
seragamnya sehingga saya
sekarang dapat melihat
bentuk
sempurna payudaranya
yang kuning langsat
dibalik Bra-nya yang
berwarna hitam. Kami pun
melanjutkan cumbuan
kami, kali ini
lebih panas dan bernafsu.
Saya belum pernah
berciuman dengan
wanita, namun mbak Ira
benar-benar pintar
membimbingku.
Sebentar saja sudah
banyak jurus yang
kepelajari darinya dalam
berciuman. Kulumat
bibirnya dengan bernafsu.
Kontolku yang
berdiri tegak kudekatkan
kepahanya dan kugesek-
gesekkan. Ahh
enak sekali. Tanganku pun
makin nekat meremas dan
membuka
Bra-nya. Kini dia sudah
bertelanjang dada
dihadapanku, kuciumi
puting susunya, kuhisap
dan memainkannya
dengan lidah dan
sesekali menggigitnya.
�Yes, enak.. ouh geli Wan,
ah.. kamu pinter banget
sih�,
desahnya seolah geram
sambil meremas rambutku
dan
membenamkannya ke
dadanya.
Kini tangannya mulai
meraih kontolku,
digenggamnya. Tersentak
saya dibuatnya.
Genggamannya begitu
erat, namun terasa hangat
dan nikmat. Saya pun
melepas kulumanku di
putingnya, kini
kududuk diatas closet
sambil membiarkan Mbak
Ira memainkan
kontolku dengan
tangannya. Dia jongkok
mengahadap
selangkanganku,
dikocoknya kontolku
pelan-pelan dengan kedua
tangannya.
�Ahh, enak banget Mbak..
asik.. ahh� ahh..�, desahku
menahan
agar tidak menyemburkan
maniku cepat-cepat.
Kuremas payudaranya saat
dia terus mengocok
kontolku, sekarang
kulihat dia mulai
menyelipkan tangan
kirinya diselangkannya
sendiri, digosok-gosoknya
tangannya ke arah
memeknya sendiri.
Melihat aksinya itu saya
benar-benar terangsang
sekali.
Kujulurkan kakiku dan ikut
memainkan memeknya
dengan jempol
kakiku. Ternyata dia tidak
mengelak, dia malah
melepas celana
dalamnya dan berjongkok
tepat diatas posisi kakiku.
Kami saling melayani,
tangannya mengocok
kontolku pelan sambil
melumurinya dengan
ludahnya sehingga makin
licin dan basah,
sementara saya sibuk
menggelitik memeknya
yang ditumbuhi
bulu-bulu keriting itu
dengan kakiku. Terasa
basah dan sedikit
becek, padahal saya cuma
menggosok-gosok saja
dengan jempol
kaki.
�Yes.. ah.. nakal banget
kamu Wan.. em, em, eh..
enak banget�,
desahnya keras.
Namun suara cipratan air
bak begitu keras sehingga
saya tidak
khawatir didengar orang.
Saya juga membalas
desahannya dengan
keras juga.
�Mbak Ira, sedotin kontol
saya dong.. please.. saya
kepingin
banget�, pintaku karena
memang sudah dari tadi
saya
mengharapkan sedotan
mulutnya di kontolku
seperti adegan film
BF yang biasa kutonton.
�Ih.. kamu nakal yah�,
jawabnya sambil
tersenyum.
Tapi ternyata dia tidak
menolak, dia mulai
menjilati kepala
kontolku yang sudah licin
oleh cairan pelumas dan
air ludahnya
itu. Saya cuma bisa
menahan nafas, sesaat
gerakan jempol
kakiku terhenti menahan
kenikmatan yang sama
sekali belum
pernah kurasakan
sebelumnya.
Dan tiba-tiba dia
memasukkan kontolku ke
dalam mulutnya yang
terbuka lebar, kemudian
dikatupnya mulutnya
sehingga kini
kontolku terjepit dalam
mulutnya, disedotnya
sedikit batang
kontolku sehingga saya
merasa sekujur tubuhku
serasa
mengejang, kemudian
ditariknya kontolku keluar.
�Ahh.. ahh..�, saya
mendesah keenakkan
setiap kali tarikan
tangannya dan mulutnya
untuk mengeluarkan
kontolku dari
jepitan bibirnya yang
manis itu.
Kupegang kepalanya
untuk menahan gerakan
tarikan kepalanya
agar jangan terlalu cepat.
Namun, sedotan dan
jilatannya
sesekali disekeliling kepala
kontolku didalam
mulutnya
benar-benar terasa geli
dan nikmat sekali.
Tidak sampai diulang 10
kali, tiba-tiba saya merasa
getaran di
sekujur batang kontolku.
Kutahan kepalanya agar
kontolku tetap
berada dsidalam
mulutnya. Seolah tahu
bahwa saya akan segera
�keluar�, Mbak Ira
menghisap semakin
kencang, disedot dan
terus disedotnya kontolku.
Terasa agak perih, namun
sangat
enak sekali.
�AHH.. AHH.. Ahh.. ahh�,
teriakku mendadak
tersemprot cairan
mani yang sangat kental
dan banyak karena sudah
lama tidak
dikeluarkan itu kedalam
mulut mbak Ira.
Dia terus memnghisap dan
menelan maniku seolah
menikmati
cairan yang kutembakkan
itu, matanya merem-
melek seolah ikut
merasakan kenikmatan
yang kurasakan. Kubiarkan
beberapa saat
kontolku dikulum dan
dijilatnya sampai bersih,
sampai kontolku
melemas dan lunglai, baru
dilepaskannya sedotannya.
Sekarang
dia duduk di dinding
kamar mandi, masih
mengenakan pakaian
seragam dengan kancing
dan Bra terbuka, ia duduk
dan
mengangkat roknya ke
atas, sehingga kini
memeknya yang sudah
tidak ditutupi CD itu
terlihat jelas olehku. Dia
mebuka lebar
pahanya, dan digosok-
gosoknya memeknya
dengan jari-jari
mungilnya itu. Saya cuma
terbelalak dan terus
menikmati
pemandangan langka dan
indah ini. Sungguh belum
pernah saya
melihat seorang wanita
melakukan masturbasi
dihadapanku secara
langsung, apalagi wanita
itu secantik dan semanis
mbak Ira.
Sesaat kemudian kontolku
sudah mulai berdiri lagi,
kuremas dan
kukocok sendiri kontolku
sambil tetap duduk di atas
toilet
sambil memandang
aktifitas �panas� yang
dilakukan mbak Ira.
Desahannya memenuhi
ruang kamar mandi,
diselingi deru air bak
mandi sehingga desahan
itu menggema dan
terdengar begitu
menggoda.
Saat melihat saya mulai
ngaceng lagi dan mulai
mengocok kontol
sendiri, Mbak Ira tampak
semakin terangsang juga.
Tampak tangannya mulai
menyelip sedikit masuk
kedalam
memeknya, dan
digosoknya semakin cepat
dan cepat. Tangan
satunya lagi memainkan
puting susunya sendiri
yang masih
mengeras dan terlihat
makin mancung itu.
�Ihh, kok ngaceng lagi sih..
belum puas ya..�, canda
mbak Ira
sambil mendekati diriku.
Kembali digenggamnya
kontolku dengan
menggunakan tangan yang
tadi baru saja dipakai
untuk memainkan
memeknya. Cairan
memeknya di tangan itu
membuat kontolku yang
sedari tadi sudah
mulai kering dari air ludah
mbak Ira, kini kembali
basah. Saya
mencoba
membungkukkan tubuhku
untuk meraih memeknya
dengan
jari-jari tanganku, tapi
Mbak Ira menepisnya.
�Ngga usah, biar cukup
mbak aja yang puasin
kamu.. hehehe�,
agak kecewa saya
mendengar tolakannya ini.
Mungkin dia khawatir saya
memasukkan jari tanganku
sehingga
merusak selaput darahnya
pikirku, sehingga saya
cuma diam saja
dan kembali menikmati
permainannya atas
kontolku untuk kedua
kalinya dalam kurun
waktu 10 menit terakhir ini.
Kali ini saya bertahan
cukup lama, air bak pun
sampai penuh
sementara kami masih
asyik �bermain� di dalam
sana. Dihisap,
disedot, dan sesekali
dikocoknya kontolku
dengan cepat,
benar-benar semua itu
membuat tubuhku terasa
letih dan basah
oleh peluh keringat. Mbak
Ira pun tampak letih,
keringat
mengalir dari keningnya,
sementara mulutnya
terlihat sibuk
menghisap kontolku
sampai pipinya terlihat
kempot. Untuk
beberapa saat kami
berkonsentrasi dengan
aktifitas ini. Mbak
Ira sunggu hebat pikirku,
dia mengulum kontolku,
namun dia
juga sambil memainkan
memeknya sendiri.
Setelah beberapa saat, dia
melepaskan hisapannya.
Dia merintih, �Ah.. ahh..
ahh.. Mbak mau keluar
Wan, Mbak mau
keluar�, teriaknya sambil
mempercepat gosokan
tangannya.
�Sini mbak, saya mau
menjilatnya�, jawabku
spontan, karena
teringat adegan film BF
dimana pernah kulihat
prianya menjilat
memek wanita yang
sedang orgasme dengan
bernafsu.
Mbak Ira pun berdiri di
hadapanku,
dicondongkannya
memeknya ke
arah mulutku.
�Nih.. cepet hisap Wan,
hisap..�, desahnya seolah
memelas.
Langsung kuhisap
memeknya dengan kuat,
tanganku terus mengocok
kontolku. Aku benar-
benar menikmati
pengalaman indah ini.
Beberapa saat kemudian
kurasakan getaran hebat
dari pinggul
dan memeknya. Kepalaku
dibenamkannya ke
memeknya sampai
hidungku tergencet
diantara bulu-bulu
jembutnya. Kuhisap dan
kusedot sambil
memainkan lidahku di
seputar kelentitnya.
�Ahh.. ahh..�, desah mbak
Ira disaat terakhir
berbarengan
dengan cairan hangat yang
mengalir memenuhi
hidung dan
mulutku, hampir muntah
saya dibuatnya saking
banyaknya cairan
yang keluar dan tercium
bau amis itu.
Kepalaku pusing sesaat,
namun rangsangan benar-
benar kurasakan
bagaikan gejolak pil ekstasi
saja, tak lama kemudian
sayapun
orgasme untuk kedua
kalinya. Kali ini tidak
sebanyak yang
pertama cairan yang
keluar, namun benar-
benar seperti
membawaku terbang ke
langit ke tujuh.
Kami berdua mendesah
panjang, dan saling
berpelukkan. Dia
duduk diatas pangkuanku,
cairan memeknya
membasahi kontolku
yang sudah lemas. Kami
sempat berciuman
beberapa saat dan
meninggalkan beberapa
pesan untuk saling
merahasiakan kejadian
ini dan membuat janji
dilain waktu sebelum
akhirnya kami
keluar dari kamar mandi.
Dan semuanya masih
dalam keadaan
aman-aman saja.
Mbak Ira, adalah wanita
pertama yang mengajariku
permainan
seks. Sejak itu saya sempat
menjalin hubungan gelap
dengan
Mbak Ira selama hampir 2
tahun, selama SMA saya
dan dia sering
berjanji bertemu, entah di
motel ataupun di tempat
kostnya
yang sepi. Keperjakaanku
tidak hanya kuberikan
kepadanya, tapi
sebaliknya
keperawanannya pun
akhirnya kurenggut setelah
beberapa kali kami
melakukan sekedar esek-
esek.
Kini saya sudah kuliah di
luar kota, sementara Mbak
Ira masih
kerja di Rumah sakit itu.
Saya jarang menanyakan
kabarnya,
lagi pula hubunganku
dengannya tidak lain
hanya sekedar saling
memuaskan kebutuhan
seks. Konon, katanya dia
sering merasa
�horny� menjadi perawat.
Begitu pula pengakuan
teman-temannya
sesama suster. Saya
bahkan sempat beberapa
kali bercinta
dengan teman-teman
Mbak Ira. Pengalaman
masuk rumah sakit,
benar-benar membawa
pengalaman indah bagi
hidupku, paling
tidak masa mudaku benar-
benar nikmat. Mbak Ira,
benar-benar
fantastis menurutku