Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Cerita ini berawal pada tahun 2012
dan kejadian itu terjadi di rumah
istri om-ku. Om-ku itu bekerja
pada bidang marketing, jadi
kadang bisa meninggalkan rumah
sampai satu minggu lamanya,
dan untuk mencukupi kebutuhan
hidup mereka berdua bersama
tiga anaknya yang masih kecil,
mendirikan sebuah warung di
depan rumah. Tanteku itu
orangnya lumayan menarik
dengan postur tubuh setinggi 170
cm dengan ukuran dada 34B,
berumur kira-kira 29 tahun.
Sebenarnya dulu aku suka sekali
melihat tubuh mulus tanteku,
secara tidak sengaja ketika dia
sedang mandi karena memang di
tempat kami kamar mandi pada
saat itu atasnya tidak tertutup
genteng dan tanpa berpintu, jadi
kalau ada yang mandi di situ
hanya dengan melampirkan
handuk di tembok yang
menjadikan tanda bahwa kamar
mandi sedang dipakai.
Tidak sampai di situ saja, kadang
tanteku ini suka memakai baju
tidur yang model terusan tipis
tanpa memakai BH dan itu sering
sekali kulihat ketika di pagi hari.
Apalagi aku sering sekali bangun
pagi sudah dipastikan tanteku
sedang menyapu halaman depan
dan itu otomatis ketika dia
menunduk menampakkan buah
dadanya yang lumayan besar dan
montok. Hal ini dilakukan sebelum
dia menyiapkan keperluan sekolah
anaknya, kalau om-ku biasanya
tidak ada di rumah karena sering
bertugas di luar kota selama
empat hari. Pernah aku
melamunkan bagaimana rasanya
jika aku melakukan persetubuhan
dengan tanteku itu, namun
akhirnya paling-paling
kutumpahkan di kamar mandi
sambil ber-onani. Rupanya anga-
anganku itu dapat terkabul ketika
aku sedang menumpang nonton
TV di rumah tanteku pada siang
hari dimana ketiga anaknya
sedang sekolah dan om-ku
sedang bertugas keluar kota pada
pagi harinya.
Kejadian itu terjadi ketika aku
sedang menonton TV sendirian
yang bersebelahan dengan
warung tanteku. Ketika itu aku
ingin mengambil rokok, aku
langsung menuju ke sebelah.
Rupanya tanteku sedang menulis
sesuatu, mungkin menulis barang
belanjaan yang akan dibelanjakan
nanti.
"Tante, Diko mau ambil rokok,
nanti Diko bayar belakangan ya!"
sapaku kepada tanteku. "Ambil
saja, Ko!" balas tanteku tanpa
menoleh ke arahku yang tepat di
belakangnya sambil meneruskan
menulis dengan posisi
membungkuk. Karena toples
rokok ketengan yang akan
kuambil ada di sebelah tanteku
tanpa sengaja aku menyentuh
buah dadanya yang kebetulan
tanpa memakai BH. "Aduh! hati-
hati dong kalau mau mengambil
rokok. Kena tanganmu, dada
tante kan jadi nyeri!" seru tanteku
sambil mengurut-urut kecil di
dadanya yang sebelah samping
kirinya. Namun karena tidak
memakai BH, nampak dengan
jelas pentil susu tanteku yang
lumayan besar itu. "Maaf Tan, aku
tidak sengaja. Begini aja deh Tan,
Diko ambilin minyak supaya dada
Tante tidak sakit bagaimana!"
tawarku kepada tanteku. "Ya
sudah, sana kamu ambil cepat!"
ringis tanteku sambil masih
mengurut dadanya.
Dengan segera kuambilkan
minyak urut yang ada di dalam,
namun ketika aku masuk kembali
di dalam warung secara perlahan,
aku melihat tante sedang
mengurut dadanya tapi
melepaskan baju terusannya
yang bagian atasnya saja. "Ini
Tante, minyak urutnya!" sengaja
aku berkata agak keras sambil
berpura-pura tidak melihat apa
yang tanteku lakukan. Mendengar
suaraku, tanteku agak terkejut dan
segera merapikan bagian atas
bajunya yang masih
menggelantung di bagian
pinggangnya. Tampak gugup
tanteku menerima minyak urut itu
tapi tidak menyuruhku untuk
lekas keluar. Tanpa membuang
kesempatan aku langsung
menawarkan jasaku untuk
mengurut dadanya yang sakit,
namun tanteku agak takut. Pelan-
pelan dengan sedikit memaksa
aku berhasil membujuknya dan
akhirnya aku dapat ijinnya untuk
mengurut namun dilakukan dari
belakang.
Sedikit demi sedikit kuoleskan
minyak di samping buah dadanya
dari belakang namun secara
perlahan pula kumemainkan
jariku dari belakang menuju ke
depan. Sempat kaget juga ketika
tanteku mengetahui aksi nakalku.
"Diko! kamu jangan nakal ya!"
seru tanteku namun tidak
menepis tanganku dari badannya
yang sebagian ditutupi baju.
Mendapati kesempatan itu aku
tidak menyia-nyiakan dan secara
aktif aku mulai menggunakan
kedua tanganku untuk mengurut-
urut secara perlahan kedua bukit
kembar yang masih ditutupi dari
depan oleh selembar baju itu.
"Ohh.. oohh.." seru tanteku ketika
tanganku sudah mulai
memegang susunya dari
belakang sambil memilin-milin
ujung susunya. "Jangan.. Diko..
jang.." tante masih merintih
namun tidak kuacuhkan malah
dengan sigap kubalikkan tubuh
tanteku hingga berhadapan
langsung dengan diriku.
Kemudian dengan leluasa kumulai
menciumi susu yang di sebelah
kiri sambil masih mengurut-urut
susu di sebelahnya. Kemudian
aku mulai mencucupi kedua
puting susunya secara bergantian
dan tanteku mulai terangsang
dengan mengerasnya kedua
susunya.
Tidak sampai di situ, rupanya
tangan tanteku mulai menjelajahi
ke bawah perutku berusaha untuk
memegang kemaluanku yang
sudah dari tadi mengencang.
Ketika dia mendapatkannya secara
perlahan, dikocok-kocok batang
kemaluanku secar perlahan dan
tiba-tiba tanteku mengambil sikap
jongkok namun sambil
memegang kemaluanku yang
lamayan panjang. Untuk
diketahui, batang kemaluanku
panjangnya kurang lebih 20 cm
dengan diameter 3,5 cm. Tanteku
rupanya sedikit terkejut dengan
ukuran kemaluanku apalagi sedikit
bengkok, namun dengan sigap
tapi perlahan tanteku mulai
mengulum kemaluanku secara
perlahan dan semakin lama
semakin cepat. "Ah.. ah.. ah..
yak.. begitu.. terus.. terus.."
erangku sambil memegangi
kepala tanteku yang maju
mundur mengulum batang
kemaluanku. Kemudian karena
aku sudah tidak tahan, tubuh
tante kuangkat agar duduk di
pinggir meja dimana tadi dia
menulis, dan dengan sedikit
gerakan paha tanteku kupaksa
agar meregang. Rupanya tanteku
masih mengenakan CD dan
dengan perlahan kubuka CD-nya
ke samping dan terlihatlah
gundukan kemaluannya yang
sudah basah.
Secara perlahan kuciumi
kemaluan tanteku dan kumain-
mainkan klirotisnya. "Ah.. ahh..
Diko, Tante mau keluuaarr.."
Beberapa saat kemudian rupanya
tanteku akan mengalami
orgasme, dia langsung
memegangi kepalaku agar tetap di
belahan kemaluannya dan
kemudian mengeluarkan cairan
surganya di mulutku, "Crett..
crett.. cret.." mulutku sampai
basah terkena cairan surga
tanteku. Kemudian tanteku agak
lemas namun masih kujilati
kemaluannya yang akhirnya
membangkitkan nafsu untuk
bersetubuh denganku. Kuangkat
tubuh tante ke bawah warung,
dan dengan sedikit agak keras aku
dapat merubah posisinya
menelentang di depanku,
kubukakan semakin lebar kedua
kakinya dan mulai kuarahkan
ujung kemaluanku ke mulut
lubang kemaluannya. Agak susah
memang karena memang aku
agak kurang berpengalaman
dibidang ini namun rupanya
tanteku dapat memahaminya.
Dengan sabarnya dituntunnya
ujung kemaluanku tepat di lubang
kemaluannya. "Pelan-pelan ya,
Diko!" lirih tanteku sambil
menggenggam kemaluanku.
Ketika baru masuk kepala
kemaluanku tanteku mulai agak
meringis tetapi aku sudah tidak
kuat lagi dengan agak sedikit
paksa akhirnya kemaluanku dapat
masuk seluruhnya. "Diko.. akh.."
jerit kecil tanteku ketika
kumasukkan seluruh batang
kemaluanku di dalam lubang
kemaluannya yang lumayan
basah namun agak sempit itu
sambil merapatkan kedua kakinya
ke pinggangku. Perlahan aku
melakukan gerakan maju mundur
sambil meremas-remas dua
susunya. Hampir tiga puluh menit
kemudian gerakanku makin lama
main cepat. Rupanya aku hampir
mencapai puncak. "Tan.. aku..
aku mauu.. keluar.." bisikku
sambil mempercepat gerakanku.
"Dikeluarkan di dalam saja, Dik!"
balas tanteku sambil menggeleng-
gelengkan kecil kepalanya dan
menggoyangkan pantatnya
secara beraturan. "Tan.. aku..
keluarr.." pekikku sambil
menancapkan kemaluanku secara
mendalam sambil masih
memegangi susunya. Rupanya
tanteku juga mengalami hal yang
sama denganku, dia memajukan
pantatnya agar kemaluanku dapat
masuk seluruhnya sambil
menyemburkan air surganya
untuk ketiga kalinya. "Cret.. cret..
cret.." hampir lima kali aku
memuntahkan air surga ke dalam
lubang kemaluan tanteku dan itu
juga di campur dengan air surga
tanteku yang hampir berbarengan
keluar bersamaku. "Cret.. cret..
cret.. ahh.." tanteku
melengkungkan badannya ketika
mengeluarkan air surga yang dari
lubang kemaluannya.
Akhirnya kami tergeletak di
bawah dan tanteku secara
perlahan bangun untuk berdiri
sambil mencoba melihat
kemaluannya yang masih
dibanjiri oleh air surga. "Diko!
kamu nakal sekali, berani sekali
kami berbuat ini kepada Tante,
tapi Tante senang kok, Tante puas
atas kenakalan kamu," bisik
tanteku perlahan. Aku hanya bisa
terseyum, sambil menaikkan
kembali celanaku yang tadi
dipelorotkan oleh tanteku. Tanteku
akhirnya berjalan keluar, namun
sebelum itu dia masih
menyempatkan dirinya untuk
memegang kemaluanku yang
lumayan besar ini.
Inilah pengalamanku yang
pertama, dan sejak itu kami
kadang mencuri waktu untuk
mengulangi hal tersebut, apalagi
jika aku atau tanteku ingin
mencoba posisi baru dan pasti
ketika Om-ku dan anak-anak
tanteku berangkat sekolah.
Sekarang hal itu sudah tidak
kulakukan lagi karena tanteku
sekarang ikut Om-ku yang
mendapat tugas di daerah.