Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Aku seorang pria berusia 40 tahun,
wiraswastawan, dan bukan seorang
petualang sex yang mencari cari
hubungan sex dimana mana.
Kejadian yang aku alami kira kira
dua tahun yang lalu ini adalah suatu
kebetulan belaka, meskipun harus
kuakui bahwa aku sangat
menikmatinya dan kadang berharap
dapat mengulanginya lagi.
Pekerjaanku membuatku banyak
bertemu dengan ibu-ibu rumah
tangga ditempat kediaman mereka.
Beberapa langganan lama kadang
menemuiku dengan masih
berpakaian tidur ataupun daster.
Pakaian tersebut kadang cukup
minim dan tipis dan sering
memperlihatkan tubuh si pemakai
yang sering tanpa BH, maklum
mereka kadang kadang belum
mandi dan merias diri karena aku
menemui mereka pagi pagi untuk
mengejar waktu.
Salah satu pelangganku setiaku,
sebut saja Bu Linda, seorang Ibu
rumah tangga berusia 40 tahunan,
memintaku untuk datang ke
tempatnya di suatu kompleks
apartemen di bilangan Jakarta Barat.
Seperti biasa aku datang pagi pagi
pada hari yang dijanjikan. Bu Linda
adalah pelanggan lamaku dan
hubungan kami sudah cukup akrab,
lebih sebagai teman dan bukan
hubungan bisnis semata. Hari itu Bu
Linda menemuiku dengan memakai
daster longgar berdada agak
rendah, panjangnya setengah paha,
jadi cukup pendek.
Beliau adalah seorang wanita yang
cukup cantik, berkulit putih bersih
(Chinese), langsing dengan pinggul
lebar, pantat yang menonjol dan
dada yang sedang sedang saja.
Wanita yang menarik dan sangat
ramah. Tapi ini bukanlah yang
pertama kalinya ia menemuiku
dalam pakaian seperti itu, bahkan
pernah dengan pakaian tidur yang
sangat tipis dan sexy, entah sengaja
atau tidak, yang jelas, selama ini
beliau tidak pernah menunjukkan
tingkah laku yang mengundang
ataupun berbicara hal hal yang
menjurus. Dan akupun tidak pernah
mencoba untuk melakukan tindakan
yang mengarah kesitu, maklum,
bukan gayaku, meskipun harus
kuakui bahwa aku sering ingin juga
melakukannya.
Seperti biasa kami duduk disofa
berhadap hadapan dan
membicarakan bisnis. Setelah
urusan bisnis selesai kami bercakap
cakap seperti layaknya antar teman,
tapi kali ini pandanganku sering
tertuju kearah pahanya. Karena dia
duduk dengan menyilangkan kaki
maka hampir seluruh pahanya
terpampang dengan jelas di
hadapanku, begitu putih dan mulus.
Bahkan kadang kadang sekilas
terlihat celana dalamnya yang
berwarna biru muda pada saat ia
mengganti posisi kakinya. Dan yang
lebih menggoda lagi, aku dapat
melihat buah dadanya yang tidak
terbungkus BH kalau beliau
menunduk, meskipun tidak
seluruhnya namun kadang aku
dapat melihat pentilnya yang
berwarna coklat tua.
Sejak 4 hari aku tidak melakukan
hubungan sex karena istriku sedang
haid, padahal biasanya kami
melakukannya hampir setiap hari.
Karena itu aku berada dalam
keadaan tegangan yang cukup
tinggi. Pemandangan menggoda
dihadapanku membuat aku agak
gelisah. Gelisah karena kepingin,
pasti, tapi gelisah terutama karena
kontolku yang mulai ngaceng agak
terjepit dan sakit. Disamping itu aku
tidak ingin Bu Linda memperhatikan
keadaanku. Hal ini membuat aku jadi
salah tingkah, terutama karena
kontolku sekarang sudah ngaceng
penuh dan sakit karena terjepit. Aku
ingin memohon diri, tapi bagaimana
bangun dengan kontol yang
ngaceng, pasti kelihatan. Sungguh
situasi yang tidak mengenakkan.
Bangun salah, dudukpun salah.
Tiba tiba Bu Linda berkata, “Pak Yan
(kependekan dari Yanto, namaku),
kontolnya ngaceng ya?”
Aku seperti disambar petir. Bu Linda
yang selama ini sangat ramah dan
sopan menanyakan apakah kontolku
ngaceng, membuatku benar benar
tergagap dan menjawab, “E.. iya nih
Bu, tahu kenapa.”
Bu Linda tersenyum sambil berkata,
“Baru lihat paha saya sudah
ngaceng, apa lagi kalau saya kasih
lihat memek saya, bisa muncrat tuh
kontol. Ngomong ngomong
kontolnya engga kejepit tuh Pak?”
Kali ini aku sudah siap, atau sudah
nekat, entahlah, yang jelas aku
segera berdiri dan membetulkan
posisi kontolku yang dari tadi agak
tertekuk dan berkata, “Mau dong Bu
lihat memeknya, entar saya kasih
lihat kontol saya dah.”
Bu Linda pun berdiri dan
mengulurkan tangannya kearah
kontolku, memegangnya dari luar
celana dan meremas remas
kontolku, lalu berkata, “Bener nih,
tapi lihat aja ya, engga boleh
pegang.”
Kemudian beliau melangkah
mundur selangkah, membuka
dasternya dan kemudian celana
dalamnya dan berdiri dalam
keadaan telanjang bulat dua langkah
dihadapanku. Kemudian ia duduk
kembali kali ini dengan
mengangkangkan kakinya lebar
lebar sambil berkata, “Ayo buka
celananya Pak, saya ingin lihat
kontol Bapak.”
Sambil membuka pakaianku aku
memperhatikan tubuh Bu Linda.
Teteknya berukuran sedang, 36 B,
putih dan membulat kencang,
pentilnya coklat tua dan agak
panjang, mungkin sering dihisap,
maklum anaknya dua, lalu
selangkangannya, bersih tanpa
selembar bulupun, total dicukur
botak, sungguh kesukaanku karena
aku kurang suka memek yang
berbulu banyak, lebih suka yang
botak. Lalu bibir memeknya juga
cukup panjang berwarna coklat
muda, membuka perlahan lahan
memperlihatkan lubang memek
yang tampak merah muda dan
berkilatan, agaknya sudah sedikit
basah.
Yang paling mengagumkan adalah
itilnya yang begitu besar, hampir
sebesar Ibu jariku, kepala itilnya
tampak merah muda menyembul
separuh dari kulit yang
menutupinya, seperti kontol kecil
yang tidak disunat, luar biasa, belum
pernah aku melihat itil sebesar itu.
Tangan Bu Linda mengusap usap
bagian luar memeknya perlahan
lahan, kemudian telunjuknya masuk
perlahan lahan kedalam lubang
memek yang sudah merekah indah
dan perlahan lahan keluar masuk
seperti kontol yang keluar masuk
memek. Sementara tangan yang
satu lagi memegang itilnya diantara
telunjuk dan ibu jari dan memilin
milin itilnya dengan cepat.
Akupun tidak mau kalah dan
mengusap usap kepala kontolku
yang 14 cm, kemudian
menggenggam batangnya dan
mulai mengocok sambil terus
memperhatikan Bu Linda. Bu Linda
mulai mendesah desah dan
memeknyapun mulai menimbulkan
suara berdecak decak karena basah,
tampak air memek yang berwarna
putih susu mengalir sedikit
membasahi selangkangannya. Kami
onani sambil saling memperhatikan.
Sungguh tidak pernah kusangka
bahwa onani bareng bareng
seorang wanita rasanya begitu
nikmat.
Saat hampir nyemprot, aku
menahan kocokanku dan
menghampiri Bu Linda yang terus
menusuk nusuk memeknya dengan
cepat. Aku berjongkok
dihadapannya dan lidahkupun mulai
menjilati memeknya. Bu Linda
mencabut jarinya dan membiarkan
aku menjilati memeknya, tangannya
meremas remas kedua teteknya
dengan keras. Aku menjulurkan
lidahku kedalam lubang memek
yang menganga lebar dan menusuk
nusukkan lidahku seperti ngentot,
Bu Linda mulai mengerang dan tak
lama beliau menarik kepalaku kearah
selangkangannya membuat ku sulit
bernapas karena hidungku tertutup
memek, kemudian terasalah
memeknya berkedut kedut dan
bertambah basah.
Rupanya Bu Linda sudah
memperoleh orgasme pertamanya.
Tapi aku tidak puas dengan hanya
menjilati lubang memeknya,
sasaranku berikutnya adalah si itil
besar. Mula mula kujilat jilat kepala
itil yang menyembul dari kulit itu,
lalu kumasukkan seluruh itilnya
kemulutku dan mulailah aku
menyedot nyedot sang itil. Belum
pernah aku begitu merasakan itil di
dalam mulut dengan begitu jelas,
dalam hatiku berpikir, “Begini
rupanya ngisep ‘kontol kecil’”.
Maklum itilnya benar benar seperti
kontol kecil. Bu Linda mengerang
erang dan menggoyang goyangkan
pinggulnya kekiri kekana sehingga
aku terpaksa menahan pinggulnya
dengan tanganku supaya sang itil
tidak lepas dari hisapanku. Tidak
lama beliau mengeluarkan lenguhan
yang keras dan memeknya pun
kembali berdenyut denyut dengan
keras, kali ini dengan disertai cairan
putih susu yang agak banyak.
Rupanya orgasme kedua telah tiba.
Aku melepaskan itilnya dari mulutku
dan mulai menjilati cairan
memeknya sampai bersih. Sungguh
nikmat rasanya.
Bu Linda tergolek dengan lemasnya
seperti balon yang kurang angin.
Akupun berdiri dan mulai
mengocok ngocok lagi kontolku
yang sudah begitu keras dan
tegang. Mata Bu Linda mengikuti
setiap gerakan tanganku
mempermainkan kontolku. Saat aku
hampir mencapai orgasme,
kudekatkan kontolku ke mukanya
dan Bu Linda segera membuka
mulutnya dan menghisap kontolku
dengan lembutnya. Aku sungguh
tidak sanggup lagi bertahan karena
hisapannya yang begitu nikmat,
maka akupun menyemprotkan air
maniku di mulutnya. Rasanya
belum pernah aku menyemprot
senikmat itu dan kontolku seolah
olah tidak mau berhenti
menyemprot. Begitu banyak
semprotanku, tapi tidak tampak
setetespun air mani yang keluar dari
mulut Bu Linda, semuanya ditelan
habis.
Sejak itu kami selalu onani bareng
kalau bertemu, dan percaya atau
tidak, aku belum pernah
memasukkan kontolku kedalam
memeknya. Kami sudah sangat
puas dengan ngocok bersama
sama. Sayangnya beliau sekeluarga
pindah keluar negri sehingga aku
sekarang kehilangan temen ngocok
bareng. Tapi kenangan itu tetap ada
di hatiku.
Mungkin ada diantara ibu-ibu atau
pasangan yang suka ngocok bareng
denganku, silahkan kirim e-mail,
pasti akan kubalas. Percayalah, lebih
nikmat ngocok bareng dari pada
sendiri sendiri.
Demikianlah Cerita Dewasa tentang
Seks Ibu rumah tangga yang panas,
Seks Ibu rumah tangga yang
berumur 40 tahun dengan pria
yang juga berumur 40 tahun,
selingkuh dan terlibat hubungan
seks dengan tanpa disengaja dan
berlanjut dengan disengaja, kini
Seks Ibu rumah tangga tak cuman
ibu muda, ibu umur 40 tahun juga
bisa mengalami Seks Ibu rumah
tangga.