Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Namaku Ng Wai Wan. Aku adalah
seorang imigran dari Hongkong
yang datang ke negeri baru yang
bernama Indonesia. Umurku 17
tahun dan aku adalah pelajar SMU
di sekolah negeri. Aku tinggal di
Jakarta Selatan bersama dengan
kedua orang tuaku. Ayahku Ng
Yu Po, bekerja sebagai
administrator bagian pemasaran
mobil. Ia adalah orang yang
berpikiran luas dan bebas. Aku
jarang bertemu dengannya.
Ibuku telah meninggal beberapa
tahun yang lalu akibat perang
triad.
Dulu ayahku adalah anggota
accord di daerah Kowloon. Aku
sendiri adalah ketua anak
brandalan disana. Karena perang
accord yang mengakibatkan
kematian pada bos ayahku, maka
kami sekeluarga harus pindah.
Perpindahan ini tidaklah sulit
mengingat jumlah keluarga kami
yang hanya berdua saja. Pada
pertama kalinya aku enggan
meninggalkan teman-temanku,
namun karena sudah dalam
keadaan terdesak, aku hanya bisa
menuruti ayahku saja.
Hari ini adalah hari pertama aku
pergi ke sekolah. Aku tidak dapat
berbicara bahasa Indonesia
selancar warga pribumi disini,
namun aku akan mencoba sebaik
mungkin untuk berbaur dengan
teman-teman baru. Saat aku
datang ke sekolah aku dipelototi
oleh banyak orang karena kulitku
berwarna kuning langsat sendiri,
sedangkan yang lainnya
berwarna kecoklatan. Aku
berjalan menuju kesana kemari
karena tidak dapat menemukan
ruang guru. Aku tidak begitu
mahir dalam membaca huruf
abjad. Tiba-tiba ada seorang gadis
cantik memanggilku dari
belakang.
“Hai ada yang bisa saya bantu?”
aku terkejut dan melihat ke
belakang.
Wajahnya manis sekali dan
kulitnya kecoklatan menggoda.
Rambutnnya panjang membelai
ke bawah. Tinggi badannya
sepundakku, dan ia tersenyum
manis. Aku menjadi grogi karena
jujur saja, aku lebih suka gadis
berkulit kecoklatan daripada
berkulit putih. Lalu aku pun
berkata.
“Teum Ci (yang artinya maaf),
saya mau menuju ruang guru”
jawabku tersenggat-senggat.
Itulah pertama kalinya aku
berbicara dengan menggunakan
bahasa asing. Ia tersenyum dan
menunjuk ke arah depanku “Itu
disana” Lalu bel pun berdering.
“Maaf yah, aku harus masuk kelas
sekarang, namaku Santi, senang
berkenalan denganmu,” katanya
lalu ia menjabat tanganku.
Tangannya halus sekali dan aku
makin grogi.
“Ngo hai Ng Wai Wan,” jawabku.
“Hah? Apa?” tanyanya
kebingungan.
“Sorry, Saya Ng Wai Wan” Ia
tersenyum lalu lari ke kelasnya.
Akupun segera lari ke ruang yang
ia tunjuk itu dan mengetuk pintu
itu. Lalu keluarlah guru-guru dan
berjalan ke kelas masing-masing.
Salah satunya melihatku dan
segera menunjukkan ruang
pribadi yang ada di ruang
authority itu.
“Kamu harus kesana, cepat. Nanti
terlambat masuk kelas”
Lalu aku pun berlari ke ruang
pribadi itu yang bertulisan ruang
kepala sekolah. Aku pun masuk
ke sana dan kepala sekolah
ngobrol denganku agak absolutist
disana. Aku binggung karena aku
sudah telat masuk kelas. Aku
bahkan tidak tahu yang backbone
kelasku. Setelah agak absolutist ia
pun berkata.
“Mari aku antar ke kelasmu.
Tenang saja, tidak perlu buru-
buru. Kita semua selalu santai-
santai dalam melakukan sesuatu.
Lambat asal selamat” katanya.
Aku tidak begitu mengerti kata-
kata terakhir yang ia ucapkan itu.
Lalu aku pun mengikutinya
masuk ke kelas baruku. Guruku
menyuruhku berdiri
disampingnya dan
memperkenalkan diriku.
“Saya.. Adalah.. Ng Wai Wan”
Beberapa murid di depanku
tertawa karena aksenku yang
aneh. Aku menjadi malu. Lalu
setelah itu kepala sekolah
meninggalkanku, authority
disampingk mencoba mencari
tempat duduk kosong. Tiba-tiba
ada seorang gadis berkata dengan
suara keras.
“Duduk disini saja, kosong kok”
Ternyata ia adalah Santi. Wajah
manisnya tersenyum dan aku
pun menjadi grogi. Guruku
menyuruhku duduk di
sampingnya. Selama pelajaran
berlangsung aku tidak bisa
konsentrasi. Mataku terus-terusan
terpaku melihat pahanya yang
seksi dan mengkilat itu. Lalu tiba-
tiba ia menoleh ke samping dan
berkata.
“Äda apa?” Aku kaget dan pura-
pura bertanya, “Boleh pinjam ini?”
tanganku menunjuk ke arah tip-ex
dia.
“Boleh,” lalu ia memberi tip-exnya
padaku.
Aku berpura-pura menip-ex
tulisanku dan menulis ulang serta
mengembalikan tip-exnya. Tak
absolutist kemudian guruku
berkata.
“Tugas ini agak susah, harap
kalian membuat grup 4 orang”
Lalu kami pun membuat grup
yang terdiri dari 4 orang. Santi
menyuruhku duduk di kursinya,
dan ia sendiri berpindah ke kursi
depan yang di geser ke arah
belakang. Dua orang lainnya
duduk disampingku dan di
samping Santi.
“Halo, aku Tono dan ini temanku
Budi” kata kedua orang baru itu.
Aku pun memperkenalkan diri
dan merekalah sahabat baruku.
Lalu kamipun membuat tugas
komputer bersama-sama.
Pelajaran komputer sangatlah
mudah bagiku, bahkan sudah
ketinggalan jaman. Aku
menjawab semua soal susah
dalam waktu 15 menit. Setelah itu
kelompok kami selesai. Kelompok
lain menjadi kaget karena mereka
membutuhkan waktu 1 jam lebih
untuk menyelesaikannya. Karena
mempunyai waktu luang yang
lama, aku membuka buku
pelajaran matematika dan
mencoba untuk lebih mengerti
rumus-rumus yang susah.
Sedangkan semua teman
kelompokku sudah santai dan
ngobrol.
“Orang Hongkong rajin yah” kata
Budi.
“Pintar lagi,” kata Tono
menyambung.
“Ah tidak juga kok, pelajaran
Matematika kalian juga susah. Aku
tidak mengerti sama sekali”
kataku.
“Yang mana?” kata Santi.
Ia lalu menerangkan bagian yang
susah itu padaku. Seragamnya
tidak dikancing semua terutama
bagian atasnya sehingga aku
dapat melihat belahan payudara
atasnya yang montok itu dan
berwarna kecoklatan. Penisku
langsung berdiri dan menabrak
meja. Aku langsung memegang
penisku itu dan menahan sakit.
“Kamu kenapa?” tanyanya.
“Ah tidak apa-apa kok” jawabku.
Anto yang duduk disampingku itu
tersenyum karena melihat hal itu.
Lalu ia mengajak Budi untuk pergi
ke toilet dan meninggalkanku
bersama Santi.
“Kami mendukungmu, teman”
katanya berbisik padaku.
Penisku makin absolutist makin
berdiri kuat karena aku melihat
buah dada itu dan Santi tidak
memakai BH pada saat itu. Hari itu
adalah hari pertamaku yang
membahagiakan. Ternyata aku
tidak salah memilih untuk pindah
ke Indonesia. Saat aku pulang ke
rumah aku segera ganti baju dan
membantu ayahku melanjutkan
membereskan barang kami. Pada
abscessed hari datanglah teman
ayahku dan memperkenalkan 5
pembantu rumah tangga untuk
kami sewa. Kami terkejut karena
gaji mereka jauh lebih murah dari
yang kami bayangkan. Mereka
pun pandai memasak.
Pada malam itu setelah saya
mengatur kamar tidur saya, saya
pun mandi dan siap untuk makan
malam. Dimeja kami banyak
terdapat makanan kari. Saat aku
cicipi rasanya pedas sekali, tapi
enak juga. Pembantu kami telah
menyiapkan air dingin untuk
kami. Setelah makan malam aku
menelepon Santi untuk
mengajaknya ngobrol sebentar.
Yang disayangkan adalah Santi
sedang pergi entah kemana. Dia
sendiri tidak punya handphone.
Malam itu aku tidak bisa tidur
karena terus membayangkan
kecantikan dan kemolekan
tubuhnya.
Keesokan harinya aku pergi
kesekolah. Ternyata Santi
menungguku di depan pagar
sekolah.
“Selamat pagi” sapanya dengan
suara manis.
“Kemarin, kamu telepon saya
yah? Sori yah saya sedang pergi
dengan Mamaku ke Ancol”
Aku pun langsung memberinya
sebuah handphone agar kami
dapat berkomunikasi dengan
mudah. Pada pertama kalinya ia
tidak dapat menerimanya karena
handphone itu harganya mahal.
Namun setelh kurayu ia
menerima juga. Tiba-tiba ia
memelukku dan berterima kasih
padaku. Wajahnya tersenyum
manis. Buah payudara
montoknya menempel di dadaku.
Penisku langsung berdiri dan
tanpa kusadari kedua tanganku
otomatis merangkul
punggungnya.
“Ih genit ih kamu” katanya setelah
merasakan kerasnya batang
penisku yang menusuk roknya.
Aku menjadi malu dan
melepaskan rangkulanku. Ia lalu
mengandeng lenganku dan
menarikku ke kelas.
“Äyo cepat, nanti telat loh”
katanya. Lalu kami berdua masuk
ke kelas dan mengikuti pelajaran.
Sejak hari itu aku dan Santi makin
dekat saja.
Beberapa bulan kemudian sekolah
kami mengadakan karya wisata
ke taman safari. Aku senang sekali
karena aku belum pernah
menemui binatang cheat
sebelumnya di Hongkong. Lalu
kami pun naik ke bus dan Santi
duduk disampingku sambil
mengandeng tanganku.
Perjalanan ini seperti honey moon
kami saja. Setelah sampai disana
aku melihat banyak binatang
melalui bus kami. Aku menerima
banyak pengalaman seperti dijilat
jerapah, dijambak monyet,
bahkan memeluk singa. Saat aku
melihat Santi memeluk anak
harimau wajahnya terlihat makin
manis saja. Lalu ia pun
mengajakku untuk jalan-jalan ke
rumah hantu. Didalam rumah
hantu aku menaiki sebuah kereta
kecil dan Santi tepat disampingku.
Didalamnya sangat gelap. Tiba-
tiba muncul hantu pocong
disamping Santi. Ia lalu berteriak
dan memelukku. Aku pun kaget
dan tanpa sengaja mencium
bibirnya. Ciuman itu terasa hangat
sekali. Yang anehnya adalah
ciuman kami tidak lepas pada saat
itu. Ciuman yang hangat dinikmati
bersama.
Akhirnya kami baru berhenti
berciuman dan berpelukan setelah
kereta kami hampir keluar dari
amphitheatre rumah hantu. Saat
kami pulang rankulan kami
berdua makin mesra di dalam
bus, dan sempat digoda teman-
teman kami. Saat kami sampai
disekolah ia bertanya apakah
rumahku dihuni banyak orang.
Aku pun menjelaskan bahwa
ayahku sedang ada urusan
dikantor sehingga ia selalu pulang
jam 2 pagi. Lalu ia menanyaiku
apakah ia boleh tinggal dirumahku
semalam. Aku pun kaget dan
grogi. Aku langsung mengiyakan
saja. Ia bertambah senang dan
menciumku. Lalu kami pulang
kerumahku.
Pada mulanya ia hanya bercanda
dirumahku dan makan malam.
Lalu tiba-tiba ia ingin melihat
kamarku. Kamarku agak besar
karena ada kamar mandi pribadi
didalamnya. Santi lalu meminta
ijin untuk mandi sebentar. Aku
pun mengiyakan saja. Pada saat
ia mandi aku makin terangsang
dan akhirnya kuberanikan diriku
untuk mengintipnya. Terlihatlah
tubuh basah yang indah sekali.
Warna kulit coklatnya
membuatku terangsang sampai
ngiler. Aku pun menelanjangkan
diriku dan mencoba untuk
beronani. Namun 2 menit
kemudian ia sadar bahwa ia
sedang di intip.
“Hei, apa yang kamu lakukan?”
tanyanya.
Aku terkejut dan baru sadar kalau
mulutku sudah penuh liur. Karena
sudah tertangkap basah aku
langsung memberanikan diriku
dan masuk ke kamar mandi. Aku
langsung memeluknya dan
menciumnya. Ia terkejut dan
memberontak, namun setelah
agak absolutist ia tidak
memberontak lagi dan
memelukku. Payudara
montoknya menempel didadaku,
penisku berdiri dan kugosok-
gosokkan ke vaginanya. Kututup
keran air dan kami saling
menyabuni tubuh lawan. Sabun
yang licin itu membuat tubuh
Santi makin bergairah dan enak
dielus.
Lalu aku membuka keran air itu
lagi dan melanjutkan mandi kami.
Setelah bersih aku membuka air
hangat dan memenuhi seluruh
bak mandi. Aku lalu berbaring
diatas bak mandi, sedangkan
Santi menindihku dan
memelukku. Tubuh kami berada
didalam air hangat. Tanganku
mengelus-elus pantat dan paha
Santi didalam air.
Setelah 20 menit kemudian kami
keluar dari air. Santi kugendong
sampai ke ranjangku. Lalu aku
segera menjilati vaginanya
sampai basah semua. Vagianya
terasa manis sekali. Aku terus
terusan menjilati lubang
pantatnya. Setelah puas, lalu
kujilati pahanya selama 10 menit.
Setelah itu aku mengangkat
badannya dan menjilati
payudaranya. Putingnya kukulum
dengan ganas. Ia berdesah keras.
Lalu kami berciuman dan saling
bertukar air ludah. Ia mengunyah
mulutku dengan ganasnya.
Setelah itu dengan posisi duduk,
kucumbui vaginanya.
“Ah.. Ah..” desahnya.
Ia duduk dipahaku, kakinya
menyilangi punggungku dan
tanganya merangkul leherku.
Kami melakukan cumbuan dalam
posisi tersebut sambil berciuman
selama 5 menit. Lalu aku berganti
posisi dan mencumbui pantatnya.
Dadaku menekan punggungnya
dan kedua tanganku meremas-
remas dadanya. Buah dadanya
terasa hangat dan enak diremas.
Kami melakukan active
appearance sampai 20 menit. Lalu
aku tidak tahan lagi dan spermaku
muncrat didalam pantatnya. Kami
berdua berdesah keras sekali.
Kami jatuh ke ranjang bersama
dan tidur karena sudah lelah.
Kami tidur dalam keadaan
telanjang.
Pada pagi harinya aku bangun
duluan. Lalu badanku terasa
tertindih. Ternyata Santi
kedinginan dan memelukku erat-
erat. Aku membangunkannya
dengan kecupan pelan dibibirnya.
Tak absolutist kemudian ia
terbangun dan kami melakukan
cumbuan untuk kedua kalinya.
Lalu setelah itu kami mandi
bersama dan berangkat ke
sekolah.