Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
"Kriing.." jam di meja memaksa
aku untuk memicingkan mata.
"Wah gawat, telat nih" dengan
tergesa-gesa aku bangun lalu lari
ke kamar mandi.
Pagi itu aku ada janji untuk
menjaga rumah tanteku. Oh ya,
tanteku ini orangnya cantik
dengan wajah seperti artis
sinetron, namanya Ninik. Tinggi
badan 168, payudara 34, dan
tubuh yang langsing. Sejak
kembali dari Malang, aku sering
main ke rumahnya. Hal ini aku
lakukan atas permintaan tante
Ninik, karena suaminya sering
ditugaskan ke luar pulau. Oh ya,
tante Ninik mempunyai dua anak
perempuan Dini dan Fifi. Dini
sudah kelas 2 SMA dengan tubuh
yang langsing, payudara 36B, dan
tinggi 165. Sedangkan Fifi
mempunyai tubuh agak bongsor
untuk gadis SMP kelas 3, tinggi
168 dan payudara 36. Setiap aku
berada di rumah tante Fifi aku
merasa seperti berada di sebuah
harem. Tiga wanita cantik dan
seksi yang suka memakai baju-
baju transparan kalau di rumah.
Kali ini aku akan ceritakan
pengalamanku dengan tante Ninik
di kamarnya ketika suaminya
sedang tugas dinas luar pulau
untuk 5 hari.
Hari Senin pagi, aku memacu
motorku ke rumah tante Ninik.
Setelah perjalanan 15 menit, aku
sampai di rumahnya. Langsung
aku parkir motor di teras rumah.
Sepertinya Dini dan Fifi masih
belum berangkat sekolah, begitu
juga tante Ninik belum berangkat
kerja.
"Met pagi semua" aku ucapkan
sapaan seperti biasanya.
"Pagi, Mas Firman. Lho kok masih
kusut wajahnya, pasti baru
bangun ya?" Fifi membalas
sapaanku.
"Iya nih kesiangan" aku jawab
sekenanya sambil masuk ke
ruang keluarga.
"Fir, kamu antar Dini dan Fifi ke
sekolah ya. Tante belum mandi
nih. Kunci mobil ada di tempat
biasanya tuh." Dari dapur tante
menyuruh aku.
"OK Tante" jawabku singkat.
"Ayo duo cewek paling manja
sedunia." celetukku sambil masuk
ke mobil. Iya lho, Dini dan Fifi
memang cewek yang manja,
kalau pergi selalu minta diantar.
"Daag Mas Firman, nanti
pulangnya dijemput ya." Lalu Dini
menghilang dibalik pagar
sekolahan.
Selesai sudah tugasku mengantar
untuk hari ini. Kupacu mobil ke
rumah tante Ninik.
Setelah parkir mobil aku langsung
menuju meja makan, lalu
mengambil porsi tukang dan
melahapnya. Tante Ninik masih
mandi, terdengar suara guyuran
air agak keras. Lalu hening agak
lama, setelah lebih kurang lima
menit tidak terdengar gemericik
air aku mulai curiga dan aku
hentikan makanku. Setelah
menaruh piring di dapur. Aku
menuju ke pintu kamar mandi,
sasaranku adalah lubang kunci
yang memang sudah tidak ada
kuncinya. Aku matikan lampu
ruang tempatku berdiri, lalu aku
mulai mendekatkan mataku ke
lubang kunci. Di depanku
terpampang pemandangan alam
yang indah sekali, tubuh mulus
dan putih tante Ninik tanpa ada
sehelai benang yang menutupi
terlihat agak mengkilat akibat efek
cahaya yang mengenai air di
kulitnya. Ternyata tante Ninik
sedang masturbasi, tangan
kanannya dengan lembut
digosok-gosokkan ke vaginanya.
Sedangkan tangan kiri mengelus-
elus payudaranya bergantian kiri
dan kanan.
Terdengar suara desahan lirih,
"Hmm, ohh, arhh".
Kulihat tanteku melentingkan
tubuhnya ke belakang, sambil
tangan kanannya semakin
kencang ditancapkan ke vagina.
Rupanya tante Ninik ini sudah
mencapai orgasmenya. Lalu dia
berbalik dan mengguyurkan air ke
tubuhnya. Aku langsung pergi ke
ruang keluarga dan menyalakan
televisi. Aku tepis pikiran-pikiran
porno di otakku, tapi tidak bisa.
Tubuh molek tante Ninik,
membuatku tergila-gila. Aku jadi
membayangkan tante Ninik
berhubungan badan denganku.
"Lho Fir, kamu lagi apa tuh kok
tanganmu dimasukkan celana
gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin
siapa? Nanti aku bilang ke ibu
kamu lho." Tiba-tiba suara tante
Ninik mengagetkan aku.
"Kamu ini pagi-pagi sudah begitu.
Mbok ya nanti malam saja, kan
enak ada lawannya." Celetuk tante
Ninik sambil masuk kamar.
Aku agak kaget juga dia
ngomong seperti itu. Tapi aku
menganggap itu cuma sekedar
guyonan. Setelah tante Ninik
berangkat kerja, aku sendirian di
rumahnya yang sepi ini. Karena
masih ngantuk aku ganti celanaku
dengan sarung lalu masuk kamar
tante dan langsung tidur.
"Hmm.. geli ah" Aku terbangun
dan terkejut, karena tante Ninik
sudah berbaring di sebelahku
sambil tangannya memegang Mr.
P dari luar sarung.
"Waduh, maafin tante ya. Tante
bikin kamu terbangun." Kata tante
sambil dengan pelan melepaskan
pegangannya yang telah
membuat Mr. P menegang 90%.
"Tante minta ijin ke atasan untuk
tidak masuk hari ini dan besok,
dengan alasan sakit. Setelah ambil
obat dari apotik, tante pulang."
Begitu alasan tante ketika aku
tanya kenapa dia tidak masuk
kerja.
"Waktu tante masuk kamar, tante
lihat kamu lagi tidur di kasur tante,
dan sarung kamu tersingkap
sehingga celana dalam kamu
terlihat. Tante jadi terangsang dan
pingin pegang punya kamu.
Hmm, gedhe juga ya Mr. P mu"
Tante terus saja nyerocos untuk
menjelaskan kelakuannya.
"Sudahlah tante, gak pa pa kok.
Lagian Firman tahu kok kalau
tante tadi pagi masturbasi di
kamar mandi" celetukku
sekenanya.
"Lho, jadi kamu.." Tante kaget
dengan mimik setengah marah.
"Iya, tadi Firman ngintip tante
mandi. Maaf ya. Tante gak marah
kan?" agak takut juga aku kalau
dia marah.
Tante diam saja dan suasana jadi
hening selama lebih kurang 10
menit. Sepertinya ada gejolak di
hati tante. Lalu tante bangkit dan
membuka lemari pakaian, dengan
tiba-tiba dia melepas blaser dan
mengurai rambutnya. Diikuti
dengan lepasnya baju tipis putih,
sehingga sekarang terpampang
tubuh tante yang toples sedang
membelakangiku. Aku tetap
terpaku di tempat tidur, sambil
memegang tonjolan Mr. P di
sarungku. Bra warna hitam juga
terlepas, lalu tante berbalik
menghadap aku. Aku jadi salah
tingkah.
"Aku tahu kamu sudah lama
pingin menyentuh ini.." dengan
lembut tante berkata sambil
memegang kedua bukit
kembarnya.
"Emm.., nggak kok tante. Maafin
Firman ya." Aku semakin salah
tingkah.
"Lho kok jadi munafik gitu, sejak
kapan?" tanya tanteku dengan
mimik keheranan.
"Maksud Firman, nggak salahkan
kalau Firman pingin pegang ini..!"
Sambil aku tarik bahu tante ke
tempat tidur, sehingga tante
terjatuh di atas tubuhku.
Langsung aku kecup
payudaranya bergantian kiri dan
kanan.
"Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli
Fir." tante Ninik merengek
perlahan.
"Hmm..shh" tante semakin keras
mendesah ketika tanganku mulai
meraba kakinya dari lutut menuju
ke selangkangannya.
Rok yang menjadi penghalang,
dengan cepatnya aku buka dan
sekarang tinggal CD yang
menutupi gundukan lembab.
Sekarang posisi kami berbalik, aku
berada di atas tubuh tante Ninik.
Tangan kiriku semakin berani
meraba gundukan yang aku
rasakan semakin lembab. Ciuman
tetap kami lakukan dibarengi
dengan rabaan di setiap cm
bagian tubuh. Sampai akhirnya
tangan tante masuk ke sela-sela
celana dan berhenti di tonjolan
yang keras.
"Hmm, boleh juga nih. Sepertinya
lebih besar dari punyanya om
kamu deh." tante mengagumi Mr.
P yang belum pernah dilihatnya.
"Ya sudah dibuka saja tante."
pintaku.
Lalu tante melepas celanaku, dan
ketika tinggal CD yang menempel,
tante terbelalak dan tersenyum.
"Wah, rupanya tante punya Mr. P
lain yang lebih gedhe." Gila tante
Ninik ini, padahal Mr. P-ku belum
besar maksimal karena terhalang
CD.
Aksi meremas dan menjilat terus
kami lakukan sampai akhirnya
tanpa aku sadari, ada hembusan
nafas diselangkanganku. Dan
aktifitas tante terhenti. Rupanya
dia sudah berhasil melepas CD ku,
dan sekarang sedang terperangah
melihat Mr. P yang berdiri dengan
bebas dan menunjukkan ukuran
sebenarnya.
"Tante.. ngapain berhenti?" aku
beranikan diri bertanya ke tante,
dan rupanya ini mengagetkannya.
"Eh.. anu.. ini lho, punya kamu
kok bisa segitu ya..?" agak
tergagap juga tante merespon
pertanyaanku.
"Gak panjang banget, tapi
gemuknya itu lho.. bikin tante
merinding" sambil tersenyum dia
ngoceh lagi.
Tante masih terkesima dengan
Mr. P-ku yang mempunyai
panjang 14 cm dengan diameter
4 cm.
"Emangnya punya om gak segini?
ya sudah tante boleh ngelakuin
apa aja sama Mr. P ku." Aku ingin
agar tante memulai ini
secepatnya.
"Hmm, iya deh." Lalu tante mulai
menjilat ujung Mr. P.
Ada sensasi enak dan nikmat
ketika lidah tante mulai beraksi
naik turun dari ujung sampai
pangkal Mr. P
"Ahh.. enak tante, terusin hh." aku
mulai meracau.
Lalu aku tarik kepala tante Ninik
sampai sejajar dengan kepalaku,
kami berciuman lagi dengan
ganasnya. Lebih ganas dari
ciuman yang pertama tadi.
Tanganku beraksi lagi, kali ini
berusaha untuk melepas CD tante
Ninik. Akhirnya sambil menggigit-
gigit kecil puting susunya, aku
berhasil melepas penutup satu-
satunya itu. Tiba-tiba, tante
merubah posisi dengan duduk di
atas dadaku. Sehingga
terpampang jelas vaginanya yang
tertutup rapat dengan rambut
yang dipotong rapi berbentuk
segitiga.
"Ayo Fir, gantian kamu boleh
melakukan apa saja terhadap ini."
Sambil tangan tante mengusap
vaginanya.
"OK tante" aku langsung
mengiyakan dan mulai mengecup
vagina tante yang bersih.
"Shh.. ohh" tante mulai melenguh
pelan ketika aku sentuh klitorisnya
dengan ujung lidahku.
"Hh.. mm.. enak Fir, terus Fir..
yaa.. shh" tante mulai berbicara
tidak teratur.
Semakin dalam lidahku
menelusuri liang vagina tante.
Semakain kacau pula omongan
tante Ninik. "Ahh..Fir..shh..Firr aku
mau keluar." tante mengerang
dengan keras.
"Ahh.." erangan tante keras sekali,
sambil tubuhnya dilentingkan ke
kebelakang.
Rupanya tante sudah mencapai
puncak. Aku terus menghisap
dengan kuat vaginanya, dan tante
masih berkutat dengan perasaan
enaknya.
"Hmm..kamu pintar Fir. Gak rugi
tante punya keponakan seperti
kamu. Kamu bisa jadi pemuas
tante nih, kalau om kamu lagi luar
kota. Mau kan?" dengan manja
tante memeluk tubuhku.
"Ehh, gimana ya tante.." aku
ngomgong sambil melirik ke Mr.
P ku sendiri.
"Oh iya, tante sampai lupa. Maaf
ya" tante sadar kalau Mr. P ku
masih berdiri tegak dan belum
puas.
Dipegangnya Mr. P ku sambil
bibirnya mengecup dada dan
perutku. Lalu dengan lembut tante
mulai mengocok Mr. P. Setelah
lebih kurang 15 menit tante
berhenti mengocok.
"Fir, kok kamu belum keluar juga.
Wah selain besar ternyata kuat
juga ya." tante heran karena
belum ada tanda-tanda mau
keluar sesuatu dari Mr.Pku.
Tante bergeser dan terlentang
dengan kaki dijuntaikan ke lantai.
Aku tanggap dengan bahasa
tubuh tante Ninik, lalu turun dari
tempat tidur. Aku jilati kedua sisi
dalam pahanya yang putih
mulus. Bergantian kiri-kanan,
sampai akhirnya dipangkal paha.
Dengan tiba-tiba aku benamkan
kepalaku di vaginanya dan mulai
menyedot. Tante menggelinjang
tidak teratur, kepalanya bergerak
ke kiri dan kanan menahan rasa
nikmat yang aku berikan. Setelah
vagina tante basah, tante
melebarkan kedua pahanya. Aku
berdiri sambil memegang kedua
pahanya. Aku gesek-gesekkan
ujung Mr. P ke vaginanya dari
atas ke bawah dengan pelan.
PErlakuanku ini membuat tante
semakin bergerak dan meracau
tidak karuan.
"Tante siap ya, aku mau masukin
Mr. P" aku memberi peringatan ke
tante.
"Cepetan Fir, ayo.. tante sudah
gak tahan nih." tante langsung
memohon agar aku secepatnya
memasukkan Mr. P.
Dengan pelan aku dorong Mr. P
ke arah dalam vagina tante Ninik,
ujung kepalaku mulai dijepit bibir
vaginanya. Lalu perlahan aku
dorong lagi hingga separuh Mr. P
sekarang sudah tertancap di
vaginanya. Aku hentikan
aktifitasku ini untuk menikmati
moment yang sangat enak.
Pembaca cobalah lakukan ini dan
rasakan sensasinya. Pasti Anda
dan pasangan akan merasakan
sebuah kenikmatan yang baru.
"Fir, kok rasanya nikmat banget..
kamu pintar ahh.. shh" tante
berbicara sambil merasa
keenakan.
"Ahh.. shh mm, tante ini cara
Firman agar tante juga merasa
enak" Aku membalas omongan
tante.
Lalu dengan hentakan lembut aku
mendorong semua sisa Mr. P ke
dalam vagina tante.
"Ahh.." kami berdua melenguh.
Kubiarkan sebentar tanpa ada
gerakan, tetapi tante rupanya
sudah tidak tahan. Perlahan dan
semakin kencang dia
menggoyangkan pinggul dan
pantatnya dengan gerakan
memutar. Aku juga
mengimbanginya dengan
sodokan ke depan. Vagina tante
Ninik ini masih kencang, pada saat
aku menarik Mr. P bibir vaginanya
ikut tertarik.
"Plok.. plok.. plokk" suara
benturan pahaku dengan paha
tante Ninik semakin menambah
rangsangan.
Sepuluh menit lebih kami
melakukan gaya tersebut, lalu
tiba-tiba tante mengerang keras
"Ahh.. Fir tante nyampai lagi"
Pinggulnya dirapatkan ke pahaku,
kali ini tubuhnya bergerak ke
depan dan merangkul tubuhku.
Aku kecup kedua payudaranya.
dengan Mr. P masih menancap
dan dijepit Vagina yang berkedut
dengan keras. Dengan posisi
memangku tante Ninik, kami
melanjutkan aksi. Lima belas
menit kemudian aku mulai
merasakan ada desakan panas di
Mr. P.
"Tante, aku mau keluar nih, di
mana?" aku bertanya ke tante.
"Di dalam aja Fir, tante juga mau
lagi nih" sahut tante sambil
tubuhnya digerakkan naik turun.
Urutan vaginanya yang rapat dan
ciuman-ciumannya akhirnya
pertahananku mulai bobol.
"Arghh.. tante aku nyampai".
"Aku juga Fir.. ahh" tante juga
meracau.
Aku terus semprotkan cairan
hangat ke vagina tante. setelah
delapan semprotan tante dan aku
bergulingan di kasur. Sambil
berpelukan kami berciuman
dengan mesra.
"Fir, kamu hebat." puji tante Ninik.
"Tante juga, vagina tante rapet
sekali" aku balas memujinya.
"Fir, kamu mau kan nemani tante
selama om pergi" pinta tante.
"Mau tante, tapi apa tante gak
takut hamil lagi kalau aku selalu
keluarkan di dalam?" aku balik
bertanya.
"Gak apa-apa Fir, tante masih ikut
KB. Jangan kuatir ya sayang"
Tante membalas sambil
tangannya mengelus dadaku.
Akhirnya kami berpagutan sekali
lagi dan berpelukan erat sekali.
Rasanya seperti tidak mau
melepas perasaan nikmat yang
barusan kami raih. Lalu kami
mandi bersama, dan sempat
melakukannya sekali lagi di kamar
mandi.
E N D