Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Namaku Rian, aku seorang
pegawai swasta di bandung. Baru
sebulan ini aku pindah kantor,
alasannya klasik, soalnya kantor
baruku ini memberi gaji yang jauh
lebih tinggi dari kantorku yang
lama. Sebenernya sih aku agak
heran dengan kantor baruku ini,
soalnya waktu wawancara dulu
gaji yang aku ajukan tidak ditawar
sama sekali, langsung setuju !
Emang sih aku agak nyesel kenapa
gak nawarin yang lebih tinggi lagi,
tapi aku sadar diri, untuk posisi
yang aku tempati sekarang aja,
gajiku tergolong sangat tinggi.
Hari itu hari jumat, setelah makan
siang, HPku tiba-tiba berdering. Itu
dari Bu Ita, manager keuangan
yang dulu menyetujui gaji yang
aku ajukan. Mengingat “jasanya”
dia ke aku, tentu aja aku sangat
menghormati dia.
“Halo bu, selamat siang” sapa saya
menjawab telpon.
“Halo rian..” jawab dia riang sekali.
“Ada yang saya bisa saya bantu ?”
tanya saya, basa-basi sih.
“Ah enggak cuma ngecek kamu
aja. Dah makan siang ?” tanyanya
ramah.
“Oh sudah bu, baru aja” jawabku.
“Gimana kerja disini, ada
masalah ?” tanya bu ita lagi.
“Wah enggak bu, tapi memang
saya baru mulai sih, baru
membiasakan diri dengan keadaan
kerja disini” jawab saya singkat.
“Gimana gajinya, dah cukup ?”
tanyanya dengan suara
menggoda.
“He..he..he.. maunya sih tambah
lagi bu” jawab saya sambil
tertawa.
“Hah.. segitu aja udah tinggi kan ?”
balas bu ita sedikit kaget.
“Iya bu, becanda tadi..” jawabku
singkat.
“Oh.. kirain.” jawabnya. “Eh rian
nanti sore sehabis kantor kamu
ada kerjaan gak ?” tanya bu ita.
“Enggak kayaknya bu, ada apa
emangnya” tanyaku sedikit heran.
“Hmm.. ada yang ingin saya
bicarakan, agak pribadi sih,
makanya saya ingin bicaraiinnya
sehabis kantor aja nanti” jawab bu
ita.
“OK bu, saya gak ada janji untuk
sore sampe malem nanti” jawab
saya.
“OK nanti aku tunggu di kafe xxx
nanti sore” kata bu ita.
“OK bu” jawab saya.
“Ok kalo gitu, oh iya, golongan
darah kamu apa ?” tanya bu ita
sebelum mengakhiri pembicaraan.
“B” jawabku penuh kebingungan.
“Perfect ! OK deh aku tunggu nanti
sore” kata bu ita lalu menutup
telponnnya.
Sejenak aku terdiam penuh
kebingungan, tapi aku kembali
bekerja sebab pekerjaanku
lumayan menumpuk.
Setelah pulang kerja aku arahkan
mobilku ke kafe xxx yang
dijanjikan tadi. Dalam perjalanan
aku diselimuti kebingan yang amat
sangat. Bu Ita… Ada apa manager
keuangan kantorku itu mau
menemuiku, soal urusan pribadi
lagi. Dan yang paling membuatku
bingung adalah dia sempat
menanyakan golongan darahku,
untuk apa ?
Sebagai informasi, Bu ita berumur
sekitar 34-35 tahun. Masih cukup
muda untuk menjadi manager
keuangan, tapi memang dia
berasal dari keluarga yang
berteman dekat dengan pemilik
perusahaanku. Ditambah lagi
suaminya, pengusaha yang dulu
jadi sahabat pak Faisal presdir
perusahaanku sewaktu kuliah. Oh
iya bu ita sudah bersuami, tapi
sayang mereka belum dikaruniai
anak. Tapi mungkin karena hal itu
bu itu terlihat masih seperti wanita
muda. Badannya tinggi semampai,
ramping tanpa lemak. Kulitnya
kuning langsat dengan rambut
lurus sebahu. Matanya berbinar
selalu bersemangat dan bibir
tipisnya itu selalu menarik
perhatiannku. Hanya ada satu kata
yang dapat mewakili bu ita…
Cantik.
Sesampainya di kafe xxx, aku
melihat bu ita melambai kearahku
dari meja yang agak dipojok. Kafe
itu memang agak sepi,
pelanggannya biasanya eksekutif
muda yang ingin bersantai setelah
pulang kerja.
“Sore bu, maaf agak terlambat”
kataku sambil menyalaminya.
“Oh gak pa-pa” kata bu ita sambil
mempersilakkan aku duduk.
Selanjutnya aku dan bu ita
mengobrol basa-basi, bercerita
tentang kantor, dari yang penting
sampe gosip-gosipnya.
He..he..he.. gak guna banget.
Setelah beberapa lama akhirnya
aku mengajukan pertanyaan. “Oh
iya bu, sebenernya ada apa ya
mengajak saya bertemu disini”
tanyaku memulai.
“Oh iya” jawabnya. Mendadak
wajahnya sedikit pucat.
Beberapa saat ibu ita terdiam.
Kemudian mulai berkata “Begini
Rian, kamu tau kan kalo aku sudah
berkeluarga ?”. Aku menganguk
kecil untuk menjawabnya.
“Tahun ini adalah tahun ke 10
pernikahanku” lanjutnya.
Kemudian dia mengeluarkan
sebuah foto dari dalam
dompetnya. “Ini foto suamiku
waktu sebelum nikah, gimana
mirip kamu gak ?”
Aku mengambil foto tersebut dan
mengamati sebentar. Memang sih
ada banyak kemiripan antara
orang di foto terebut dengan aku,
tapi gantengan aku dong (– ge-er
mode on ).
“He..he..he.. kayak ngaca”
jawabku sambil mengembalikan
foto tersebut. Sebenernya aku
makin bingung arah pembicaraan
bi ita.
“Kamu tau kan aku dan suamiku
belum dikaruniai anak ?” tanyanya
lagi
“Iya…” jawabku bingung.
“Jadi begini rian, aku dan suamiku
sudah mencoba beberapa cara.
Tapi belum berhasil. Sedang
umurku semakin bertambah,
makin sulit untuk bisa punya anak.
Memang kami sudah tau
masalahnya ada disuamiku dan dia
sekarang dalam terapi pengobatan,
tapi mungkin suamiku butuh
bantuan lain….. dari kamu” kata bu
ita.
“Bantuan dari saya ? maksudnya
bu ?” tanyaku yang sudah
dipuncak kebingungan.
“Mungkin kamu bisa bantu
suamiku untuk membuahi aku”
katanya pelan.
“Maksudnya saya menyumbang
sperma untuk bayi tabung ibu dan
suami ibu ?” tanyaku tergagap.
“Bukan, aku sudah pernah coba
cara itu dan gagal. Sperma
suamiku terlalu lemah. Kalau aku
ulangi sekarang tentu suamiku
curiga. Lagi pula sulit untuk
menukar sperma suamiku dengan
spermamu nanti” jawab bu ita.
“Jadi ?” tanyaku lagi.
“Aku pingin kamu meniduri aku,
membuahi aku sampai aku hamil”
jawabnya singkat.
Aku cuma bisa ternganga terhadap
permintaan bu ita yang ku anggap
sangat gila itu.
“Tenang, jangan takut ketahuan.
Kamu mirip sekali dengan
suamiku, apalagi golongan darah
kalian sama, jadi anak yang lahir
nanti akan sulit sekali diketahui
siapa ayah sebenarnya.” kata bu ita
meyakiniku. Akhirnya terjawab
kenapa dia tanya golongan
darahku tadi. Mungkin alasan bu ita
begitu gampang menyetujui
waktu aku wawancara dulu salah
satunya adalah rencana ini…
“Trus bagaimana kita
melakukannya ?” tanyaku setelah
menenangkan diri.
“Kamu ada waktu malem ini ?
Kebetulan suamiku lagi keluar kota
sampai besok.”tanya bu ita.
“Aku available.” jawabku.
Kemudian bu ita menelpon
kerumahnya, memberitahukan
pembantunya dia tidak pulang
malam itu sambil memberi alasan.
Kemudian dia mengajakku ke hotel
xxx. Setelah cek in, kami langsung
masuk kamar.
Didalam kamar, tidak ada
pembicaraan yang berarti. Bu ita
langsung ijin untuk mandi, setelah
dia selesai, gantian aku yang
mandi.
Setelah aku keluar dari kamar
mandi, aku melihat bu ita yang
hanya memakai bathrobe tiduran
sambil menonton tv. Aku
kemudian duduk di pinggiran
tempat tidur.
“Bagaimana, kita mulai ?” tanyaku
dengan perasaan gugup. Soalnya
biasanya aku ML tujuannya cuma
untuk senang-senang, bahkan
pakai alat kontrasepsi agar
pasangan MLku tidak hamil. Kalau
ini malah tujuannya pengen hamil.
“OK” jawab bu ita kemudian
bergeser memberi aku tempat
untuk naik ketempat tidur.
Aku berbaring disampingnya
kemudian berkata “Bu, mungkin
tujuan kita supaya ibu bisa hamil,
tapi apa bisa kita melakukan
persetubuhan ini seperti layaknya
orang lain yang mencari kepuasan
juga ?”
“Gak pa-pa sayang…” jawab bu ita.
“Aku rela kok kamu tidurin. Malah
sejujurnya kamu tuh bangkitin
nafsuku banget. Ngingetin aku
diawal-awal pernikahanku” jawab
bu ita nakal.
Aku kemudian mengecup dahi bu
ita, sesuatu yang selalu aku
lakukan sebelum meniduri wanita.
Bu ita terseyum kecil.
Kemudian aku mengecup bibir bu
ita. Bibir tipis yang selalu menarik
perhatianku itu ternyata nikmat
juga. Kemudian aku mulai
mencium bibirnya lagi, kali ini lebih
lama dan lebih dalam. Sambil
mencium bibir mu ita, tanganku
mulai bergerilya. Pertama-tama
aku elus rambutnya, bu ita
membalas dengan sedikit
meremas kepalaku. Kemudian
tanganku turun untuk mengelus-
elus tubuhnya, walaupun masih
dari luar bathrobe.
Masih sambil berciuman, perlahan
aku buka tali bathrobenya. Setelah
membuka sebagian bathrobe
bagian atasnya, aku langsung
mengelus payudaranya, ternya bu
ita sudah tidak memakai bra.
Awalnya aku hanya mengelus, tapi
kemudian berubah menjadi
meremas. Payudaranya masih
kenyal, walaupun sudah sedikit
turun, tapi sangat nikmat untuk
diremas.
Kemudian aku mulai memilin-milin
putingnya. Bu ita merintih pelan,
kemudian melepaskan ciuman.
Aku kemudian turun sedikit untuk
mulai menjilati puting bu ita. Aku
muail menjelati puting yang kiri
sedang payudara yang kanan aku
remas dengan tangan. Kemudian
berganti aku menjilati yang kanan
sambil meremas payudara yang
kiri. Sesekali aku gigit-gigit kecil,
tapi sepertinya bu ita tidak terlalu
suka, dia lebih menyukai aku
menyedot kencang putingnya.
Tangan kananku kemudian turun
kebawah untuk membuka
bathrobe bagian bawahnya hingga
tubuhnya terlihat semua. Bathrobe
hanya menyangkut di tangannya.
Tanganku mulai mengelus
pahanya. Perlahan aku buka sedikit
pahanya untuk mengeluspaha
bagian dalamnya, begitu mulus
kulit bagian itu. Tanganku naik
keatas menuju selangkangan,
ternyata bu ita masih memakai CD.
Aku tak mau langsung ke
vaginanya hingga tanganku beralih
ke pantatnya. Aku meremas pantat
yang bulat ini dari dalam CDnya,
sebab aku selipkan tanganku ke
dalam celananya. Jujur aku adalah
penggemar pantat dan pinggul
wanita. Apalagi wanita seperti bu
ita ini. Pinggulnya ramping tapi
pantatnya besar membulat.
Perlahan remasan kepantat bu ita
aku alihkan ke depan. Di garis
vaginanya aku merasa sudah
banyak cairan yang keluar dari
vaginanya. Kemudian aku
mengelus vaginanya mengikuti
garis vagina. Perlahan aku tusuk
vaginanya dengan jari tengahku.
Tubuh Bu ita tersentak, pinggulnya
diangkat seperti mengantarkan
vaginanya untuk melahap jariku
lebih dalam. Jariku aku keluar
masukkan perlahan, bu ita
merintih semakin keras.
Aku turun kebawah, ingin menjilat
vaginanya. Tapi Bu Ita menahan
tubuhku. “Gak usah rian, aku
malu” kata Bu Ita. “Langsung
masukin aja sayang, aku dah gak
tahan” lanjut bu ita.
Aku memposisikan tubuhku diatas
bu ita. kemudian aku lebarkan
pahanya nsehingga
selangkangannya terbuka lebar.
Aku arahkan penisku ke
vaginanya. Perlahan aku usahpak
penisku ke permukaan vaginanya,
tapi bu ita memandangku dengan
penuh harapan supaya aku cepat
memasukkan penisku ke
vaginanya.
Perlahan aku dorong penisku
untuk measuk ke vaginanya.
Vaginanya masih seret, mungkin
karena belum pernah melahirkan.
Aku mulai mengeluar masukkan
penisku dari vaginanya, sedangkan
bu ita merintih keras setiap penisku
menghujam vaginanya. Sesekali
aku mencium bibirnya, tapi dia
lebih suka merintih sambil
memejamkan matanya menikmati
setiap gesekan vaginanya dengan
penisku. Tangan bu ita
mencengkram bahuku, sepertinya
dia ingin tubuhh kita bergesekan
keras agar payudaranya tergesek
oleh dadaku.
“Mas terus mas, terus…” rintih bu
ita. Sepertinya dia membayangkan
suaminya yang menyetubuhinya.
Sebenernya aku agak cemburu,
tapi aku pikir-pikir lebih baik
daripada dia merintih memanggil
namaku, nanti dia kebiasaan bisa
berabe kalau dia memanggil
namaku waktu bersetubuh dengan
suaminya.
Tiba-tiba tangan bu ita
mencengkram pantatku seakan
membantu dorongan penisku agar
lebih kuat menghujam vaginanya.
Pinggulnya pun semakin aktif
bergerak kekanan-kekiri sambil
kadang berputar. Sungguh
beruntung aku bisa menikmati
tubuh molek bu ita yang sangat
ahli bercinta.
Tiba-tiba tangannya menekan
keras pantatku kearah vaginanya.
Sepertinya dia sudah orgasme.
Tubuhnya menegang tidak
bergerak. Akupun menghentikan
pompaanku ke vaginanya sebab
tangannya begitu keras menekan
pantatku.
Setelah tubuhnya berkurang
ketegangannya aku mulai
pompaanku perlahan. Cairan
orgasmenya membuat vaginanya
semakin licin. Memang vaginanya
jadi berkurang daya cengkramnya,
tapi kelicinannya memberikan
sensasi yang berbeda.
Aku mengangkat tubuhnya untuk
berganti posisi. Tapi bu ita
menolak sambil berkata “Rian
please, kali ini gaya konvensional
aja ya… aku pengen nikmatin…
besok-besok ya”. Aku meletakkan
tubuh bu ita lagi.
Goyangan pinggulnya makin
menggila, begerak kekiri dan
kekanan, tapi aku paling suka saat
berputar. Sungguh hebat
goyangan bu ita. Mungkin itu
goyangan terbaik dari wanita yang
pernah aku tiduri.
Tangannya kembali menekan
keras pantatku, bu ita sudah
sampai di orgasme keduanya.
Tubuhnya sangat tegang kali ini,
sampai perlu lama untuk kembali
normal. Setelah berkurang
ketegangannya, aku berkata “Bu
apa kita sudahin dulu ? kayaknya
ibu sudah lemas sekali.” kataku.
“Gak pa-pa rian, aku pengen
sperma kamu, terusin aja.” jawab
bu ita.
Aku mulai memompa lagi
vaginanya dengan penisku. Kali ini
vaginanya sudah benar-benar
basah. Bu ita sudah mengurangi
gerakannya, mungkin dia sudah
terlalu lemas.
Aku konsentrasikan pompaanku ke
vaginanya hingga bu ita mulai
merespon lagi. Sebenarnya aku
sudah dikit lagi ejakulasi saat bu ita
tiba-tiba berteriak kencang
“Arrrhgh….. rian gila enak banget”
jeri bu ita sambil menjepit tubuhku
dengan kedua pahanya.
“Adu gila rian…. aku dah 3 kali
keluar kamu belum keluar juga.
Ayo dong rian, aku cari pejantan
bukan cari gigolo…” kata bu ita
lemah.
AKu sebenernya kasian dengan bu
ita, tapi aku juga sedikit lagi
ejakulasi. Aku goyang perlahan
penisku. Kali ini aku benar-benar
konsentrasi menggapai
orgasmeku. Tak berapa lama aku
merasa spermaku sudah sampai
diujung penisku.
“Bu saya dikit lagi keluar bu.”
kataku sambil meniukmati sensasi
luar biasa. Bu ita membantu
dengan menggoyangkan
pinggulnya sambil menahan
pantatku agar penisku tidak lepas
dari vaginanya.
“Agkh….”, crot..crot..crot..crot
empat kali spermaku ku siram
derask ke liang vaginanya. Bu ita
menahan pantatku kuat-kuat agar
spermaku masuk kerahimnya
dalam-dalam.
“Tahan sebentar rian, supaya
spermanya masuk semua” kata bu
ita sambil menahan pantatku
kearah selangkanyannya. Setelah
beberapa menit baru bu ita
melepaskan cengkramannya. Aku
kemudian merebahkan tubuhku
disampingnya.
Malam itu aku menggagahi bu ita
sampai 3 kali. Sama seperti yang
pertama, aku tumpahkan seluruh
spermaku ke liang vaginanya.
Setelah itu persetubuhannku
dengan bu ita jadi acara rutin.
Minimal 2 kali seminggu aku
menyetubuhinya. Aku bahkan
dilarang bersetubuh dengan
wanita lain, agar spermaku benar-
benar 100% masuk ke rahimnya.
2 bulan kemudian bu ita positif
hamil, tapi sampai saat ini, saat
kehamilannya memasukki bulan ke
3, aku masih rutin menyetubuhi
bu ita. Sepertinya bu ita tidak bisa
menolak kenikmatan digagahi
olehku, dan aku tentu aja gak mau
kehilangan goyangan dasyat bu
ita.