Koleksi Foto bugil terlengkap, Foto bugil Tante Girang, Foto Bugil Pelajar, Foto Bugil Jilbab, Gambar Memek, Video XXX, Cerita Sex, Foto Bugil Terbaru, Foto Bugil 2014, Video Bokep Indo, Jepang, Barat, Video Streaming
|
WARNING : THIS SITE CONTAINS ADULT
CONTENT, MAKE SURE YOUR AGE ABOVE 18+
YEARS
Siang itu disaat aku
hendak makan siang tiba-
tiba telepon
lineku berbunyi dan
ternyata operator
memberitau saya kalau
ada telepon dari seorag
wanita yang engak mau
menyebutkan
namanya dan setelah kau
angkat.
"Hallo, selamat siang
joko," suara wanita yang
sangat manja
terdengar.
"Helo juga, siapa ya ini?"
tanyaku serius.
"Namaku Karina," kata
wanita tersebut
mengenalkan diri.
"Maaf, Mbak Karina tahu
nomor telepon kantor
saya dari mana?"
tanyaku menyelidiki.
"Oya, aku temannya Yanti
dan dari dia aku dapat
nomor kamu,"
jelasnya.
"Ooo.. Yanti," kataku
datar.
Aku mengingat kisahku,
sebelumnya yang berjudul
empat lawan
satu. Yanti adalah seorang
wanita karir yang juga
'mewarnai'
kehidupan sex aku.
"Gimana kabarnya Yanti
dan dimana sekarang dia
tinggal?"
tanyaku.
"Baik, sekarang dia tinggal
di Surabaya, dia titip salam
kangen sama kamu," jelas
Karina.
Sekitar 10 menit, kami
berdua mengobrol
layaknya orang sudah
kenal lama. Suara Karina
yang lembut dan manja,
membuat aku
menerka-nerka bagaimana
bentuk fisiknya dari wanita
tersebut.
Saat aku membayangkan
bentuk fisiknya, Karina
membuyarkan
lamunanku.
"Hallo.. Joko, kamu masih
disitu?" tanya Karina.
"Iya.. Iya Mbak.." kataku
gugup.
"Hayo mikirin siapa, lagi
mikirin Yanti yaa?"
tanyanya
menggodaku.
"Nggak kok, malahan
mikirin Mbak Karina tuh,"
celetukku.
"Masa sih.. Aku jadi GR
deh" dengan nada yang
sangat menggoda.
"Joko, boleh nggak aku
bertemu dengan kamu?"
tanya Karina.
"Boleh aja Mbak.. Bahkan
aku senang bisa bertemu
dengan kamu,"
jawabanku semangat
"Oke deh, kita ketemuan
dimana nih?" tanyanya
semangat.
"Terserah Mbak deh, Joko
sih ngikut aja?" jawabku
pasrah.
"Oke deh, nanti sore aku
tunggu kamu di Mc.
Donald plasa
senayan," katanya.
"Oke, sampai nanti joko..
Aku tunggu kamu jam
18.30," sambil
berkata demikian, aku pun
langsung menutup
teleponku.
Aku segera meluncur ke
kantin untuk makan siang
yang sempat
tertunda itu. Sambil
membayangkan kembali
gimana wajah wanita
yang barusan saja
menelpon aku. Setelah
aku selesai makan aku
pun langsung segera balik
ke kantor untuk
melakukan aktivitas
selanjutnya.
Tanpa terasa waktu sudah
menunjukkan pukul 17.00,
tiba saatnya
aku pulang kantor dan
aku segera meluncur ke
plasa senayan.
Sebelumnya prepare
dikantor, aku mandi dan
membersihkan diri
setelah seharian aku
bekerja. Untuk
perlengkapan mandi, aku
sengaja membelinya
dikantin karena aku nggak
mau ketemu wanita
dengan tanpak kotor dan
bau badan, kan aku
menjadi nggak pede
dengan hal seperti itu.
Tiba di Plasa Senayan, aku
segera memarkirkan mobil
kijangku
dilantai dasar. Jam
menunjukkan pukul 18.15.
Aku segera menuju
ke MC. Donald seperti
yang dikatakan Karina.
Aku segera
mengambil tempat duduk
disisi pagar jalan, sehingga
aku bisa
melihat orang lalu lalang
diarea pertokaan tersebut.
Saat mataku melihat
situasi sekelilingku, bola
mataku berhenti
pada seorang wanita
setengan baya yang duduk
sendirian.
Menurut perkiraanku,
wanita ini berumur sekitar
32 tahun.
Wajahnya yang lumayan
putih dan juga cantik,
membuat aku
tertegun, nataku yang
nakal, berusaha
menjelajahi pemadangan
yang indah dipandang
yang sangat menggiurkan
apa lagi abgian
depan yang sangat
menonjol itu. Kakinya yang
jenjang, ditambah
dengan belahan pahanya
yang putih dan juga
montok dibalik rok
mininya, membuat aku
semakin gemas. Dalam
hatiku, wah betapa
bahagianya diriku bila
yang aku lihat itu adalah
orang yang
menghubungiku tadi siang
dan aku lebih bahagia lagi
bila dapat
merasakan tubuhnya yang
indah itu.
Tiba-tiba wanita itu berdiri
dan menghampiri tempat
dudukku.
Dadaku berdetuk kencang
ketika dia benar-benar
mengambil
tempat duduk semeja
dengan aku.
"Maaf apakah kamu
Joko?" tanyanya sambil
menatapku.
"Iy.. Iyaa.. Kamu pasti
Karina," tanyaku balik
sambil berdiri
dan mengulurkan
tanganku.
Jarinya yang lentik
menyetuh tanganku untuk
bersalaman dan
darahku terasa mendesr
ketika tangannya yang
lembut dan juga
halus meremas tangaku
dengan penuh perasaan.
"Silahkan duduk Karina,"
kataku sambil menarik
satu kursi di
depanku.
"Terima kasih," kata Karina
sambil tersenyum.
"Dari tadi kamu duduk
disitu kok nggak langsung
kesini aja
sih?" tanyaku.
"Aku tadi sempat ragu-
ragu, apakah kamu
memang Joko,"
jelasnya.
"Aku juga tadi berpikir,
apakah wanita yang cantik
itu adalah
kamu?" kataku sambil
tersenyum.
Kami bercerita panjang
lebar tentang apapun
yang bisa
diceritakan, kadang-
kadang kami berdua saling
bercanda, saling
menggoda dan sesekali
bicara yang 'menyerempet'
ke arah sex.
Lesung pipinya yang
dalam, menambah cantik
saja wajahnya yang
semakin matang.
Dari pembicaraan tersebut,
terungkaplah kalau Karina
adalah
seorang wanita yang
sedang bertugas di Jakarta.
Karina adalah
seorang pengusaha dan
kebetulan selama 4 hari
dinas di
Jakarta.
"Karin, kamu kenal Yanti
dimana?" tanyaku.
Yanti adalah teman
chattingku di YM, aku dan
Yanti sering
online bersama. Dan kami
terbuka satu sama lain
dalam hal
apapun. Begitu juga kisah
rumah tangga, bahkan
masalah sex
sekalipun. Mulutnya yang
mungil menjelaskan
dengan penuh
semangat.
"Emangnya Yanti menikah
kapan? Aku kok nggak
pernah diberitahu
sih," tanyaku penuh
penasaran.
"Dia menikah dua minggu
yang lalu dan aku nggak
tahu kenapa
dia nggak mau memberi
tahu kamu sebelumnya,"
Jawabnya penuh
pengertian.
"Ooo, begitu.." kataku
sambil manggut-manggut.
"Ini adalah hari pertamaku
di Jakarta dan aku
berencana
menginap 4 hari, sampai
urusan kantorku selesai,"
jelasnya
tanpa aku tanya.
"Sebenarnya tadi Yanti
juga mau dateng tapi
berhubung ada
acara keluarga jadi
kemungkinan dia akan
datang besok harinya
dia bisa dateng," jelasnya
kembali.
"Memangnya Mbak Karina
menginap dimana nih?"
tanyaku
penasaran.
"Kebetulan sama kantor
sudah dipesankan kamar
buat aku di
hotel H.."jelasnya.
"Mmm, emangnya Mbak
sama siapa sih?" tanyaku
menyelidik.
"Ya sendirilah, Joko..
Makanya saat itu aku
tanya Yanti,"
katanya
"Tanya apa?" tanyaku
mengejar.
"Apakah punya teman
yang bisa menemaniku
selama aku di
Jakarta," katanya.
"Dan dari situlah aku tahu
nomor telepon kamu,"
lanjutnya.
Tanpa terasa waktu sudah
menunjukan pukul 10.25
wib, dan aku
lihat sekelilingku
pertokoan mulai sepi
karena memang sudah
mulai larut malam. Dan
toko pun sudah mulai
tutup.
"Jok.. Kamu mau anter aku
balik ke hotel nggak?"
tanyanya.
"Boleh, masa iya sih aku
tega sih biarin kamu balik
ke hotel
sendirian," kataku.
Setelah obrolan singkat,
kami segera menuju
parkiran mobil dan
segera meluncur ke hotel
H.. Yang tidak jauh dari
pusat
pertokoan Plasa Senayan.
Aku dan Karina bergegas
menuju lift
untuk naik ke lantai 5, dan
sesampainya di depan
kamarnya,
Karina menawarkan aku
untuk masuk sejenak. Bau
parfum yang
mengundang syaraf kelaki-
lakianku serasa berontak
ketika
berjalan dibelakangnya.
Dan ketika aku hendak
masuk ternyata ada dua
orang wanita yang
sedang asyik ngegosip dan
mereka pun tersenyum
setelah aku
masuk kekamarnya. Dalam
batinku, aku tenyata
dibohongi
ternyata dia nggak sendiri.
Karina pun
memperkenalkan
teman-temannya yang
cantik dan juga sex yang
berbadan tinggi
dan juga mempunyai
payudara yang besar dia
adalah Miranda(36b)
sedangkan yang
mempunyai badan yang
teramat sexy ini dan juga
berpayudara yang sama
besarnya bernama Dahlia
(36b). Dan mereka
pun mempersilahkan aku
duduk.
Tanpa dikomando lagi
mereka pun perlahan-
lahan memulai membuka
pakaian mereka satu
persatu, aku hanya bisa
melotot saja tak
berkedip sekali pun, tak
terasa adik kecilku pun
segera bangun
dari tidurnya dan segera
bangun dan langsung
mengeras seketika
itu juga. Setelah mereka
telanjang bulat terlihatlah
pemandangan yang sangat
indah sekali dengan
payudara yang
besar, Karina pun langsung
menciumku dengan
ganasnya aku
sampai nggak bisa
bernafas karena serangan
yang sangat
mendadak itu dan aku
mencoba
menghentikannya.
Setelah itu dia pun
memohon kepadaku agar
aku memberikan
kenikmatan yang pernah
aku berikan sama Yanti
dan kawan-kawan.
Setelah itu Karina pun
langsung menciumku
dengan garangnya dan
aku pun nggak mau
tinggal diam aku pun
langsung membalas
ciumannya dengan garang
pula, lidah kamipun
beraduan, aku
mulai menghisap lidahnya
biar dalam dan juga
sebaliknya.
Sedangkan Miranda
mengulum penisku ke
dalam mulutnya,
mengocok
dimulutnya yang
membuat sensasi yang
tidak bisa aku ungkapkan
tanpa sadar aku pun
mendesah.
"Aaahh enak Mir, terus Mir
hisap terus, aahh.."
Sedangkan Dahlia
menghisap buah zakarku
dengan lembutnya
membuat aku semakin
nggak tertahankan untuk
mengakhiri saja
permaianan itu. Aku pun
mulai menjilati vagina
Karina dengan
lembut dan perlahan-
lahan biar dia bisa
merasakan permaianan
yang aku buat. Karina pun
menjerit keras sambil
berdesis
bertanda dia menikmati
permainanku itu.
Mirandapun nggak mau
kalah dia menghisap
payudaranya Karina
sedangkan Dahlia
mencium bibir Karina agar
tidak berteriak
ataupun mendesis. Setelah
beberapa lama aku
menjilati
vaginanya terasa badannya
mulai menegang dan dia
pun mendesah.
"Jok.. Akuu mauu
keeluuarr."
Nggak beberapa lama
keluarlah cairan yang
sangat banyak itu
akupun langsung
menghisapnya sampai
bersih tanpa tersisa.
Setelah itu aku pun
langsung memasukkan
penisku ke dalam
vagina Karina, perlahan-
lahan aku masukkan
penisku dan sekali
hentakan langsung masuk
semua ke dalam vaginanya
yang sudah
basah itu. Aku pun
langsung menggenjotnya
dengan sangat
perlahan-lahan sambil
menikamati sodokan demi
sodokan yang aku
lakukan dan Karina pun
mulai mendesah nggak
karuan.
"Aaahh enak Jok, terus
Jok, enak Jok, lebih dalam
Jok aahh,
sstt.."
Membuat aku bertambah
nafsu, goyanganku pun
semakin aku
percepat dan dia mulai
berkicau lagi.
"Aaahh enak Jok, penis
kamu enak banget Jok,
aahh.."
Setelah beberapa lama
aku mengocok, diapun
mulai mengejang
yang kedua kalinya
akupun semakin
mempercepat kocokanku
dan
tak beberapa lama aku
mengocoknya keluarlah
cairan dengan
sangat derasnya dan terasa
sekali mengalir disekitar
penisku.
Akupun segera mencabut
penisku yang masih tegang
itu. Miranda
segera mengulum penisku
yang masih banyak
mengalir cairan
Karina yang menempel
pada penisku, sedangkan
Dahlia menghisap
vaginanya Karina yang
masih keluar dalam
vaginanya dengan
penuh nafsunya.
Miranda pun mulai
mengambil posisi, dia
diatas sedangkan aku
dibawah. Dituntunnya
penisku untuk memasuki
vaginanya Miranda
dan serentak langsung
masuk. Bless.. Terasa sekali
kehangatan
didalam vaginanya
Miranda. Dia pun mulai
menaik turunkan
pantatnya dan disaat
seperti itulah dia mulai
mempercepat
goyangannya yang
membuat aku semakin
nggak karuan menahan
sensasi yang diberikan oleh
Miranda.
Dahlia pun mulai
menghisap payudara
Miranda penuh gairah,
sedangkan Karina
mencium bibir Miranda
dengan garangnya,
Miranda mempercepat
goyangannya yang
membuat aku mendesah.
"Aaahh enak Mir.. Terus
Mir.. Goyang terus Mir..
Lebih dalam
lagi Mir.. Aaahh sstt"
Dan selang beberapa
menit aku merasakan
penisku mulai
berdenyut,
"Mir.. Aku.. ingiin
keeluuaarr"
Seketika itu juga
muncratlah air maniku
didalam vaginanya,
entah berapa kali
munceratnya aku nggak
tahu karena terlalu
nikmatnya dan diapun
masih mengoyang semakin
cepat. Seketika
itu juga tubuhnya mulai
menegang dan terasa
sekali vaginanya
berdenyut dan selang
beberapa lama keluarlah
cairan yang
sangat banyak sekali, aku
pun langsung
mengeluarkan penisku
yang sudah basah kuyup
ditimpa cairan cinta.
Mereka pun
berebutan menjilati sisa-sia
cairan yang masih ada
dipenisku,
Dahlia pun langsung
menjilati vaginanya
Miranda yang masih
mengalir cairan yang
masih menetes di
vaginanya. Akupun
melihat mereka seperti
kelaparan yang sedang
berebutan
makanan, setelah selang
beberapa lama aku mulai
memeluk Dahlia
dan aku pun mulai
mencium bibirnya dan
mulai turun ke lehernya
yang jenjang menjadi
sasaranku yang mulai
menari-nari
diatasnya.
"Ooohh.. Joko.. Geelli.."
desah Dahlia.
Serangan bibirku semakin
menjadi-jadi dilehernya,
sehingga dia
hanya bisa merem melek
mengikuti jilatan lidahku.
Miranda dan Karina
mereka asyik berciuman
dan saling menjilat
payudara mereka. Setelah
aku puas dilehernya, aku
mulai
menurunkan tubuhnya
sehingga bibirku sekarang
berhadapan
dengan 2 buah bukit
kembarnya yang masih
ketat dan kencang.
Aku pun mulai menjilati
dan sekali-kali aku gigit
puntingnya
dengan gigitan kecil yang
membuat dia tambah
terangsang lagi
dan dia medesah.
"Aaahh enak sekali Jok..
Terus Jok hisap terus Jok
enak Jok
aahh sstt.."
Dahlia pun membalasnya
dengan mencium bibirku
dengan nafsunya
dan setelah itu turun ke
pusar dan setelah itu dia
mulai
mengulum, mengocok,
menjilat penisku didalam
mulutnya. Setelah
dia puas aku kembali
menyerangnya langsung
ke arah lubang
vaginanya yang memerah
dan disekelilingi rambut-
rambut yang
begitu lebat. Aroma wangi
dari lubang
kewanitaannya, membuat
tubuhku berdesis hebat.
Tanpa menunggu lama
lagi, lidahku
langsung aku julurkan
kepermukaan bibir vagina.
Tanganku bereaksi untuk
menyibak rambut yang
tumbuh disekitar
selangkangannya untuk
memudahkan aksiku
menjilati vaginanya.
"Ssstt.. Jok.. Nikmat sekali..
Ughh," rintihnya.
Tubuhnya menggelinjang,
sesekali diangkat
menghindari jilatan
lidahku diujung clitorisnya.
Gerak tubuh Dahlia yang
terkadang
berputar-putar dan naik
turun, membuat lidahku
semakin
menghujam lebih dalam
ke lubang vaginanya.
"Joko.. Gila banget lidah
kamu.." rintihnya
"Terus.. Sayang.. Jangan
lepaskan.." pintanya.
Paha Dahlia dibuka lebar
sekali sehingga
memudahkan lidahku
untuk menjilatnya. Dahlia
menggigit bibir bawahnya
seakan
menahan rasa nikmat yang
bergejola dihatinya.
"Oohh.. Joko, aku nggak
tahan.. Ugh.." rintihnya.
"Joko cepet masukan penis
kamu aku sudah nggak
tahan nih,"
pintanya.
Perlahan aku angkat kaki
kanannya dan aku
baringkan ranjang
yang empuk itu. Batang
kemaluanku sudah mulai
mencari lubang
kewanitaannya dan sekali
hentak.
"Bleest.." kepala penisku
menggoyang vaginanya
Dahlia.
"Aowww.. Gila besar sekali
Jok.. Punya kamu," Dahlia
merintih.
Gerakan maju mundur
pinggulku membuat
tubuh Dahlia
mengelinjang hebat danm
sesekali memutar
pinggulnya sehingga
menimbulkan kenikmatan
yang luar biasa dibatang
kemaluanku.
"Joko.. Jangan berhenti
sayang.. Oogghh," pinta
Dahlia.
Dahlia terus
menggoyangkan
kepalanya kekanan dan
kekiri
seirama dengan penisku
yang menghujam dalam
pada lubang
kewanitaannya. Sesekali
Dahlia membantu
pinggulnya untuk
berputar-putar.
"Joko.. Kamu.. Memang..
Jagoo.. Ooohh,"
kepalannya bergerak ke
kiri dan ke kanan seperti
orang triping.
Beberapa saat kemudian
Dahlia seperti orang
kesurupan dan
ingin memacu birahinya
sekencang mungkin. Aku
berusaha
mempermainkan
birahinya, disaat Dahlia
semakin liar. Tempo
yang semula tinggi dengan
spontan aku kurangi
sampai seperti
gerakan lambat, sehingga
centi demi centi batang
kemaluanku
terasa sekali mengoyang
dinding vagina Dahlia.
"Joko.. Terus.. Sayang..
Jangan berhenti.." Dahlia
meminta.
Permainanku benar-benar
memancing birahi Dahlia
untuk mencapai
kepuasan birahinya. Sesaat
kemudian, Dahlia benar-
benar tidak
bisa mengontrol birahinya.
Tubuhnya bergerak hebat.
"Joko.. Aakuu.. Kelluuaarr..
Aaakkhh.. Goyang sayang,"
rintih
Dahlia.
Gerakan penisku kubuat
patah-patah, sehingga
membuat birahi
Dahlia semakin tak
terkendali.
"Jok.. Ooo..
Aaammpuunn," rintihnya
panjang.
Bersamaan dengan
rintihan tersebut, aku
menekan penisku dengan
dalam hingga mentok
dilangit-langit vagina
Dahlia. Aku
merasakan semburan
cairan membasahi seluruh
penisku.
Dahlia yang sudah
mendapat kedua
orgasmenya, sedangkan
aku
masih berusaha untuk
mencari kepuasan
birahiku. Posisi Dahlia,
sekarang menungging.
Penisku yang masih
tertancap pada lubang
vaginanya langsung aku
hujamkan kembali ke
lubang vaginanya
Dahlia.
"Ooohh.. Joko.. Kamu..
Memang.. Ahli.." katanya
sambil
merintih.
Kedua tanganku
mencengkeram pinggul
Dahlia dan menekan
tubuhnya supaya penisku
bisa lebih menusuk ke
dalam lubang
vaginanya.
"Dahlia.. Vagina kamu
memang enak banget,"
pujiku.
"Kamu suka minum jamu
yaa kok seret?" tanyaku.
Dahlia hanya tersenyum
dan kembali memejamkan
matanya
menikmati tusukan
penisku yang tiada
hentinya. Batang
kemaluanku terasa dipijiti
oleh vagina Dahlia dan hal
tersebut
menimbulkan kenikmatan
yang luar biasa. Permainan
sexku
diterima Dahlia karena
ternyata wanita tersebut
bisa
mengimbangi permainan
aku.
Sampai akhirnya aku tidak
bisa menahan kenikmatan
yang mulai
tadi sudah mengoyak
birahiku.
"Dahlia.. Aku mau..
Keluar.."kataku mendesah.
"Aku juga sayang.. Ooohh..
Nikmat terus.. Terus.."
Dahlia
merintih.
"Joko.. Keluarin didalam..
Aku ingin rasakan
semprotan..
Kamu.." pintanya.
"Iya sudah.. Ooogh..
Aaakhh.." rintihku.
Gerekan maju mundur
dibelakang tubuh Dahlia
semakin kencang,
semakin cepat dan
semakin liar. Kami berdua
berusaha mencapai
puncak bersama-sama.
"Joko.. Aku.. Aku.. Ngaak
kkuuaatt.. Aaakhh" rintih
Dahlia.
"Aku juga sudah.. Ooogh..
Dahh," aku merintih.
"Crut.. Crut.. Crut.."
spermaku muncrat
membanjiri vaginanya
Dahlia.
Karena begitu banyak
spermaku yang keluar,
beberapa tetes
sampai keluar dicelah
vagina Dahlia. Setelah
beberapa saat
kemudian Dahlia
membalikkan tubuhnya
dan berhadapan dengan
tubuhku.
"Joko, ternyata Yanti
benar, kamu jago banget
dalam urusan
sex. Kamu memang luar
biasa" kata Dahlia
merintih.
"Biasa aja kok Mbak, aku
hanya melakukan sepenuh
hatiku saja,"
kataku merendah.
"Kamu luar biasa.." Dahlia
tidak meneruskan kata-
katanya
karena bibirnya yang
mungil kembali
menyerang bibirku yang
masih termangu.
Segera aku palingkan
wajahku ke arah Karina
dan Miranda,
ternyata mereka sudah
tertidur pulas mungkin
karena sudah
terlalu lelah, dan akupun
tak kuasa menahan lelah
dan akhirnya
akupun tertidur pulas. Dan
setelah 4 jam aku tertidur
aku pun
terbangun karena ada
sesuatu yang sedang
mengulum batang
kemaluanku dan ternyata
Miranda sudah bangun
dan aku pun
menikmatinya sambil
menggigit bibir bawahku.
Dan kuraih
tubuhnya dan kucium
bibirnya penuh dengan
gairah dan akhirnya
kami pun mengulang
kembali sampai besok
harinya. Dengan
terpaksa aku menginap
karena pertarunganku
dengan mereka
semakin seru aja.
Ketika pagi telah tiba
akupun langsung ke
kamar mandi di ikuti
oleh mereka dan akupun
mandi bareng dan
permainan dimulai
kembali didetik-detik
ronde terakhir. Tanpa
terasa kami
berempat sudah naik
didalam bathup, kami
mandi bersama.
Guyuran air dipancurkan
shower membuat tubuh
mereka yang molek
bersinar diterpa cahaya
lampu yang dipancarkan
ke seluruh
ruangan tersebut. Dengan
halus, mereka
menuangkan sabun cair
dari perlengkapan bag
shop punya mereka. Aku
mengosok
keseluruh tubuh mereka
satu persatu, sesekali jariku
yang
nakal memilih punting
mereka.
"Ughh.. Joko.." mereka
merintih dan bergerak saat
aku
permainkan puntignya
yang memerah.
Sebelum aku meinggalkan
mereka, kami berempat
berburu
kenikmatan. Dan entah
sudah berapa kali mereka
yang sedang
membutuhkan
kehangatan mendapatkan
orgasme. Kami memburu
kenikmatan berkali-kali,
kami berempat memburu
birahinya yang
tidak kenyang.
Sampai akhirnya waktu
menunjukkan pukul 08.00
wib, dimana aku
harus berangkat kerja dan
pada jam seperti ini
jalanan macet
akupun mempercepat
jalannya agar tidak
terkena macet yang
berkepanjangan. Aku
meninggalkan Hotel H..
Sambil menikmati
sisa-sisa kenikmatan yang
sudah ditinggalkan oleh
permainan
tadi